KATA PENGANTAR
Pengangkatan Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian Nomor: 339/Kpts/KP.330/11/2005 tanggal 15 Nopember 2005,
dan dilantik pada tanggal 17 Nopember 2005. Amanah tersebut telah
berakhir pada tanggal 6 September 2010.
Mengucap syukur ke hadirat Allah SWT, memori serah terima
jabatan Kepala BBSDLP ini telah diselesaikan. Dalam memori serah
terima ini disajikan hasil kegiatan yang telah dicapai maupun yang sedang
berjalan dalam periode Nopember 2005 hingga Agustus 2010 dalam
bentuk success story penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan
pertanian periode 2005-2009 dan program 2010-2014.
BBSDLP
mempunyai
tugas
melaksanakan
dan
mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan
pertanian yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanah (Balittanah),
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) Balai Penelitian
Pertanian Lahan Rawa (Balitra), dan Balai Penelitian Lingkungan
Pertanian (Balingtan) sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.
300/kpts/OT. 140/7/2005 tanggal 25 Juli 2005.
Program dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Strategis
(Renstra) BBSDLP 2005-2009 telah berakhir dan telah memasuki tahun
pertama Renstra 2010-2014. Untuk itu disusun Laporan Success Story
2005-2009 dan Program 2010-2014. Penyusunan Success Story dan
Lesson Learn 2005-2009 didasarkan pada kinerja Renstra 2005-2009,
sedangkan program 2010-2014 didasarkan pada penyesuaian lingkungan
strategis terkini yang tercantum dalam Renstra BBSDLP 2010 2014.
Hasil-hasil yang telah dicapai merupakan partisipasi aktif dari para
pejabat struktural, kelompok peneliti, laboratorium, administrasi, unit kerja
pendukung lainnya, dan kerjasama penelitian dengan organisasi nasional
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................
iii
vii
ix
I.
PENDAHULUAN.....................................................................
1.1. Latar Belakang ...............................................................
1.2. Tujuan ............................................................................
1.3. Ruang Lingkup ..............................................................
1
1
3
4
5
5
9
10
10
11
12
13
13
iii
13
14
49
49
51
57
57
58
59
59
Halaman
3.4.1. Pengelolaan dan Pengembangan SDM .............
3.4.2. Pengelolaan Sarana/Fasilitas/Aset ....................
3.4.3. Perkembangan dan Pengelolaan Anggaran/
Keuangan, PNBP ...............................................
3.5. Manfaat dan Dampak Hasil Litbang SDLP.....................
3.5.1. Initial Impact .......................................................
3.6. Terbengkalai .................................................................
59
62
73
73
75
79
79
83
86
86
87
89
90
92
92
93
95
102
102
102
103
VI. PENUTUP...............................................................................
104
iv
65
69
69
71
75
75
79
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
41
Tabel 2.
44
45
50
Tabel 5.
51
Tabel 6.
53
Tabel 7.
60
60
61
61
62
63
63
65
66
67
67
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 8.
Tabel 9.
Halaman
Tabel 18. Realisasi anggaran lingkup BBSDLP selama periode
2005-2009 ...................................................................
68
100
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
16
Gambar 2.
17
Gambar 3.
18
Gambar 4.
19
20
21
222
23
24
25
26
27
29
30
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
vii
Halaman
Gambar 15. Peta kesesuaian lahan tingkat semi detail untuk
jarak pagar (atas) dan asparagus (bawah) di
Kabupaten Blora .....................................................
31
32
33
35
36
37
39
41
90
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
105
Lampiran 2.
112
115
Lampiran 3.
ix
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Evaluasi kinerja dalam bentuk Success Story setiap periode
tertentu tentu diperlukan dalam rangka menilai hasil kegiatan atau
program kerja (Renstra) yang sekaligus sebagai pertanggungjawaban
setiap pejabat dan tim manajemennya yang dikemas dalam bentuk
memori serah terima jabatan. Evaluasi kinerja dan pertanggungjawaban
ini juga diperlukan sebagai referensi dalam penyusunan dan pelaksanaan
Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
(Litbang SDLP) dan upaya perbaikan terhadap berbagai aspek
manajemen sumberdaya dan fasilitas penelitian di masa yang akan
datang.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian (BBSDLP) yang sebelumnya bernama Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklimat (Puslitbangtanak), selain
melaksanakan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan
pertanian berdasarkan Permentan No. 300/Kpts/OT.140/7/2005, pada
tahun 2005 dan Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No.
157/kpts/OT.160/ J/7/2006, juga mengkoordinasikan kegiatan dan
pelaksanaan tupoksi Balai Penelitian Tanah (Bilittanah), Balai Penelitian
Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
(Balitklimat) dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan).
Program yang paling menojol pada era 2005-2009 dicirikan oleh
program peningkatan produksi dan pencapaian swesembada pangan
yang antara lain dikemas dalam Program Peningkatan Produksi Beras
Nasional (P2BN), dengan lima komoditas unggulan. Selain itu, program
pengembangan bioenergi dan pengembangan kawasan hortikultura, dan
antisipasi perubahan iklim juga sangat menonjol. Berbagai kegiatan dan
hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian
dan perangkat uji tanah lahan rawa dan tanaman perkebunan. Selain itu,
pemanfaatan sumberdaya lahan dan pengembangan areal pertanian, isu
dan fenomena variabilitas dan perubahan iklim serta kerusakan
lingkungan menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan pertanian di
masa yang akan datang.
1.2. Tujuan
Memori jabatan dalam bentuk success story ini adalah dalam
rangka serah terima jabatan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
Prof. Dr. Ir Irsal Las, MS sebagai Kepala BBSDLP, dari tanggal 15
November 2005 hingga 6 September 2010. Tujuan utama penyusunan
success story ini adalah:
(a) mengevaluasi kinerja penelitian dan pengembangan sumberdaya
lahan pertanian, termasuk seluruh kegiatan pendukung yang terkait
dengan sumberdaya penelitian periode 2005-2009;
(b) mengevaluasi dan mengkompilasi hasil penelitian dan pengembangan
sumberdaya lahan pertanian, baik melalui program in-house (DIPA)
maupun kerjasama dan kemitraan penelitian periode 2005-2009;
(c) mengevaluasi dampak dan potensi hasil utama penelitian dan
pengembangan sumberdaya lahan pertanian periode 2005-2009;
(d) menginformasikan
program
penelitian
dan
sumberdaya lahan pertanian periode 2010-2014.
pengembangan
(e) Menginformasikan
kemajuan
dan
perkembangan
program
pembangunan kantor baru BBSDLP dan Balittanah di Kampus Litbang
Pertanian Cimanggu, Bogor.
Degradasi Lahan dan Lingkungan Pertanian. Selama tahun 20052009, terjadi puluhah kasus bencana alam berupa longsor dan/atau
banjir yang disebabkan degradasi lahan pertanian dan kawasan
hutan/DAS. Selain sebagai akibat salah urus dalam pengelolaannya
(yang tidak bijaksana), hal tersebut juga disebabkan minimnya
tindakan atau upaya konservasi dalam sistem usaha tani, terutama
pada lahan pegunungan.
j.
10
11
2.3.3. Anggaran
Reformasi di bidang keuangan juga terjadi pada periode 20052009. Tahun Anggaran 2005 adalah awal diberlakukannya pengelolaan
keuangan negara berbasis kinerja, yang tidak lagi membedakan antara
Anggaran Pembangunan dan Anggaran Rutin. Pelaksanaan pengelolaan
keuangan negara berbasis kinerja menyatukan program anggaran
menjadi unified budget yang ditangani langsung oleh Kuasa Penguna
Anggaran, dan dijabat oleh Kepala Satuan Kerja.
Pengelolaan anggaraan secara unified budget menciptakan
efisiensi dan efektivitas karena dilaksanakan dengan metode satu pintu
sehinga peluang terjadinya duplikasi anggaran dapat dihindari.
12
13
14
15
16
17
18
Gambar 4.
Manfaat
Pewilayahan Komoditas
Deskripsi : Peta ini disajikan dalam bentuk lembaran yang dilengkapi
dengan naskah yang berisi informasi mengenai kesesuaian
lahan untuk komoditas pertanian, arahan pewilayahan
komoditas secara spasial (terdiri atas tanaman pangan lahan
basah, tanaman pangan lahan kering, tanaman sayuran,
tanaman perkebunan dan tanaman buah-buahan tahunan),
sebaran dan luasannya.
Peta
pewilayahan
komoditas
pertanian
disusun
berdasarkan kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan
daerah dan komoditas strategis pada lahan di kawasan
budidaya pertanian (APL) dan kawasan hutan yang dapat
19
dikonversi
(hutan
produksi
konversi),
dengan
mempertimbangkan keadaan penggunaan lahan pada saat
peta disusun. Peta ini disajikan dalam skala 1:250.000,
tersedia untuk tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi,
dan Riau.
Gambar 5.
Manfaat
20
Gambar 6.
Manfaat
Gambar 7.
Manfaat
23
Manfaat
: Sebagai
dasar
perencanaan
alternatif
percepatan
pembangunan pertanian di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Peta Lahan Sawah Potensial untuk Model Pengembangan Padi IP400 di Jawa
Deskripsi :
24
Deskripsi : Peta lahan sawah utama adalah peta lahan sawah yang
menggambarkan kualitas lahan sawah berdasarkan status
irigasi, indeks pertanaman (IP) dan produktivitas padi sawah
sebagai kriteria biofisik. Peta ini disusun per provinsi pada
skala 1:250.000, berisi informasi mengenai kelas lahan
sawah utama (status irigasi, IP, dan produktivitas), sebaran,
dan luasannya.
Manfaat
25
Deskripsi
Manfaat
27
28
Gambar 13. Peta kesesuaian lahan semi detail untuk tanaman kedelai di
Lampung Timur dan Aceh Jaya
Manfaat
29
Gambar 14. Peta kesesuaian lahan semi detail untuk tanaman kedelai di
Lampung Tengah
: Peta ini berisi penyebaran dan luas lahan yang sesuai dan
dapat digunakan untuk pengembangan komoditas tertentu di
tingkat kabupaten.
30
Gambar 15. Peta kesesuaian lahan tingkat semi detail untuk jarak pagar
(atas) dan asparagus (bawah) di Kabupaten Blora
Arahan Pengembangan Komoditas Spesifik Lokasi
Deskripsi : Untuk mendukung pelaksanaan program Prima Tani, telah
dilakukan identifikasi potensi sumberdaya lahan pada skala
1:25.000-1:50.000 di 192 lokasi (tahun 2005-2007) yang
menyajikan peta potensi sumberdaya lahan dan peta arahan
pengembangan komoditas spesifik lokasi, termasuk
rekomendasi pengelolaan lahan (rekomendasi pemupukan dan
konservasi).
31
Manfaat
32
34
Gambar 18. Salah satu halaman software CDI untuk evaluasi lahan
Software Site and Horizon versi 1 Windows (Beta)
Deskripsi : Software sistem pengelolaan database tanah secara digital
yang dikenal sebagai Soil Database Management (SDBM)
dapat dijalankan dalam lingkungan Windows, mendukung
trend sistem jaringan, user friendly, dan dapat digunakan
oleh masyarakat yang lebih luas. Software ini merupakan
alat bantu yang diperlukan dalam pengelolaan database agar
lebih efektif dan efisien, memiliki kompatibiltas yang tinggi
dengan sistem yang digunakan masyarakat saat ini, dan
dapat mendukung sistem yang berkembang secara jaringan.
Software terdiri atas dua sistem user, yaitu Admin dan
Operator. Sistem juga akan berinteraksi dengan tiga aplikasi
yang berbeda, yaitu aplikasi Sistem Informasi Geografi (GIS),
Aplikasi Mapping Unit (RSS), dan Aplikasi Soil Data
Preparation for Land Evaluation (SDLPE).
35
Gambar 19. Halaman Site Information pada software Site & Horizon
Manfaat
36
37
38
39
Hasil
Produk
Nama
1.
Tool/Perangkat Uji
2.
Software
SPLaSH
3.
Pupuk Anorganik
3.
Pupuk Organik
Tithoganik
4.
Pembenah Tanah
Beta
5.
Pupuk Hayati
Gambar 22. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dalam keadaan tertutup
(kiri) dan bagian dalamnya (Kanan)
41
Perangkat Uji Tanah Sawah ini telah diproduksi secara massal dan sudah
tersebar di seluruh Indonesia. Alat ini disebarkan oleh Pemerintah melalui
Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air untuk mendukung
Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Sebagian besar
Dinas Pertanian sudah menggunakan perangkat ini.
Deskripsi : Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) merupakan alat bantu
analisis hara tanah di lapangan, terdiri atas: (a) satu set
larutan ekstraksi untuk penetapan N, P, K dan pH, (b)
peralatan pendukung, (c) bagan warna N, P, K, dan pH, (d)
bagan warna daun (BWD), dan (e) buku petunjuk
penggunaan. PUTS dapat digunakan untuk analisis contoh
tanah sebanyak 50 sampel.
Manfaat
Beta
Deskripsi : Beta merupakan formula pembenah tanah
berbahan dasar organik dan mineral yang telah terbukti
mampu mempercepat proses rehabilitasi (pemulihan)
tanah terdegradasi.
Manfaat : Memperbaiki sifat tanah, terutama struktur
tanah, kemampuan tanah memegang atau menjerap
air, status bahan organik tanah, KTK (kapasitas tukar
42
43
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
44
Uraian
1.
2.
3.
4.
5.
a. Paket teknologi budidaya dan sistem pengelolaan hara dan air untuk
tanaman padi di lahan gambut
c. Paket pengelolaan hara dan air untuk padi, palawija, dan jeruk di
lahan rawa pasang surut eks PLG sejuta hektar di Kalteng
45
d. Paket pengelolaan hara dan air untuk padi, palawija, dan jeruk di
lahan rawa lebak berbasis pola tanam campuran (mix farming)
e. Paket pengelolaan hara dan air untuk tanaman sayuran di lahan rawa
pasang surut sulfat masam
Produk formula dalam bentuk pupuk organik, pupuk hayati,
insektisida nabati, biofilter dan perangkat lunak (softwere)
46
b. Model Prediksi Debit: Model Debit Sesaat (MAPDAS) dan Model Debit
Harian (MODDAS)
47
48
Dalam negeri
Pemerintah
Swasta
11
7
13
5
8
44
8
52
22
6
88
Luar negeri
4
15
5
1
25
Jumlah
23
74
40
5
15
157
50
Sumber DIPA
APBN (Rp)
Sumber
kerjasama (Rp)
33.335.977.000
33.632.233.000
46.821.205.000
43.151.696.000
51.660.777.000
208.602.888.000
2.589.651.176
4.130.350.276
2.779.497.290
5.331.342.292
5.323.054.467
20.153.895.501
Jumlah (Rp)
35.929.628.176
37.762.583.276
49.600.702.290
48.483.038.292
56.983.831.467
228.759.783.501
Kontribusi
kerjasama
(%)
7,21
10,94
5,60
11,00
9.34
8.81
M-Dec
b.
Bio-Nutrient
c.
Nodulin
d.
Biobus
e.
DSA
52
53
54
55
56
57
58
59
2005
2006
2007
2008
2009
<S1
S1
S2
S3
361
159
84
32
358
150
83
37
397
135
81
37
394
124
81
38
371
129
73
39
2005
2006
2007
2008
2009
<26
10
26-35
37
42
48
48
54
36-40
73
63
77
69
75
41-45
159
139
131
111
95
46-50
227
214
201
201
194
51-55
116
140
161
165
167
56-60
17
20
20
20
17
61-65
13
10
60
2005
2006
2007
2008
2009
Golongan IV
77
81
84
86
82
Golongan III
383
372
355
354
339
Golongan II
143
144
181
164
156
Golongan I
33
31
30
33
35
2005
2006
2007
2008
2009
17
59
55
25
13
63
58
25
20
56
50
25
20
55
50
23
22
53
43
26
2005
2006
2007
2008
2009
Penyelia
11
58
66
66
73
Pelaksana Lanjutan
37
87
70
52
36
Pelaksana
46
Pertama
23
62
Tahun
1
2
3
4
5
2005
2006
2007
2008
2009
Nilai Aset
Total
Tidak Bergerak
15.050.147.633
31.334.724.385
42.160.895.082
102.310.476.678
141.691.932.697
Bergerak
4.249.951.767
9.339.597.216
13.967.888.516
74.547.254.267
113.627.558.632
12.359.549.666
24.942.805.369
33.289.821.766
34.424.923.211
28.064.374.065
63
Status Akreditasi
Terakreditasi
Belum Terakreditasi
Belum Terakreditasi
Terakreditasi
No.
Jenis Laboratorium
Jenis Pelayanan
Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (BALINGTAN)
1 Laboratorium GRK (Gas
Analisis Gas CHA dan
Rumah Kaca)
N2O
2 Laboratorium Terpadu
Analisa Residu
Pestisida
3 Laboratorium Pestisida
Pestisida Bahan
Agrokimia
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA)
1 Laboratorium Teknologi
Identifikasi Pasca
Hasil
Panen
2 Laboratorium Pemuliaan/ Identifikasi Perbenihan,
Benih
Karakteristik Plasma
Nutfah Padi Lokal
3 Laboratorium Tanah
Analisis Tanah,
Tanaman dan Air
4 Laboratorium Biologi
Identifikasi Hama dan
Penyakit
Status Akreditasi
Belum Terakreditasi
Dalam Proses
Akreditasi
Belum Terakreditasi
Belum Terakreditasi
Belum Terakreditasi
Belum Terakreditasi
Belum Terakreditasi
64
65
Jenis Pengeluaran
Jumlah
Belanja Pegawai Belanja Barang
Modal
2005
20.106.071.000 13.179.901.000
5.408.228.000 38.694.200.000
2006
23.367.085.000 10.811.807.000
4.808.432.000 38.987.324.000
2007
27.902.182.000 12.183.205.721
7.566.753.000 47.652.140.721
2008
30.317.600.000 11.327.159.000
3.200.472.000 44.845.231.000
2009
30.854.727.000 16.795.657.000
8.827.042.000 56.477.426.000
Jumlah
132.547.665.000 64.297.729.721 29.830.927.000 226.656.321.721
Tahun
66
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
Jumlah
Jumlah
Pagu
38.694.200.000
38.987.324.000
47.652.150.721
44.845.231.000
56.477.426.000
226.656.321.721
Realisasi
32.132.586.850
33.311.509.567
41.131.097.601
42.720.365.409
55.284.887.317
204.580.445.744
No.
Tahun
2005
366,000,000
553,400,629
2006
420,850,000
455,101,262
Target
Realisasi
2007
384,822,000
823,428,471
2008
927,502,000
1,433,265,197
2009
1,246,654,000
1,638,734,733
67
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Jenis Pengeluaran
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Mengikat
Tidak Mengikat
Mengikat
Tidak Mengikat
13.335.668.904
4.170.425.296 1.161.184.917
9.954.853.487
12.945.743.057
6.167.865.849 2.465.085.217
7.676.086.532
20.156.913.952
3.302.440.200 1.580.115.500
8.678.978.449
25.132.384.699
3.536.991.900 1.791.973.898
9.030.223.897
30.864.197.000
- 3.414.722.571
12.917.851.646
102.614.907.612 17.177.723.245 10.413.082.103
48.257.994.011
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Jenis Pengeluaran
Modal
Mengikat
Tidak Mengikat
1.814.623.710
1.814.623.710
Jumlah
3.510.454.246
32.132.586.850
2.242.105.202
33.311.509.567
7.412.648.500
41.131.096.601
3.048.791.015
42.540.365.409
8.088.116.100
55.284.887.317
24.302.115.063 204.580.445.744
68
70
3.6. Terbengkalai
Selama periode 2005-2009, tidak semua kegiatan, program dan
harapan dapat dilaksanakan dengan sukses. Hal tersebut terjadi karena
berbagai kendala, baik yang bersifat teknis, ketersediaan dana maupun
manajemen. Tolok ukur terbengkalainya kegiatan, program dan harapan
BBSDLP umumnya berupa tidak tercapaiannya volume pekerjaan yang
sudah direncanakan/diprogramkan.
Hal ini sangat nampak ketika
output/keluaran setiap kegiatan dinyatakan secara kuantifikasi.
Salah tugas BBSDLP adalah melaksanakan kegiatan inventarisasi
potensi sumberdaya lahan pada tingkat tinjau (skala 1 : 250.000). Adalah
suatu hal yang sangat ironis, ketika lembaga ini (sebelumnya bernama
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat) berumur
lebih dari 107 tahun, pemetaan tanah tinjau di Indonesia belum selesai
terutama di Kawasan Timur Indonesia yang mencapai sekitar 25% dari
seluruh daratan Indonesia. Daerah-daerah yang belum dipetakan
umumnya adalah daerah yang sulit dijangkau karena kondisi topografi,
dan keterbatasan aksesebilitasnya. Pada periode 2010-2014, pemetaan
tanah tingkat tinjau harus dapat diselesaikan, yaitu dengan memanfaatkan
teknologi remote sensing dari citra dan pemanfaatan Model Elevasi Digital
(Digital Elevation Models).
Peta-peta (data spasial) sumberdaya tanah di BBSDLP sebagian
besar sudah dibuat dalam bentuk digital yang berbasis GIS (Geographical
Information System). Pemanfaatan teknologi GIS untuk pemetaan tanah
dimulai sejak adanya LREPP I (Land Resources Evaluation Planning
Project Part I) pada sekitar tahun 1985an. Salah satu tujuan dari
digunakannnya teknologi GIS dalam program ini adalah: bahwa data
hasil pemetaan tanah tinjau di Sumatera dengan mudah dapat diakses
oleh stakeholder secara tekomputerisasi, bahkan melalui internet.
Namun demikian semua data yang sudah terkomputerisasi, karena sistem
penyimpanan yang tidak baik, menyebabkan data yang sudah terkumpul
tidak dengan mudah diakses oleh stakeholder, termasuk oleh para peneliti
71
72
73
76
I.
77
78
4.4.
79
4.
5.
6.
7.
8.
9.
81
82
f.
g. Water sharing
h. POPs, data belum ada
5. Keterbatasan dan aksesibilitas data
a. Data sumberdaya lahan, air, dan iklim belum lengkap
b. Pemetaan peta tanah belum lengkap
c. Akses data iklim
d. Disparitas data lahan tersedia
6. Pupuk dan pembenah tanah
a. Efisiensi rendah
b. Rekomendasi pemupukan komoditas di luar tanaman pangan
4.4.2. Program Diseminasi dan Alih Teknologi
Dalam periode 2010 2014, orientasi diseminasi terfokus kepada
dua hal, yang berdampak terhadap impact recognition dan scientific
recognition. Dalam kaitan impact recognition, diseminasi lebih difokuskan
pada teknologi dan hasil terapan yang dapat diaplikasikan langsung oleh
stakeholders, antara lain: (1) Teknologi dalam bentuk produk (formula, kit,
software) yang dapat mendukung program utama dan strategis
Kementerian Pertanian, (2) Rekomendasi teknologi sumberdaya lahan
pertanian dan (3) Rekomendasi kebijakan dan policy brief.
Diseminasi yang berdampak terhadap scientific recognition,
difokuskan pada diseminasi dalam bentuk publikasi ilmiah (pada jurnal
nasional dan internasional), scientific exchange, dan tebar teknologi dan
hasil penelitian pada website.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian dan BalitBalitnya telah menghasilkan banyak teknologi unggulan dan bahan
kebijakan, namun adopsinya belum optimal sehingga diseminasinya perlu
83
84
85
86
89
50-60%
Impact recoqnition
Scientific recoqnition
INTERNAL BUDGET
EKSTERNALBUDGET
KERJASAMADN DAN LN
90
91
5.2. Justifikasi
Rencana pemindahan lokasi BB Litbang SDLP dan Balittanah
telah mulai digagas dan dipersiapkan sejak tahun 1993/1994, yaitu
melalui Pembangunan Tukar Guling dengan pihak ketiga, namun karena
berbagai kendala administrasi dan kebijakan tentang pengalihah asset
serta memprtimbangkan nilai sejarah gedung tersebut, maka rencana
tersebut tidak dilanjutkan.
Namun karena beban tugas BB Litbang SDLP dan Balittanah
semakin meningkat selaras dengan perkembangan lingkungan startegis
masalah sumberdaya lahan, dan di sisi lain kondisi bangunan dan lokasi
yang makin tidak layak dan kondusif relokasi kantor makin diperlukan.
Apalagi untuk mendukung Visi BBSDLP terkait dengan Visi Badan
Litbang, yaitu untuk menjadi lembaga penelitian yang handal di
bidang sumberdaya lahan yang brekelas dunia.
Beberapa justifikasi lain yang melatarbelakangi usulan dan
rencana pemindahan kantor tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Lokasi kantor di Jl. Ir. H. Juanda sudah tidak layak lagi dipergunakan
sebagai kantor suatu lembaga penelitian, mengingat bahwa lokasi
tersebut berada ditengah-tengah kawasan niaga, yaitu pasar
tradisional dan pusat perbelanjaan serta kawasan Wisata Kebun Raya
Bogor, yang sangat tidak kondusif bagi kegiatan penelitian, seperti:
kemacetan, masalah keamanan, kebersihan, ketenangan dan
kenyamanan kerja, mendorong penuruan etos kerja dan kedisiplinan
pegawai, dll.
2. Luas bangunan dan ruang kerja BBSDLP dan Balittanah sekitar 6.154
M2 dengan luas tanah 4.326 M2 yang digunakan oleh sebanyak 395
orang, dengan luas rata-rata ruang kerja 5-6 M2 per pegawai termasuk
untuk fasilitas pendukung (laboratorium, perpusatakaan, ruang rapat,
mushalla, Museum Tanah, dll), suatu luasan yang sangat tidak
93
95
97
98
99
Tabel 19. Rencana dan realisasi biaya pembangunan gedung kantor Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian (BBSDLP) dan Balai Penelitian Tanah (BALITTANAH) di Cimanggu Bogor
No.
1.
2.
3.
4.
Gedung/Fasilitas
Fisik Gedung Dan
Fasilitas
Perencanaan
- Perencanaan dan desain
- Pengawasan berkala
Pengawasan Konstruksi
Pengelolaan Kegiatan
Total
Pagu
Sisa Dana
2008
2009
x Rp. 1000,4.169.270
543.796
543.796
543.796
700.000
156.204
2010
9.499.509
2 unit gedung (1
2 unit lanjutan, 2 unit
gedung 70%, 1 gedung baru dan 1 unit
struktur dan atap)
pondasi, jaringan listrik
luar gedung 30%.
26.593
50.000
26.593
50.000
112.552
196.700
140.232
211.850
4.448.647
9.958.059
5.000.000
10.000.000
551.353
41.941
100
Lanjutan Tabel 19
No.
Gedung/Fasilitas
1.
2.
Perencanaan
- Perencanaan dan desain
- Pengawasan berkala
Pengawasan Konstruksi
Pengelolaan Kegiatan
Total
Pagu
Sisa Dana
3.
4.
2011
TOTAL
x Rp. 1000,17.924.202 31.592.981
12 unit gedung (+
4.430 m2), Jalan,
saluran, jaringan listrik,
air, limbah, pemadam
kebakaran, genset, dll.
89.424
709.813
543.796
89.424
166.017
432.750
742.002
303.624
655.706
18.750.000 33.700.502
18.750.000 34.450.000
0
749.498
101
5.4. Penutup
5.4.1. Dasar Pertimbangan Museum & Diorama
Sangat Kaya dan beragamnya budaya, teknologi, artifact dan alat- alat
pertanian nasional (Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai
Rote).
Hingga saat ini Badan Litbang (Deptan) belum memiliki suatu Museum
Pertanian (kecuali museum tanah di BBSDP/Balittanah).
Materi berupa :
o
102
2008
2010
103
VI. PENUTUP
Walaupun banyak informasi dan inovasi teknologi sumberdaya
lahan yang dihasilkan tetapi masih sangat banyak yang harus dilakukan,
baik dalam upaya perbaikan dan penajaman program, peningkatan mutu
hasil penelitian dan menyelesaikan kegiatan yang harus dilaksanakan.
Komunikasi dan Koordinasi secara internal dengan Balit-Balit dan
secara eksternal dengan seluruh Puslit/BB, Balit Komoditas dan BPTP,
Perguruan Tinggi serta stake holder lainnya sangat menentukan
kelancaran dan kinerja litbang SDLP.
Terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada Bapak
Menteri Pertanian, dan Kepala Badan Litbang Pertanian, yang telah
memberikan tugas dan kepercayaan kepada BBSDLP untuk dapat ikut
berkontribusi dalam mendukung pembangunan pertanian. Terima kasih
Kepada Sekretaris Badan Litbang Pertanian, para Kepala Puslit/Balai
Besar, Balit, dan BPTP serta seluruh stake holder dan mitra atas
kerjasamanya dalam mendukung pelaksanaan tugas BBSDLP.
Penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya
disampaikan kepada seluruh staf BBSDLP, Kepala dan staf Balittanah,
Balitklimat, Balitra, dan Balingtan yang telah bahu-membahu dalam
melaksanakan tugas serta dalam proses pembuatan laporan ini.
Semoga Laporan dan Success stroy ini ini bermanfaat.
104
Jumlah
10
77
10
108
105
106
F.
Teknologi
Aplikatif
Sedang
Divalidasi
Teknologi
Prospektif
PUTS
(Perangkat Uji Tanah
Sawah)
PUP
(Perangkat Uji
Pupuk) Hara
Sekunder
PUHT
(Perangkat Uji
Hara Tebu)
PUPO
(Perangkat Uji
Pupuk Organik)
PUTK
(Perangkat Uji Tanah
Kering)
TITHOGANIK
(Pupuk Organik)
PUGAM (Pupuk
Gambut)
Betahumat
(Pembenah
Tanah)
PUP
(Perangkat Uji Pupuk)
BETA
(Pembenah
Tanah)
Urea Slow
Realease
Coating Arang
Aktif)
Biocharhumat
(Pembenah
Tanah)
M-Dec (Dekomposer
kompos)
SMART (Bakteri
Penambat N
Graminae)
Formula
Plus
Teknologi
Remediasi
Nodulin (Bakteri
penambat N kedelai)
PKDSS
(Software
Rekomendasi
Pupuk)
PUTS-Lahan
Rawa
(Rekomendasi
pupuk padi)
BioNutrient (Pupuk
hayati)
Teknologi
Informasi
Rekomendasi
Pupuk Berbasis
Website
AWS Telemetri
DSA
(Decomposer
Super Aktif)
Biobus
(Smesh
Bakteri Penambat
Legume)
NPK
=
N
107
Bahan Alami
Penghambat
Nitrifikasi
Sedang Divalidasi
TARACIDA (Insektisida
Nabati, asal tumbuhan
rawa)
BIOSURE (Mikroba
Pereduksi Sulfat)
Teknologi Prospektif
ORGANAWAPLUS
(Formula Pupuk Organik
untuk padi dan jagung di
pasang surut)
Peta Potensi &
Karakteristik Biofisik
Lahan Pasang Surut dan
Lebak Kalsel
Teknologi Fertigasi
Sayuran di Lahan Rawa
Teknologi Pelapisan
Pupuk Urea dengan
Arang Aktif
Teknologi Pembuatan
Arang (Pirolisis) Ramah
Lingkungan.
BIOTARA (Dekomposer
Pupuk Hayati Rawa)
108
Sedang Divalidasi
Teknologi Prospektif
Ameliorasi Pengelolaan
Padi di Tanah Gambut
untuk Menekan GRK
Dinamika Hidrometeorologi
Lahan Rawa
Rekomendasi Dosis
dan Interval Irigasi
Pompa pada Lahan
Kering
Informasi Ketersediaan
DAS Ciliwung Cisadane
dan Citarum
AWS Telemetri
109
I.
Sedang Divalidasi
Teknologi Prospektif
Peta ketersediaan
lahan dan pewillayahan
komoditas di Jambi
Teknologi Pencetakan
Sawah di Lahan Bekas
Tambang Timah
Teknologi Pencetakan
Sawah di Lahan Bekas
Tambang Batu Bara
Wilayah Potensial
Pengembangan IP 400
di Jawa
Peta Potensi
Penghematan Pupuk AnOrganik dan
Pengembangan Pupuk
Organik (Peta SRI dan
PTT)
Sedang Divalidasi
TITHOGANIK (Pupuk
Organik)
Software/Tool :
GEOSPLASH,
110
Teknologi Prospektif
Identifikasi Lahan Rawan
Longsor
111
112
113
114