Anda di halaman 1dari 7

KETENTUAN UJI KOMPETENSI

A. UU NO.20 THN 2003 TTG SISTEM PENDIDIKAN


NASIONAL

(1)
(2)

(3)

(4)

Bagian Ketiga
Sertifikasi
Pasal 61
Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.
Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap
prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan
setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi.
Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan
lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat
sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan
tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah

B. UU NO.12 THN 2012 TTG PERGURUAN TINGGI


Sertifikat Profesi dan Sertifikat Kompetensi
Pasal 43
(1)

Sertifikat profesi merupakan pengakuan untuk


melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan
profesi yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja
sama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau
organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan
profesi, dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

(2)

Sertifikat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bersama dengan

Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi


profesi yang bertanggung jawab terhadap mutu layanan
profesi, dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3)

Perseorangan,
organisasi,
atau
penyelenggara
Pendidikan Tinggi yang tanpa hak dilarang memberikan
sertifikat profesi.

(4) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
sertifikat
profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Pasal 44
(1)

Sertifikat
kompetensi
merupakan
pengakuan
kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan
keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di
luar program studinya.

(2) Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan
organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi
yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji
kompetensi.
(3) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat digunakan sebagai syarat untuk memperoleh
pekerjaan tertentu.
(4)

Perseorangan,
organisasi,
atau
penyelenggara
Pendidikan Tinggi yang tanpa hak dilarang memberikan
sertifikat kompetensi.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat kompetensi diatur


dalam Peraturan Menteri.

C. UU NO. 36 THN 2014 TTG TENAGA KESEHATAN


Pasal 21
(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan
profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.
(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi,
Iembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar
kompetensi kerja.
(4) Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disusun oleh Organisasi Profesi dan konsil masing-masing Tenaga
Kesehatan dan ditetapkan oleh Menteri.
(5) Mahasiswa pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Kompetensi yang
diterbitkan oleh PerguruanTinggi.
(6) Mahasiswa pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Profesi yang
diterbitkan oleh Perguruan Tinggi.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Uji Kompetensi
diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.

D. UU NO.38 THN 2014 TTG KEPERAWATAN


Pasal 16
(1) Mahasiswa Keperawatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan
profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.

(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) diselenggarakan


oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi
Perawat, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang
terakreditasi.
(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditujukan untuk
mencapai standar kompetensi Iulusan yang memenuhi standar
kompetensi kerja.
(4) Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disusun oleh Organisasi Profesi Perawat dan Konsil Keperawatan
dan ditetapkan oleh Menteri.
(5) Mahasiswa pendidikan vokasi Keperawatan yang lulus Uji Kompetensi
diberi Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi.
(6) Mahasiswa pendidikan profesi Keperawatan yang Iulus Uji Kompetensi
diberi Sertiltkat Profesi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Uji Kompetensi
diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.

E. UU
NO.20
THN
KEDOKTERAN

2013

TTG

PENDIDIKAN

Uji Kompetensi
Pasal 36
(1) Untuk menyelesaikan program profesi dokter atau dokter gigi,
Mahasiswa harus lulus uji kompetensi yang bersifat nasional sebelum
mengangkat sumpah sebagai Dokter atau Dokter Gigi.
2) Mahasiswa yang lulus uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memperoleh sertifikat profesi yang dikeluarkan oleh perguruan
tinggi.

(3) Uji kompetensi Dokter atau Dokter Gigi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran atau Fakultas
Kedokteran Gigi bekerja sama dengan asosiasi institusi pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi dan berkoordinasi dengan Organisasi
Profesi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan uji kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.
F. UU NO. 14 THN 2005 TTG GURU DAN DOSEN
BAB IV
GURU
Bagian Kesatu
Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi
Pasal 8
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 9
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma
empat.
Pasal 10
(1)Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 11
(1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang


memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
dan ditetapkan oleh Pemerintah.
(3)Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan
akuntabel.
(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
BAB V
DOSEN
Bagian Kesatu
Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi, dan Jabatan Akademik
Pasal 45
Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang
dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 46
(1)Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang
terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.
2) Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum:
a. lulusan program magister untuk program diploma atau program
sarjana; dan
b. lulusan program doktor untuk program pascasarjana.
(3)Setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa dapat
diangkat menjadi dosen.
(3)Ketentuan lain mengenai kualifikasi akademik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dan keahlian dengan prestasi

luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh


masing-masing senat akademik satuan pendidikan tinggi.

Pasal 47
(1)Sertifikat pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45 diberikan setelah memenuhi syarat sebagai berikut:
a. memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
b. memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan
c. lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada
perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
(2)Pemerintah menetapkan perguruan tinggi yang terakreditasi untuk
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan sesuai
dengan kebutuhan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat pendidik untuk dosen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan penetapan perguruan
tinggi yang terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai