Anda di halaman 1dari 15

BIOKIMIA I

KARBOHIDRAT

NAMA

: PIRMAN

NIM

: 05101003033

KELOMPOK

: IV-A

JURUSAN

: THP

HARI / JAM

: JUMAT / 10.00 WIB

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan
meliputi kondensat-kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama
karbohidrat dipergunakan pada senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus
empirisnya yang berupa CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang
mengalami hidratasi. Namum demikian nama ini sebenarnya kurang tepat karena
hidrat (H2O) yang melekat pada gugus karbon bukanlah sebagai hidrat yang
sebenarnya, misalnya tak dapat dipisahkan atau dikristalkan tersendiri yang
terlepas dari gugusnya (Sudarmadji, 2009).
Secara alami ada tiga bentuk karbohidrat yang terpenting. Yaitu,
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Gula yang mengandung gugus
fungsional aldehid disebut aldosa dan jika mengandung gugus fungsional keton
dikenal sebagai ketosa. Mereka semua terdapat pada benda primer, menghasilkan
dan penyimpanan tenaga. Heksosa sejauh ini merupakan tipe gula yang paling
umum dan gula merupakan salah satu heksosa yang tersebar luas dan terdapat
dalam jumlah besar. Struktur glukosa, manosa, dan fruktosa telah dikenal sejak
pada tahun 1896 oleh Fischer (Respati, 2000).
Monosakarida merupakan golongan karbohidrat yang paling sederhana.
Penggolongan monosakarida ini berdasarkan pada jumlah atom C yang akan
dimilikinya. Monosakarida termasuk karbohidrat yang banyak terdapat di alam.
Jenis monosakarida yang terdapat di alam ini yang paling banyak digunakan
adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa biasanya dikenal dengan nama
dekstrosa artinya gula anggur atau gula darah. Fruktosa dengan nama levulosa dan
galaktosa ini juga dikenal dengan nama maltosa atau biasa disebut dengan gula
susu (Irawan, 2007).
Karbohidrat merupakan sumber utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun
jumlah yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal) bila
dibandingkan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang

murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat dapat menghasilkan serat-serat


(dictary fiber) yang berguna bagi pencernaan (Murod, 2003).
Kebutuhan hidup sehari-hari manusia selalu membutuhkan bahan pangan
untuk bertahan hidup. Bahan pangan yang banyak mengandung unsur-unsur kimia
dalam tubuh dikenal dengan sebutan zat gizi. Gizi seseorang sangat bergantung
pada kondisi dan keadaan pangan yang dikonsumsinya. Beberapa masalah pangan
yang biasa meliputi ketersediaan pangan seperti kerawanan konsumsi pangan
yang dipengaruhi oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah dan pantangan
terhadap makanan. Sedangkan masalah gizi adalah gangguan yang ada pada
beberapa segi kesejahteraan perorangan dan masyarakat yang disebabkan karena
tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan
(Winarno, 2002).
Karbohidrat merupakan tongkat kehidupan bagi kebanyakan organisme.
Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama kalori total
yang dikonsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan hewan, seperti juga
bagi berbagai mikroorganisme (Sastrohamidjojo, 2005).
Karbohidrat juga merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan
organisme fotosintetik lainnya yang menggunakan energi solar untuk melakukan
sintesa karbohidrat dari CO2 dan H2O. Sejumlah besar pati dan karbohidrat lain
yang dibuat oleh fotosintesa menjadi energi pokok dan sumber karbon bagi sel
non-fotosintetik pada hewan, tanaman dan dunia mikrobial (Lehninger, 2005).
Karbohidrat merupakan simpanan energi bagi tumbuh-tumbuhan. Bagi
manusia, karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembentuk berbagai
senyawa tubuh,bahan pembentuk asam amino esensial,metabolisme normal
lemak,

memghemat

protein,meningkatkan

pertumbuhan

bakteri

usus,

mempertahankan gerak usus (terutama serat), meningkatkan konsumsi protein,


mineral, dan vitamin B. Pangan sumber karbohidrat adalah beras, ubi jalar,
singkong, kentang, pisang, sagu, gandum (Yayuk, 2004).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian gliserol lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh
dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sudarmadji, 2004)
Karbohidrat dapat pula disintesis secara kimia misalnya dalam pembuatan
sirup Formosa yang dinuat dengan cara dengan cara menambahkan larutan alakali

encer pada formaldehida. Reaksi spontan disertai dengan sedikit panas akan
terjadi kondensasi beberapa molekul formaldehida yang menghasilkan suatu
campuran DL rasemat dari beberapa molekul aldosa dan ketosa dengan beberapa
cabang rantai karbon. Cara yang paling mudah dan murah untuk mendapatkan
karbohidrat adalah dengan mengestraknya dari bahan-bahan nabati sumber
karbohidrat yaitu serealia, umbi-umbian dan batang tanaman misalnya sagu.
Sumber karbohidrat yang merupakan bahan makanan pokok berbagai daerah di
Indonesia adalah biji=bijian khususnya beras dan jagung (Winarno, 2007).
Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan -(1,4)-D-glukosa,
sedang amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan -(1,4)-D-glukosa
sebanyak 4-5 % dari berat total. Peranan amilosa dan amilopektin terlihat pada
serealia contonya pada beras. Semakin kecil kandungan amilosa atau semakin
tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Berdasarkan
kandungan amilosa, beras dapat dibagi menjadi 4 golongan (1). Beras dengan
kadar amilosa tinggi 25-33%; (2) beras dengan amilosa menengah 20-25 %; (3)
beras dengan amilosa rendah 9-20 %; (4) beras dengan amilosa sangat rendah (<9
%) (Martoharsono, 2004).
Fungsi dari karbohidrat

adalah

menyediakan

keperluan

energi,

melaksanakan dan melangsungkan proses metabolisme lemak, melangsungkan


aksi penghematan terhadap protein, menyiapkan cadangan energi siap pakai
sewaktu-waktu diperlukan dalam belum glikogen, mengatur gerak perisstaltik
usus tertama usus besar (Marsetyo, 2000).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat karbohidrat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat yang disebut juga sakarida adalah segolongan besar senyawa


organik yang hanya tersusun atas atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk

molekul karbohidrat yang paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun atas
molekul gula yang terangkai menjadi beberapa rantai yang panjang serta
bercabang-cabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan yang sanga penting
dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Karbohidrat juga
menjadi komponen bagi struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat
(fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin (Anonim, 2008).
Karbohidrat atau sakarida mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai bahan
bakar dan sebagai bahan penyusun struktur sel. Contoh karbohidrat yang
tergolong dalam golongan pertama (aldosa) adalah glukosa, pati dan glikogen.
Sedangkan contoh untuk golongan kedua (ketosa) adalah selulosa, kittin dan
pektin (Martoharsono, 2004).
Secara alami ada tiga bentuk karbohidrat yang terpenting. Yaitu,
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Gula yang mengandung gugus
fungsional aldehid disebut aldosa dan jika mengandung gugus fungsional keton
dikenal sebagai ketosa. Mereka semua terdapat pada benda primer, menghasilkan
dan penyimpanan tenaga. Heksosa sejauh ini merupakan tipe gula yang paling
umum dan gula merupakan salah satu heksosa yang tersebar luas dan terdapat
dalam jumlah besar. Struktur glukosa, manosa, dan fruktosa telah dikenal sejak
pada tahun 1896 oleh Fischer (Respati, 2000).
A. Monosakarida
Monosakarida merupakan sakarida paling sederhana yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi molekulnya yang lebih sederhana secara hidrolisis.
Monosakarida paling sederhana adalah gliseraldehid. Disakarida yang juga biasa
disebut oligosakarida terdiri atas dua buah monosakarida. Polisakarida terdiri atas
rantai monosakarida, yang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok gesar
secara fungsional, yaitu structural polisakarida dan nutrien polisakarida (Sunarya,
2001).
Golongan pertama pada karbohidrat dari golongan monosakarida lebih
dikenal dengan sebutan aldosa, sedangkan golongan kedua disebut ketosa. Dari

rumus umum tersebut dapat diketahui bahwa karbohidrat (sakarida) adalah suatu
polimer senyawa yang menyusunnya (Martoharsono, 2004).
Semua monosakarida, baik aldosa (glukosa, galaktosa) maupun ketosa
(fruktosa) dapat bereaksi dengan Fehling atau Tollens sehingga disebut gula
pereduksi. Monosakarida dapat mereduksi larutan Fehling yang ditandai dengan
terbentuknya endapan merah dan dapat mereduksi larutan Tollens yang ditandai
dengan terbentuknya cermin perak (Hanny, 2001).
Jenis monosakarida di alam yang paling banyak digunakan, yaitu glukosa,
fruktosa dan galaktosa. Glukosa dapat dibuat dengan cara menghidrolisis amilum
yang berasal dari singkong. Glukosa banyak digunakan dalam pembuatan permen,
biskuit dan roti karena glukosa tidak mudah meleleh dan tidak bersifat
higroskopis. Fruktosa dalam bentuk campurannya dengan glukosa banyak
terdapat di dalam madu dan buah-buahan. Fruktosa jauh lebih manis jika
dibandingkan dengan gula pasir (sukrosa). Galaktosa merupakan monosakarida
yang dihasilkan dari proses hidrolisis gula susu (maltosa). Galaktosa di alam tidak
di temukan dalam keadaan bebas (Sutresna, 2002).
B. Disakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terdiri atas dua molekul
monosakarida. Diantara kedua monosakarida ini terjadi ikatan kovalen, yang
disebut ikatan glikosida. Jenis disakarida yang paling banyak di alam, yaitu
sukrosa, laktosa dan maltosa. Sukrosa banyak terdapat dalam gula aren, gula
kelapa atau madu. Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri atas fruktosa dan
glukosa. Campuran fruktosa dan glukosa yang sama banyaknya disebut gula
invert (gula inversi). Gula inversi lebih manis daripada sukrosa dan pada keadaan
pekat tidak meneristal sehingga cocok digunakan pada pembuatan sirup, selai atau
kembang gula. Gula inversi secara alami banyak terdapat dalam madu atau dapat
juga diperoleh dari hidrolisis sukrosa dengan menggunakan katalis atau
penambahan asam. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri atas galaktosa dan
glukosa. Hidrolisis laktosa akan menghasilkan galaktosa dan glukosa. Laktosa
dikenal juga dengan nama gula susu karena terdapat dalam susu. Air susu sapi dan
manusia mengandung kira-kira 5 % laktosa. Secara komersial laktosa diperoleh

sebagai hasil samping produksi keju. Maltosa merupakan disakarida yang terdiri
atas dua molekul glukosa. Hidrolisis maltosa dengan katalis enzim -glukosidase
akan menghasilkan dua molekul glukosa. Maltosa digunakan dalam makanan bayi
dan susu bubuk beragi. Gula ini diperoleh dari hidrolisis pati dengan bantuan
enzim yang terdapat dalam air liur (Sutresna, 2002).
Mono dan disakarida memiliki rasa manis, oleh sebab itu golongan ini
disebut gula. Glukosa dan fruktosa adalah contoh monosakarida yang banyak
dijumpai di alam. Sukrosa dan laktosa adalah kelompok disakarida yang juga
manis. Rasa manis dari gula-gula ini disebabkan oleh gugus hidroksilnya
(Martoharsono, 2008).
C. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa polimer alam (umumya homopolimer)
dengan monosakarida sebagai monomernya. Yang termasuk polisakarida yaitu
amilum (pati), glikogen dan selulosa. Amilum atau pati (starch) terdapat dalam
biji-bijian dan umbi-umbian, seperti beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang dan
singkong. Amilum merupakan polimer dengan glukosa sebagai monomernya.
Selulosa merupakan polisakarida yang memiliki bentuk serabut (serat), alot
(kenyal) dan tidak larut dalam air. Selulosa terdapat dalam dinding sel pelindung,
seperti batang, dahan dan daun dari tumbuh-tumbuhan. Selulosa dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan kertas, pembuatan rayon dan pembuatan selulosa
asetat. Glikogen merupakan sumber karbohidrat utama pada sel manusia atau
hewan. Glikogen memiliki fungsi seperti halnya pati pada sel tumbuhan. Glikogen
berguna sebagai zat makanan cadangan yang terbentuk dari hasil polimerisasi
kelebihan glukosa dengan bantuan hormon insulin (Sutresna, 2002).
Polisakarida tergolong dalam karbohidrat penyusun struktur rangka sama
halnya dengan kittin. Polisakarida yang terdapat dalam buah-buahan terutama
buah yang masih muda. Istilah pectin yang satuan penyusunnya tidak hanya
galaktosa tetapi juga arabinosa dan asam gluksuronat. Polisakarida yang terdapat
pada hewan adalah kittin, yang terdiri dari N-asetil-glukosamina dengan macam
ikatan 1,4 alfa. Amilosa merupakan polimer alfa D-glikosida. Sedangkan

amilopektin merupakan amilosa yang berikatan berbentuk cabang di 1,6 alfa.


Bentuk disakarida dari alfa D-glukosa adalah maltosa. Amilosa mengandung lebih
kurang 200-500 unit glukosa tiap molekul dalam rantai lurus (Sudarmadji, 2004).
Amilopektin atau amilosa merupakan karbohidrat dari golongan
polisakarida yang atom O-nya lebih dari 10. senyawa ini banyak mengandung poli
(satuan-satuan) monosakarida yang saling ikat-mengikat melalui oksigen. Amilum
merupakan karbohidrat cadangan makanan yang terdapat dalam makanan
tanaman. Amilum dan amilopektin bergabung menjadi penyusun pati. Perbedaan
amilum dan amilopektin adalah bahwa reaksi amilosa itu tidak bercabang
sedangkan reaksi amilopektin bercabang. Ikatan pada amilosa yang terbentuk 1,4
alfa glikosida sedang pada amilopektin ikatan yang terbentuk 1,4 alfa glikosida
dan 1,6 alfa glikosida (Sudarmadji, 2004).
Walaupun amilosa terdiri dari banyak glukosa tetapi daya mereduksinya
sangat kecil dengan kata lain daya reduksinya tidak ada. Disamping itu hal yang
perlu diperhatikan adalah banyak ujung rantai dengan istilah yang sering dipakai
adalah terminal (terminal rantai pokok dan terminal cabang). Perbedaan antara
terminal cabang dengan terminal rantai pokok terletak pada ada atau tidak adanya
gugus reduksi, terminal cabang

tidak mempunyai gugus reduksi sedangkan

terminal rantai pokok memiliki gugus reduksi (Martoharsono, 2004).

III.

A. Waktu dan Tempat

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum mengenai Karbohidrat ini dilaksanakan pada hari Jumat,


tanggal 21 Oktober 2011 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai bertempat
di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya Inderalaya.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) Gelas ukur, 2) Ball
pipet, 3) Pipet tetes, 4) Pipet ukur, 5) Tabung reaksi.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) CuSO 4, 2)
Fruktosa, 3) Glukosa, 4) Laktosa, 5) Maltosa, 6) NaOH, 7) Na-sitrat.
C. Cara Kerja
Cara kerja uji Benedict :
a. Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 mL pereaksi Benedict dan 2 tetes bahan
percobaa.
b. Kemudian aduk hingga merata.
c. Didihkan campuran tersebut selama 5 menit dan biarkan menjadi dingin.
d. Perlihatkan hasil percobaan pada asisten dan catat hasilnya.
Cara kerja uji Fehling :
a. Masukkan 2 mL Fehling ke dalam tabung reaksi.
b. Tambahkan beberapa tetes larutan percobaan, kemudian panaskan sampai
mendidih.
c. Amati perubahan warna yang terjadi.
Cara kerja uji Molisch :
a. Masukkan masing-masing 1 mL glukosa 0,1 M + 2 tetes pereaksi Molisch ke
dalam tabung reaksi.
b. Kemudian kocok hingga rata perlahan-lahan H2SO4 pekat 1 mL melalui
dinding tabung.
c. Amati perubahan warna yang terjadi.
Cara kerja uji reduksi :

a. Siapkan tiga buah tabung reaksi yg diberi tanda (a), (b), dan (c).
b. Masukkan 1 mL CuSO4 1% dan 1 mL NaOH 10 % ke dalam tabung reaksi (a).
c. Kemudian masukkan 1 mL CuSO4 1 %, 1 mL NaOH 10 % dan 2 tetes glukosa
1 % ke dalam tabung reaksi (b).
d. Masukkan 1 mL CuSO4 1 %, 1 mL NaOH 10 % dan Na sitrat 30 % ke dalam
tabung reaksi (c) sampai endapan yang terbentuk melarut kembali.
e. Kemudian panaskan ketiga tabung tersebut ke dalam air mendidih, perhatikan
perubahan yang terjadi.
f. Tambahkan 3 tetes larutan glukosa 1 % ke dalam tabung reaksi (c) dan
panasskan kembali.
g. Catat hasil dan perlihatkan pada asisten.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil yang didapat kan setelah melakukan praktikum ini adalah :
Tabel Praktikum Biokimia I
Ke
l
1

Uji
Molisch

Bahan
Glukosa

Sebelum
Bening keruh

Sesudah
Ungu keruh +

endapan
Ungu pekat
Ungu tua
Ungu kebiruan
+ Endapan hitam,
larutan bening
Endapan biru,
merah
bata
keruh, larutan
orange
CuSO4 + NaOH Biru bening kehijauan + Endapan hitam,
+ Na sitrat
gumpalan
larutan keruh
Glukosa
Bening
Biru gelap
Fruktosa
Kuning bening
Biru gelap
Laktosa
Bening
Hijau
kekuningan
Glukosa
Biru bening
Orange jeruk
Fruktosa
Hijau bening
Kuning pekat
Maltosa
Biru bening
Orange pekat
Laktosa
Biru bening
Orange jeruk
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
CuSO4 + NaOH

Reduksi

Fehling

Benedict

Merah muda keruh


Bening
Bening
Biru
kehijauan
gumpalan
CuSO4 + NaOH Biru tua + gumpalan
+ G-

B. Pembahasan
Karbohidarat merupakan senyawa organik yang mengandung atom karbon.
Senyawa ini apabila dibakar akan menghasilkan arang yang hitam, merupakan ciri

senyawa organik. Karbohidrat atau zat tepung merupakan senyawa organik yang
dibangun oleh unsur C, H dan O. Berdasarkan gugus gula yang menyusunnya
karbohidrat dibedakan menjadi tiga, yaitu monosakarida, yakni karbohidrat yang
tersusun atas satu gugus gula. Contohnya antara lain glukosa, fruktosa, galaktosa
dan manosa. Glukosa atau gula darah merupakan jenis monosakarida yang
penting bagi tubuh. Untuk menguji keberadaan glukosa pada suatu bahan dapat
menggunakan indikator Benedict. Bahan yang mengandung glukosa, bila ditetesi
benedict, terus dipanaskan, maka warna larutan yang semula biru bening, setelah
dipanaskan kemudian didinginkan warnanya menjadi orange jeruk. Sifat dari
monosakarida adalah larut dalam air dan umumnya berasa manis.
Berdasarkan data pengamatan hasil yang didapat dari uji, rata-rata larutan
pada tabung reaksi berubah-ubah. Pada awalnya, seluruh larutan yang digunakan
pada praktikum ini berwarna bening dan merah muda keruh. Setelah dilakukan
percobaan, larutan yang ditambah dengan glukosa jadi berwarna ungu keruh dan
terdapat endapan dilarutan tersebut. Pada bahan yang ditambah dengan fruktosa,
akhirnya berwarna ungu pekat. Larutan yang ditambah dengan maltosa berwarna
ungu tua. Sedangkan untuk larutan yang ditambah dengan laktosa berubah
menjadi ungu kebiruan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil pengamatan dari uji fehling warna awal dari
ketiga larutan menunjukkan tidak ada perubahan warna atau larutan tidak
berwarna (bening) dan kuning bening. Setelah dilakukan percobaan pada larutan
yang ditambah dengan glukosa terjadi perubahan warna menjadi biru gelap. Pada
bahan yang ditambah dengan fruktosa berubah warna menjadi biru gelap.
Sedangkan larutan yang ditambahkan dengan laktosa berubah menjadi hijau
kekuningan.
Berdasarkan uji reduksi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tabung
reaksi (a) larutannya berwarna biru kehijauan dan terdapat gumpalan, tabung
reaksi (b) larutannya biru tua dan gumpalan, dan tabung reaksi (c) larutannya
berwarna biru bening kehijauan dan gumpalan. Pada awalnya larutan ketiga
tabung reaksi tersebut berwarna biru. Setelah dipanaskan, warna larutan dari
ketiga tabung berubah. Larutan pada tabung reaksi (a) yang larutannya biru
kehijauan dan memiliki gumpalan menunjukkan bahwa larutan pada tabung reaksi

