PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perubahan sosial merupakan istilah umum yang memiliki berbagai makna dan
cakupan. Ia dapat dimaknai secara luas maupun sempit. Ketika akan digunakan dalam
penelitian, perubahan sosial didefinisikan secara spesifik dengan menggunakan tolok
ukur tertentu (Lihat: McIver and Page, 1957: 523). Ia dapat berarti kemajuan,
kemunduran, pertumbuhan, perkembangan, modernisasi, reformasi, revolusi, evolusi,
transformasi, adaptasi, modifikasi, dan sebagainya.Metode merupakan cara kerja yang
digunakan untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau
kegiatan, agar tercapai tujuan seperti yang telah kita tentukan dan harapkan. Metode
sekurang-kurangnya memiliki beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut.
1. Ada permasalahan yang akan dikaji atau diteliti.
2. Ada hipotesis, yaitu kesimpulan yang bersifat sementara, yang harus
dibuktikan kebenarannya melalui data. Hipotesis merupakan jawaban
sementara atas permasalahan yang akan dikaji melalui teori yang ada.
3. Ada usulan mengenai cara kerja atau cara penyelesaian permasalahan dari
hipotesis yang ada.
Dalam penelitian sosiologi, kita menggunakan dua metode, yaitu metode
kualitatif dan kuantitatif.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
2.
1.3.
Tujuan
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
pembangunan
sistem
dilakukan
dalam
dua
tahap,
sistem,
penulisan
dan
uji-coba
program,
dan
2.
3.
4.
5.
2.2.
Survey kepuasan
klien,
digunakan
untuk
mengkaji efektivitas
dan
Kartu laporan penduduk, mirip dengan survey kepuasan klien, tetapi lebih
difokuskan pada temuan-temuan masyarakat yang dipetakan sesuai tingkat,
wilayah geografis dan kemudian dilaporkan kepada publik.
Laporan statistik, data sekunder, seperti monografi desa, potensi desa, dll.
Laporan statistik mengenai permasalahan sosial, seperti: jumlah orang miskin,
desa tertinggal, status gizi, tingkat buta huruf, sanitasi, air bersih, dll.
B. Rapid Apraisal
RRA adalah aktivitas yang sistematis, tetapi cukup terstruktur, yang dilakukan di
lapangan oleh sebuah tim dan dirancang untuk secara cepat mendapatkan
informasi atau hipotesa tentang kehidupan di suatu desa (wilayah bencana) tanpa
melibatkan masyarakat secara aktif, masyarakat diposisikan sebagai objek, bukan
sebagai subjek. Metode Rapid Apraisal meliputi: interview, fokus grup,
pertemuan, observasi, penelitian kecil, dan analisis data.
a. Wawancara informan kunci (Indepth Interview ), wawancara (mendalam,
kualitatif, semi terstruktur) dengan menggunakan pertanyaan terbuka
terhadap individu-individu tertentu (terseleksi) yang dianggap memiliki
pengetahuan dan pengalaman mengenai topik/kasus tertentu atau keadaan
wilayahnya.
b. Wawancara
terstruktur
yang
difasilitasi
fasilitator
dengan
teknis
dari
komunitas
dapat
memberikan
masukan
terhadap
kawasan aman, sumber air dan sumber pangan yang ada di lokasi yang
dapat dimanfaatkan dalam keadaaan darurat, dan sebagainya.
e. Survey Kecil (Mini-Survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar
pertanyaan tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara 50-75 orang).
Pemilihan responden dapat menggunakan teknik acak (random sampling)
ataupun sampel bertujuan (purposive sampling). Namun untuk teknik
suvey kecil ini cukup sulit diterapkan pada kondisi bencana.
Fleksibel.
C. Participatory Apraisal
PRA dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data yang dilakukan oleh
perorangan maupun tim untuk mendapatkan informasi mengenai suatu wilayah
atau kawasan yang masyarakat dilibatkan secara aktif dan diposisikan sebagai
subjek. Dalam pelaksanaan proses PRA ini memerlukan waktu yang relatif lama
bila dibandingkan dengan RRA. Orientasi PRA adalah untuk memfasilitasi atau
meningkatkan kesadaran masyarakat dan kemampuan mereka untuk menangkap
isu atau persoalan. Perhatian khusus dilakukan agar masyarakat lokal dapat
7
Persiapan
Kegiatan persiapan meliputi pelatihan, membentuk Tim PRA, menetapkan
tujuan PRA, membentuk desain kegiatan PRA, dan melakukan kunjungan
awal.
2.
Pelaksanaan PRA
Setelah semua kegiatan persiapan PRA selesai dilakukan, Tim berkunjung
kelapangan untuk memulai kegiatan PRA yaitu, pembahasan, maksud,
tujuan, dan proses PRA, diskusi penggalian informasi, pencatatan hasil
diskusi, mempresentasikan hasil diskusi, dan menyusun rencana program.
3.
Tindak Lanjut
Rencana program yang telah dibuat bersama masyarakat ditindaklanjuti di
dalam pelaksanaannya.
2.
4.
5.
Penguatan Masyarakat
Penguatan masyarakat memiliki makna bahwa masyarakat memiliki
kemampuan tidak hanya ekonomi akan tetapi juga sosial politik. Artinya,
kekuatan ekonomi memungkinkan masyarakat tidak tergantung dengan
orang luar, sedang kemampuan sosial politik memungkinkan masyarakat
mampu membela haknya. Para kelompok nelayan harus kuat secara
kelembagaan yang memberikan kekuatan secara ekonomi maupun politis.
Selain itu mereka juga memiliki kemampuan untuk mengelola
lingkungannya tanpa intervensi orang luar, bahkan mereka mampu
mengadakan tawar menawar dengan orang luar. Dengan kemampuan ini
mereka memiliki peluang, dan kontrol terhadap lingkungan serta mampu
memberikan pertimbangan terhadap orang luar jika mereka mengarah
pada proses perusakan lingkungan dari usaha mereka.
3.
sebagai
fasilitator
dengan
kelompok
masyarakat
yang
setempat
maupu
antar
masyarakat
setempat
adalah
memerlukan situsi santai, tidak formal, luwes dan fleksibel. Situasi ini
sangat umum berlangsung dalam kelompok nelayan, petani dan
seterusnya. Beginilah pada umumnya suasana desa nelayan atau
pedalaman itu berlangsung. Melalui suasana infrmal seperti ini semua
persoalan dapat diungkapkan dengan baik meskipun sering kali juga ada
perbedaan pandangan antaranggota masyarakat. Kedatangan orang luar
sering disambut dengan sikap formal masyarakat yang seringkali menjadi
kaku. Fasilitator harus mampu membuat suasana santai informal dan
akrab dengan masyarakat.
6.
Trianggulasi
11
Optimalisasi Hasi
Optimalisasi
hasil
sangat
berkaitan
dengan
informsi
yang
secara
bersama
sama
informasi
yang
telah
Orientasi Praktis
Artinya bahwa program program yang dikembangkan dengan metode
PRA ini lebih berorientasi pada pemecahan masalah secara praktis.
Misalnya saja apa yang menjadi masalah nelayan, potensi (kemampuan
manusia atau kelompok untuk mengerakkan perubahan )apa yang
dimiliki, tersedianya
yang
kemungkinan berada pada kelompok lain atau daerah lain, ada tidaknya
sumber yang dimiliki dst dan program program yang dirancang
memecahkan kebutuhan banyak pihak atau tidak.
9.
Keberlanjutan
12
persoalan
mereka
adalah
berkesinambungan
dan
11.
Terbuka
Dalam PRA sangat memungkinkan ketidak sempurnaan oleh sebab itu
keterbukaan atas tanggapan orang lain terhadap kegiatan PRA ini sangat
positif sebab disdari bahwa disetiap metode tidak pernah ada yang
berlangsung dengan sempurna.
D. Metode ZOPP
Tujuan, Berorientasi, Proyek, Perencanaa
a.
1)
Kajian permasalahan
Menyidik masalah di suatu keadaan proyek pembangunan.
2)
Kajian Tujuan
Meneliti tujuan-tujuan yang ingin dicapai akibat dari pemecahan
tersebut
3)
Kajian Alternatif
13
4)
Kajian Peran
Untuk mendata berbagai pihak (lembaga, kelompok masyarakat, dan
sebagainya) yang terkait dengan proyek
selanjutnya, selanjutnya
mengkaji potensi.
b.
1)
2)
3)
Adanya
kepemanduan
yakni
kerjasama
dalam
penyususnan
c.
1) Meningkatkan
2) Merumuskan
F.
14
I.
a.
b.
c.
15
BAB III
KESIMPULAN
1. Dua pendekatan dalam metode sosial yakni metode linier dan partisipatif. Dalam
metode linier kita akan menemukan enam tahapan diantaranya: pendefinisian
masalah, studi kelayakan, analisa sistem, perancangan sistem, pembangunan sistem,
dan pemeriksaan ulang dan pemeliharaan
2. Pembangunan partisipatif adalah perencanaan yang bertujuan melibatkan kepentingan
rakyat dan dalam prosenya melibatkan rakyat baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3. Metode-metode Pendekatan Perubahan Sosial diantaranya rapid appraisal, survey
formal, participatory appraisal, metode ZOPP, KTP (kerja tindak partisipatif), PRD
(participation research and development), PPKP (pemahaman partisipatif kondisi
perdesaan), PLM (participation learning methods), dan PAR (participation
asseisment).
16
DAFTAR PUSTAKA
17