Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

DIET PADA IBU HAMIL


NORMAL DAN KOMPLIKASI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA
PELAJARAN ILMU GIZI

Dosen: Sri Kurnia Dewi,S.Kep.,Ners

Disusun Oleh : Kelompok 13

Kelas: 1c
Anggota:

Rizal Muhammad Fajar


Robby Fajar
Rohayati
Rosmiati

CIANJUR AKADEMI KEPERAWATAN


2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan

rahmat

dan

hidayahNya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul Diet Ibu Hamil pada Eklamansia


dan Pre eklamansia dengan lancar.
Maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah ilmu gizi

serta menambah pengetahuan

tentang macammacam diet ibu hamil khususnya pada ibu hamil dengan
hiperemesis, pre eklamsia dam eklamsia serta konstipasi kepada
pembaca. Hal ini karena banyak yang tidak mengetahui bagaimana cara
penanganannya pada ibu hamil sehingga dapat membahayakan jiwa ibu
hamil maupun janin yang di kandungnya. .
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
kekurangan karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya referensi
yang kami dapatkan, sehingga kami memerlukan saran dan kritik yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami mengharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
pengetahuan bagi pembaca tentang penyakit menular seksual pada
manusia.

Cianjur, November 2012


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang ............................................................... 1

B.

Tujuan Penulisan ............................................................ 2

C. Sistematika Penulisan .................................................... 2


BAB II

BAB III

PEMBAHASAN
A.

Eklamansia ..................................................................... 6

B.

Pre eklamansia ............................................................... 12

PENUTUP
A.

Kesimpulan ..................................................................... 18

B.

Saran .............................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 26

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
pengertian diet yang sebenarnya adalah mengatur pola
makan dan bukan mengurangi makan. Diet yang benar adalah
mengatur asupan makan yang baik dan bergizi. Dan ibu hamil
sangat perlu mengatur pola makan.
Misalnya saja nasi. Sebagai ganti nasi putih, ibu bisa menggunakan
nasi merah yang lebih kaya vitamin, mineral, dan serat. Dengan
demikian ibu hamil akan lebih mudah buang air besar, dan juga
tidak akan gemuk. Jelas nasi merah lebih sehat ketimbang nasi
putih atau bubur ayam.
Ikan juga merupakan sumber makanan sehat, khususnya untuk ibu
hamil. Namun bagaimana ikan tersebut diolah juga perlu
diperhatikan. Tentunya dikukus akan lebih sehat ketimbang
digoreng. Tinggal bagaimana caranya agar ikan yang dikukus itu
terasa enak, saran Phaidon.
Buah dan sayur adalah makanan wajib untuk ibu hamil. Kedua
makanan ini dapat membantu ibu mengatasi berbagai gangguan
kehamilan. Dan bonusnya, ibu pun dapat dengan mudah kembali
langsing setelah melahirkan.
Salah satu masalah yang juga dialami ibu hamil, yaitu kaki
bengkak, yang biasanya disebabkan karena gula. Dan sumber gula
adalah es krim, kue, mie instan, bakso, dan sebagainya. Itu
sebabnya, pernyataan 'ibu hamil tidak boleh diet' itu salah. Jangan
jadikan itu alasan untuk ibu hamil dapat mengonsumsi makanan

apapun tambahnya. Ketika hamil, berat badan ibu akan


bertambah. Ini normal, sebab bertambahnya berat badan
sesuai dengan umur kehamilan. Bagi ibu yang terganggu
akibat kenaikan berat badan yang berlebihan dapat
menjalankan diet sehat. Tetapi ingat, kebutuhan gizi untuk
calon bayi harus terpenuhi.

B. Tujuan
1. Tujuan umun
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Reproduksi dan untuk
menambah peneetahuan mahasiswa tantang diit ibu hamil
normal,kompilasi, pre eklamsia dan eklamsia.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui bagaimanakah diet komplikasi kehamilan
berupa Pre eklamansia dan Eklamansia ?
b. Untuk mengetahui bagaimanakah diet komplikasi kehamilan
diet ibu hamil normal dan komplikasi ?

C. Sistematika Penulisan
Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka
klasifikasi sistem penulisannya meliputi Bab I pendahuluan yang
berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan, Bab II pembahasan didalamnya dibahas
mengenai diet komplikasi kehamilan pada hiperemesis gravidarum,
pre eklamsia dan eklamsia serta pada konstipasi. Bab III merupakan
bab terakhir dalam penulisan makalah ini yang berisikan tentang
kesimpulan dan saran-saran

BAB II

PEMBAHASAN
B. Preeklampsia dan Eklamansia
1. Pengertian
a. Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu
atau

segera

setelah

persalinan.

Eklampsia

adalah

preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul


bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed preeklampsiaeklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada
pasien yang menderita hipertensi kronik. Menurut (Mansjoer
et.al 2000)
b. Menurut kamus saku kedokteran Dorland, preeclampsia adalah
toksemia

pada

kehamilan

lanjut

yang

ditandai

oleh

hipertensi,edema, dan proteinuria. Eklampsia adalah konvulsi


dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil
atau dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan
atau proteinuria.

2. Diet Komplikasi Kehamilan Pre Eklampsia dan Eklamsia


a. Tujuan Diet
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
2) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
3) Mencegah atau mengurangi tekanan darah normal
4) Mencapai keseimbangan nitrogen
5) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi
normal

6) Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau


penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan
b. Syarat Diet
Syarat-syarat diet preeklampsia adalah:
1) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat,
makanan
dengan

diberikan

secara

kemampuan

berangsur-angsur,

pasien

menerima

sesuai

makanan.

Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan


atau diet sebelum hamil.
2) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya
retensi

garam

atau

air.

Penambahan

berat

badan

diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di bawah 1


kg/minggu.
3) Protein tinggi (1 g/kg berat badan)
4) Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh
tunggal dan lemak tidak jenuh ganda
5) Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih
tinggi
6) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan
pasien
8) Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria,
cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cara yang keluar
melalui urin, muntah, keringat, dan pernafasan.
c. Macam diet dan indikasi pemberian
1). Diet preeklampsia I

Diet preeclampsia I diberikan pada pasien preeclampsia


berat. Diet preeklampsia I diberikan sebagai makanan
perpindahan dari preeklampsia I atau kepada pasien
preeklampsia

yang

penyakitnya

tidak

begitu

berat.

Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan


sebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energi
dan zat gizi lainnya.
2) Diet preeklampsia II
Diet

preeklampsia

II

diberikan

sebagai

makanan

perpindahan dari preeklampsia I atau kepada pasien


preeklampsia

yang

penyakitnya

tidak

begitu

berat.

Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan


sebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi
dan zat gizi lainnya.
2). Diet preeklampsia III
Diet

preeklampsia

III

diberikan

sebagai

makanan

perpindahan dari preeklampsia II atau kepada pasien


preeklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein
tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah
energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan
yang boleh lebih dari 1 kg tiap bulan.

d. Bahan Makanan Sehari

Diet Pre-eklamsia I
Bahan
Makanan

Diet Pre-eklamsia Diet Pre-eklamsia


II
Berat

III

Jumlah

Beras

150

3 gls tim

200

4 gls tim

Telur

50

1 btr

50

1 btr

Daging

100

2 ptg

100

2 ptg sdg

Tempe

50

2 ptg

100

4 ptg sdg

Sayuran

200

2 gls

200

2 gls

1000

400

4 ptg sdg 400

80

30

3 sdm

30

3 sdm

15

1 sdm

25

2 sdm

75

15

25

5 sdm

50

10 sdm

Sari
buah/buah
Gula pasir
Minyak
nabati
Susu
bubuk *

(g)

Jumlah

Berat

Berat (g

(g)

Jumlah

4 ptg sdg
pepaya

*) Susu khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energi hanya
sebagian yang terpenuhi

e. Nilai gizi

Diet
eklamsia

Pre Diet
eklamsia

Pre
Diet
eklamsia III

II

Energi (kkal)

1032

1604

2128

Protein (g)

20

56

80

Lemak (g)

19

44

63

Karbohidrat (g)

211

261

305

Kalsium (mg)

600

500

800

Besi (mg)

6,9

17,3

24,2

Vitamin A (RE)

750

2796

3035

Tiamin (mg)

0,5

0,8

1,0

Vitamin C (mg)

246

212

213

Pre

Natrium (mg)

228

248

f. Pembagian bahan makanan sehari

Waktu

Bahan Makanan

Jumlah

Pukul 06.00

The

1 gls

Pukul 08.00

Sari tomat

1 gls

Susu

1 gls

Pukul 10.00

Sari jeruk

1 gls

Pukul 13.00

Sari alpokat

1 gls

lPukul 16.00

Pukul 18.00

Pukul 20.00

Susu

1 gls

Sari tomat

1 gls

Susu

1 gls

Sari papaya

1 gls

Sari jeruk

1 gls

The

1 gls

Susu

1 gls

g. Pembagian bahan makanan sehari diet pre eklamsia II & III

Waktu

Diet pre eklamsia II

Diet pre eklamsia III

Berat (g)

urt

Berat(g)

Urt

50

1 gls tim

50

1 gls tim

50

1 btr

50

1 btr

Sayuran

sdm

50

sdm

Minyak

5 sdm

sdm

25

1 sdm

25

5 sdm

Gula pasir

10

1 sdm

10

1 sdm

Buah

100

Gula pasir

10

1 sdm

10

Beras

50

1 gls nasi

75

Daging

50

1 ptg sdg

50

Bahan
makanan

Beras
Telur
ayam

Pagi

Susu
bubuk

Pukul

1 ptg sdg
pepaya

100

1 ptg sdg
papaya

10.00

Siang

1 sdm
1 gls
nasi
1 ptg sdg

Pukul

bh

bh

50

Sayuran

75

Buah

100

Minyak

sdm

10

1 sdm

Buah

100

1 ptg sdg

100

1 ptg sdg

Gula pasir

10

1 sdm

10

1 sdm

25

5 sdm

Beras

50

1 gls nasi

75

Ikan

50

1 ptg sdg

50

1 ptg sdg

Tempe

25

1 ptg dg

50

2 ptg sdg

Sayuran

75

gls

75

gls

Buah

100

1 ptg sdg 100

besar

gls

1 ptg sdg
papaya

100

Tahu

100

100

besar
1

bh

besar
1 ptg sdg
papaya

16.00
Susu
bubuk
Malam

gls

nasi

1 ptg sdg

papaya
Minyak

sdm

papaya
10

1 sdm

h. Contoh menu sehari

Pagi

Siang

Malam

Nasi tim

Nasi tim

Nasi tim

Telur ceplok air

Daging bumbu terik

Ikan bumbu kuning

Tahu bacam

Gandong tahu

Susu

Pisang

Jeruk

Pukul 10.00

Pukul 16.00

Pukul 20,00

Selada buah

Jeruk

The

Tumis kacang panjang


toge

3. Etiologi
Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang
belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang
penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
a. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan
ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.
b. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan
c. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus
d. Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan kehamilan
berikutnya
e. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan
koma
4. Manifestasi klinik
Diagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua
dari

tiga

gejala,

yaitu

pemambahan

berat

badan

yang

berlebihan,edema, hipertensi, dan proteinuria. Penambahan berat


badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu
beberapa

kali.

Edema

terlihat

sebagai

peningkatan

berat

badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.Tekanan darah >


140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat > 30 mmHg atau
tekanan diastolik > 15 mmHg yang di ukur setelah pasien
beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester
kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat
preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l
dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan
+1 atau 2 ;atau kadar protein > 1g /l dalam urin yang dikeluarkan
dengan kateter atau porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan
jarak waktu 6 jam.
Disebut preeklampsia berat bila ditemukan gejaka berikut
1. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110
mmHg
2. Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
3. sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
4. Nyeri epigastrium dan ikterus
5. Edema paru atau sianosis
6. Trombositopenia
7. Pertumbuhan janin terhambat
Diagnosis

eklampsia

ditegakkan

berdasarkan

gejala-gajala

preeklampsia disertai kejang atau koma. Sedangkan, bila terdapat


gejala preeklampsia berat dusertai salah satu atau beberapa gejala
dari nyeri kepala hebat , gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium dan keneikan tekanan darah yang progresif, dikatakan
pasien tersebut menderita impending preeklampsia. Impending
preeklampsia ditangani dengan kasus eklampsia.

5. Patofisiologi
Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan
dengan perubahan fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal
pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah,
vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik systemic
vascular resistance (SVR), peningkatan curah jantung, dan
penurunan

tekanan

osmotik

koloid

(kotak

21-1).

