Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
bisa akut,
disebabkan oleh invasi virus ke system saraf pusat dan/ atau oleh reaksi
inflamasi virus itu sendiri, atau pasca infeksi (acute disseminated
encephalomyelitis),
dimana
akan
terjadi
proses
autoimun
yang
otal.
dengan
Dilaporkan
adanya
bahwa
infllamasi
meningitis
pada
viral
disebut sebagai
meingens
dan
dan
ensefalitis
diidentifikasi pada 55% kasus dari 70% dan 25% dari 65% kasus.
Penyebabnya bisa kanrea arbovirus, virus herpes simpleks, influenza,
varisella zoster, Epstein-Barr, HIV, dan adenovirus.
Klasifikasi
1. Encephalitis Viral
Ensefalitis mencakup bervariasi dari proses kematian dan koma.
Proses radang terbatas pada jaringan otak saja, tetapi hamper selalu
mengenai
selaput
otak
juga
sehingga
seringkali
disebut
data
statistic
dari
214
ensefalitis,
54%
dari
2. ENSEFALITIS PRIMER
a. Ensefalitis herpes simpleks
Infeksi ini disebabkan oleh virus herpes yang mengenai
banyak neonatus. Akibat imunitas pasif alamiah yang didapat bayi,
mereka dapat bertahan hingga usia 6 bulan, setelah itu mereka
dapat mengidap ginggivo-stomatitis virus herpes simpleks. Infeksi
bisa hilang timbul dan mengendap pada perbatasan mukokutaneus
antara mulut dan hidung. Walaupun virus ini jinak, tetapi jika
neonatus tidak mendapat imunitas maternal terhadap virus herpes
simpleks atau apabila pada partus, neonates ketularan virus herpes
dari ibunya yang mengidap herpes genitalis, maka infeksi dapat
berkembang menjadi viremia. Ensefalitis merupakan sebagian dari
manifestasi viremia yang juga menimbulkan peradangan dan
nekrosis di hepar dan glandula adrenal.
Pada anak-anak dan orang dewasa, ensefalitis virus herpes
simpleks merupakan manifestasi reaktivasi dari infeksi laten. Dalam
hal ini, virus herpes simpleks berdiam di jaringan otak secara
endosimbiotik dan hanya ensefalitis saja yang bangkit. Reaktivitas
bisa disebabkan oleh factor-faktor yang tersebut di atas atau karena
penyinaran UV dan gangguan hormonal.
Kerusakan pada jaringan otak berupa nekrosis di substansia
alba dan grisea serta infark sistemik dengan infiltrasi limfositer
sekitar pembuluh darah intraserebral. Di dalam nucleus saraf
terdapat inclusion body yang khas bagi virus herpes simpleks.
Hal
yang
menjadi
ciri
khas
ensefalitis
virus
adalah
b. Ensefalitis arbovirus
Arbo virus atau arthropod bone virus merupakan penyebab
penyakit demamm dan adakalanya ensefalitis primer. Kutu dan
nyamuk dimana virus itu berbiak menjaid penyebarna. Tergolong
pada
arbo
virus
menyebabkan
adalah
demam
ensefalitis
dengue,
St.
demam
Louis,
kuning,
virus
yang
demam
kutu
emdorado.
Ciri khasnya adalah perjalanan penyakit yang bifasik. Pada
gelombang pertama gamabaran penyakitnya menyerupai influenza
yang dapat berlangsun 4-5 hari. Sesudah itu penderita merasa
sudah sembuh. Pada minggu ketiga demam ini bisa timbul kembali.
Demam
ini
merupakan
pendahuluan
dari
bangkitan
minggu
sampai
beberapa
bulan.
Jika
gejala-gejala
anjing.
Suara
berisik
dan
sinar
terang
sudah
dapat
Rash
MANIFESTASI KLINIS
(macular,
maculopapular,
petechial,
meningeal
second
generalized,
or
neurologic
phase.
although
symptoms
Encephalitis
focal
usually
seizures
and
frequently,
fatal
outcome,
with
agammaglobulinemia or hypogammaglobulinemia.
Enterovirus 71 associated with hand-foot-mouth
disease,
herpangina,
neurologic
disease
increased
intracranial
pressure,
becomes
bitemporal.
Encephalitis
with
irritability,
temperature
Herpes simplex
virus
Encephalitis
febrile,
instability,
beyond
focal
tremors,
anorexia,
bulging
fontanelle.
neonatal
encephalitis
period
with
typically
necrosis
and
temporal
lobe
seizures,
other
focal
bizarre
behavior,
personality
altered
consciousness,
seizures,
rapid
Human
herpesvirus 6
Meningoencephalitis
seizures.
focal
May
encephalitis.
be
and
mimic
herpes
Acute
disseminated
encephalomyeliti
s (postinfectious
encephalitis)
Diagnosis
1. Anamnesis
Gejala berupa :
2. Pemeriksaan fisis
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Ensefalitis
gula darah,
elektrolit darah,
biakan darah
Tekanan
Protein
Sel
Diff.TEL
Gula
b.
: normal
Tatalaksana
Agen Antiviral
Prognosis
o Mortalitas tinggi, 35-50%.
o 20-40% di antara anak yang hidup mengalami :
gerakan koreoatetoid,
gangguan penglihatan,
retardasi mental,
gangguan watak,
epilepsi.