Anda di halaman 1dari 8

BABY BLUES SYNDROME

PITALOKA YUNIARTININNGTYAS
H1A212048

BABY BLUES SYNDROME


NO.

BABY BLUES SYNDROME

PENJELASAN

1.

DEFINISI

gangguan psikologis sementara


memuncaknya emosi
minggu pertama setelah melahirkan (beberapa
hari).

2.

EPIDEMIOLOGI

minggu pertama setelah melahirkan-------80%


dari ibu
tiga hari pertama masa nifas sekitar 179
perempuan (44,5%) dari 420 koresponden

BABY BLUES SYNDROME


NO.

BABY BLUES SYNDROME

PENJELASAN

3.

ETIOLOGI

Faktor hormonal akibat fluktuasi hormon progesteron


dan esterogan setelah melahirkan------ proses kimiawi
dari hormon untuk memengaruhi otak------- gejala
depresi.
interaksi ibu-bayi yang buruk dan riwayat ibu yang
buruk.

4.

PATOFISIOLOGI

Bayi baru lahir-------perubahan level hormon yang


sangat mendadak (esterogen, progesteron, thyroid)-----mudah lelah, penurunan mood, dan perasaan
tertekan------ mencetuskan Baby blues
syndrome

BABY BLUES SYNDROME


NO.

BABY BLUES SYNDROME

PENJELASAN

5.

GEJALA KLINIS

Perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan menangis tanpa sebab


Mudah kesal, tersinggung dan tidak sabar
Tidak memiliki atau kurang bertenaga
Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga
Menjadi tidak tertarik dengan bayi atau menjadi terlalu memperhatikan dan
kuatir terhadap bayinya
Tidak percaya diri
Sulit beristirahat dengan tenang atau tidur lebih lama
Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan
Penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan

6.

DIAGNOSIS

Dilihat dari gejala klinis, biasanya penderita beranggapan bahwa kehadiran bayi
akan mengganggu atau merusak suatu hal dalam hidupnya seperti karier,
kecantikan/penampilan dan aktivitas rutin yang dianggap penting dalam
hidupnya.
Terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk
sekitar hari ketiga atau empat setelah persalinan.

BABY BLUES SYNDROME


NO.

BABY BLUES SYNDROME

PENJELASAN

7.

PENATALAKSANAA
N

Konsultasi kejiwaan umumnya tidak


diperlukan
Pasien harus diinstruksikan untuk
menghubungi dokter kandungan
.Gejala menetap lebih dari dua minggu
untuk mengidentifikasi dini gangguan
afektif yang lebih parah.
Pengobatan farmakologi tidak diperlukan,
misalnya anidepresant kecuali pasien telah
mengalami depresi
Penanganan yang bisa dilakukan antara
lain: istirahat yang cukup, berolahraga
teratur, mengkonsumsi makanan yang
bergizi, dan yang paling penting adalah
melakukan relaksasi agar emosi tetap
terjaga.

KESIMPULAN
Baby

blues syndrome atau sering disebut juga dengan


istilah maternity blues atau postpartum blues adalah
gangguan emosi ringan setelah ibu melahirkan.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan baby blues
syndrome, yaitu: dari ibu, bayi yang di lahirkan dan
lingkungan sekitar, ketidakseimbangan hormonal.
Baby blues ditandai perasaan sedih, seperti menangis,
perasaan kesepian atau menolak bayi, cemas,
bingung, lelah, merasa gagal dan tidak bisa tidur.
Baby blues relatif ringan dan biasanya berlangsung
beberpa hari atau minggu.

DAFTAR PUSTAKA
Cury,

dkk. 2008. Maternity Blues: Prevalence and Risk Factors. The Spanish Journal
of Psychology, 11:593-599. Available at form:
http://www.redalyc.org/pdf/172/17213016023.pdf . Akses 19 Februari 2015.
Gonidakis dan Leounardo. 2008. Maternity Blues and Post-partum Depression
Findings from Greece. European psychiatric review. Available at form:
http://www.touchophthalmology.com/sites/www.touchoncology.com/files/migrated/arti
cles_pdfs/leonardou.pdf
. Akses 19 Februari 2015.
Ismail. 2006. Ante partum depression and husbands mental problem increased risk
maternity blues. Med J Indones,15:74-80. Available at form:
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/Ante-partum-depressionand-husband%E2%80%99s-mental-problem-increased-risk-maternity-blues.pdf.
Akses 19 Februari 2015.
Ryan D. 2005. Psychiatric disorders in the postpartum period. BC Med Journal,
47:100-3.
Takahashi dan Tamakoshi. 2014. Factors Associated With Early Postpartum Maternity
Blues And Depression Tendency Among Japanese Mothers With Full-Term Healthy
Infants. Nagoya J. Med. Sci., 76:129-138. Available at form: http://www.med.nagoyau.ac.jp/medlib/nagoya_j_med_sci/7612/14_Takahashi.pdf. Akses 19 Februari 2015.
Quientero, dkk. 2014. Postpartum Emotional Psychopathological Outcomes. J Gen
Pract, 2:1-7. Available form: http://esciencecentral.org/journals/postpartumemotional-psychopathological-outcomes-2329-9126.1000162.pdf. Akses 19 Februari
2015.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai