KARBOHIDRAT
NAMA
: PIRMAN
NIM
: 05101003033
KELOMPOK
: IV-A
JURUSAN
: THP
HARI / JAM
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan
meliputi kondensat-kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama
karbohidrat dipergunakan pada senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus
empirisnya yang berupa CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang
mengalami hidratasi. Namum demikian nama ini sebenarnya kurang tepat karena
hidrat (H2O) yang melekat pada gugus karbon bukanlah sebagai hidrat yang
sebenarnya, misalnya tak dapat dipisahkan atau dikristalkan tersendiri yang
terlepas dari gugusnya (Sudarmadji, 2009).
Secara alami ada tiga bentuk karbohidrat yang terpenting. Yaitu,
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Gula yang mengandung gugus
fungsional aldehid disebut aldosa dan jika mengandung gugus fungsional keton
dikenal sebagai ketosa. Mereka semua terdapat pada benda primer, menghasilkan
dan penyimpanan tenaga. Heksosa sejauh ini merupakan tipe gula yang paling
umum dan gula merupakan salah satu heksosa yang tersebar luas dan terdapat
dalam jumlah besar. Struktur glukosa, manosa, dan fruktosa telah dikenal sejak
pada tahun 1896 oleh Fischer (Respati, 2000).
Monosakarida merupakan golongan karbohidrat yang paling sederhana.
Penggolongan monosakarida ini berdasarkan pada jumlah atom C yang akan
dimilikinya. Monosakarida termasuk karbohidrat yang banyak terdapat di alam.
Jenis monosakarida yang terdapat di alam ini yang paling banyak digunakan
adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa biasanya dikenal dengan nama
dekstrosa artinya gula anggur atau gula darah. Fruktosa dengan nama levulosa dan
galaktosa ini juga dikenal dengan nama maltosa atau biasa disebut dengan gula
susu (Irawan, 2007).
Karbohidrat merupakan sumber utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun
jumlah yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal) bila
dibandingkan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang
memghemat
protein,meningkatkan
pertumbuhan
bakteri
usus,
encer pada formaldehida. Reaksi spontan disertai dengan sedikit panas akan
terjadi kondensasi beberapa molekul formaldehida yang menghasilkan suatu
campuran DL rasemat dari beberapa molekul aldosa dan ketosa dengan beberapa
cabang rantai karbon. Cara yang paling mudah dan murah untuk mendapatkan
karbohidrat adalah dengan mengestraknya dari bahan-bahan nabati sumber
karbohidrat yaitu serealia, umbi-umbian dan batang tanaman misalnya sagu.
Sumber karbohidrat yang merupakan bahan makanan pokok berbagai daerah di
Indonesia adalah biji=bijian khususnya beras dan jagung (Winarno, 2007).
Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan -(1,4)-D-glukosa,
sedang amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan -(1,4)-D-glukosa
sebanyak 4-5 % dari berat total. Peranan amilosa dan amilopektin terlihat pada
serealia contonya pada beras. Semakin kecil kandungan amilosa atau semakin
tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Berdasarkan
kandungan amilosa, beras dapat dibagi menjadi 4 golongan (1). Beras dengan
kadar amilosa tinggi 25-33%; (2) beras dengan amilosa menengah 20-25 %; (3)
beras dengan amilosa rendah 9-20 %; (4) beras dengan amilosa sangat rendah (<9
%) (Martoharsono, 2004).
Fungsi dari karbohidrat
adalah
menyediakan
keperluan
energi,
molekul karbohidrat yang paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun atas
molekul gula yang terangkai menjadi beberapa rantai yang panjang serta
bercabang-cabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan yang sanga penting
dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Karbohidrat juga
menjadi komponen bagi struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat
(fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin (Anonim, 2008).
Karbohidrat atau sakarida mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai bahan
bakar dan sebagai bahan penyusun struktur sel. Contoh karbohidrat yang
tergolong dalam golongan pertama (aldosa) adalah glukosa, pati dan glikogen.
Sedangkan contoh untuk golongan kedua (ketosa) adalah selulosa, kittin dan
pektin (Martoharsono, 2004).
Secara alami ada tiga bentuk karbohidrat yang terpenting. Yaitu,
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Gula yang mengandung gugus
fungsional aldehid disebut aldosa dan jika mengandung gugus fungsional keton
dikenal sebagai ketosa. Mereka semua terdapat pada benda primer, menghasilkan
dan penyimpanan tenaga. Heksosa sejauh ini merupakan tipe gula yang paling
umum dan gula merupakan salah satu heksosa yang tersebar luas dan terdapat
dalam jumlah besar. Struktur glukosa, manosa, dan fruktosa telah dikenal sejak
pada tahun 1896 oleh Fischer (Respati, 2000).
A. Monosakarida
Monosakarida merupakan sakarida paling sederhana yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi molekulnya yang lebih sederhana secara hidrolisis.
Monosakarida paling sederhana adalah gliseraldehid. Disakarida yang juga biasa
disebut oligosakarida terdiri atas dua buah monosakarida. Polisakarida terdiri atas
rantai monosakarida, yang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok gesar
secara fungsional, yaitu structural polisakarida dan nutrien polisakarida (Sunarya,
2001).
Golongan pertama pada karbohidrat dari golongan monosakarida lebih
dikenal dengan sebutan aldosa, sedangkan golongan kedua disebut ketosa. Dari
rumus umum tersebut dapat diketahui bahwa karbohidrat (sakarida) adalah suatu
polimer senyawa yang menyusunnya (Martoharsono, 2004).
Semua monosakarida, baik aldosa (glukosa, galaktosa) maupun ketosa
(fruktosa) dapat bereaksi dengan Fehling atau Tollens sehingga disebut gula
pereduksi. Monosakarida dapat mereduksi larutan Fehling yang ditandai dengan
terbentuknya endapan merah dan dapat mereduksi larutan Tollens yang ditandai
dengan terbentuknya cermin perak (Hanny, 2001).
Jenis monosakarida di alam yang paling banyak digunakan, yaitu glukosa,
fruktosa dan galaktosa. Glukosa dapat dibuat dengan cara menghidrolisis amilum
yang berasal dari singkong. Glukosa banyak digunakan dalam pembuatan permen,
biskuit dan roti karena glukosa tidak mudah meleleh dan tidak bersifat
higroskopis. Fruktosa dalam bentuk campurannya dengan glukosa banyak
terdapat di dalam madu dan buah-buahan. Fruktosa jauh lebih manis jika
dibandingkan dengan gula pasir (sukrosa). Galaktosa merupakan monosakarida
yang dihasilkan dari proses hidrolisis gula susu (maltosa). Galaktosa di alam tidak
di temukan dalam keadaan bebas (Sutresna, 2002).
B. Disakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terdiri atas dua molekul
monosakarida. Diantara kedua monosakarida ini terjadi ikatan kovalen, yang
disebut ikatan glikosida. Jenis disakarida yang paling banyak di alam, yaitu
sukrosa, laktosa dan maltosa. Sukrosa banyak terdapat dalam gula aren, gula
kelapa atau madu. Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri atas fruktosa dan
glukosa. Campuran fruktosa dan glukosa yang sama banyaknya disebut gula
invert (gula inversi). Gula inversi lebih manis daripada sukrosa dan pada keadaan
pekat tidak meneristal sehingga cocok digunakan pada pembuatan sirup, selai atau
kembang gula. Gula inversi secara alami banyak terdapat dalam madu atau dapat
juga diperoleh dari hidrolisis sukrosa dengan menggunakan katalis atau
penambahan asam. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri atas galaktosa dan
glukosa. Hidrolisis laktosa akan menghasilkan galaktosa dan glukosa. Laktosa
dikenal juga dengan nama gula susu karena terdapat dalam susu. Air susu sapi dan
manusia mengandung kira-kira 5 % laktosa. Secara komersial laktosa diperoleh
sebagai hasil samping produksi keju. Maltosa merupakan disakarida yang terdiri
atas dua molekul glukosa. Hidrolisis maltosa dengan katalis enzim -glukosidase
akan menghasilkan dua molekul glukosa. Maltosa digunakan dalam makanan bayi
dan susu bubuk beragi. Gula ini diperoleh dari hidrolisis pati dengan bantuan
enzim yang terdapat dalam air liur (Sutresna, 2002).