(a) ini tidak terjadi reduksi ion Cu2+ karena tidak ada senyawa yang memberikan
gugus aldehida. Larutan pada tabung reaksi (b) yang larutannya biru tua dan
memiliki gumpalan serta larutan pada tabung reaksi (c) yang larutannya berwarna
biru bening kehijauan dan mempunyai gumpalan berwarna hitam diatasnya
menunjukkan bahwa terjadi peristiwa reduksi. Terjadinya peristiwa reduksi ini
karena ditambahkannya senyawa glukosa. Senyawa glukosa mempunyai gugus
aldehida yang dapat mereduksi, sehingga gugus aldehida ini akan mereduksi Cu 2+
dari senyawa CuSO4.

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan praktikum karbohidrat ini


adalah sebagai berikut :
1. Glukosa dan fruktosa merupakan senyawa monosakarida yang tidak dapat
dihirolisis lagi.
2. Fruktosa merupakan senyawa disakrida yang dibentuk oleh fruktosa dan
glukosa.
3. Uji reduksi dilakukan untuk menunjukkan adanya karbohidrat dari jenis
monosakarida dan disakarida.
4. Warna ungu yang terbentuk pada uji molisch berupa cincin pada batas antara
larutan karbohidrat dengan asam sulfat.
5. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi, karena sukrosa tidak mengandung
atom anomer bebas.
6. Uji Molisch adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kandungan
karbohidrat didalam suatu bahan, biasanya bahan yang digunakan pangan
(bahan makanan).

DAFTAR PUSTAKA

Anin. 2008. Karbohidrat. (Online) (http://www.google.com. Diakses 23 Oktober


2011).

Hanny. 2001. Karbohidrat. (Online) (http://id.gizi.net. Diakses 23 Oktober 2011).


Irawan, Anwari. 2007. Karbohidrat. (Online) (http://www.pssplab.com. Diakses
23 Oktober 2011).
Lehninger. A. L. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Martoharsono, S. 2004. Biokimia Jilid I. Gajah Mada Universitas Press.
Yogyakarta.
Murod, A. 2003. Penuntun Praktikum Kimia Analisa. SMF Depkes. Palembang.
Respati. 2000. Pengantar Kimia Organik 2. Bhinneka Cipta. Yogyakarta.
Sastrohamidjojo, H. 2005. Sintesis Bahan Alam. UGM. Yogyakarta.
Sudarmadji, S. 2004. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta.
Sunarya, Yayan. 2001. Kimia Untuk SMU. Grafindo Media Pratama. Bandung.
Sutresna, Nana. 2002. Pengarahan Kimia Untuk Kurikulum Berbasis Kopetensi.
Grafindo Media Pratama. Bandung.
Syarief, Rizal. 2008. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian. PT
Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai