Pembimbing :
dr. Fitriyani, Sp. S., M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU SYARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2015
PENDAHULUAN
Epilepsi merupakan penyakit yang umum
terjadi di masyarakat.Permasalahan epilepsi
tidak hanya dari segi medik tetapi juga sosial
dan ekonomi yang menimpa penderita maupun
keluarganya. Prevalensi epilepsi berkisar antara
0,5% - 2%. Di Indonesia penelitian epidemiologi
tentang epilepsy belum pernah di lakukan,
namun bila dipakai angka prevalensi yang
dikemukakan, maka dapat diperkirakan bahwa
bila penduduk Indonesia saat ini sekitar
220juta akan ditemukan 1,1 sampai 4,4 juta
penderita penyandang epilepsi dan 40% masih
dalam usia reproduksi.
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama :Ny. S
Umur : 33 tahun
Alamat :Jl. Gedung Surian, Lampung
Agama :Islam
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Status :Menikah
Suku Bangsa :Lampung
Tanggal Masuk :7 Maret 2015
Tgl pemeriksaan :7 Maret 2015
Dirawat ke : Pertama
Barat
Anamnesis : Alloanamnesis
Keluhan Utama : kejang diseluruh
tubuh
Keluhan Tambahan : kedua tungkai
tidak dapat digerakan
tidak sadarkan
diri sejak 4
jam SMRS
ke klinik Mudi
Waluyo dan
dilakukan
perawatan
luka
RS. Imanuel,
namun ruang
ICU penuh
Dirawat di
UGD selama 2
hari
Muntah 2x
Nyeri kepala
(+)
Luka (+)
di RSUAM,
pasien baru
bisa membuka
mata
Masuk
Ruangan
Bougenvile
C. Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : koma
GCS :E1 M3V2= 6
Vital sign
Tekanan darah :160/100 mmHg
Nadi : 100 x/menit
RR : 32x/menit
Suhu : 38,3 o C
Gizi : cukup
Status Generalis
Kepala : dalam batas normal
Rambut : hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Mata : sklera kuning -/-, konjungtiva anemis -/Telinga : liang lapang, simetris, sekret (-/-)
Hidung : septum tidak deviasi, sekret (-),
pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : bibir sumbing tampak kering,
Leher
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Pembesaran kelenjar tiroid :tidak ada pembesaran
JVP : 5+0 cm H2O
Trakhea : di tengah
Toraks
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba IV midclavikula sinistra
Perkusi : redup
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur
(-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : pergerakan simetris kiri = kanan, retraksi
(-)
Palpasi : fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor / sonor
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : massa teraba (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi: bising usus normal
Extremitas
Superior : oedem (-/-), sianosis (-/-), turgor kulit baik
Inferior : oedem (-/-), sianosis (-/-), turgor kulit baik.
Kanan
Kiri
N I (Olfaktorius)
-subjektif
-objektif
(dg bahan)
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
N II (Optikus)
-tajam
penglihata
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tidak
Tidak
warna
-
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
funduskopi
dilakukan
dilakukan
n
-lapangan
pandang
-melihat
N III, IV, VI
-Gerakan
Bulat, isokor,
Bulat, isokor, 3
mm
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
N V (Trigeminus)
Sensibilitas
Ramus oftalmikus
Ramus maksilaris
Sulit dinilai
Sulit
dinilai
Ramus mandibularis
Motorik
M. masseter
M. temporalis
M. pterygoideus
Refleks
Refleks kornea
Refleks bersin
Sulit dinilai
Sulit
dinilai
+
Sulit
N VII (Fasialis)
-raut wajah
Normal
Sulit dinilai
Sulit dinilai
-fisura palpebral
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Mengangkat alis
Sulit dinilai
Sulit dinilai
-menggerakkan dahi
Sulit dinilai
Sulit dinilai
simetris
simetris
-mencibir/bersiul
Sulit dinilai
Sulit dinilai
-memperlihatkan gigi
Sulit dinilai
Sulit dinilai
-menutup mata
- Meringis
-sensasi
depan
2/3
Sulit dinilai
Sulit dinilai
N VIII (Vestibularis)
N.cochlearis
Ketajaman pendengaran
: sulit dinilai
Tinitus
: sulit dinilai
N.vestibularis
Test vertigo : tidak dilakukan
Nistagmus
: tidak dapat dinilai
N.Hipoglossus (N.XII)
Atropi : sulit dinilai
Fasikulasi : sulit dinilai
Deviasi : sulit dinilai
Tanda Perangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk : ( + )
Kernig test : ( - )
Laseque test : ( - )
Brudzinsky I : ( - )
Brudzinsky II : ( - )
Sistem Motorik
Superior ka/ki
Inferior
ka/ki
Gerak
(aktif/aktif) (pasif/pasiif)
Kekuatan otot kanan=kiri
kanan=kiri
Tonus
(hipertonus)
(hipertonus)
Klonus
(-/-)
(-/-)
Atropi
(-/-)
(-/-)
Refleks fisiologis
Biceps (+/+)
Pattela ( +/+)
Triceps (+/+) Achiles (+/+)
Refleks patologis
Hoffman Trommer (-/-) Babinsky
(-/-)
Chaddock (-/-)
Oppenheim (-/-)
Schaefer
(-/-)
Gordon (-/-)
Gonda (-/-)
Sensibilitas
Tidak dapat dilakuak pemeriksaan
sensibilitas
Eksteroseptif / rasa permukaan
Rasa raba : sulit dinilai
Rasa nyeri
: sulit dinilai
Rasa suhu panas : sulit dinilai
Rasa suhu dingin : sulit dinilai
Koordinasi
Tes telunjuk hidung : sulit dinilai
Tes pronasi supinasi : sulit
dinilai
D. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium (7 Maret 2015)
Hb 11,0 g/dl
Leukosit 13.200/ul
Hitung jenis 0/0/0/89/7/4
SGOT 50 U/L
SGPT 54 U/L
Ureum 30 mg/dL
Creatinine 0,7 mg/dL
Natrium 144 mmo/L
Kalium 4,7 mmo/L
Clorida 107 mmo/L
Resume
Pasien
Sebelum
Dari
Diagnosis
Klinis
Penurunan Kesadaran, Chephalgia, Vulnus
Laceratum, Vulnus Eksoriasi, Susp.
Amnesia Retrogard.
Topis
Etiologi
Trauma Kapitis (Cedera Kepala Sedang)
Diagnosis Banding
Cedera
Kepala Berat
Cedera
Kepala
Ringan
ABC (Airway,
Breathing, Circulation)
Observasi klinik ( vital
sign)
Tirah baring
Kateter urin
Umum
Medikamentosa
Penatalaksanaan
Prognosis
Quo
Follow Up
7/7/2015
9/3/2015
10/3/2015
S : penurunan kesadaran
S : penurunan kesadaran
S: penurunan kesadaran
O:
O:
O:
KU/KS : SS/CM
KU/KS : SS/CM
KU/KS : SS/CM
GCS : E1M3V2 = 6
E1M3V2 = 6
E1M1V1 = 3
N: 100x/mnt
N: 96x/mnt
N: 86x/mnt
RR: 36x/mnt
RR: 36x/mnt
RR: 36x/mnt
S: 38,3oC
S: 38,0oC
S: 38,1oC
Pemeriksaan
fisik
didapatkan
kekuatan
P:
IVFD RL XV gtt/mnt
O2 3ltr/menit
Ceftriaxone 1gram/12jam
Fenitoin 1 amp/8jam
P:
Terapi lanjutkan
P:
Terapi lanjutkan + pemasangan ETT
III. PEMBAHASAN
Dasar diagnosis pada pasien ini ?
Adapun dasar diagnosis pada pasien ini dilihat dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
Hal
Dalam
Dasar penatalaksanaan
Pada
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai
oleh bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat dari adanya
gangguan fungsi otak secara intermiten yang disebabkan oleh
lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron
secara paroksismal, didasari oleh berbagai faktor etiologi.
Penyebab epilepsi
Epilepsi idiopatik
Klasifikasi bangkitan
bangkitan parsial
umum
bangkitan
Klasifikasi
Patofisiologi
Salah satu epilepsi umum yang dapat diterangkan
Gejala
Kejang parsial simplek
Diagnosis
anamnesis
Penatalaksanaan
prinsip penatalaksanaan
OAE diberikan bila diagnosis epilesi telah
ditegakkan
Dimulai dengan monoterapi
Dimulai dari dosis rendah, dinaikkan bertahap
hingga dosis efektif atau timbul ES
Apabila dengan OAE dosis maksimum tidak dapat
mengontrol bangkitan, ditambahkan OAE ke-2
Bila OAE II sudah mencapai dosisi terapi, dosis
OAE 1 diturunkan secara perlahan
OAW ke-3 diberikan bila dengan OAE 1 dan II
tidak terkontrol
hidantion
- Fenitoin
- DOC hampir semua jenis epilepsi kecuali petit mal
- Indikasi : tonik-klonik, parsial (sederhana &kompleks)
Golongan
Barbiturat
-fenobarbital
-indikasi : DOC kejang dan kejang demam pada anak
Golongan
suksinimid
-etosuksimid
-DOC untuk petit mal
Golongan
iminostilben
-karbamazepin
-indikasi : parsial kompleks, tonik klonik, petit mal
Asam
valproat
-indikasi : -lena yang disertai tonikklonik
-mioklonik
Golongan benzodiazepin
-diazepam
-indikasi : -status epileptikus
- parsial sederhana
- lena
-klonazepam
-indikasi : atonik, kecuali tonik-
Kekambuhan setelah
Penghentian OAE
penghentian OAE akan lebih
Syarat umum untuk
menghentikan pemberian OAE
adalah sebagai berikut :
Penghentian OAE dapat
didiskusikan dengan pasien
atau keluarganya setelah
bebas dari bangkitan selama
minimal 2 tahun.
Gambaran EEG normal
Harus dilakukan secara
bertahap, pada umumnya 25
% dari dosis semula, setiap
bulan dalam jangka waktu 3-6
bulan.
Penghentian dimulaidari satu
OAE yang bukan utama.
alhamdulillah
Terima kasih