Karakteristik organisasi
mencakup dua wilayah provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI
Jakarta dan melintasi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok dan Kota
Jakarta, dan bermuara di teluk Jakarta. Panjang sungai utama Sungai Ciliwung
117 km (Pawitan 2002).
Berdasarkan wilayah pengelolaannya DAS Ciliwung dibagi ke dalam tiga
bagian yaitu bagian hilir, bagian tengah dan bagian hulu. Wilayah bagian hilir
sampai dengan Pintu Air Manggarai termasuk dalam wilayah pemerintahan Kota
Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, dan kemudian mengarah ke hilir lagi hingga
masuk ke saluran buatan Kanal Barat. Di wilayah hilir ini Sungai Ciliwung
melintasi wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
100
BT dan 6o 38 15 LS 6 46 05 LS.
Secara
99
Ciawi
101
100
101
102
Batas DAS Ciliwung Hulu adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan DAS Ciliwung Tengah dan DAS Citarum
Hulu.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan DAS DAS Cisadane Hulu .
c. Sebelah Barat berbatasan dengan DAS Cisadane Hulu.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan DAS Citarum
Bagian hulu mencakup areal seluas 14.860 ha yang merupakan daerah
pegunungan dengan elevasi antara 300 m s/d 3.000 m dpl. Di bagian hulu
umumnya dicirikan oleh sungai pegunungan yang berarus deras terutama pada
musim kemarau. variasi kemiringan lereng yang tinggi. dengan kemiringan 2-15%
(70,5 km2), 15-45% (52,9 km2), dan sisanya 24,6 km2 di atas 45% (BPDAS
Citarum Ciliwung 2003).
4.2.2 Topografi
Keadaan topografi wilayah penelitiandapat diklasifikasikan ke dalam 6
kelompok yaitu topografi datar (0-8%) s/d sangat curam (>45%). DAS Ciliwung
Hulu merupakan dataran tinggi dengan kelerengan yang didominasi datar
(32,95%) dan bergelombang (25,19%), dan sisanya berupa dataran dengan
topografi landai (12,60%), curam (13,14%) dan sangat curam (16,12%).
Topografi datar s/d landai dapat dijumpai di Kecamatan Ciawi, dan landai s/d
sangat curam dapat dijumpai di wilayah Kecamatan Megamendung dan
Kecamatan Cisarua. Batas wilayah Utara, Timur dan Selatan banyak dijumpai
lahan dengan topografi curam s/d sangat curam (>26%).
Kondisi demikian
diakibatkan oleh posisi DAS Ciliwung Hulu yang keberadaannya dikelilingi oleh
beberapa gunung yaitu Gunung Gede Pangrango, Gn. Mandalawangi, Gn.
Kencong dan lain-lain.
dilihat pada peta Lampiran 3 dan sebaran kelerengannya disajikan pada Tabel 8.
103
Tabel 8 Sebaran kelerengan DAS Ciliwung Hulu
No.
Kelerengan (%)
Luas
Keterangan
0-8
4.897,00
32,95
datar
9-15
1.872,25
12,60
landai
16-25
3.742,50
25,19
bergelombang
26-45
1.952,40
13,14
curam
>45
2.396,03
16,12
sangat curam
Jumlah
14.860,00
100,00
Sumber : Peta Tanah Semidetil Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu Skala 1:50.000
diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Tahun 1992.
4.2.3 Iklim
Berdasarkan sistem klasifikasi Smith dan Ferguson yang didasarkan pada
intensitas curah hujan. yaitu bulan basah (>200 mm) dan Bulan Kering (<100
mm) adalah termasuk Tipe Iklim A. Sedangkan berdasarkan klasifikasi Oldeman.
tipe iklim di DAS Ciliwung Hulu termasuk tipe iklim B2 yang mempunyai 7-9
bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering dan tipe iklim C1 yang mempunyai 56 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering.
Keadaan iklim di DAS Ciliwung Hulu dapat diwakili oleh pengambilan
data pada Stasiun Klimatologi Citeko (920 m dpl). Data pengamatan di stasiun
tersebut diperoleh data rata-rata bahwa suhu udara maksimum 25,9oC, suhu
minimum 17,3oC.
104
Kelembaban
Kecepatan Angin
Max
Min
Total
Rata2
Max
Min
Min
Max
Rata2
Min
Max
m/s
m/s
m/s
mm
mm
mm
mm
tn
Tx
tm
Un
Ux
Um
Va
Vx
Vm
Etp
Etr
Etx
Etm
Jan
17,6
24,9
20,7
83,1
90,2
88,3
1,8
2,4
1,2
98,3
3,2
4,1
1,4
Peb
17,5
24,2
20,5
85,1
91,6
90,3
2,1
3,2
1,2
91,1
3,3
4,6
2,0
Mar
17,9
25,8
21,4
78,5
87,9
85,9
1,9
3,0
1,0
115,1
3,7
5,0
2,4
Apr
17,9
26,3
21,6
78,0
87,8
85,6
1,8
2,4
1,0
122,9
4,1
5,9
2,6
Mei
17,9
26,4
21,9
75,3
85,1
83,0
1,9
3,2
1,2
120,8
3,9
4,8
2,8
Juni
16,9
26,1
21,3
73,1
84,6
81,1
1,9
4,4
1,0
116,9
3,9
5,2
3,0
Juli
16,4
25,9
21,0
71,7
85,1
80,7
2,0
2,8
1,4
112,6
3,6
4,4
2,7
Agt
16,2
26,3
21,0
66,8
84,3
78,3
2,0
2,8
1,4
126,7
4,1
5,7
3,1
Sept
16,8
26,5
21,3
70,0
85,9
81,3
2,1
2,8
1,4
115,8
3,9
6,2
2,5
Okt
17,2
26,8
21,4
71,4
85,5
82,1
1,8
2,2
1,2
103,6
3,3
5,2
2,2
Nop
17,6
26,2
21,4
76,9
89,3
86,7
1,6
2,4
1,0
89,4
3,0
4,0
1,2
Des
17,5
25,5
21,1
74,5
83,2
81,6
1,9
3,2
1,0
84,8
2,7
5,0
1,2
Rata2
17,3
25,9
21,2
75,4
86,7
83,7
1,9
2,9
1,2
1298,1
42,7
6,2
1,2
Bulan
Rata2 Rata2
Evapotranspirasi Harian
minimum 1,2
mm. Bulan basah berlangsung pada bulan Maret s/d Oktober, dan bulan kering
terjadi pada bulan Nopember s/d Pebruari.
tergolong memiliki curah hujan yang tinggi dengan bulan basah lebih besar
daripada bulan kering. Distribusi curah hujan dan evaporasi DAS Ciliwung Hulu
disajikan pada Gambar 14.
105
300
Curah hujan
Evapotranspirasi
250
200
150
100
50
0
Jan I
Peb I
Mar I
Apr I
Mei I
Jun I
Jul I
Agu I
Sept I
Okt I
Nop I
Des I
106
Tabel 10 Distribusi curah hujan di beberapa wilayah DAS Ciliwung Hulu (1995-2009)
Nama
Stasiun
Katulampa
Pasir
Muncang
Peb
Sep
77,5
308,6
2.797,8
22,8
6,3
6,5
12,3
22,5
159,9
474,5 481,3 310,3 368,0 253,5 127,0 103,0 96,8 100,8 142,3 194,8
458,8
3.110,8
23,4
17,7
21,2
174,2
352,7
3.085,0
5,2
17,3
19,0
165,1
448,0 332,7 321,6 256,9 178,7 167,9 124,1 192,1 323,2 305,9
246,3
3.364,9
658,0 412,6 339,1 225,8 168,1 108,9 75,1 126,1 259,1 382,1
403,5
3.748,7
16,4
14,6
137,1
20,7
20,5
23,4
Apr
15,5
15,1
Mei
10,8
10,7
Jun
8,8
9,4
Jul
5,8
7,4
23,2
21,2
15,3
16,4
13,6
12,9
9,3
7,9
8,4
4,7
6,3
6,9
3,6
6,8
7,4
6,8
Okt
7,7
11,4
12,8
11,1
Nop
13,9
Des
Jumlah
Agt
20,8
Mar
sebagai pembentuk tanah di daerah penelitian, dan sebagian kecil lainnya berupa
bahan aluvium yang berupa endapan liat, pasir, kerikil dan batu.
Fisiografi DAS Ciliwung Hulu merupakan sistem Volkan berlapis (V1)
yaitu sistem gunung berapi dengan letusan berulang-ulang sehingga terjadi
pelapisan endapan bahan hasil letusan. Sistem volkan berlapis ini dibedakan
kedalam (1) kerucut volkan, (2)lungur volkan dan (3) aluvial (A) (Marsoedi et al.
107
dalam Sawiyo et al. 2009). Sistem volkan berlapis di daerah penelitian tersebut
secara terinci dapat diuraikan sebagai berikut :
(1) Kerucut Volkan ( V1)
Fisiografi kerucut volkan yang diketemukan berupa lereng volkan yang
mempunyai tingkat kemiringan terjal sampai sangat terjal. Berdasarkan
posisinya lereng volkan dipisahkan menjadi dua unit fisiografi yaitu:
V1.1.2. Lereng tengah yaitu bagian lereng tengah kerucut volkan yang tidak
terlalu curam dengan pola drainase radial
V1.1.3. Lereng bawah bagian kerucut volkan dengan lereng agak melandai,
(2) Lungur Volkan (V7)
Fisiografi lungur volkan merupakan bukit-bukit memanjang dari bahan
volkan dengan lereng > 15 % dan perbedaan tinggi 50-300 m. Lebih lanjut
satuan fisiografi ini dapat dibagi menjadi 2 unit fisiografi yaitu:
V7.1.1. Punggung bukit memanjang; merupakan punggung bukit yang
memanjang dengan lereng melandai
V7.1.2. Lereng sisi punggung yaitu bagian sisi lereng lungur volkan yang
umumnya mempunyai tingkat kemiringan curam.
(3) Aluvial (A)
Merupakan satuan fisiografi yang terbentuk karena proses fluviatil
bahannya berasal dari endapan sungai baru biasanya berlapis dan mempunyai
tekstur beragam dicirikan oleh adanya kerikil/batu yang bentuknya membulat.
Fisiografi aluvial pada daerah sub DAS Ciliwung Hulu termasuk dalam unit jalur
aliran sungai atau anak sungai. Karakteristik
108
Ciliwung Hulu dalam konfigurasi lahan dengan landform sangat terjal dalam
bentuk asosiasi Typic hapludents, dengan bahan induk abu volkan. Tanah ini
rentan terhadap erosi dan dijumpai di daerah bagian Utara DAS Ciliwung Hulu.
Inceptisol merupakan tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang.
Tanah ini ditandai dengan perkembangan profil yang lemah dan masih banyak
menyerupai sifat bahan induknya. Tanah inceptisol yang ada dalam bentuk
109
tanah
Entisol
adalah
tanah-tanah
dengan
tingkat
(29,96%), persawahan
dan dengan
permukiman masih 4,69%. Hingga tahun 1985 dan 1990, kondisi tersebut terus
mengalami penurunan hingga komposisi penutupan menjadi hutan (21,07%),
kebun teh (25,73%), persawahan berkurang (18,12%) dan kebun campuran
(7,72%). Di lain pihak, telah terjadi perluasan secara massive yaitu permukiman
dan pekarangannya bertambah pesat menjadi 16,64% (Janudianto, 2004).
Berdasarkan data yang lain pada tahun 1992, kondisi penutupan lahan
berupa hutan 41,62%, perkebunan (14,93%), semak belukar (8,64%) dan lahan
tegalan (20%).
tahun 2009 dengan kondisi penutupan lahan berupa hutan 4.318,17 (29,06%), dan
perkebunan 1.910,15 (12,85%). Di sisi lain, telah terjadi peningkatan permukiman
3.356,73 ha (22,59%) dan tegalan 3.884,99 (26,14%). Pada selang tahun 1992 s/d
2009, telah terjadi pengurangan penutupan hutan dengan laju rata-rata per tahun
sebesar 1,95% dan semak belukar 9,96%; sedangkan laju peningkatan
permukiman (lahan terbangun) 12,34 %. Perubahan penutupan lahan tahun 1992
s/d 2009 dapat dilihat pada Tabel 11.
Penutupan lahan sangat terkait dengan konservasi hulu DAS sebagai
wilayah tangkapan air. Sebagai daerah tangkapan air (catchment area), wilayah
hulu sangat diharapkan perannya untuk melakukan infiltrasi dan perkolasi di
dalam lapisan tanah sehingga mampu menambah persediaan air tanah.
110
Kemampuan yang tinggi dalam infiltrasi dan perkolasi ini juga sangat penting
dalam upaya pengendalian banjir di wilayah hilir yang berasal dari wilayah hulu.
Hal demikian penting artinya mengingat bahwa kondisi curah hujan di wilayah
DAS Ciliwung Hulu lebih dari 3.000 mm/th (curah hujan tahun 1995 s/d 2009
mencapai 2.797-3.748 mm/th).
banjir bagi wilayah hilir. sekaligus peluang untuk menambah persediaan air tanah
bagi suplai air yang berupa dari aliran bawah tanah (subsurface run-off). Semakin
tinggi ketersediaan air tanah maka diharapkan mampu memberikan pasokan aliran
bawah tanah sehingga debit air sungai dapat dijaga menjadi lebih stabil dan tidak
besar perbedaan debitnya antara aliran pada musim hujan dengan aliran sungai
pada musim kemarau. Peta Penutupan Lahan tahun 2000, 2003, 2006 dan 2009
disajikan pada Lampiran 4.
Tabel 11 Penutupan lahan DAS Ciliwung Hulu tahun 1992-2009
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis
penutupan
lahan
Hutan
%
Semak Belukar
%
Perkebunan
%
Lahan Terbuka
%
Permukiman
%
Sawah
%
Semak/Rumput
%
Tegalan
%
Jumlah
Luas (Ha)
1992
6.184,73
41,62
1.284,47
8,64
2.218,60
14,93
326,98
2,20
588,46
3,96
297,20
2,00
987,31
6,64
2.972,25
20,00
14.860,00
1995
5.834.04
39,26
827,49
5,57
1.954,09
13,15
129,24
0,87
849,99
5,72
710,31
4,78
1.113,11
7,49
3.441,73
23,16
14.860,00
2000
5.611,13
37,76
574,25
3,86
1.992,74
13,41
85,89
0,58
1.261,62
8,49
499,15
3,36
1.080,76
7,27
3.754,46
25,27
14.860,00
Sumber :
1. Hutapea. T. 2005.
2. BPDAS Citarum-Ciliwung 2010.
3. Badan Planologi Kehutanan 2011 (diolah)
2001
4.436,50
29,86
404,67
2,72
2.841,03
19,12
250,09
1,68
1.485,93
10,00
815,06
5,48
990,96
6,67
3.635,77
24,47
14.860,00
2003
4.467,46
30,06
336,63
2,27
2.786,79
18,75
341,75
2,30
1.820,18
12,25
788,96
5,31
288,54
1,94
4.029,67
27,12
14.860,00
2006
4.391,13
29,55
106,35
0,72
1.902,08
12,80
220,53
1,48
2.997,26
20,17
546,83
3,68
540,18
3,64
4.155,64
27,97
14.860,00
2009
4.318,17
29,06
118,73
0,80
1.910,15
12,85
240,31
2,20
3.356,73
22,59
550,26
3,70
480,12
3,23
3.884,99
26,14
14.860,00
111
4.2.7 Pemanfaatan Lahan
DAS Ciliwung Bagian Hulu seluas 14.860 ha, pemanfaatan lahannya
berupa kawasan hutan seluas 4.274 ha (konservasi Cagar Alam/CA dan Taman
Wisata/TW Telaga Warna 368 ha, kawasan konservasi Taman Nasional Gn. Gede
Pangrango 1.869 ha, dan kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang dikelola
Perum Perhutani seluas 2.037 ha, perkebunan teh 2.979 ha (PTPN VIII Gunung
Mas seluas 2.417 ha dan PT Teh Ciliwung / PT Sumber Sari Bumi Pakuan (PT
SSBP) seluas 562 ha), dan eks perkebunan teh seluas 379 ha (eks HGU-PT
Buana Estate 119 ha dan eks-PT SSBP 260 ha), dan lahan milik seluas + 7.228
ha. Berdasarkan Tabel 11, dari areal perkebunan seluas 2.979 ha tersebut hanya
seluas 1.910 ha (64,11%) berupa tanaman perkebunan sehingga lahan sisa
diantaranya jalan, fasilitas umum dan lahan terbengkalai yang digarap dan
diduduki oleh masyarakat secara illegal. Diantara areal perkebunan yang digarap
masyarakat tersebut juga sudah didirikan bangunan permukiman atau rumah
peristirahatan.
Kawasan konservasi seluas 4.274 ha tersebut dikelola oleh Balai Besar
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dan Balai Besar Konservasi
Sumberdaya Alam Jawa Barat, sedangkan hutan produksi dan hutan lindung
dikelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat.
DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Tabel 12 dan secara spasial dapat dilihat
peruntukannya sebagaimana peta Lampiran 5.
Lahan yang dikelola masyarakat seluas + 7.607 ha berasal dari lahan
milik seluas 7.228 ha dan lahan eks perkebunan teh seluas 379 ha. Dari luasan
7.607 ha lahan tersebut, lahan yang dapat dibudidayakan oleh masyarakat seluas
4.637 ha (60,96%) dipergunakan untuk kegiatan budidaya pertanian 3.221 ha
(42,34%), peternakan 56 ha (0,01%), perikanan 48 ha (0,01%), dan lahan
pekarangan 1.312 ha (17,24%). Lahan sisa seluas 2.970 ha (39,04%) berupa
lahan tidur (gontai) dan lahan kiri-kanan sungai / anak sungai yang pada
umumnya dengan topografi curam s/d sangat curam. Lahan dengan topografi
berat ini tersebar di sepanjang alur dan anak sungai Ciliwung Bagian Hulu (BP3K
2010).
112
Pemanfaatan Lahan
Kawasan Hutan
- CA dan TW Telaga Warna
- TN Gn. Gede Pangrango
- Hutan Perum Perhutani
4.274 ha
28,76
2.979 ha
20,05
379 ha
2,55
7.228 ha
48,64
:
368 ha
: 1.869 ha
: 2.037 ha
Kawasan Perkebunan
- PT Gunung Mas
- PT SSBP (PT Ciliwung)
Eks Perkebunan
- PT Buana Estate 119 ha
- Eks-PT SSBP 260 ha
Lahan Milik
Luas
: 2.417 ha
:
562 ha
14.860 ha 100,00
113
berupa budidaya tanaman pangan, bunga hias, sayur mayur, buah-buahan,
perikanan, peternakan, dan aktivitas budidaya produktif lainnya. Budidaya
pertanian tanaman pangan diantaranya padi, jagung, ketela rambat, ubi kayu, ubi
jalar, dan tanaman pangan lainnya.
Produktivitas tanaman per musim untuk tanaman pangan padi mencapai
5,5 ton/ha, ubi jalar 13 ton/ha, singkong 19 ton/ha, jagung 4 ton/ha, kacang tanah
1,25 ton/ha.
dengan orientasi pasar lokal maupun pasar regional diantaranya bawang daun,
kentang, kubis, petsai/sawi, wortel, kacang panjang, cabe, tomat, buncis,
mentimun, labu siam, kangkung, bayam, dan kacang merah. Produktivitas sayursayuran di DAS Ciliwung Hulu dan Bogor umumnya disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Rata-rata produktivitas tanaman sayur-sayuran di Kab. Bogor tahun
2008 (dalam ton/ha/musim)
Jenis Tanaman
2006
Sayuran
1
Bawang Daun
7,82
2
Kentang
26,38
3
Kubis
24,32
4
Petsai/sawi
9,15
5
Wortel
13,90
6
Kacang Panjang
10,47
7
Cabe
7,30
8
Tomat
16,03
9
Buncis
8,81
10
Mentimun
17,04
11
Labu Siam
12,38
12
Kangkung
5,56
13
Bayam
6,18
14
Kacang Merah
2,26
Sumber : Bogor Dalam Angka 2009.
No.
2007
2008
7,28
17,50
25,70
10,18
12,97
10,29
8,82
14,36
9,36
14,30
14,54
5,66
6,44
2,26
7,76
15,88
22,94
8,65
15,10
10,00
8,62
16,92
8,47
14,78
14,94
9,28
7,37
2,24
114
115
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
Keca-matan
Jenis Wisatawan
(orang)
Nusantara Manca
negara
Jumlah
wisatawan
(orang)
Cisarua
Cisarua
Cisarua
Cisarua
613.791
110.504
14.088
265.139
7.463
0
505
2.067
621.254
110.504
Cisarua
Cisarua
18.290
124.362
30
4.050
18.320
128.412
Cisarua
Cisarua
Cisarua
60.000
5.718
11.731
10
4
0
60.010
5.722
11.731
Cisarua
1.662
1.662
Cisarua
1.485
16.544
1.243.314
Megamendung
267.206
0
1.485
0
16.544
14.129 1.257.443
116
menunjukkan selama 20 tahun terakhir bahwa kondisi biofisik DAS Ciliwung
mengalami perubahan yang
Kondisi DAS pada tahun 2009, dengan nilai KRS sebesar 61,93
menunjukkan bahwa DAS Ciliwung Hulu dalam kondisi sedang. Debit air Sungai
Ciliwung pada 1989-2009 dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Debit air Sungai Ciliwung tahun 1989 -2009
Besarnya debit (m3/det)
No.
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
Maks.
144,38
131,47
211,25
378,68
343,2
378,68
411,67
743,33
244,2
651,75
610,5
525,53
411,68
525,53
21,14
26,08
44,74
132,79
52,84
451,47
322,08
Min.