Pada

preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga


terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun,
termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik
lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan
sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal
menurun. Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar
tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia. Vasopasme
merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan
darah,

seperti

angiotensin

ketidakseimbangan

antara

II

dan

prostasiklin

kemungkinan
prostagladin

suatu
dan

tromboksan A2. Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu


inhibitor prostagladin) untuk mengubah patofisiologi preeklampsia
dengan mengganggu produksi tromboksan. Investigasi pemakaian
aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah
preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu dan janin. Peneliti
lain sedang mempelajari pemakaian suplemen kalsium untuk
mencegah hipertensi pada kehamilan.
Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan
edema dan lebih lanjut menurunkan volume intravaskular,
mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah
menderita edema paru. Preeklampsia ialah suatu keadaan
hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea

merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan


sejumlah besar darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi
vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal
ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang
khas untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan
preeklampsia

menunjukkan

bahwa

faktor-faktor

imunologi

memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsia.


keberadaan

protein

asing,

plasenta

atau

janin

bisa

membangkitkan respons imunologis lanjut..


6. Klasifikasi Pre eklampsia
Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre
eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a. Pre eklampsia Ringan
1) Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
2) Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
3) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
Edema umum, kaki, jari tangan dan muka.
4) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif
1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.

b. Pre eklampsia Berat


Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu
didapatkan satu/lebih gejala/tanda di bawah ini:
1) Tekanan darah 160/110 mmHg

a) Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan


darah minimal setelah istirahat 10 menit)
b) Ibu hamil tidak dalam keadaan his.
Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada
pemeriksaan secara kuantitatif.
Terdapat edema paru dan sianosis.
Gangguan visus dan serebral.
Keluhan subjektif
c) Nyeri epigastrium
d) Gangguan penglihatan
e) Nyeri kepala
f) Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
g) Pemeriksaan trombosit
(Manuaba, 1998)

7. Pencegahan kejadian Pre eklampsia dan eklampsia


Pre

eklampsia

dan

eklampsia

merupakan

komplikasi

kehamilan ynag berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh


karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi
kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk

mencegah kejadian Pre eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat


tentang dan berkaitan dengan:
a. Diet-makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan
rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah
atau edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima
sempurna.

Untuk

meningkatkan

jumlah

protein

dengan

tambahan satu butir telur setiap hari.


b. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti
bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih
banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah
menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
c. Pengawasan antenatal (hamil)
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim
segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang
memerlukan perhatian:
1) Uji kemungkinan Pre eklampsia:
a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
d) Pemeriksaan protein dalam urin
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal,
fungsi hati, gambaran darah umum dan pemeriksaan
retina mata.

2) Penilaian kondisi janin dalam rahim.


a) Pemantauan tinggi fundus uteri
b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut
jantung janin, pemantauan air ketuban
8. Penanganan Pre eklampsia
a. Penanganan Pre eklampsia Ringan
Penanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari
kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan
dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk
pertolongan

dengan

trauma

minimal.

Pre-eklampsi

dan

eklampsi tidak memberikan respon terhadap diuretik (obat untuk


membuang kelebihan cairan) dan diet rendah garam. Penderita
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam dalam jumlah normal
dan minum air lebih banyak. sangat penting untuk menjalani
tirah baring. Penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke
kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang
membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi
lebih lancar. Untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah
kejang, bisa diberikan magnesium sulfat intravena (melalui
pembuluh darah). Jika pre-eklamsinya bersifat ringan, penderita
cukup

menjalani

tirah

baring

di

rumah,

tetapi

harus

memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak


segera terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika
kelainan ini terus berlanjut, maka persalinan dilakukan sesegera
mungkin. Penderita pre-eklamsi berat dirawat di rumah sakit
dan menjalani tirah baring.
Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan
berobat jalan dengan memberikan:

1) Sedativa ringan
2) Obat penunjang
3) Nasehat
a) Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan
untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap
vena besar di dalam perut yang membawa darah ke
jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.
b) Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala
sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat
badan naik. Pernafasan emakin sesak, nyeri pada
epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin
melemah-berkurang, pengeluaran urin berkurang.
4) Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah
sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan hal
berikut:
a) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
b) Protein dalam urin 1 plus atau lebih
c) Kenaikan berat badan kg atau lebih dalam seminggu
d) Edema bertambah dengan mendadak
e) Terdapat gejala dan keluhan subjektif.
Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat
dipertahankan 140-150/90-100 mmHg, tunggu persalinan
sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan
memeriksakan diri tiap minggu. Kurangi dosis obat hingga
tercapai

dosis

optimal.