Mono dan disakarida memiliki rasa manis, oleh sebab itu golongan ini
disebut gula. Glukosa dan fruktosa adalah contoh monosakarida yang banyak
dijumpai di alam. Sukrosa dan laktosa adalah kelompok disakarida yang juga
manis. Rasa manis dari gula-gula ini disebabkan oleh gugus hidroksilnya
(Martoharsono, 2008).
C. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa polimer alam (umumya homopolimer)
dengan monosakarida sebagai monomernya. Yang termasuk polisakarida yaitu
amilum (pati), glikogen dan selulosa. Amilum atau pati (starch) terdapat dalam
biji-bijian dan umbi-umbian, seperti beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang dan
singkong. Amilum merupakan polimer dengan glukosa sebagai monomernya.
Selulosa merupakan polisakarida yang memiliki bentuk serabut (serat), alot
(kenyal) dan tidak larut dalam air. Selulosa terdapat dalam dinding sel pelindung,
seperti batang, dahan dan daun dari tumbuh-tumbuhan. Selulosa dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan kertas, pembuatan rayon dan pembuatan selulosa
asetat. Glikogen merupakan sumber karbohidrat utama pada sel manusia atau
hewan. Glikogen memiliki fungsi seperti halnya pati pada sel tumbuhan. Glikogen
berguna sebagai zat makanan cadangan yang terbentuk dari hasil polimerisasi
kelebihan glukosa dengan bantuan hormon insulin (Sutresna, 2002).
Polisakarida tergolong dalam karbohidrat penyusun struktur rangka sama
halnya dengan kittin. Polisakarida yang terdapat dalam buah-buahan terutama
buah yang masih muda. Istilah pectin yang satuan penyusunnya tidak hanya
galaktosa tetapi juga arabinosa dan asam gluksuronat. Polisakarida yang terdapat
pada hewan adalah kittin, yang terdiri dari N-asetil-glukosamina dengan macam
ikatan 1,4 alfa. Amilosa merupakan polimer alfa D-glikosida. Sedangkan
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Siapkan tiga buah tabung reaksi yg diberi tanda (a), (b), dan (c).
b. Masukkan 1 mL CuSO4 1% dan 1 mL NaOH 10 % ke dalam tabung reaksi (a).
c. Kemudian masukkan 1 mL CuSO4 1 %, 1 mL NaOH 10 % dan 2 tetes glukosa
1 % ke dalam tabung reaksi (b).
d. Masukkan 1 mL CuSO4 1 %, 1 mL NaOH 10 % dan Na sitrat 30 % ke dalam
tabung reaksi (c) sampai endapan yang terbentuk melarut kembali.
e. Kemudian panaskan ketiga tabung tersebut ke dalam air mendidih, perhatikan
perubahan yang terjadi.
f. Tambahkan 3 tetes larutan glukosa 1 % ke dalam tabung reaksi (c) dan
panasskan kembali.
g. Catat hasil dan perlihatkan pada asisten.
IV.
A. Hasil
Hasil yang didapat kan setelah melakukan praktikum ini adalah :
Tabel Praktikum Biokimia I
Ke
l
1
Uji
Molisch
Bahan
Glukosa
Sebelum
Bening keruh
Sesudah
Ungu keruh +
endapan
Ungu pekat
Ungu tua
Ungu kebiruan
+ Endapan hitam,
larutan bening
Endapan biru,
merah
bata
keruh, larutan
orange
CuSO4 + NaOH Biru bening kehijauan + Endapan hitam,
+ Na sitrat
gumpalan
larutan keruh
Glukosa
Bening
Biru gelap
Fruktosa
Kuning bening
Biru gelap
Laktosa
Bening
Hijau
kekuningan
Glukosa
Biru bening
Orange jeruk
Fruktosa
Hijau bening
Kuning pekat
Maltosa
Biru bening
Orange pekat
Laktosa
Biru bening
Orange jeruk
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
CuSO4 + NaOH
Reduksi
Fehling
Benedict
B. Pembahasan
Karbohidarat merupakan senyawa organik yang mengandung atom karbon.
