Anda di halaman 1dari 9

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Paket Pekerjaan

Pembangunan Jalan Produksi Kebun Kegiatan


Pembangunan Kebun Karet Rakyat di
Kabupaten Aceh Tamiang

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
Penyiapan Badan Jalan
Timbunan Pilihan
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregat Kelas C

Penawar akan melaksanakan seluruh item pekerjaan diatas dengan tahapan


pelaksanaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan, pemakaian bahan dan
jadwal peralatan.

B. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Divisi 1. Umum
1. Mobilisasi
1. Mobilisasi
Mobilisasi alat akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan kebutuhan
lapangan. Untuk menjaga efisiensi jam kerja alat. Alat yang sudah selesai
pemakaiannya akan segera di demobilisasikan setelah mendapat persetujuan
Direksi. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal dalam program kerja,
Pekerjaan Persiapan, dari pengadaan Bahan, Alat dan tenaga Kerja serta barak
untuk tempat tinggal pekerja. Tahap-tahap pengirimannya dilakukan menurut
intensitas tingkat kebutuhan dan kemajuan pekerjaan sedangkan personil inti
segera dikirim ke lapangan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja.
Pekerjaan Persiapan mencakup langkah-langkah awal dimulainya pekerjaan pada
sebuah proyek, dimana waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini kurang lebih
2 (dua minggu), adapun jenis pekerjaan yang dipersiapkan adalah :
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan serta Tenaga Kerja.
a. Mempertimbangkan pemakaian alat rental yang ada di daerah lokasi
pekerjaan dan bila memungkinkan untuk digunakan karena lebih efektif
dan effisien.
b. Setiap request pemakaian alat akan dikonfirmasikan dengan pihak terkait
(pemilik proyek) dan pihak lain yang berkompeten.
c. Mempersiapkan tenaga kerja yang ikut serta dalam pekerjaan tersebut
seoptimal mungkin dan menyediakan segala kebutuhan sebelum
dimulainya pekerjaan.
d. Sesuai persyaratan dalam dokumen pengadaan (Spesifikasi Teknis), Dalam
waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang
dihadiri Pemilik, Direksi dan Kontraktor untuk membahas semua hal baik
yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini, dan kemudian
harus menyerahkan Program Mobilisasi dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan
kepada Direksi Pekerjaan yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan
cara pengangkutan dan tenaga kerja serta jadwal kedatangan peralatan
dan tenaga kerja dilapangan untuk dimintakan persetujuannya.
e. Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan
mobilisasi yang diisyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan
berikut : Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan
denah detil di lapangan, Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan
lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan
yang diusulkan dalam Penawaran, Setiap perubahan pada peralatan
maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus memperoleh
persetujuan dari Direski Pekerjaan, dan Suatu jadwal kemajuan yang
lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap
kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan
persentase kemajuan mobilisasi.
f. Setelah adanya persetujuan direksi, maka kontraktor akan menyewa atau
membeli sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp, gudang,
bengkel dan lain-lainnya, dan kemudian akan mengadakan mobilisasi
peralatan yang akan dipakai dalam pekerjaan, maupun tenaga kerja yang
dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan Selanjutnya
ditempatkan pada lokasi yang aman/dalam base camp dan dekat di lokasi
proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan Mobilisasi dapat dimulai setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
dikeluarkan. Cakupan Mobilisasi yang diperlukan tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang harus dilaksanakan. Untuk memulai kegiatan
mobilisasi ini ketentuan ketentuannya adalah:
1. Menyewa atau membeli sebidang lahan yang diperlukan untuk Base
Camp, gudang, bengkel, tempat tinggal dan kegiatan lapangan (kantor)
lapangan.
2. Kemudian Memobilisasikan Kepala Pelaksanaan (General manager) yang
memenuhi syarat kualifikasi (sertifikasi) khususnya ahli dibidang jalan.
3. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan yang ada dalam kontrak.
4. Kemudian Mobilisasi peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran.
Peralatan dibawa ke lapangan sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
5. Penyediaan laboratorium lapangan yang memenuhi ketentuan yang
diletakkan pada satu gudang.
Program
Mobilisasi

Tanda tangan
Kontrak

Program
Pelaksanaan

PCM

hari

hari

14

2. Direksi keet, barak kerja, gudang, dan lain-lain


a. Direksi keet diupayakan yang terdekat dengan lokasi pekerjaan, jalur
komunikasi yang mudah, dan fasilitasnya akan mengikuti seperti yang
ditentukan dalam spesifikasi.
b. Barak kerja dan Gudang akan dibuat dengan penyesuaian kondisi
dilapangan dengan memperhatikan nilai keamanan dan kenyamanan.
c. Semua yang berkaitan dengan hal ini pelaksana akan menerima arahan
dari pemilik proyek atau pengawas pekerjaan.
3. Pekerjaan Uitzet.
a. Pengukuran; meliputi, surveying, pengukuran elevasi (sifat datar) dan
situasi (pemetaan), penentuan titik referensi, dll. Hal ini sangat diharapkan
kebenaran dan keabsahan data karena akan sangat menentukan terhadap
kesempurnaan hasil pekerjaan, hitungan kuantitas, administrasi teknik,
kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini
pelaksana akan selalu melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan
pemilik proyek dan pengawas pekerjaan dari awal pengukuran,
pengolahan data, perhitungan dan hasil dari pengukuran.
b. Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kontraktor akan
melakukan
pengukuran
terlebih
dahulu
yang
disaksikan
oleh
pengawas/pihak Direksi.
c. Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Pimpro
untuk mendapatkan comments atau approval.
d. Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survey lapangan tersebut dapat
dipakai sebagai bahan untuk menyiapkan rekayasa engineering, dan
perhitungan volume MCO, serta sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan fisik seperti : Pekerjaan Galian, Penyiapan badan jalan,
Pemasangan batu dengan mortar dan manual, Pekerjaan Struktur
Jembatan dan pekerjaan lain-lain.

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

e. Pemasangan patok pengukuran, dibuat pada jarak 25 atau 50 meter atau


dengan penyesuaian dilapangan, akan diperhatikan keamanan dan
kekuatannya karena merupakan pedoman dari pengukuran, untuk itu akan
selalu mengikuti arahan-arahan dari pemilik proyek dan pengawas
pekerjaan.
f. Penyiapan gambar-gambar sebelum pekerjaan (Shop Drawing), dan
administrasi teknik lainnya dengan meminta pengesahan dari direksi dan
konsulatan pengawas bila ada. Pengukuran M.C.0 ini dimaksudkan untuk
mandapatkan data ukur, Gambar situasi, Gambar profil memanjang dan
construction drawing (CD). Data dan gambar yang dihasilkan dari
pengukuran M.C.0 akan dibuat di kertas yang berkualitas baik, sehingga
mudah dibaca dan akan dijilid rapi
g. Khusus untuk pekerjaan Uitzet ini sangat ditekankan masalah kebenaran
data, ketelitian hitungan, keabsahan, dan kesempunaannya, kontraktor
akan selalu melakukan koordinasi secara aktif dengan pihak direksi dan
konsultan.
h. Untuk tujuan keamanan selama pelaksanaan pengukuran di lapangan
kontraktor akan berkoordinasi dengan Kepolisian Sektor setempat.
Pekerjaan pengukuran dilaksanakan selama kurang lebih 1 Minggu atau
sampai mendapat persetujuan dari engineer lapangan.

4. Pengendalian Lalu Lintas.


a. Rambu pengaman lalu lintas dari kayu/papan
Rambu pengaman lalu lintas dari kayu/papan dibuat terlebih dahulu
sesuai dengan spesifikasi teknis dan kemudian dipasang pada lokasi yang
telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia
dibantu dengan alat pendukung lainnya seperti palu, gergaji, dll.
b. Rubber cone
Rubber cone pabrikasi dengan bentuk sesuai spesifikasi teknis dan
kemudian dipasang pada lokasi yang telah ditentukan sebagai
batas/petunjuk bagi pengalihan/pengimpitan lalu lintas.
c. Petugas Bendera
Petugas bendera ditempatkan di semua tempat kegiatan pelaksanaan
yang mengganggu arus lalu lintas. Tugas utama petugas bendera adalah
mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan di sekitar
Pekerjaan tersebut.

Divisi 3. Pekerjaan Tanah


1. Penyiapan Badan Jalan
2. Timbunan Pilihan

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan Penyiapan Badan jalan


Setelah mobilisasi selesai dilaksanakan maka dilanjutkan pekerjaan penyiapan
badan jalan.
Peninggian Elevasi As
Untuk memperoleh bentuk badan jalan yang baik dan sesuai dengan rencana,
dapat dilaksanakan dengan bantuan patok. Setelah tanah pada badan jalan
diratakan, maka perlu dipadatkan dengan baik. Untuk memastikan kadar air selama
pemadatan, sebaiknya tanah disiram dengan air. Setelah pemadatan dilaksanakan,
adalah penting untuk mengecek ketinggian akhir dari badan jalan ini, apakah sudah
tepat sesuai dengan rencana dan memenuhi standar dan kwalitas. Jika ada
permukaan jalan tidak akurat, bagian yang menggelembung harus dipotong dan
bagian yang cekung harus diurug lagi. Jika ada terjadi penambahan urugan
kembali, maka pastikan bahwa pekerjaan tambahan ini juga perlu dipadatkan
dengan baik. Akhirnya, ulangi sekali lagi untuk mengecek ketinggian permukaan
jalan ini untuk memastikan bahwa pekerjaan tanah telah selesai dikerjakan dengan
standar yang benar
Peninggian Elevasi pada Lengkungan (superelevation of Curve)
Peninggian elevasi diterapkan pada belokan jalan yang tajam, dimana jari-jari
kelengkungan kurang dari 100 m, hal ini untuk mengimbangi gaya sentrifugal.
Peninggian pada lengkungan ini dibuat dengan cara membalik posisi kemiringan
badan jalan sisi luar (separoh badan jalan), guna untuk mencegah tergelincirnya
kendaraan yang melintas diatasnya.
Peninggian elevasi dibuat secara bertahap mulai dari 20 m atau satu seksi sebelum
memasuki daerah belokan. Demikian pula dengan cara yang sama, peninggian
diakhiri 20 m setelah lengkungan terakhir Sedangkan disepanjang kelengkungan
atau belokan, peninggian elevasi dibuat konstan (sama), yaitu dengan kemiringan
melintang sebesar 8%(atau 10% sebelum dilakukan pemadatan. Akhirnya sebagai
catatan, peninggian elevasi seharusnya dibuat dengan memadatkan lapis demi
lapis dengan setiap lapis tidak lebih dari 15 cm.
Bahan :
Tidak ada bahan yang digunakan
Peralatan yang digunakan :
Motor Greder
Vibrator Roller
Water Tanker
Alat Bantu
Urutan Kerja :
Motor Grader meratakan permukaan jalan
Water Tanker menyiram badan jalan untuk membantu agar proses pemadatan
sempurna.
Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor
Grader
Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu
Tahap akhir dilakukan pengujian kepadatan dan CBR lapangan
Pelaporan : Supervisi akan melaporkan hari kerja sebagaimana dia telah gunakan
untuk tiap harinya. Dia akan melaporkan pekerjaan penyiapan ini dalam besaran
volume m2 untuk setiap seksinya (25 m panjang jalan) yang telah dikerjakannya,
yaitu untuk volume perataan dan pemadatan.

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

2. Pekerjaan Timbunan Pilihan

Timbunan Pilihan dikerjakan dengan menggunakan Wheel Loader, Motor Grader,


mesin penggilas/ Vibratory Roller. Bahan timbunan diambil dengan menggunakan
Excavator dan diangkut kelokasi pekerjaan dengan menggunakan DumpTruck lalu
Grader akan meratakan tanah timbunan, Pemadatan dilakukan dengan mesin
penggilas dengan sistim layer, untuk satu layer 15 Cm. Saat pemadatan harus
dilakukan penyiraman dengan Mobil Water Tanker. Sehingga kepadatan tanah
sesuai ketentuan spec tercapai. Bahan Pilihan diangkut kelokasi pekerjaan dengan
menggunakan DumpTruck. Loader & Grader akan meratakan tanah timbunan,
Pemadatan dilakukan dengan mesin penggilas dengan sistim layer, untuk satu layer
15 Cm. Saat pemadatan harus dilakukan penyiraman dengan Mobil Water Tanker.
Sehingga kepadatan tanah sesuai ketentuan spec tercapai.
a. Pekerjaan timbunan ini berpedoman dengan patok-patok penuntun (bowplank),
yang ditentukan sesuai profil-profil dari gambar rencana (Shop Drawing), dengan
memperhatikan dimensi, ukuran dan elevasi.
b. Material yang dipakai adalah material pilihan dari borrow pit dan diusahakan
yang terdekat dengan lokasi kerja.
c. Pekerjaan timbunan ini akan didukung dengan pekerjaan pemedatan, dikerjakan
perlapis tiap 15 cm.
Bahan :
Timbunan Pilihan
Peralatan yang digunakan :
Motor Greder
Dump Truck
Vibrator Roller
Water Tanker
Alat Bantu
Urutan Kerja :
Motor grader dipakai untuk menghampar dan meratakan layer per layer.
Vibro compactor untuk pemadatan
Tanki air untuk membantu pemeliharaan kadar air agar proses pemadatan
sempurna.
Pekerjaan timbunan dilaksanakan setelah penyiapan badan jalan.
Material untuk timbunan diangkut dari quary menggunakan dump truck,
kelokasi timbunan.
Motor grader akan melakukan leveling sesuai elevasi rencana.
Pemadatan memakai vibro roller.
Uji kepadatan dan kelembanman timbunan dilaksanakan dengan
menggunakan alat uji Sand Cone.
Hasil timbunan juga diuji sifat padatnya dengan alat sand cone.
Selama uji kepadatan dilaksanakan, data selalu dicatat dan dibandingkan
spesifikasi pekerjaan timbunan.

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Divisi 5. Perkerasan Berbutir


1. Lapis
Pondasi
Agregat
Kelas c
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas C
Pekerjaan Perkerasa Berbutir ini terdiri dari : Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
Kelas
BAHAN
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas C
1) Kelas Lapis Pondasi Agregat
Lapis Pondasi Agregat Kelas C adalah untuk Lapis tanpa lapisan beraspal.
2) Fraksi Agregat Kasar

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari
partikel atau pecahan batu yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila
berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
3) Fraksi Agregat Halus
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir
alami atau batu pecah halus dan partikel halus lainnya. Fraksi agregat
yang lolos ayakan No.200 tidak boleh lebih besar dua per tiga dari fraksi
agregat lolos ayakan No.40.
5) Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan
Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan
gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan
setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan
pengayakan secara basah) yang diberikan.
Peralatan yang digunakan :
Wheel Loader
Dump Truck
Motor Greder
Vibrator Roller
Water Tanker
Alat Bantu
Urutan Kerja :

PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LAPIS PONDASI AGREGAT


Setelah pekerjaan disetujui direksi pekerjaan kemudian dilanjutkan dengan
pengiriman material dan penghamparan material aggregate sesuai dengan
ketebalan yang disyaratkan dan pemadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
Pada proses penghamparan menggunakan motor grader setelah didapatkan
elevasi dan sloope kemudian dilanjutkan proses pemadatan menggunakan
mesin penggilas/ Vibratory Roller, pada proses pemadatan ini diperlukan
penyiraman air dengan mobil tangki air untuk mendapatkan kepadatan
sesuai yang disyaratkan
Penghamparan lapis pondasi agregat kelas C, sampai pada elevasi dan
kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan ketinggian hamparan sesuai
dengan rencana dan test density yang dilakukan bersama dengan direksi
pekerjaan / pengawas lapangan.

PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besarnya, metode pelaksanaan
yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti.
Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat timbul alternatif alternatif
lain yang mungkin lebih efisien dan efektif.
Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Anda mungkin juga menyukai