Bila

tekanan

darah

sukar

dikendalikan, berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak

boleh lebih dari 120/80 mmHg. Tunggu pengakhiran


kehamilan sampai 40 minggu, kecuali terdapat pertumbuhan
terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal, dan peningkatan
proteinuria (3). Pada kehamilan >37 minggu dengan serviks
matang, lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat
dilakukan spontan atau dipercepat dengan ekstraksi.
b. Penanganan Pre eklampsia Berat
Bidan yang mempunyai polindes dapat merawat penderita Pre
eklampsia

berat

untuk

sementara,

sampai

menunggu

kesempatan melakukan rujukan sehingga penderita mendapat


pertolongan yang sebaik-baiknya.
Penderita diusahakan agar:
1) Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara
ataupun sinar.
2) Dipasang infus glukosa 5%
3) Dilakukan pemeriksaan:
a) Pemeriksaan umum: pemeriksaan tiap jam; tekanan
darah, nadi, suhu dan pernafasan.
b) Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung
janin tiap 30 menit, pemeriksaan dalam (evaluasi
pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).
c) Pemasangan dower kateter
d) Evaluasi keseimbangan cairan
e) Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit
4) Setelah keadaan Pre eklampsia berat dapat diatasi,
pertimbangan mengakhiri kehamilan berdasarkan:

a) Kehamilan cukup bulan


b) Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup
bulan
c) Kegagalan pengobatan Pre eklampsia berat kehamilan
diakhiri tanpa memandang umur.
d) Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang
adekuat.
Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk
memutuskan kelanjutan Pre eklampsia menjadi eklampsia.
Dengan perawatan sementara di Polindes, maka melakukan
rujukan penderita merupakan sikap yang paling tepat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah pada ibu hamil
yang hebat sehingga menggangu pekerjaan sehari-hari, dan
keadaan umum menjadi buruk.
2. Tujuan diet hiperemesis gravidarum adalah mengganti persedian
glikogen tubuh untuk mengontrol asidosis dan memberikan
makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Selain itu diketahui
pula bahwa diet hiperemesis terdiri dari tiga tahap.
3. Pre eklampsi (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi
yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau
edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20
minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.
4. Tujuan diet preeklampsia adalah mencapai dan mempertahankan
status gizi normal, mencapai dan mempertahankan tekanan darah
normal, mencegah atau mengurangi tekanan darah normal,
mencapai keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan
berat badan tidak melebihi normal, mengurangi atau mencegah
timbulnya faktor risiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan
atau setelah melahirkan
5. Konstipasi merupakan kelambatan perlintasan sisa makanan karena
penumpukan feses yang keras dan kering disertai defekasi yang
nyeri, distensi abdomen serta massa yang bisa diraba.

6. Tujuan diet konstipasi adalah mencapai dan mempertahankan


status gizi yang normal sehingga diharapkan pembuangan feses
khususnya pada ibu hamil dengan dapat berjalan dengan lancar
dan tidak mempengaruhi keshatan baik ibu maupun janin yang
dikandungnya.

B. Saran
1. Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan
kesehatan berupa penyuluhan bagi ibu hamil mengenai dampak
yang dapat terjadi dari komplikasi pada masa kehamilan.
2. Bagi ibu hamil agar rajin dan memeriksakan kehamilannya secara
rutin (setidaknya 1 kali setiap bulannya) dengan harapan dapat
mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan
3. Ibu hamil sebaiknya selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi
selama kehamilanya agar terhindar dari bahaya komplikasi
kehamilan.
4. Sebaiknya ibu hamil segera menghubungi tenaga kesehatan
terdekat jika terjadi tanda-tanda komplikasi kehamilan agar dapat
segera memperoleh penanganan.

DAFTAR PUSTAKA

Prohardjo,Sarwono.Ilmu

Kebidanan.

Edisi

3.

Jakarta.

2007

Peath Francin Erra. Gizi Dalam Keseharian :Reproduksi :


Buku Kedokteran. EGC. 2004
http//911 Medical. Blogspot.. com/ 2010/05/askep pre eklamansia
makalah diet ibu hamil.
dr.Poidon L. Toruan, MM.

Anda mungkin juga menyukai