2,74
4,76
2,26
2,18
5,71
1,86
1,71
3,05
1,22
1,22
1,71
1,71
3,46
6,75
1,23
1,42
3,13
0,61
4,56
7,29
2,93
KRS
(Q Maks /Q Min )
52,69
27,62
93,47
173,71
60,11
203,59
240,74
243,71
200,16
534,22
357,02
307,33
118,98
77,86
17,19
18,87
14,29
217,69
11,59
61,93
151,64
Q andalan
(m3/detik)
tad*)
tad*)
tad*)
tad*)
tad*)
tad*)
tad*)
4,68
15,38
17,89
18,98
11,71
22,12
22,83
26,73
29,20
38,68
42,11
75,00
78,47
35,20
Waktu Kejadian
debit
maksimum
19/02/2004
18/01/2005
09/02/2006
03/02/2007
18-19/03/2008
13/01/2009
Sumber :
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor 2002, 2) Balai Pendayagunaan Sumberdaya
Air Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane 2010.
Keterangan *) tad = tidak ada data.
Debit maksimum selama 1989 s/d 2009 mencapai maksimum pada tahun
1996 sebesar 743,33 m3/detik dan terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 26,08
m3/detik. Debit minimum tertinggi berlangsung pada tahun 2009 sebesar 7,29
117
m3/detik dan terendah pada tahun 2007 sebesar 0,61 m3/detik.
Hal ini
21,14
m3/detik dan stabil 52,84 m3/detik hingga pada tahun 2009 meningkat secara
tajam menjadi 451,47 m3. Fluktuasi debit air maksimum sungai dan KRS Sungai
Ciliwung tahun 1989-2009 dapat disajikan pada Gambar 15.
800
700
600
500
400
300
200
100
0
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2004
2006
2008
Tahun
Besarnya debit (m3/det) Maksimum
Gambar 15
Q Maks/Min (KRS)
118
4.2.11 Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu
Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor (2010)
bahwa kualitas air Sungai Ciliwung Hulu telah mengalami penurunan. Kualitas
Air Sungai Ciliwung Hulu diperoleh data pengamatan terhadap paremeter fisik,
kimia, dan mirkobiologi. Parameter fisik dan mikrobiologi air umumnya normal,
sedangkan parameter kimia air telah melebihi ambang batas yaitu parameter BOD
13-23 mg/liter (telah melampaui kualitas Baku Mutu I s/d IV) dan COD 132-157
mg/liter (telah melampaui Baku Mutu I dan II).
mencapai 1.700-8.000 mg/liter (telah melampaui Baku Mutu I dan II). Kondisi
demikian menempatkan kualitas air di Sungai Ciliwung Hulu termasuk kedalam
kualitas air di bawah Kelas I dan II. Standar Air di bawah I dan II artinya air
sungai Ciliwung sudah tercemar berat dan tidak layak kalau langsung digunakan
untuk pasokan air minum sehingga hanya layak untuk kegiatan pertanian dan
perikanan. Air tersebut memerlukan perlakuan (treatment) aerasi jika akan
digunakan untuk air minum.
Keadaan ini tidak terlepas dari tingginya laju permukiman dan aktivitas
masyarakat dan intensitas aktivitas pertanian dan permukiman di wilayah hulu.
Perkembangan permukiman dan berkembangnya kegiatan wisata di wilayah hulu
telah memberikan tambahan volume sampah organik padat dan cair yang dibuang
/ dialirkan ke dalam badan air Sungai Ciliwung. Aktivitas masyarakat Kegiatan
pertanian untuk budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura telah
berjalan sangat intensif. Penggunaan pupuk kimia yang terlampau tinggi dan
pemakaian pestisida (herbisida, insektisida, dan fungisida/algaesida) untuk
meningkatkan produksi dan kualitas sayuran. Penggunaan pupuk kimia di wilayah
hulu tidak menggunakan sesuai dosis yang disarankan. Kuantitas produksi sesuai
permintaan pasar telah mengakibatkan petani menggunakan pupuk kimia melebihi
yang disarankan, disamping itu penggunaan herbisida dan insektisida dalam
budidaya hortikultura (sayur dan buah-buahan) telah memberikan andil yang
cukup besar terhadap pencemaran air dan tanah. Kualitas air Sungai Ciliwung
disajikan pada Tabel 16.
119
Tabel 16
No.
Kualitas air Sungai Ciliwung Hulu tahun 2002, 2009 dan 2010
(pengamatan di 6 titik yaitu Katulampa, Gadog, Cilember, Ciburial,
Cisampai, Attaawun)
Parameter
kualitas air
Kualitas air*)
II
III
IV
2002*1)
2008*2)
2009*2)
1000
1000
1000
2000
801.250
51-59,25
50
50
400
400
td
8-39,50
5-9
6-27,50
Parameter Fisika
1
Residu terlarut
(TDS) mg/l.
Residu
tersuspensi
(TSS) mg/l
Kekeruhan
Parameter Kimia
1
pH
BOD (mg/l)
6-9
6-9
6-9
5-9
6,1-7,28
6,4 -7,19
12
1,6-
td
3)
80,7*
3
DO (mg/l)
6-8
COD (mg/lt)
10
25
50
100
7,46-
6-9,96
132-157
4
120,5* )
13-23
(23-Katulampa, 16Gadog, 13-Attaawun).
6,5-7 (7-Katulampa
dan Gadog, 6,5Attaawun)
30-47 (47-Katulampa,
42- Gadog), 30Attaawun)
Parameter Biologi
1
2
Fecal coliform
(jumlah/100ml)
Total coliform
(jumlah/100 ml)
100
1000
2000
2000
1.000
5.000
10.000
10.000
110120,5
20034.100
120
memberikan peningkatan kadar total coliform di dalam air (1.700 8.100 mg/liter
<10.000 mg/liter untuk Baku Mutu Kelas III) yang berbahaya bagi kesehatan.
Kualitas air Sungai Ciliwung pada tahun 2009 dengan pengamatan di Bendung
Katulampa tergolong tercemar berat.
pencemaran ini adalah kandungan BOD yang melebihi ambang batas normal (23
mg/lt) di atas kelas IV.
Perkembangan permukiman di
sekitar Sungai Ciliwung semakin padat dan tidak terbendung lagi karena memang
lahan tersebut yang masih tersisa bagi masyarakat lokal, sedang lahan sisanya
sudah berpindah kepemilikan atau terbagi diantara ahli waris.
Kondisi yang
semakin tinggi erosi yang terjadi maka akan berpengaruh terhadap produktivitas
lahan secara keseluruhan. Penelitian Zubaidah (2004) menunjukkan bahwa DAS
Ciliwung Hulu mempunyai tingkat sedimentasi pada lahan dengan aktivitas
penggunaan lahan hutan sebesar 0,938 ton/ha/th, penggunaan lahan perkebunan
2,21 ton/ha/th dan penggunaan lahan tegalan 63,68 ton/ha/th. Sedangkan tingkat
erosi untuk penggunaan lahan hutan 4,57 ton/ha/th, penggunaan lahan perkebunan
52,739 ton/ha/th, dan penggunaan lahan tegalan 509,714 ton/ha/th.
Nilai ini
121
sudah termasuk ke dalam erosi berat yaitu telah melampaui nilai erosi yang
ditoleransi yaitu 20-43 ton /ha/th (Sinukaban 2007).
Qodariah et al. (2004) menunjukkan bahwa DAS Ciliwung Hulu telah
mengalami degradasi lahan yang sangat tinggi yaitu dengan tingkat erosi tahun
2001 mencapai 44 ton/ha/bulan dan tahun 2002 mencapai 74,7 ton/ha/bulan.
Sedangkan data BRLKT Citarum-Ciliwung menunjukkan tingkat erosi antara
160,32 -334 ton/ha/th. Laju sedimentasi berlangsung di Sungai Ciliwung Hulu
tahun 2001 mencapai 19,70 ton/ha/th dan tahun 2002 mencapai 36,96 ton/ha/th.
Penurunan kualitas sumberdaya lahan dapat dilihat dari luasan lahan kritis
yang tersebar di wilayah DAS Ciliwung Hulu.
bahwa DAS Ciliwung Hulu memerlukan upaya rehabilitasi dan konservasi lahan
guna meningkatkan fungsinya sebagai lahan pertanian produktif dan sebagai
wilayah resapan bagi wilayah hilir. Kondisi tahun 2005, luas lahan kritis meliputi
lahan agak kritis, kritis s/d sangat kritis) seluas 865,17 ha, tahun 2008 mengalami
peningkatan menjadi 908,90 ha dan kemudian pada tahun 2009 berkurang
menjadi 371,26 ha.
Tingkat
Kekritisan
2005
Ha
2008
2009
ha
ha
13.766,29
92,64
13.782,29
92,75
14.117,48
95,00
Lahan
1
Tidak kritis
Potensial kritis
228,54
1,54
168,81
1,14
371,26
2,50
Agak kritis
227,55
1,53
60,90
0,41
213,92
1,44
Kritis
382,25
2,57
848,00
5,71
157,34
1,06
Sangat Kritis
255,37
1,72
14.860,00
100,00
14.860,00
100,00
14.860,00
100,00
865,17
5,82
908,90
7,25
371,26
2,50
Luas DAS
Jumlah 3s/d 5
0,00
122
4.3 Sosial Ekonomi Masyarakat
4.3.1 Penduduk
Penduduk di DAS Ciliwung Hulu dan kondisi penduduk di 3 kecamatan
Kecamatan Ciawi, Cisarua dan Megamendung disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18 Pertumbuhan penduduk DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 s/d 2008
No.
Tahun
Kecamatan Ciawi,
Megamendung, Cisarua
Jumlah
Kepadatan
Laju
Rata-rata
Jumlah
Laju
penduduk
penduduk *)
Pertumbuhan
penduduk
Penduduk
Pertumbuhan*)
(jiwa)
(jiwa/ha)
Penduduk*)
per KK*)
(jiwa)
(%)
(% / tahun)
1997
188.670
12,70
4,67
220.409
1998
190.594
12,83
1,02
Td
220.430
0,01
1999
196.015
13,19
2,84
Td
222.088
0,75
2000
200.955
13,52
2,52
4,79
228.746
3,00
2001
202.623
13,64
0,83
Td
230.182
0,63
2002
208.849
14,05
3,07
4,76
234.911
2,05
2003
210.834
14,19
0,95
4,01
236.116
0,51
2004
222.212
14,95
5,40
Td
244.727
3,65
2005
236.705
15,93
6,52
Td
268.819
9,84
10
2006
249.199
16,77
5,28
4,17
291.258
8,35
11
2007
254.446
17,12
2,61
4,18
293.379
0,73
12
2008
260.180
17,51
3,68
4,20
293.560
0,62
13
2009
295.315
0,60
Rata-
2,98
4,43
2,74
rata
Sumber : - BPS Kabupaten Bogor 2009-2010; Dewi 2010 Bapeda Kab. Bogor.
2009; dan (*) hasil perhitungan.
Berdasarkan data tahun 2000, jumlah penduduk di DAS Ciliwung Hulu berjumlah
200.955 jiwa atau mengalami peningkatan sebesar 2,54%; sedangkan pada tahun
2008 sebanyak 260.180 jiwa dengan laju pertumbuhan yang tinggi yaitu 3,68%
dan dengan rata-rata 4,20 jiwa per-KK. Selama 10 tahun terakhir (1998 s/d 2008)
laju pertumbuhan penduduk tertinggi di DAS Ciliwung hulu terjadi pada 3 tahun
123
berturut-turut yaitu tahun 2004 s/d 2006 yaitu antara 5,28-6,52% per tahun,
sedangkan pada pada periode tahun tersebut untuk wilayah Kecamatan Ciawi,
Megamendung, dan Cisarua dengan laju pertumbuhan yang lebih besar yaitu
antara 3,65 -9,84% per tahun atau dengan rata-rata pertumbuhan penduduk selama
10 tahun terakhir sebesar 2,74%.
4.3.2 Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di DAS Ciliwung Hulu dikelompokkan ke
dalam 7 sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, industri, perdagangan, hotel dan
restoran, angkutan, jasa-jasa, konstruksi dan profesi lainnya (PNS, ABRI, POLRI,
dll.).
perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa. Perkembangan mata pencaharian
penduduk selama tahun 2000-2006, pada sektor pertanian mengalami penurunan
dari 16.406 (26,69%) menjadi 3.937 jiwa (5,78%), sedangkan di kedua sektor
yang mengalami peningkatan tajam adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran
dari 20,04% (2000) menjadi 41,26% (2006) dan sektor jasa dari 38,35% (2000)
menjadi 47,06% (2006), dan sektor lainnya perkembangannya relatif normal.
Rincian mata pencaharian disajikan pada Tabel 19 berikut.
Tabel 19 Mata pencaharian penduduk di DAS Ciliwung Hulu Tahun 2000 dan 2006
2000
No.
1
2
3
4
5
6
7
Sumber
Mata Pencaharian
Pertanian
Industri
Perdagangan. hotel
dan restoran
Angkutan
Jasa-jasa
Konstruksi
Lainnya
Jumlah
2006
%
26,69
2,57
KK
3.937
434
%
5,78
0,64
12.317 20,04
4,11
2.527
23.570 38,35
5,71
1.554
5,71
3.507
61.461 100,00
28.090
tad
32.027
3.582
3.582
68.070
41,26
tad
47,06
5,26
5,26
100,00
KK
16.406
1.580
: Kecamatan Ciawi. Megamendung. dan Cisarua dalam Angka 2001 dan 2007;
Dewi (2010). diolah
Keterangan : tad = tidak ada data.
124
4.3.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk DAS Ciliwung Hulu yang telah memasuki
usia sekolah ( di atas 7 tahun ke atas), terlihat telah mengalami perkembangan
yang relatif lebih baik. Dari dua seri data tahun 2000 dan 2006, jumlah penduduk
dengan tingkat pendidikan SD dan tidak tamat SD telah mengalami penurunan
jumlahnya dari 123.487 jiwa (70,68%) tahun 2000 menjadi 130.997 (5,65%) pada
tahun 2006.
Tingkat pendidikan
penduduk dengan tingkat pendidikan SLTP dan SLTA yaitu sebesar 66.779 jiwa
(32,07%), sedangkan tingkat akademi / perguruan tinggi masih sangat kecil yaitu
5,07%.
Tahun 2000
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Tahun 2006
Jumlah
56.051
32,08
11.767
5,65
Tamat SD
67.436
38,60
119.230
57,21
Tamat SLTP
29.847
17,08
34.367
16,49
Tamat SLTA
19.609
11,22
32.412
15,58
1.757
1,01
10.567
5,07
174.700
100,00
208.393
100,00
Sumber :
- Kecamatan Ciawi. Megamendung dan Cisarua Dalam Angka 2001; Dinas
Kependudukan Kabupaten Bogor (2007). Dewi (2010). data diolah
125
4.4
I
1
Nasional
Departemen Pekerajaan Umum
2
3
Departemen Pertanian
Departemen Kehutanan
II
1
Provinsi
Pemprov Jawa Barat
2
3
III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
126
4.4.2 Organisasi Petani
a. Pusat Penyuluhan Swadaya
Kelompok tani di wilayah DAS Ciliwung Hulu mencakup wilayah
Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua antara lain kelompok pelatihan
pertanian dan perdesaaan swadaya (P4S), Sentra Penyuluhan Kehutanan Swadaya,
Kelompok / Gabungan Kelompok Tani, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis,
Kelompok Wanita Tani, dan Kelompok Taruna Tani.
Pusat Penyuluhan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) sebanyak 7
unit yang bergerak dalam bidang jamur tiram, sayuran, tanaman hias, budidaya
lele, konservasi tanah dan air, dan padi sawah. Beberapa lembaga ini (kelompok
tani mitra instansi pertanian dan kehutanan daerah maupun pusat) awalnya dirintis
sejak 1999 oleh almarhum Bp. Badri dari desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua.
Data organisasi penyuluhan swadaya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 22 Pusat pelatihan pertanian swadaya di DAS Ciliwung Hulu
No.
Nama
P4S/SPKP
Kaliwung
Kalimuncar
Bunga
wortel
Cijulang
Asri
SPKP
SPKP
Jaya Sentosa
Bina
Sejahtera
Desa
Cileungsi
Kec. Ciawi
1
2
3
Alamat
Tahun
Berdiri
1999
Nama Ketua
Kelompok
Badri (Edi)
2005
Ukar S.
2008
Basir D.
2007
Dadang
2005
Badri (Edi)
2008
Nasrudin
2000
Harun
Alrasyid
Jenis Usaha
Jamur Tiram
Sayuran
dataran tinggi
Bibit tanaman
hutan
Tanaman Hias
Konservasi
tanah dan air.
Budidaya lele
Sangkuriang
Padi sawah
127
Tabel 23 Gapoktan di DAS Ciliwung Hulu
No.
Nama
gapoktan
Alamat
Jumlah
anggota
poktan
2
Tahun
berdiri
Nama
ketua
2009
Badri
(Edi)
Kaliwung
Kalimuncar
Bunga
Wortel
2007
Saeful
Rahman
Sudi Mukti
Desa Kopo
2007
Tatang S.
Wangsa
Kencana
Desa Cibeureum
Kec. Cisarua
2008
U.
Syaeful
Leuwimalang
2008
Rahmat
Amanah
Desa Leuwimalang
Kec. Cisarua
Kel. Cisarua Kec.
Cisarua
2007
Jujun J.
Bina Karya
Iwan S.
Flamboyan
Tani
Sejahtera
Tunas Tani
Desa Sukakarya
Kec. Megamendung
Desa Sukagalih
Kec. Megamendung
Desa Sukamanah
Kec. Megamendung
Desa Sukaresmi.
Kec. Megamendung
Desa Sukamahi
Kec. Megamendung
Desa Gadog
Desa Cipayung Kec.
Megamendung
Desa Kuta. Kec.
Megmendung
A.
Rahmat
Asep M.
Dede S.
Muhtadin
10
11
14
Harapan
Sugih
Jaya Sentosa
Tabir
Mandiri
Berkah Tani
15
Paseban Asri
Desa Mgmendung.
Kec. Mgmendung
2007
Hoerudin
16
SKB Flora
2007
Jajang M.
17
Rukun Tani
Desa Sukamaju.
Kec. Megamendung
Desa Citapen Kec.
Megamendung
2008
Misbah
18
Bina
Sejahtera
Sadar Tani
Desa Cileungsi
12
13
19
2
2
2009
Nasrudin
Saad
Nana
Harun
Alrasyid
Jaka
Jenis usaha
Jamur Tiram.
konservasi tanah
dan air.
Pemasaran
sayuran.
permodalan
Pemasaran
jagung. ikan lele
Pemeliharaan
sapi perah.
usaha tani
rumput gajah
Padi sawah.
Pemasaran pasi.
sarana produksi
pertanian.
Padi. palawija.
sayuran. ternak
Sayuran
organik.
Padi. tanaman
hias.
Padi. palawija.
sayuran.
Padi. palawija.
sayuran.
Padi. ikan
Padi sawah
Palawija. padi.
sayuran. ternak.
Tanaman hutan.
sayuran.
Tanaman hias.
Hortikultura.
pasi. ternak.
palawija.
Padi. palawija.
ternak. ikan.
Hortikultura.
padi. ternak.
palawija.
tanaman hutan.
128
c. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LMKA)
Beberapa LMKA yang mengawali usaha simpan pinjam para petani di 3
kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua sebanyak 5 unit dan baru terbentuk
satu tahun terakhir 2009. Modal usaha sebesar Rp. 50 juta s/d Rp. 115 juta,
dengan anggota sebanyak 60 s/d 100 orang. Data LMKA disajikan pada Tabel 24
berikut.
Tabel 24 Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis di DAS Ciliwung Hulu
No.
1
2
Maka
LMKA
Bunga
Wortel
SKB
Flora
Rukun
Tani
Bina
Sejahtera
Mekar
Jaya
Alamat
Jumlah
anggota
Modal
usaha
Tahun
berdiri
Jenis usaha
Manajer
Desa Citeko.
Kec. Cisarua
87
2009
60
100
Rp.105
juta
2009
Kredit modal
usaha.
Budidaya dan
pemasaran
tanaman hias.
Hortikultura.
sayuran. padi.
palawija.
Ali
Desa
Sukamaju.Kec.
Megamendung
Kp.
Pondoik
Menteng. Desa
Citapen.
Kec.
Ciawi
Kp. Ciherang.
Desa Cileungsi.
Kec. Ciawi
Kp. Ciawi Desa
Ciawi
Kec.
Ciawi
Rp. 115
juta
Rp. 50
juta
100
Rp. 110
juta
2009
Usup
100
Rp. 100
juta
2009
Ternak sapi
palawija.
ikan.
Tanaman
hias. tanaman
pangan
Jajang
Cecep
129
Tabel 25 Kelompok wanita tani
No.
1
Nama
Bunga
Mawar
KWT
Asri
Alamat
Ketua
Dahlia
Jumlah
anggota
Tahun
dibentuk
Jenis usaha
15
2005
Kerupuk wortel,
kerupuk jamur.
Kp.
Jawa
Sukamaju,
Desa
Patimah
13
2008
Busidaya padi,
saprodi.
Kec.
Megamendung
Mawar
Kp.
Rawadesek,
Yati
13
2008
Budidaya ikan
20
2000
Budidaya ikan.
Desa Mgamendung,
Kec. Megamendung
Umu
Desa Cileungsi, Kec. Nurjim
Khodijah Ciawi
Sumber : BP3K Wilayah Ciawi 2011
Nama
Kelompok
Bongasna
Alamat
Desa Citeko.
Jumlah
anggota
15
Ketua
Farid
Tahun
dibentuk
2007
Kec. Cisarua
Tunas
Kaliwung
Jenis usaha
bersama
Ternak
kelinci
13
Kec. Cisarua
Ridwan
Wijaya
2007
Pembibitan
perkebunan.
ternak
domba.
Raksa
Bumi
Desa Sukamaju
25
Falahudin
2008
Kec.
Pembibitan
padi.
Megamendung
Bina
Sejahtera
Desa Cileungsi
Kec. Ciawi
25
Harun A.
2005
Domba.
kelinci. padi.
lele
130
4.5
Simpulan
Kondisi biofisik wilayah dan sosial ekonomi masyarakat DAS Ciliwung