Senyawa ini apabila dibakar akan menghasilkan arang yang hitam, merupakan ciri
senyawa organik. Karbohidrat atau zat tepung merupakan senyawa organik yang
dibangun oleh unsur C, H dan O. Berdasarkan gugus gula yang menyusunnya
karbohidrat dibedakan menjadi tiga, yaitu monosakarida, yakni karbohidrat yang
tersusun atas satu gugus gula. Contohnya antara lain glukosa, fruktosa, galaktosa
dan manosa. Glukosa atau gula darah merupakan jenis monosakarida yang
penting bagi tubuh. Untuk menguji keberadaan glukosa pada suatu bahan dapat
menggunakan indikator Benedict. Bahan yang mengandung glukosa, bila ditetesi
benedict, terus dipanaskan, maka warna larutan yang semula biru bening, setelah
dipanaskan kemudian didinginkan warnanya menjadi orange jeruk. Sifat dari
monosakarida adalah larut dalam air dan umumnya berasa manis.
Berdasarkan data pengamatan hasil yang didapat dari uji, rata-rata larutan
pada tabung reaksi berubah-ubah. Pada awalnya, seluruh larutan yang digunakan
pada praktikum ini berwarna bening dan merah muda keruh. Setelah dilakukan
percobaan, larutan yang ditambah dengan glukosa jadi berwarna ungu keruh dan
terdapat endapan dilarutan tersebut. Pada bahan yang ditambah dengan fruktosa,
akhirnya berwarna ungu pekat. Larutan yang ditambah dengan maltosa berwarna
ungu tua. Sedangkan untuk larutan yang ditambah dengan laktosa berubah
menjadi ungu kebiruan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil pengamatan dari uji fehling warna awal dari
ketiga larutan menunjukkan tidak ada perubahan warna atau larutan tidak
berwarna (bening) dan kuning bening. Setelah dilakukan percobaan pada larutan
yang ditambah dengan glukosa terjadi perubahan warna menjadi biru gelap. Pada
bahan yang ditambah dengan fruktosa berubah warna menjadi biru gelap.
Sedangkan larutan yang ditambahkan dengan laktosa berubah menjadi hijau
kekuningan.
Berdasarkan uji reduksi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tabung
reaksi (a) larutannya berwarna biru kehijauan dan terdapat gumpalan, tabung
reaksi (b) larutannya biru tua dan gumpalan, dan tabung reaksi (c) larutannya
berwarna biru bening kehijauan dan gumpalan. Pada awalnya larutan ketiga
tabung reaksi tersebut berwarna biru. Setelah dipanaskan, warna larutan dari
ketiga tabung berubah. Larutan pada tabung reaksi (a) yang larutannya biru
kehijauan dan memiliki gumpalan menunjukkan bahwa larutan pada tabung reaksi
(a) ini tidak terjadi reduksi ion Cu2+ karena tidak ada senyawa yang memberikan
gugus aldehida. Larutan pada tabung reaksi (b) yang larutannya biru tua dan
memiliki gumpalan serta larutan pada tabung reaksi (c) yang larutannya berwarna
biru bening kehijauan dan mempunyai gumpalan berwarna hitam diatasnya
menunjukkan bahwa terjadi peristiwa reduksi. Terjadinya peristiwa reduksi ini
karena ditambahkannya senyawa glukosa. Senyawa glukosa mempunyai gugus
aldehida yang dapat mereduksi, sehingga gugus aldehida ini akan mereduksi Cu 2+
dari senyawa CuSO4.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA