Strategi Transisi Penerapan Basis Akrual
Strategi Transisi Penerapan Basis Akrual
PAPER
STRATEGI TRANSISI
PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
Disusun oleh:
Bangun Canggih Wicara Putra (144060005785)
Tri Eka Yuniarti (144060005780)
Yoga Wirastadhi (144060006019)
Kelompok
1
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Basis kas pada awalnya telah diterapkan secara tradisional di berbagai negara untuk
aktivitas sektor publik. Secara sederhana, dikatakan bahwa penerapan akuntansi berbasis
akrual ditujukan untuk mengatasi ketidakcukupan basis kas untuk memberikan data yang
lebih akurat. Penerapan Basis Akrual di sektor pemerintah bertujuan untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas informasi laporan keuangan yang kemudian berguna untuk
pengambilan keputusan serta akuntabilitas publik. Dengan semakin berkualitasnya informasi
yang didapatkan, maka pemerintah akan dapat mengambil keputusan yang efisien dan
efektif di dalam pengelolaan keuangan negara. Selain hal tersebut informasi keuangan yang
akuntabel dan transparan pasti akan sangat mendukung proses pengawasan secara tepat.
Pada tahun 1990-an, New Zealand pertamakali menggunakan basis akrual untuk sistem
akuntansi pemerintahan baik untuk laporan keuangan maupun penganggarannya dan dinilai
berhasil. Kemudian dalam perkembangan satu dekade berikutnya, telah terjadi perubahan
besar dalam penggunaan basis akuntansi dari basis kas menuju/menjadi basis akrual di
negara-negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)
misalnya Inggris, Kanada, Amerika Serikat dan Australia untuk ikut turut serta menerapkan
basis akrual walaupun tingkat penerapannya berbeda antara negara satu dengan negara
lainnya.
Secara umum, basis akrual telah diterapkan di negara-negara yang lebih dahulu
melakukan reformasi manajemen publik. Penggunaan basis akrual merupakan salah satu
ciri dari praktik manajemen keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk
memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan
informasi yang diperluas, tidak sekedar basis kas. Namun untuk bisa menerapkan hal
tersebut ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada banyak hal yang harus
dipenuhi serta perlu pertimbangan yang mendalam terkait biaya dan manfaat yang mungkin
akan diperoleh. Sama halnya dengan perubahan sistem perdagangan zaman dahulu yang
masih menerapkan sistem barter kemudian diperkenalkan sistem alat tukar berupa mata
uang, diperlukan waktu untuk bisa membiasakan atau menyesuaikan diri dari sistem lama
menuju sistem yang baru atau yang sering disebut sebagai masa transisi. Masa dimana
proses transisi itu terjadi merupakan hal yang menentukan keberhasilan suatu sistem baru
dapat diterapkan, karena pada masa transisi tersebut kita tidak hanya dihadapkan pada
Kelompok
1
Kelompok
1
II.
Tujuan
Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi basis akrual di
negara lain meliputi berbagai tahapan implementasi serta kelebihan dan kekurangan dari
penerapan basis akrual serta mengetahui kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan
dari transisi CTA ke basis akrual.
Kelompok
1
PEMBAHASAN
I.
basis akrual secara penuh baik dalam akuntansi maupun penganggaran. Negara-negara
tersebut menjadi negara yang paling komprehensif dalam mengadopsi akuntansi akrual
dibandingkan dengan negara lainnya. Atas keberhasilan menerapkan basis akrual dan
reformasi kebijakan fiskal, negara-negara tersebut dijadikan rujukan dan acuan dalam
implementasi akuntansi akrual di negara lain. Misalnya oleh pemerintah federal Amerika
Serikat yang telah mengadopsi standar akrual dalam beberapa konteks. Namun,
implementasi kebijakan akuntansi akrual di Amerika Serikat pencapaiannya belum sejauh
seperti apa yang dicapai oleh Selandia Baru dan Australia. Selain itu, terdapat negara yang
tidak berhasil menerapkan basis akrual dalam sistem akuntansinya, seperti Fiji dan Nepal.
Berikut akan disampaikan beberapa negara sebagai referensi untuk dijadikan perbandingan
dalam penerapan basis akrual.
A. Selandia Baru (New Zealand)
Pemerintah Selandia Baru melakukan reformasi besar pada akhir tahun 1980-an dan
awal tahun 1990-an. Reformasi tersebut mengubah manajemen pemerintahan dari sistem
berbasis ketaatan, yang menggunakan aturan yang detil, restriktif dan plafon anggaran kas,
menjadi rezim yang berbasis kinerja dan akuntabilitas. Keberhasilan dari penerapan
reformasi ini memerlukan upaya yang sungguh-sungguh baik di level stratejik maupun level
operasional dan membawa pada perubahan fundamental dan perubahan yang ekstensif
baik dalam manajemen operasi sektor pemerintah (sektor publik) dan juga laporan
keuangan yang disajikan untuk operasi tersebut. Pengalaman Selandia Baru menunjukkan
bahwa perubahan bukan sekedar wacana ataupun retorika tetapi sudah menjadi
keberhasilan yang jauh lebih baik. Hasil dari sisi keuangan menunjukkan bahwa setelah
mengalami defisit (anggaran) selama 20 tahun, kemudian berubah secara mengejutkan
menjadi surplus dalam tiga tahun (1994-1996), dengan sejumlah bukti yang menunjukkan
bahwa surplus tersebut lebih dari sekedar sebuah siklus.
Reformasi berbasis akrual di Selandia Baru dapat dikatakan sebagai reformasi
sistem akuntansi pemerintah yang paling komprehensif yang telah dilakukan oleh berbagai
negara sampai saat ini. GAO (Government Accountability Office) melaporkan bahwa, pada
umumnya sebagian besar pengamat sepakat bahwa tindakan akrual telah memberikan
informasi yang lebih baik untuk tujuan pengelolaan aset dan kalkulasi biaya. Selain itu,
banyak yang percaya bahwa tindakan akrual telah menghasilkan disiplin fiskal yang jauh
Kelompok
1
lebih besar, terutama untuk para legislator dan pejabat pemerintah lainnya sehingga dapat
lebih mudah memastikan kesinambungan fiskal (atau ketiadaan kesinambungan) pada
program pemerintah.
a. Latar belakang penerapan akuntansi berbasis akrual
Kondisi sistem manajemen di Selandia Baru pada awal tahun 1980-an didominasi
oleh kontrol input yang tersentralisasi, yaitu ditetapkannya instruksi menyangkut masalah
perbendaharaan dan manual pelayanan publik, adanya monopoli dalam berbagai
pengadaan barang dan jasa. Seluruh uang negara dikelola oleh Departemen/Kantor
Perbendaharaan (Treasury) di dalam rekening bank konsolidasian.
Pengolaan anggaran lebih ditekankan pada pembatasan alokasi anggaran
(apropriasi) belanja untuk tujuan program yang kurang tegas. Apropriasi ini memberikan
informasi tentang penerima anggaran, aktivitas pemerintah, atau jenis pengeluaran
(belanja). Hal-hal di atas menimbulkan lingkungan kerja yang kurang kondusif bagi para
pegawai, pejabat dan menteri.
Berdasarkan latar belakang itu, Pemerintah Selandia Baru mengembangkan sistem
manajemen keuangan yang terintegrasi dan komprehensif, yaitu:
menerjemahkan strategi pemerintah ke dalam keputusan dan tindakan;
menginformasikan pengambilan keputusan oleh pemerintah;
mendorong sektor pemerintah untuk responsif dan efisien; dan
secara konstan melaksanakan (reformasi).
Bagian-bagian pokok dari peraturan keuangan pada rezim baru yang diatur di dalam Public
Finance Act 1989 adalah sebagai berikut:
menghilangkan banyak kontrol administrasi;
menentukan output dalam proses apropriasi (alokasi anggaran);
membuat kepala eksekutif bertanggung jawab terhadap manajemen keuangan
departemen/lembaga;
menetapkan peraturan-peraturan tentang pelaporan.
Kelompok
1
kebutuhan
akan
penguatan
kapasitas
stratejik
dan
Kelompok
1
berdasarkan atas hasil yang spesifik tapi juga mengenai nilai akun, penilaian, dan
kepemimpinan. Dalam fase ini terdapat 3 Undang-Undang yang diterbitkan yaitu The
Public Audit Act 2001, The Public Finance Act 2004 , dan The Crown Entities Act
2004.
c. Lingkungan yang mendukung dan menghambat implementasi
Keberhasilan dari implementasi manajemen keuangan baru di Selandia Baru dapat
terwujud karena adanya dukungan dari para pemimpin di sektor publik, baik politisi maupun
birokrasi. Dengan berlakunya Undang-Undang Keuangan Publik tahun 1989, Selandia Baru
menyusun kembali proses penganggaran pemerintah menjadi berbasis output, dan juga
mensyaratkan bahwa semua penganggaran dan pelaporan di tingkat departemen
menggunakan metode akrual. Sebuah proses penganggaran berbasis output, secara umum,
menekankan "penggunaan informasi biaya output (produk) sebagai alat manajerial dan lebih
khusus sebagai dasar untuk model penganggaran pembeli/penyedia (kuasi-pasar)." Dengan
kata lain, lembaga pemerintah dan departemen dipandang sebagai produksi output yang
kemudian Parlemen merapatkan untuk melakukan pengadaan.
Terdapat beberapa Undang-Undang yang mendukung pelaksanaan akuntansi
pemerintahan di Selandia Baru yaitu:
The State Owned Enterprises Act 1986 (SOE Act) merupakan undang-undang
uang negara
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam mendukung reformasi yang dijalankan di
Selandia Baru antara lain:
1. Key people, adalah orang-orang yang berperan penting dalam proses reformasi
keuangan yang dilakukan. Orang-orang tersebut terdiri dari politisi di dewan, bendahara
Kelompok
1
pengawas
keuangan
negara
dan
organisasi
akuntan),
dan
sub-
Selandia Baru.
Political will para politisi yang mendukung reformasi yang dilakukan.
Sistem politik di Selandia Baru yang dijalankan dengan sistem satu kamar (one
legislative chamber) sehingga segala rencana yang disusun pemerintah dan
dimasukkan ke dewan untuk disetujui tidak memerlukan waktu yang relatif lama,
sehingga sering diartikan bahwa proses yang dijalankan antara legislatif dan
Kelompok
1
10
merasa dilibatkan dan memiliki peran dalam reformasi yang sedang dijalankan. Hal ini
berbanding terbalik dengan yang terjadi di periode-periode sebelumnya sehingga
disebut sebagai bureaucratic revolution.
6. Knowledge, mencakup theoritical knowledge, experiential knowledge, dan precedents.
Theoritical knowledge, merupakan filosofi managerial dan pemahaman ekonomi
yang diperoleh dari beragam literatur. Sebagai contoh, pemerintah membuat
keseimbangan antara kebijakan ekonomi makro dan mikro yang berasal dari
beragam literatur sebagai asal muasal reformasi sistem dan manajemen yang
dilakukan.
Experiential knowledge, mengacu kepada pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh dari beberapa orang. Sebagai contoh, pemahaman mengenai masalah
yang dihadapi oleh para pegawai pemerintah dan tata kelola yang dijalankan
diperoleh melalui akumulasi pengalaman dari lembaga-lembaga pemerintah dari
Kelompok
1
11
hal ini Selandia Baru turut menerapkan penggangaran basis akrual juga.
Kapasitas sumber daya manusia yang mendukung perubahan dalam sistem akuntansi
pemerintah. Selandia Baru dapat mengatasi masalah tersebut dengan memiliki sebuah
badan akuntansi profesional yang terdiri dari akuntan praktisi, akuntan korporat dan
akuntan sektor publik. The Institute of Chartered Accountans of Selandia Baru
(kemudian menjadi the Selandia Baru Society of Accountans) tertarik dan mendukung
proses reformasi
Pencatatan dan penilaian terhadap aset bersejarah
Pencatan dan penilaian terhadap aset peralatan tempur
Peralatan militer umumnya memiliki nilai yang sangat tinggi dan mempunyai
kecenderungan
untuk
rusak,
hancur,
atau
hilang
sewaktu-waktu
akibat
dari
penggunaannya dalam latihan atau perang yang sesungguhnya. Masalah timbul ketika
peralatan militer itu digunakan dan akibat penggunaan tersebut, peralatan militer rusak,
hancur, atau hilang. Maka atas peralatan tersebut harus dilakukan penghapusan dalam
pembukuan. Hal ini menyebabkan pencatatan beban yang besar yang menimbulkan
kesan bahwa pemerintah mempunyai kinerja yang buruk.
B. Australia
a. Latar belakang penerapan akuntansi berbasis akrual
Basis akrual pada mulanya adalah basis yang dikenal pada sektor privat saja. Pada
basis ini, transaksi yang terjadi diakui pada saat terjadinya (subtance over form) yang
kemudian dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan. Hal ini
berbeda pada basis kas yang mengakui transaksi pada saat diterima dan dikeluarkan pada
periode bersangkutan. Dampak dalam basis akrual ini akan menghasilkan informasi yang
lebih pada laporan keuangan apabila dibandingkan dengan basis kas, misalnya piutang,
utang, depresiasi, yang kemudian lebih berguna dalam pengambilan keputusan.
Tren penerapan basis akrual untuk akuntansi (pelaporan keuangan)
dan
Kelompok
1
12
negara-negara berkembang tidak terlepas dari manfaat yang diperoleh negara yang
menerapkannya.
Negara-negara OECD, termasuk Australia tentunya, menilai bahwa penggunaan
basis akrual akan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi laporan keuangan
yang kemudian berguna dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas publik. Dengan
semakin berkualitas informasi yang didapat, maka pemerintah akan dapat mengambil
keputusan yang efisien dan efektif dalam pengelolaan keuangan negara.
b. Tahapan dalam implementasi
Australia sudah sejak belasan tahun lalu menerapkan basis akuntansi akrual di
negaranya. Akuntansi akrual untuk individual departemen/lembaga diimplementasikan sejak
tahun 1995. Laporan konsolidasian akrual diterapkan sejak tahun 1997, dan penganggaran
akrual dilaksanakan sejak tahun 2000.
Pengaruh Inggris terlihat pada struktur akuntansi Australia. Australia merupakan
negara persemakmuran dan tumbuh sebagai hasil dari migrasi warga inggris pada tahun
1800-an. Oleh karena itu, praktik akuntansi Australia lebih fokus pada informasi yang
diperlukan oleh investor dibandingkan dengan keperluan pajak negara tersebut.
Pada tahun 1991, The Australian Securities & Invesment Commission dibentuk untuk
membantu peraturan dan menyelenggarakan hukum perusahaan untuk melindungi
konsumen, investor dan kreditor. Standar akuntansi dibuat oleh Australian Accounting
Standards Board (AASB). Aslinya, ASSB bekerja sama dengan Public Sector Accounting
Standards Board untuk membuat standar Australia. Urgent Issues Group (UIG) didirikan
pada tahun 1994 untuk membantu menunjuk isu mendesak dalam bidang akuntansi
kebanyakan seperti Emergency Issues Task Force (EITF) di Amerika Serikat.
Pada tahun 1999, pengaturan standar Australia mereorganisasi ulang melalui The
Corporate Law Economic Reform Program Act. Reorganisasi ini membuat Financial
Reporting Council (FRC) mengatur tindakan AASB. FRC dapat memberikan AASB
pengarahan tapi tidak akan bisa mempengaruhi isi dari standar akuntansi. AASB sekarang
mempunyai tanggung jawab untuk membuat standar baik sektor publik maupun sektor
pribadi dan bebas untuk mencari tim dan staf. Di samping itu, UIG terus memberikan
panduan mengenai isu akuntansi yang mendesak. Australia mengadopsi IFRS pada tahun
2005.
Seperti halnya dengan Selandia Baru, adopsi akuntansi akrual di Australia untuk
sektor publik terjadi selama periode reformasi ekonomi luas, meskipun reformasi Australia
barangkali lebih sederhana dibandingkan dengan Selandia Baru. Meskipun pertumbuhan
ekonomi Australia telah lebih konsisten dari Selandia Baru, tekanan muncul pada awal 1990an untuk meningkatkan efisiensi pemerintah dan meningkatkan kinerja. Reformasi
Kelompok
1
13
komprehensif pada akhirnya dengan yang melaksanakan dua inisiatif yaitu Financial
Management Improvement Program dan Program Management and Budgeting.
Perjalanan proses transisi akuntansi berbasis akrual di Australia dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 1. Perjalanan Transisi Akuntansi Akrual di Australia
Accrual Reporting
Accrual Budgeting
Kelompok
1
14
Setiap agency disyaratkan untuk mempersiapkan satu set laporan keuangan basis
tertentu diperlukan.
Tidak semua aset dan kewajiban, seperti long service leave, annual leave dan dana
dengan basis akuntansi akrual penuh pada tahun yang berakhir pada 30 Juni 1995.
Tahun 1993, Menteri Keuangan mengeluarkan pedoman baru untuk laporan berbasis
akrual, yang diterapkan secara progresif mulai 1993. Tiga laporan keuangan yang
dipersyaratkan adalah:
1) Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Kas)
2) Laporan Aset dan Kewajiban Tertentu (Akrual)
3) Laporan Apropriasi (Diterima dan Digunakan)
4) Catatan Penjelas
Permasalahan yang diidentifikasi dalam menyiapkan laporan keuangan berbasis
akrual adalah :
1) Aset terdaftar tidak lengkap dan tidak up-to-date;
2) Menetapkan penilaian untuk aset;
3) Memperoleh informasi akrual dari sistem IT keuangan berbasis kas;
4) Staff tidak familiar dengan persyaratan laporan keuangan;
5) Kekurangan dalam akuntansi/sistem IT managemen keuangan, dan
6) Kurangnya definisi atau definisi tidak dipahami.
4. Periode tahun 1995 dan setelahnya
Proses memindahkan agency Pemerintah Australia dari akuntansi kas ke akuntansi
akrual berlangsung stabil dan terukur. Implementasi akuntansi akrual penuh ditetapkan
untuk tahun berakhir 30 Juni 1995. Sebuah program pilot terhadap sepuluh agency
menyiapkan laporan berbasis akrual untuk tahun 1992 hingga 1993. Sepuluh agency
berikutnya pindah ke format akrual untuk 1993-1994, dan sisanya melaporkan untuk
pertama kalinya di 1994 dan 1995. Laporan Akrual Penuh Agency dimasukkan dalam
laporan tahunan mereka dan diaudit. Tahun 1995 Laporan Akrual Konsolidasi Percobaan
dibuat oleh Department of Finance and Deregulation (DOFAD). Tahun 1996 dan 1997,
Laporan Akrual Konsolidasi dipublikasikan dan diaudit. Pada Tahun 1998 1999, audit
penuh atas Laporan Akrual Konsolidasi.
Devolusi tanggung jawab, baik dari badan koordinator pusat dan instansi lini, adalah
kerangka kerja manajemen keuangan yang mendasar di Australia. Oleh karena itu DOFAD
telah menetapkan kendali yang terdefinisi dan terbatas dalam proses migrasi akrual. DOFAD
Kelompok
1
15
menetapkan kerangka kebijakan dan kerangka waktu, tetapi agency memtuskan tentang
bagaimana menerapkan pelaporan akrual dalam kerangka kerja itu, termasuk:
Bagan Akun
Pengenalan sistem akrual
Pelatihan
Identifikasi aset dan kewajiban
Strategi manajemen risiko Penilaian kebutuhan informasi keuangan / keterampilan
DOFAD mensyaratkan agency untuk menggunakan akuntansi akrual penuh untuk laporan
tahun 1995. Dalam penerapan akuntansi akrual tersebut, agency dibantu dengan peraturanperaturan sebagai berikut:
1) Australian Accounting Standard (AAS) 29 "Financial Reporting by Government
Departments".
2) Guidelines for Accrual Based Statements yang dikeluarkan oleh DOFAD pada
tahun 1993.
3) A Guide to the Use of Accrual Accounting and Reporting by agencies dikeluarkan
oleh Finance pada 1994 yang mencangkup: konsep dasar akuntansi dan
pelaporan keuangan, bagaimana informasi keuangan dapat menjadi relevan
dalam pengambilan keputusan, mengapa laporan agency berbeda dengan sektor
privat, dan interpretasi laporan keuangan.
c. Lingkungan yang mendukung dan menghambat implementasi
Kelebihan atas Penerapan Basis Akuntansi yang Baru
Penerapan basis akrual diyakini secara mendunia sebagai cara membawa
pemerintahan lebih akuntabel dan transparan, sebagaimana ramai dikemukakan oleh jurnaljurnal ilmiah dan sejenisnya tentang pentingnya akuntansi berbasis akrual. Akuntabel dan
transparan dalam penggunaan resource dan kebijakan oleh pemerintah guna menjalankan
dan melaksanakan tugas-tugas negara.
Penerapan basis akrual juga memberikan kemudahan bagi kepentingan komparasi
laporan keuangan antara negara. Sekarang, Australia menjadi salah satu referensi atau
acuan oleh banyak negara dalam implementasi basis akrual dalam akuntansi dan
penganggaran. Pengelolaan keuangan mereka diakui sebagai salah satu yang terbaik di
dunia.
Kelebihan lainnya antara lain meliputi:
Peningkatan alokasi sumber daya
Kualitas pembuatan kebijakan yang lebih baik
Kontrol yang lebih baik terhadap capital
Identifikasi liabilities yang lebih baik
Peluang untuk komparasi sektor private-public
Financial management akan menjadi a central concern
Kualitas management of cash flow dan current assets/liabilities yang lebih baik.
Kelemahan atas Penerapan Basis Akuntansi yang Baru
Kelompok
1
16
based budgeting;
Legislator cenderung
resisten
untuk
mengadopsi
basis
akrual
karena
Kelompok
1
17
Aset ini secara umum tidak diperjualbelikan karena dilindungi undang-undang dan
jatuh nilainya.
Tidak semua warisan atau item budaya akan memenuhi definisi akuntansi aset
walaupun walaupun mempunyai nilai warisan. Apabila suatu aset warisan dan
budaya
Tak tergantikan dan tidak memiliki harga pasar, tidak mungkin nilainya dapat diukur
Kelompok
1
18
depan, hal ini akan berakibat tidak adanya tidak lain untuk pengadilan mencari kerusakan
untuk kehilangan manfaat. Perlakuan pemerintah Australia pada komitmen sosial adalah:
Kewajiban manfaat karyawan, seperti untuk gaji atau pensiun yang belum dibayar,
pemerintah.
3. Keahlian (skills)
DOFAD dan lembaga lainnya tidak memiliki keterampilan akuntansi yang memadai sehingga
DOFAD melakukan kemitraan jangka panjang dengan sektor swasta.
Kelompok
1
19
Pengaturan ini tidak melibatkan konsultan tetapi pengaturan kontrak on-going untuk
di wilayah regional.
Pengembangan serangkaian seminar pelatihanberfokus pada peran akuntansi akrual
dalam pemerintahan
Menjaga sistem pembayaran kas terpusat untuk memastikan kas dikendalikan
Kelompok
1
20
Pemerintahan di Amerika Serikat menganut sistem federal dimana negara terdiri atas
beberapa negara bagian (states). Negara Federal Amerika Serikat terdiri dari 50 negara
bagian. Permasalahan awal mengenai akuntansi timbul ketika tahun 1948 pemerintah
Amerika tidak memiliki suatu standar yang mengatur mengenai bagaimana prinsip laporan
keuangan pemerintah negara bagian dapat diterima oleh pemerintah federal. Alih-alih
prinsip/standar akuntansi yang dapat diterima pemerintah federal, pemerintah negara
bagian sendiri bahkan tidak memiliki standar akuntansi. Akibatnya, lebih dari 30.000
pemerintah daerah memiliki setidaknya satu masalah utang publik yang luar biasa, dengan
total yang lebih dari $ 1,5 triliun (data dari Department of Commerce, Bureau of the Census,
2004).
Di Amerika Serikat, basis akrual berlaku di tingkat pusat sejak tahun 1997, setelah
adanya Chief Financial Officers Act tahun 1990. Di tingkat lokal sendiri, proses perubahan
basis dari kas menjadi akrual masih berjalan. Adapun latar belakang pemerintah Amerika
Serikat berpindah ke akuntansi berbasis akrual antara lain:
Pada pemerintah negara bagian/lokal : tidak dapat digunakannya FASB yang
merupakan pedoman akuntansi swasta di Amerika untuk digunakan dalam sektor
publik menurut para dewan karena beberapa alasan, sehingga dibentuklah GASB
Accountability
Office
Government
Accountability
Office
(GAO)
Kelompok
1
21
resmi yang penting bagi pegawai keuangan pemerintah. GAAFR s diterbitkan oleh
Government Finance Officers Association of the United States and Canada (GFOA). Pada
tahun 1973, National Council on Governmental Accounting (NCGA) dibentuk untuk
mengevaluasi model pelaporan keuangan yang telah ada. NCGA mengubah basis
penetapan standar dari ad-hoc menjadi terstruktur.
Selama 11 tahun, NCGA menerbitkan 7 statement, 11 interpretasi, dan satu konsep
statement. Kemudian pada tahun 1984 terbentuklah Governmental Accounting Standard
Board (GASB). GASB didirikan di bawah pengawasan Financial Accounting Foundation
(FAF). GASB bertugas untuk menyusun dan memutakhirkan standar akuntansi untuk
pemerintah negara bagian dan lokal sampai saat ini. Sejarah penetap standar pemerintah
federal Sampai dengan tahun 1990, pada pemerintah federal yang bertanggungjawab atas
pelaporan keuangan adalah the General Accounting Office (GAO, sekarang the
Government Accountability Office), the United States Treasury, dan the Office of
Management and Budget. Lalu pada tahun 1990, didirikanlah Federal Accounting Standards
Advisory Board (FASAB). FASAB dibentuk sebagai konsekuensi dari adanya undangundang Chief Financial Officers Act yang mewajibkan pemerintah federal untuk menerbitkan
laporan keuangan tahunan audited.
Sejarah standar akuntansi berbasis akrual bagi pemerintah negara bagian dan lokal
pada awal pembentukannya, GASB melanjutkan proyek NCGA yang belum selesai yaitu,
the Measurement Focus and Basis of Accounting (MFBA) dan the Financial Reporting
Model. Kedua proyek tersebut menjadi dasar penyusunan model pelaporan keuangan
pemerintah berbasis akrual. Kedua proyek tersebut selesai dikerjakan oleh GASB setelah 15
tahun kemudian. Dengan demikian, pada waktu itu pelaporan keuangan pemerintah negara
bagian dan lokal berdasarkan current financial resource flows measurement focus dan
modified accrual basis of accounting (modified cash basis) dalam akuntansi dananya. Pada
basis ini, pendapatan diakui ketika pendapatan itu dapat melikuidasi kewajiban lancar
dan pengeluaran/belanja diakui ketika terlikuidasi dengan financial resources yang tersedia
untuk dibelanjakan. Selama 15 tahun penyusunan model pelaporan keuangan pemerintah
berbasis akrual, banyak proses telah dilalui dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan. Secara ringkas, hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
(1) Tahun 1985, GASB menerbitkan GASB Research Report, The Needs of Users
of Governmental Financial Reports yang selanjutnya diikuti dengan pengajuan Concepts
Statement. Dokumen yang digunakan dalam kasus ini untuk meminta pandangan
tentang alternatif untuk pelaporan dana, mulai dari fokus pengukuran sumber daya
keuangan saat ini dan dasar akrual modifikasi dari akuntansi ke ekonomi sumber daya
mengalir fokus pengukuran dan dasar akuntansi akrual.
Kelompok
1
22
(2) Tahun 1987, GASB menerbitkan Exposure Draft (ED) pertama mengenai total
financial resources measurement focus and accrual basis of accounting for the
governmental funds. Mengusulkan sumber keuangan total fokus pengukuran dan akrual
dasar akuntansi untuk dana pemerintah. ED ini tidak mendapat persetujuan dari para
konstituen.
(3) Tahun 1989, GASB menerbitkan ED kedua. ED kedua ini mengajukan proposal yang
sama dengan ED pertama namun ED ini berusaha menghapus beberapa isu
kontroversial pada ED pertama dengan cara membatasi lingkup penerapannya yaitu
hanya pada laporan opersional governmental fund.
(4) Tahun 1990, GASB menerbitkan GASB Statement No. 11, Measurement Focus and
Basis of Accounting Governmental Fund Operating Statements. Standar ini hanya
berfokus pada laporan opersional. Standar ini baru akan diberlakukan setelah ada
standar yang mengatur laporan neraca menggunakan basis akrual. Diharapkan kedua
standar tersebut dapat mulai diberlakukan pada periode yang dimulai setelah tanggal 15
Juni 1994.
(5) Tahun 1992, GASB menerbitkan preliminary views document (PV), Implementation
of GASB Statement No. 11, Measurement Focus and Basis of Accounting Governmental
Fund Operating Statements, PV ini mengetengahkan isu penyajian neraca. PV ini
dimaksudkan untuk meminta pandangan dari kontituen mengenai isu tersebut. Dari hasil
PV tersebut, mayoritas responden lebih memilih untuk menunda pemberlakuan
Statement 11.
(6) Tahun 1993, setelah melalui due process, GASB menyimpulkan bahwa pemberlakuan
GASB Statement No. 11 harus ditunda setidaknya sampai 2 tahun setelah diterbitkannya
standar yang mengatur laporan neraca. Oleh sebab itu, maka diterbitkanlah GASB
Statement No. 17, Measurement Focus and Basis of Accounting Governmental Fund
Operating Statements: Amendment of the Effective Dates of GASB Statement No. 11
and Related Statements. Banyak pihak menganggap hal tersebut sebagai suatu
kemunduran dalam usaha penyusunan standar yang mengatur mengenai basis akrual.
(7) Tahun 1994, GASB menyetujui untuk mengembangkan alternatif model pelaporan
keuangan dengan menerbitkan invitation to comment (ITC) tentang Governmental
Financial Reporting Model. Dari dua alternatif model yang disampaikan, perbedaannya
antara lain pada fokus pengukuran dan basis akuntansi yang digunakan pada berbagai
level pelaporan serta metode yang digunakan untuk melaporkan belanja modal, aset dan
hutang untuk aktivitas pemerintahan.
(8) Tahun 1995, berdasarkan analisis dari reaksi para kontituen dalam ITC tersebut, GASB
mengembangkan
persyaratan
dasar
dengan
mengeluarkan
PV
Governmental
Kelompok
1
23
beragam, dasar laporan keuangan untuk pemerintah harus mencakup laporan keuangan
dan dana
agregat laporan
keuangan.
Laporan keuangan
gabungan
tersebut
Kelompok
1
24
berguna dalam melakukan evaluasi atas kinerja pemerintah melalui service cost,
masa manfaatnya dari jenis aset yang sama di negara bagian lain.
Klasifikasi
Isu lain yang dianggap sebagai bermasalah adalah tentang klasifikasi akun. GASB
memperkenalkan beberapa kategori dana, dimana pemerintah diharusnya untuk
menganalisis akunnya sebelum menempatkan dana dan menentukan klasifikasi dengan
tepat. Klasifikasi keputusan teknis ini tidak salah, namun banyaknya jumlah keputusan
yang harus dibuat ternyata cukup memakan waktu. Keputusan yang harus dibuat
mencakup penentuan apakah pendapatan pemerintah harus dilaporkan sebagai
pendapatan program atau sebagai pendapatan umum. Jika penghasilan ditentukan
untuk menjadi pendapatan program, itu harus dilaporkan dalam program yang sesuai.
Aktiva bersih juga perlu diklasifikasikan menjadi tiga kategori: capital asset, net of
related debt; restricted net asset (dibagi antara pembatasan permanen dan sementara),
dan unrestricted. Akibat dari banyaknya klasifikasi akun yang ternyata membuat pusing
beberapa negara bagian, akhirnya banyak pemerintah negara bagian/lokal memilih
untuk mempertahankan sistem akuntansi mereka yaitu akrual dimodifikasi atau
anggaran dasar selama tahun dan kemudian membuat penyesuaian akrual berbagai
Kelompok
1
25
dua kolom dan informasi yang fokus pada cost on service. Karena penggunaan dua
kolom hanya memisahkan informasi antara pemerintah dan aktifitas bisnis, maka tidak
berguna.
Batas waktu pelaporan laporan keuangan
Batas waktu pelaporan laporan keuangan belum diatur oleh GASB, namun sampai saat
ini pemerintah Amerika selalu berupaya agar laporan keuangan dapat selesai dalam
jangka waktu 6 bulan agar informasi yang dihasilkan lebih handal.
D. Fiji
Republik Kepulauan Fiji adalah sebuah negara kepulauan di selatan Samudra
Pasifik, di sebelah timur Vanuatu, sebelah barat Tonga, dan sebelah selatan dari Tuvalu. Fiji
memiliki 322 pulau, 106 di antaranya berpenghuni. Selain itu ada pula 522 pulau kecil.
Kedua pulau terbesar adalah Viti Levu dan Vanua Levuyang penghuninya meliputi 82% dari
keseluruhan penduduk negara ini. Nama Fiji adalah sebuah kata kuno dalam bahasa Tonga
untuk kepulauan itu, yang pada gilirannya berasal dari nama dalam bahasa Fiji, Viti.
Diberkahi dengan hutan, mineral, dan sumber daya ikan, Fiji adalah salah satu negara yang
lebih maju dari negara-negara di kepulauan Pasifik, meskipun masih bergantung dengan
sektor primer. Sumber daya alam termasuk kayu, ikan, emas, tembaga, minyak lepas
pantai, dan tenaga air. Fiji mengalami periode pertumbuhan pesat pada tahun 1960 dan
1970 tetapi mengalami stagnasi pada 1980-an. Kudeta tahun 1987 menyebabkan kontraksi
lebih lanjut.Gejolak politik di Fiji pada 1980-an , 1990-an , dan 2000 memiliki dampak yang
parah pada perekonomian, yang menyusut 2,8% pada tahun 2000 dan tumbuh hanya 1%
pada tahun 2001.
Studi tentang penerapan akuntansi berbasis akrual di Kepulauan Fiji dilakukan oleh
GeoffreyTickell tahun 2010. Menurutnya Fiji mengadopsi akuntansi akrual pada tahun 1994.
Departemen Keuangan menanggapi dengan mencoba untuk memperkenalkan akuntansi
akrual, bersama dengan banyak reformasi sektor publik lainnya. Sebuah kantor proyek
akuntansi akrual didirikan pada tanggal 14 November 1994 setelah Kabinet telah
memberikan persetujuan untuk menerapkan sistem akuntansi akrual. Pengenalan akuntansi
Kelompok
1
26
Kelompok
1
27
Ketergantunganpemerintah dari bantuan dan pinjaman luar negeri, baik itu dari negaranegara donor atau lembagainternasional lainnya, menjadi sangat tinggi karena banyak
sumber daya di dalam negeri yang belumdikelola dengan layak. Di awal tahun 1960,
Pemerintah Nepal memperoleh pinjaman luar negerinya dari United States Agency for
International Development (USAID). Lembaga tersebut bersama PerserikatanBangsabangsa (PBB) membawa misi perbaikan ekonomi ke negara-negara berkembang,
khususnya yangsedang mengalami krisis keuangan seperti Nepal.
Agenda yang dibawa oleh USAID dan PBB adalah pengimplementasian program
and performance budgeting (PPB) di lingkungan pemerintah Nepal. Pelaksanaan PPB
diharapkan kemudian dapat menjadi alat yang digunakan oleh pemerintah dalam mengelola
pinjaman dan bantuan luar negerinya dengan lebih efektif dan efisien. Langkah awal yang
dilakukan adalah memperkenalkan dan melembagakan akuntansi berbasis kas di
lingkungan pemerintah pusat. Hal ini menjadi kunci dari reformasi yang dilakukan selama
periode 1960-an di Nepal.
Namun sepanjang pelaksanaannya, implementasi PPB tidak selalu berjalan dengan
sebagaimana mestinya. Guna mengatasi banyak kelemahan dalam pelaksanaan PPB,
Kementerian Keuangan Nepal memberikan arahan kepada seluruh instansi pemerintah
untuk mengevaluasi dan menganalisis biaya dan manfaat yang potensial dari setiap
program dan proyek pembangunan yang akan maupun telah dijalankan. Namun, arahan
tersebut terkesan menjadi kurang relevan karena sistem akuntansi yang digunakan oleh
pemerintah tidak mendukung untuk dilakukan evaluasi dan analisis full cost secara teliti
terhadap seluruh biaya yang dikeluarkan. Hal ini kemudian menimbulkan klaim dari
beberapa pihak bahwa akuntansi berbasis kas yang digunakan pemerintah tidak bisa
menyediakan informasi yang memadai guna mengidentifikasi seluruh biaya dari proyek dan
program pembangunan yang dijalankan, serta memberikan ukuran kinerja dan hasil
sebenarnya yang telah dicapai oleh pemerintah saat itu. Di saat tersebut, muncullah
pemikiran untuk beralih ke sistem akuntansi berbasis akrual yang dibawa oleh Bank Dunia
agar pelaksanaan PPB dapat berjalan dengan lancar, yang kemudian saat itu pula menjadi
awal dari era akrualisasi.
Proses institusionalisasi akuntansi berbasis akrual diawali di tahun 1987 dimana
pemerintah mulai menyusun kode, klasifikasi, dan format untuk pelaksanaannya di seluruh
instansi pemerintah dan mulai diberlakukan di tahun 1989 pada beberapa proyek
pembangunan yang didanai oleh bantuan dan pinjaman internasional. Namun dari catatan
pemerintah, tidak ada bukti bahwa proyek yang dijalankan tersebut telah selesai dan
memberikan hasil, tetapi fakta yang ditemukan bahwa uji coba sistem akuntansi akrual
tersebut dihentikan beberapa bulan kemudian, yang menjadi penanda dari ketidakberhasilan
upaya akrualisasi yang coba dilakukan.
Kelompok
1
28
Kelompok
1
29
mereka berikan. Informasi tersebut tentunya hanya akan berguna bagi mereka bila aturan
dan sistem yang berlaku di negara sesuai dengan yang mereka anut, yang dalam hal ini
adalah sistem akuntansi berbasis akrual. Namun kemudian, tekanan dari lembaga-lembaga
internasional tersebut tidak dibarengi dengan langkah nyata dalam membantu pemerintah
untuk turut menyiapkan sarana dan prasarana yang perlu dalam implementasi akuntansi
berbasis akrual. Kondisi tersebut bagaikan membiarkan pemerintah untuk berjalan sendiri di
tengah tekanan yang harus ditanggung.
Tekanan besar yang diterima pemerintah, tidak hanya dari lembaga-lembaga donor
internasional tetapi juga dari khalayak publik di dalam negeri akibat kegagalan dalam
penerapan akuntansi berbasis akrual di tahun-tahun sebelumnya, yang kemudian
mendorong pemerintah untuk segara melakukan perubahan sistem akuntansi di tahun-tahun
mendatang. Melalui kerja sama dengan para akuntan publik dinegara tersebut, pemerintah
berharap bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual dapat segera terlaksana dengan baik.
Kebanyakan akuntan publik (yang bekerja untuk perusahaan bisnis) berpendapat bahwa
akuntansi berbasis akrual akan menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas informasi akuntansi pemerintah. Selain itu, adopsi terhadap sistem akuntansi
berbasis akrual telah menjadi tren global di banyak negara saat itu.
Pemerintah lalu mulai memasuki masa transisi selama lima tahun dalam proses
implementasi akuntansi berbasis akrual di institusi pemerintah di seluruh negeri. Namun
upaya tersebut kemudian lebih banyak menuai kritik dari sebagian besar pejabat dan
akuntan pemerintah. Mereka berpendapat bahwa upaya yang dilakukan terlalu tergesa-gesa
tanpa mempertimbangkan kesiapan seluruh aspek penunjang yang ada di negara tersebut.
Kelemahan utama yang ditemukan adalah kurangnya kapasitas akuntan pemerintah untuk
dapat mengerti dan mengimplementasikan sistem tersebut dalam waktu yang singkat.
Banyak akuntan pemerintah berargumen bahwa perlu waktu lebih dari 20 tahun untuk dapat
mengimplementasikan sistem tersebut dengan sukses. Selain itu, tidaklah mudah untuk
memberikan pengetahuan mengenai sistem akuntansi berbasis akrual kepada para akuntan
junior yang tersebar disangat banyak instansi pemerintah di negara tersebut dan sebagian
besar berada di lokasi yang terpencil yang bahkan, dari awal, telah sulit mengaplikasikan
akuntansi berbasis kas dan kemudian diharuskan untuk beralih ke sistem baru yang lebih
rumit dari sebelumnya.
Semakin banyaknya bukti yang ditemukan terhadap sulitnya penerapan akuntansi
berbasis akrual di sektor pemerintah menimbulkan skeptisme dari lembaga-lembaga donor
internasional untuk terus mendorong pemerintah menerapkan sistem tersebut. Itu menjadi
kali pertama dimana pemerintah Nepal menyaksikan sikap dari lembaga-lembaga donor
tersebut dimana sebelumnyamerekalah yang sangat gigih menyuarakan kepada pemerintah
terkait penerapan akuntansi berbasis akrual. Pemerintah juga mulai menyadari kesalahan
Kelompok
1
30
terhadap ketergantungan yang sangat besar pada kemampuan konsultan danstaf dari
organisasi internasional dalam penerapan sistem tersebut, dan mengucilkan peran akuntan
pemerintah selama proses perubahan dari akuntansi berbasis kas ke akrual.
Di akhir tahun 2007, pemerintah dengan bekerja sama dengan Bank Dunia dan para
akuntan pemerintah mulai manjalankan misi untuk mereformasi tata kelola keuangan negara
tersebut kembali ke basis kas yang dulu digunakan sebelum tahun 1960. Pemerintah mulai
mengisi beberapa kelemahan yang ditemukan di masa lalu dengan terus diiringi dengan
perbaikan aturan terhadap sistem akuntansi yang akan diimplementasikan di seluruh
instansi. Sistem akuntansi kas yang digunakan mengacu kepada basis kas dari IPSAS
karena ini dianggap akan sangat membantu pemerintah dalam menyiapkan jalan guna
kembali melakukan reformasi akuntansi di masa depan menuju sistem akuntansi berbasis
akrual.
II.
dan
belanja
baik
dalam
penganggaran
maupun
laporan
Kelompok
1
31
Kelompok
1
32
berlaku
efektif
untuk
laporan
keuangan
atas
Uraian
1. Penerbitan standar akuntansi berbasis akrual.
2. Mengembangkan framework akuntansi berbasis akrual.
3. Sosialisasi SAP Berbasis akrual
2011
1. Penyiapan aturan pelaksanaan dan kebijakan akuntansi.
2. Pengembangan sistem akuntansi dan TI bagian pertama (proses
bisbis dan detail requirement).
3. Pengembangan kapasitas SDM.
2012
1. Pengembangan sistem akuntansi dan TI lanjutan.
2. Pengembangan kapasitas SDM lanjutan.
2013
1. Plotting beberapa KL dan BUN
2. Review, evaluasi dan konsolidasi seluruh LK.
3. Pengembangan kapasitas SDM lanjutan.
2014
1. Paralel run dan konsolidasi seluruh LK.
2. Review, evaluasi dan konsolidasi seluruh LK.
3. Pengembangan kapasitas SDM lanjutan.
2015
1. Implementasi penuh.
2. Pengembangan kapasitas SDM lanjutan.
Sumber: KSAP, Sosialisasi PP 71 tahun 2010 tentang SAP. Jakarta, 14 Desember 2010.
Kelompok
1
III.
33
Dalam
rangka
meningkatkan
kinerja,
transparansi
dan
akuntabilitas
Sistem
Pengendalian
Intern
di
lingkungan
pemerintah
secara
Kelompok
1
34
dalam instansi pemerintah agar SPIP tersebut dapat menjadi bagian yang menyatu dengan
operasional pada seluruh unit kerja pemerintahan.
3.
Segi Politik (Komitmen dari pimpinan)
Dukungan yang kuat dari pimpinan merupakan kunci keberhasilan dari suatu
perubahan. Salah satu penyebab kelemahan penyusunan Laporan Keuangan pada
beberapa Kementerian/Lembaga adalah lemahnya komitmen pimpinan satuan kerja
khususnya SKPD penerima dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.
4.
Segi SDM (Kurangnya SDM yang kompeten di Bidang Akuntansi)
Laporan keuangan diwajibkan untuk disusun secara tertib dan disampaikan masingmasing oleh pemerintah pusat dan daerah kepada BPK selambatnya 3 (tiga) bulan setelah
tahun anggaran berakhir. Selanjutnya, selambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran
berakhir, laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK tadi diserahkan oleh Pemerintah
Pusat kepada DPR dan oleh Pemerintah Daerah kepada DPRD. Penyiapan dan
penyusunan laporan keuangan tersebut memerlukan SDM yang menguasai akuntansi
pemerintahan.
Pada saat ini kebutuhan tersebut sangat terasa, apalagi menjelang penerapan
akuntansi pemerintahan berbasis akrual.Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah perlu
secara serius menyusun perencanaan SDM di bidang akuntansi pemerintahan.Termasuk di
dalamnya memberikan sistem insentif dan remunerasi yang memadai untuk mencegah
timbulnya praktik KKN oleh SDM yang terkait dengan akuntansi pemerintahan. Di samping
itu, peran dari perguruan tinggi dan organisasi profesi tidak kalah pentingnya untuk
memenuhi kebutuhan akan SDM yang kompeten di bidang akuntansi pemerintahan.
5.
Segi Lingkungan (Resistensi terhadap perubahan)
Sebagai layaknya untuk setiap perubahan, bisa jadi ada pihak internal yang sudah
terbiasa dengan sistem yang lama dan enggan untuk mengikuti perubahan.Untuk itu, perlu
disusun berbagai kebijakan dan dilakukan berbagai sosialisasi sehingga penerapan
akuntansi pemerintahan berbasis akrual dapat berjalan dengan baik.
6. Segi Geografis
Mengingat luasnya wilayah Indonesia dan bentuk geografis wilayah yang terdiri dari
pulau-pulau, penerapan aturan tentang implementasi akuntansi basis akrual akan
mengalami kendala yang sama dengan implementasi aturan-aturan yang lain. Kendalanya
yaitu penerapannya pada daerah-daerah terpencilakan sangat sulit dilakukan. Hal ini terkait
dengan masalah SDM dan infrastruktur.
IV.
Kelompok
1
35
Terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam rangka
mengimplementasikan Standar Akuntansi Pemerintahan Basis Akrual, di antaranya:
Amerika
Serikat.
Keuntungan
pendekatan
ini
adalah
dapat
diketahuinya
permasalahan yang mungkin timbul dan cara penyelesaiannya selama masa transisi, basis
kas masih dapat dilakukan secara paralel untuk mengurangi resiko kegagalan. Sedangkan
kelemahannya adalah akan membutuhkan banyak sumber daya manusia karena
menerapkan dua basis secara paralel, perubahan budaya organisasi tidak terjadi, dan
hilangnya momentum penerapan akrual basis.
Kelompok
1
36
diandalkan, maka negara tersebut terlebih dahulu berkonsentrasi pada peningkatan sistem
dan proses yang telah ada, sebelum mempertimbangkan perpindahan keakuntansi akrual
Kelompok
1
37
PENUTUP
Selandia Baru, Australia, dan Amerika Serikat merupakan contoh negara yang telah
berhasil mengimplementasikan basis akrual secara penuh baik dalam akuntansi maupun
penganggaran. Namun, tidak semua negara bisa berhasil menerapkan basis akrual. Contoh
Negara yang tidak berhasil menerapkan basis akrual dalam sistem akuntansinya antara lain
Fiji dan Nepal.
Reformasi berbasis akrual di Selandia Baru merupakan salah satu hal yang dapat
dijadikan acuan. Reformasi tersebut dapat dikatakan sebagai reformasi sistem akuntansi
pemerintah yang paling komprehensif yang telah dilakukan oleh berbagai negara sampai
saat ini. Beberapa faktor kunci keberhasilan Selandia Baru antara lain tokoh penting dalam
kebijakan akuntansi, axial principles, penyampaian kebijakan yang tepat, dukungan politis,
Keterbukaan proses, kemajuan pengetahuan, inovasi, informasi yang akurat, serta adanya
respon yang baik dari seluruh sistem. Namun, keberhasilan reformasi di Selandia Baru
bukan tanpa hambatan, ada beberapa permasalahan yang juga dihadapi oleh Pemerintah
Selandia baru, antara lain keputusan untuk menggunakan basis akrual pada sektor
penganggaran, kapasitas SDM dalam proses reformasi, pencatatan aset bersejarah, serta
penilaian atas aset berupa peralatan militer.
Salah satu negara yang gagal dalam penerapan akuntansi berbasis akrual adalah Fiji.
Beberapa faktor yang penyebab kegagalan tersebut adalah perencanaan yang buruk dan tergesa-gesa,
pengembangan sistem informasi yang kurang baik, perhitungan cost and benefit yang kurang matang,
serta rendahnya Sumber daya manusia yang tidak diikuti dengan pengembangan SDM.
Strategi penerapan akuntansi berbasis akrual di Indonesia telah dimulai pada awal tahun
2000-an dan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah penerapan basis akuntansi yang disebut
dengan basis Cash Towards Acrual/CTA. Kemudian pada tahun 2010 dikeluarkanlah PP 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang menjadi tanda dimulainya perubahan dari basis
CTA menjadi basis akrual secara penuh yang akan diimplementasikan paling lambat pada tahun 2015.
Beberapa faktor yang menjadi penentu keberhasilan implementasi basis akrual antara lain dukungan
infrastruktur, implementasi sitem pengendalian intern, segi politik, segi dukungan SDM, segi
lingkungan pemerintah, serta dari segi geografis.
REFERENSI
Kelompok
1
38
Ghulam, Rhumy. Mencari Batu Pijakan bagi Akrualisasi Sektor Publik Di Indonesia (Studi
atas Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Nepal, Hong Kong dan Selandia Baru).
Makalah
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
http://www.ksap.org/ (diakses pada 22 Oktober 2014)
http://www.perbendaharaan.go.id (diakses pada 22 Oktober 2014)
Kusuma, Ririz Setiawati. 2013. Skripsi berjudul Analisis Kesiapan Pemerintah dalam
Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. Jember : Universitas
Jember
Mulyana, Budi. Akuntansi berbasis akrual di Negara Negara OECD. Makalah