Jaringan Perodontal
Lidah
Tulang Rahang
Otot-otot pengunyahan
Sendi Temporomandibular
Syaraf
Jaringan Periodontal
Free ginggiva
-Memanjang dari margin gusi sampai ke dasar sulkus gusi.
-Sulcus gusi : ruang (potensial space) antara permukaangigi dan unattached cervical colar dari
gingival.
-Warna : pink cerah.
-Contoh : Papila gusi yang terletak di ruang triangularinterdental.
Attached gingival
-memanjang dari dasar sulkusnya sampai ke mucoginggival junction.
-Warna : variasi dari terang sampai ke merah tua ,berhubungan dengan pigmen kulit.
-Sharpeys fibers : serabut ini diperpanjang dari sementumke daerah papilla dari gusi.
Alveolar Mucosa
-Letak : Mukosa alveolar berhubungan dengan attachedginggiva pada mucoginggival junction
dan dilanjutkandengan jaringan dari vestibula.
-Ciri : tipis, halus, tidak berkeratin, dan ikatan dengan tulangyang ada di bawahnya lebih longgar.
o Terdiri dari : matriks organik (kolagen dan bahan interseluler),bahan anorganik (kalsium
kristal apatit, fosfat, dan karbonat)
Lidah
Lidah merupakan struktur muscular di dalam rongga mulut.Lidah dibagi menjadi 2 bagian :
o Oral, merupakan bagian yang dapat bergerak, membentuk 2/3anterior lidah, dilapisi oleh
ephitelium squamosa berkeratin.
o Pharyngeal, merupakan bagian yang tidak dapat bergerak ,membentuk 1/3 posterior lidah,
dilapisi oleh epitheliumsquamosa tanpa keratin.
a.Permukaan Dorsal
Terbagi oleh sebuah sulcus terminalis yang menyerupai V, menjadibagian oral anterior (dua
pertiga depan) dan sebuah radix linguaedorsal (sepertiga posterior).
b.Permukaan Ventral
Terdiri dari lima struktur :
-Epithelium
-Lingual frenulum
-Papilla sublingual
-Plica fimbriata
-Deep lingual veins
c.PapilaPapila filiformis, Papila fungiformis, Papila foliata, dan Papilasirkumvalata.
d.Otot-otot lidah
-Otot-otot intrinsik (m.longitudinalis superior, m.longitudinalisinferior, m.transversus linguae,
dan m.verticalis linguae)tidak melekat pada tulang.
-Otot-otot ekstrinsik (m.hyoglossus, m.genioglossus,m.styloglossus, dan m.palatoglossus).4.3.2
Fungsi Lidah :
a.Mastikasi
b.Penelanan
o Rahang
Rahang terdiri dari maksila dan mandibula.
Maxilla
Terdapat empat procesus pada badan RA.
a.Processus Zygomatic
b.Processus Frontal ( Nasofrontal )
c.Processus Alveolaris
d.Processus palatina maksila
-frontal, zygomatic
-alveolar
-palatinal
Bagian anterior dari maksila bergerigi dikarenakan adanya akar gigi.
Mandibula
Merupakan tulang terbesar dan terkuat pada wajah.
a.Permukaan luar
b.Symphisis
c.Foramen Mentalis : terletak di dekat apex (ujung akar) dari gigi P2.
d.External Oblique Ridge
Pergerakan Mandibula : depresio atau elevasio, protrusion atauretraction, dan gerakan
mengunyah lateral.
Fungsi Rahang
Maksila
Sebagai media penahan dalam mastikasi agar mastikasi dapat bekerjasecara maksimal.
Mandibula
Sebagai media penerus gerakan TMJ, kita bisa mengunyah karenabantuan mandibula yang
bergerak.
Otot pengunyahan
a.Otot Masseter
-Saraf : nervus trigeminus divisi mandibulae (N. V3)
-Fungsi : mengangkat mandibula untuk merapatkan gigisewaktu mengunyah.
b.Otot temporal
Saraf : nervi temporales profundi (N.V3)Fungsi : elevasi dan retrusi mandibula.c.
c.Otot pterygoid medial
Saraf : N. trigeminus divisi mandibularis.Fungsi : untuk membantu mengangkat mandibula, elevasimandibula dan menutup mulut
TMJ
bernapas
dan
Fungsi glandula saliva yaitu untuk melembabkan dan membasahi mulut saat istirahat,
mengunyah dan berbicara, melarutkan molekul makanan sehingga bisa bereaksi dengan reseptor
gustatorik dan menghasilkan sensasi rasa, mempermudah menelan dan memulai pencernaan
karbohidrat melalui air liur yang mengandung ptyalin maka di mulailah kerja amylase dan
membantu sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri karena mengandung
immunoglobulin
(Sherwood,2001).
Muskulus
Menurut Liebgott (1995) terdapat macam otot pengunyahan yaitu:
1). Muskulus masseter
Otot itu menutupi sebagian besar permukaan lateral mandibular, berfungsi untuk mengangkat
mandibular dengan kuat sehingga dalam posisi oklusi, pergerakan lateral mandibular dan retruksi
mandibular.
2). Muskulus temporalis
Otot ini berbentuk seperti kipas dan melekat pada lateral kepala hingga prossesus coronoideus os
mandibulla. Berfungsi untuk mempertahankan posisi istirahat mandibular, elevasi mandibular
selama pengigitan dan oklusi sentrik, retruksi mandibular dan mendorong mandibular ke sisi
yang sama pada gerak.
3). Musculus Pterigoideus medialis
Otot ini berada di dalam fosa infratemporalis. Berfungsi untuk mengangkat mandibular dengan
kuat, protusi mandibular, dan menggerakkan mandibular kea rah yang berlawanan dari erak
lateral.
4). Muskulus Pterigoideus lateralis
Arah serabut ini berbeda dengan yang lain karena arahnya horizontal. Berfungsi untuk protusi
mandibular, depresi mandibular dan gerak kontralateral mandibular.
Nervus
Nervus kranial yang berperan dalam pengunyaha yaitu
Organ
Aferen (Sensorik)
Eferen(Motorik)
Mandibula
n V.2 (Maksilaris)
n. V: M. Temporalis, m. maseter, m
Pterigoid
Bibir
n. V.2 (Maksilaris)
n V.2 (Maksilaris)
Lidah
n V.3 (Lingualis)
Tabel 2.1 Peran saraf kranial dalam pembentukan bolus fase oral
(Norton,2007)
Mekanisme
Proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah. Kehadiran bolus dari makanan di mulut
pertama kali menginisiasi refleks menghambat gerakan otot mastikasi yang membuat rahang
bawah turun. Penurunan rahang ini selanjutnya menimbulkan refleks regang pada otot-otot
rahang bawah yang menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan tersebut akan secara otomatis
mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan bolus lagi, melawan dinding mulut,
lalu menghambat otot rahang sekali lagi yang membuat rahang turun dan mengganjal (rebound)
di lain waktu. Hal ini terjadi secara terus menerus (Guyton dan Hall, 2002).
Mengunyah terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap membuka mandibular dan munutup
mandibular. Selama pengunyahan, proses membuka mandibula dipengaruhi oleh kontraksi otot
pterygoideus lateralis, dan musculus pterygoideus medialis, muskulus temporalis, musculus
maseter terjadi relaksasi. Sedangkan proses menutup mandibula otot yang bekerjan yaitu
pterygoideus medialis, muskulus temporalis, muskulus maseter kontraksi dan muskulus
pterygoideus lateralis terjadi relaksasi (Andryani,2001).
Gerakan membuka dan menutup mandibula dipengaruhi oleh sendi temporomandibula sehingga
mengakibatkan mandibula membuka dan menutup. Pergerakan membuka mandibula diikuti
peluncuran dari prosessus kondilus dan meniskus ke depan dan ke belakang sepanjang
tuberkulum artikularis. Pergerakan penutupan mandibula diikuti tertariknya prosessus kondilus
dan meniskus ke atas dan ke bawah sepanjang tuberkulum artikularis di dalam fosa mandibula.
Pergerakan dari memajukan mandibula terjadi karena tertariknya kondilus dan meniskus ke
depan sepanjang tuberkulum artikularis. Pergerakan memundurkan mandibula oleh serabut
posterior dari muskulus temporalis yang menarik kondilus dan meniskus ke belakang dan ke atas
sepanjang tuberkulum artikularis, muskulus maseter mempertahankan kontak gigi geligi
(Andryani,2001).
Batang otak yangmemungkin gabungan aktivitas pergerakan beberapa otot yang terlibat dalam
mastikasi. Nuclei sensori dan motorik yang terdapat pada batang otak berperan penting dalam
proses pengontrolan mastikasi. Tiga faktor utama dalam pembentukan proses mastikasi adalah
(1) pola dasar oskillatori pergerakan mastikasi berawal dari generator neural di batang otak, (2)
input sensori afferen yang terjadi di nuklei, dan (3) pusat otak yang mempengaruhi sistem
koordinasi batang otak mastikatori. Selain adanya neural generator, mastikasi juga terjadi karena
aktivitas gerak reflek otot yang diinisiasi oleh stimulasi dari struktur orofasial. Gerak reflek yang
timbul dari orofasial antara lain gerak lidah, fasial, dan berbagai gerak rahang. Proses mastikasi
diinisiasi oleh stimuli elektrik dari kortek serebri yang menyokong otot pembuka dan penutup
rahang. Stimulus elektrik ini terbentuk karena adanya input berupa rangsangan yang diterima
dari saraf sensoris yang terlibat dalam mastikasi, yaitu nervus trigeminus dan nervus
glossofaringeus. Nervus motorik yang bekerja untuk menggerakan otot-otot mastikasi terdiri dari
nervus glosofaringeus, nervus vagus, nervus hypoglosus dan nervus trigeminus. Ritme mastikasi
dihasilkan dari generator pada batang otak yang diaktivasi oleh sistem saraf pusat dibantu
dengan input periferal yang akhirnya menghasilkan output ritmikal dengan frekuensi yang sesuai
input yang terjadi (Biantini,2007).
tidak sembuh secara tepat maka permukaan tersebut akan lebih meradang dan jaringan yang
fibrotik akan melekat pada diskus sehingga dapat berpotensi menjadi ankilosis.
Penelanan
Merupakan proses yang terjadi setelah pengunyahan selesai dimulut, kemudian mulut tertutup,
lidah bagian ventral bergerak kearah palatum sehingga mendorong bolus kea rah ishmus fausium
munuju faring untuk selanjutnya diteruskan ke esophagus.
Muskulus
Muskulus yang bekerja dalam penelanan adalah muskulus kavum oris propium yang bekerja
secara volunteer dan muskulus faring yang bekerja secara involunter
1). Muskulus di dalam kavum oris propium
Muskulus yang termasuk dalam kelompok kavum oris adalah muskulus lidah dan Muskulus
palatum lunak.Muskulus dalam lidah terdiri dari intrinsik dan Ekstrinsik. Muskulus intrinsik
lidah yaitu muskulus yang membentuk lidah sendiri yaitu muskulus longitudinalis lingua
superfisialis, muskulus longitudinalis lingua
profunda, muskulus transversus lingua dan
muskulus vertikalis lingua. Muskulus ekstrinsik merupakan muskulus yang berada dibawah
lidah yaitu muskulus genioglossus untuk menggerakkan bagian tengah lidah kebelakang dan
muskulus styloglossus yaitu menarik lidah ke atas dan ke belakang.Sedangkan muskulusmuskulus palatum lunak yaitu muskulus tensor dan muskulus levator veli palatine untuk
mengangkat faring dan muskulus palatoglossus yang menyebabkan terangatnya uvula.
2). Muskulus di faring
Muskulus yang jalannya melingkar dan membujur. Muskulus yang melingkar terdiri dari
muskulus konstriktor faringis superior, muskulus konstritor faringis media dan muskulus
konstriktor inferior, sedangkan muskulus-muskulus membujur faring yaitu muskulus
stilofaringingeus. Faring tertarik ke arah medial untuk saling mendekat setelah lipatan-lipatan
faring membentuk celah sagittal akan dilewati makanan menuju ke faring posterior (Andriyani,
2001).
3). Muskulus di laring
Muskulus dalam laring terbagi menjadi dua yaitu muskulus laring intrinsik dan muskulus laring
ekstrinsik.Muskulus laring ekstrinsik yaitu muskulus krikotiroideus, sedangkan muskulus laring
intrinsik yaitu muskulus krikotiroideus posterior, krikotiroideus lateral,muskulus
tiroaritenoideus, muskulus vokalis, muskulus tireoepiglottikus dan muskulus aritenoideus. Pada
laring terdapat dua sfingter yaitu aditus laryngitis dan rima glottides. Aditus laryngitis berfungsi
hanya pada saat menelan.Ketika bolus makanan dipindahkan ke belakang diantara lidah dan
palatum mole, laring tertarik ke atas. Aditus laryngitis di persempit oleh muskulus
arytenoideusobliqusdan muskulus oryepiglottikus. Bolus makanan masuk ke esophagus dan
melewati sisi-sisi aditus laryngitis. Dalam muskulus laring terdapat rima glottidis yang berfungsi
sebagai sfingter pada saat batuk dan bersin.
(Andriyani,2001)
Nervus yang bekerja
Proses menelan diatur oleh daerah-daerah neuron batang otak yang didistribusikan ke seluruh
substansia retikularis medulla dan bagian bawah pons. Daerah medulla dan pons bagian bawah
mengatur kelainan secara keseluruhan disebut pusat menelan.Impuls sensorik yaitu nervus
trigeminus dan glossofaringeal ke daerah medulla oblongata dan berhubungan dengan traktus
solitaries. Impuls motorik yang digunakan pada proses menelan yaitu nervus trigeminus,
glossofaringeal, vagus dan hypoglossal (Norton, 2007).
Mekanisme penelanan
1). Fase Oral/ bukal/ volunter
Pada fase ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan oleh gigi geligi, lidah, palatum
mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan
ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara disadari. Setelah makanan di
kunyah dan berbentuk bolus, pergerakan vertical lidah akan mendorong bolus ke isthmus
fausium, ketika makanan melewati isthmus fausium muskulus palatoglossus berkontraksi
menyempitkan isthmus fausium sehingga mencegah kembalinya makanan ke rongga mulut.
Setelah makanan sampai orofaring dan adanya kontraksi muskulus levator dan muskulus tensor
veli palatine dibantu muskulus palatofaringeus sehingga menutup hubungan antara nasofaring
dan orofaring.hubungan ini terjadi agar makanan tidak masuk dalam nasofaring tetapi makan
terdorong dalam orofaring.
Nervus yang berperan dalam fase oral adalah nervus V2 dan nervus V.3 sebagai serabut afferent
(sensorik) dan n V, n VII, n IX, n X, n XI, n XII sebagai serabut efferent (motorik).
2). Fase Faringeal /involunter
Pada fase faringeal muskulus yang berperan adalah muskulus stylofaringeus dan muskulus
palatofaringius berkontraksi sehingga menarik faring ke arah kranial yang memungkinkan
makanan terdorong ke arah laringofaring. Kontraksi dari muskulus aritenoideus obliqus dan
muskulus transversus dan muskulus krikoaritenoideus lateral menyebabkan penyempitan aditus
laringis. kedua kartilago aritenoidea berkontraksi, kemudian tertarik dan saling mendekat dan
bertemu epiglottis, rima glotidis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke dalam laring tetapi
berada dalam laringofaring. Pada fase faringeal saraf yang bekerja adalah nervus V.2, nervus V.3
dan nervus X sebagai serabut afferent dan n V dan nervus VII, nervus IX, nervus X, nervus XI,
nervus XII.
memasuki esophagus akan dialirkan ke lambung melalui gerak peristaltik. Gerak peristaltic
esophagus terdiri dari dua tipe yaitu : gerak peristaltic primer merupakan gelombang peristaltic
yang mendorong makanan di faring menuju esophagus selama tahap faringeal. Jika gelombang
peristaltic primer gagal mendorong semua makanan yang ada di esophagus ke lambung, maka
gelombang peristaltic sekunder yang dihasilkan dari pegangan esophagus oleh makan yang
tertahan akan mendorong sisa makanan ke lambung
(Andriyani,2001).
Gangguan dalam menelan
1.) Disfagia
Kesulitan dalam tahap mengawali reflex menelan, biasanya disebabkan oleh neuromuskular, lesi
dalam laringofaring dan esophagus, setelah mengalami operasi pengambilan karsinoma sel
skuamosa dasar mulut, akan mengalami kesulitan dalam menggerakkan lidah karena perubahan
bentuk otot-otot lidah,selain mengalami perubahan kualitas suara yaitu suara menjadi lebih besar
dan berat.Gejala khas pada disfagia yaitu sukar menelan makanan.
2). Bruksim
Bruksim merupakan kebiasan seseorang mengerot-kerotkan giginya dan menekan kuat gigi tanpa
fungsi.Keadaan ini sering terjadi secara tidak sadar dan sering terjadi malam ketika tidur. Efek
negative yang ditimbulkan yaitu bunyi gemerutuk gigi, rasa capai pada otot saat bangun tidur,
rahang terkunci sehingga akan merasakan rasa sakit pada daerah sendi rahang dan
kecenderungan menggigit pipi, bibir, lidah. Selain itu gigi akan menjadi cepat aus akan pengaruh
pada pengunyahan dan penelanan makanan (Andriyani,2001).
Berbicaraa.
Proses berbicara dapat terbentuk dengan adanya organ atau struktur tertentustruktur dari proses
berbicara berikut disebutkan sesuai tahapan prosesberbicara, yaitu :
1. Respirasi
organ utamanya dalam mengatur tekanan dan jumlah udarauntuk pembentukan suara ialah
trakea, bronkus, dan paru-paru
2. Phonasi
organ yang berperan adalah laring. Di dalamnya terdapat plicavokalis yang berfungsi mengubah
udara menjadi gelombang sehinggaterbentuk suara vokal. Pada plika vokalis ini terdapat ligamen
vokalis yangpada bagian anteriornya melekat pada kartilago tiroid, sedangkan diposterior
melekat pada kedua kartilago aritenoid.
3. Resonansi
organ resonator yang berupa rongga-rongga yangdapat memantulkan suara-suara sehingga
membentuk karakteristik suara,yaitu rongga dada, sinus paranasal, sinus maksilaris, cavitas
yangberhubungan dengan hidung (cavum nasi, sinus, dan nasofaring), cavitasyang berhubungan
dengan mulut (cavum oris dan orofaring), danlaringofaring.
4. Artikulasi
untuk membentuk suara konsonan, melalui struktur sepertibibir, palatum, pipi
muskulus
1. Muskulus lidah, berupa muskulus intrinsiknya yaitu m. Genioglossus, m.Hyoglossus, m.
Styloglossus, dan muskulus intrinsiknya yaitu m.Longitudinal, m. Transversal, dan m.
Vertikal
2. .Muskulus mastikasi yang berperan untuk elevasi dan depresi mandibula,seperti
m.masseter dan m.pterygoideus lateralis yang berkontraksi untuk membuka mulut,
m.temporalis untuk relaksasi
inervasi
inervasinya dari ramus laringeus interna dan n.laringeusreccurens. Secara umum, neurologi
berbicara berjalan melalui sensoris danmotoris. Sensoris terbentuk setelah adanya stimulus
melalui melihat,mendengar, dan meraba yang kemudian disampaikan ke otak. Sedangkan
motoris terbentuk setelah adanya rangsang visual atau pendengaran tersebutyang kemudian
sampai di SSP, diteruskan ke bagian girus angularis, kemudiandibawa ke area Wernicke untuk
persepsi dan menginterpretasi, lalu menujuarea Broca yang merupakan pusat bicara, ke korteks
motorik, lalu terbentuklahbicara.
kelainan
Kelainan dari proses berbicara, yaitu aphaxia dan disartrhia. Aphaxia terbagimenjadi aphaxia
sensoris yang terjadi kerusakan pada area Wernicke sehinggatidak mampu menginterpretasi dan
berbicara (bicara tidak jelas), dan aphaxiamotorik pada area Broca sehingga masih bisa
menginterpretasi tetapi tidak dapat berbicara atau menyusun kata-kata. Sedangkan disarthria,
tidak bisamenginterpretasi dan tidak bisa berbicara