Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kimia sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang
pesat, baik materi maupun kegunaannya. Oleh sebab itu, berbagai faktor
pendukung keberhasilan proses belajar mengajar kimia secara periodik terus
dibenahi termasuk dalam upaya penyusunan kembali kurikulum kimia
sekolah yang harus mempertimbangkan perkembangan kimia, pengalaman
masa lalu, dan kemungkinan masa depan.
Guru sebagai salah satu tenaga kependidikan yang bersifat profesional
bertugas

membelajarkan

anak

didik

agar

dapat

mencapai

tujuan

pembelajaran. Supaya anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran,


mereka harus berada dalam kondisi yang memungkinkan mereka untuk
dapat belajar. Selain peningkatan mutu kinerja guru sebagai komponen
utama

pendidikan

yang

dituntut

untuk

lebih

profesional

seiring

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diera global sekarang ini,


para siswa juga dituntut untuk mempunyai keterampilan kimia yang tinggi.
Keterampilan yang diharapkan disini adalah keterampilan kimia yang
dipelajari lewat demonstrasi dan latihan, seperti lembar kerja, pekerjaan di
papan tulis bahkan tugas-tugas rumah.
Suatu ciri khas dalam pendidikan modern saat ini, hendaknya siswa
dapat berpartisipasi aktif sedemikian hingga melibatkan intelektual dan

emosional siswa di dalam proses belajarnya. Dengan demikian dapat


diterjemahkan bahwa dalam setiap pembelajaran kimia harus diarahkan
untuk pengembangan daya aktivitas siswa baik mental maupun fisik.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka solusi yang merupakan upaya
meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa adalah dengan memberikan
pengalaman langsung kepada siswa terhadap materi kimia melalui
praktikum.
Masalah yang timbul adalah tidak semua sekolah mempunyai gedung
laboratorium dengan peralatan praktek kimia yang lengkap. Kondisi ini
terutama dialami oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selain SMK
Pharmasi. Hal ini tentu tidak mendukung upaya pembelajaran kimia melalui
pengalaman langsung oleh siswa terhadap konsep dan fakta kimia.
Sehubungan dengan itu, kami mencoba memberikan satu terobosan
pembelajaran kimia dengan melaksanakan praktikum tanpa gedung
laboratorium dan peralatan kimia yang mahal.
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan selanjutnya menarik
untuk ditelaah dalam bentuk penelitian dengan judul Efektifitas
Penggunaan Media Interaktif Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa SMK Negeri 8 Semarang Dalam Materi
Hukum Guy Lussac dan Hukum Avogadro

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang timbul dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Siswa SMKN 8 Semarang kurang memiliki motivasi belajar karena
adanya persepsi yang kurang positif terhadap mata pelajaran Kimia.
2. Rendahnya nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XII di SMK Negeri 8
Semarang tahun 2006 dalam mata pelajaran kimia yaitu 5.5 dengan
ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 60%.

Hal ini akibat dari

pembelajaran kimia yang masih bersifat tradisional, yang disebabkan :


a) seringnya guru melakukan pembelajaran kimia yang pendekatannya
satu arah, b) guru banyak bercerita tentang kimia, bukan pembelajaran
dengan proses kimia, c) siswa menganggap kimia sebagai pelajaran
hafalan., dan d) guru kurang mampu mengajarkan konsep kimia dengan
menggunakan alat peraga.
3. Tidak adanya laboratorium kimia dan alat-alat praktikum yang dimiliki
oleh SMK Negeri 8 Semarang sehingga dalam pembelajaran kimia tidak
pernah melaksanakan praktikum.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah apakah
pembelajaran

kimia

dengan

penggunaan

media

interaktif

dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran kimia siswa SMK Negeri 8 Semarang ?

Dalam penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini, yang dibahas


adalah standar kompetensi mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan
penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometeri) dibatasi pada
kompetensi dasar menerapkan Hukum Guy Lussac dan Hukum Avogadro.
Peningkatan kualitas pembelajaran Kimia siswa SMK Negeri 8
Semarang melalui penggunaan media interaktif, meliputi
1. Kualitas Proses : dilihat dari partisipasi siswa, kerja kelompok, dan
penyelesaian tugas
Prosentase aktivitas siswa dalam pembelajaran 70%
2. Kualitas hasil dilihat dari nilai tes evaluasi.
Prosentase ketuntasan hasil belajar 80%
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas II semester
3 di SMK Negeri 8 Semarang untuk program keahlian Rekayasa Perangkat
Lunak

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar kimia siswa SMK Negeri 8 Semarang
melalui penggunaan media interaktif berbantuan komputer..

E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan
IPTEK, khususnya pembelajaran Kimia dijenjang SMK antara lain :

1.

Bagi Siswa, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat apabila siswa
mengalami

kesulitan

dalam

memahami

konsep

kimia

dalam

mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.


2.

Bagi Guru Kimia SMKN 8 Semarang, selain memberi pengalaman di


dalam melakukan penelitian tindakan kelas, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan masukan di dalam mengembangkan
pembelajaran Kimia.

3.

Bagi Guru dan dosen Program Studi Pendidikan Kimia, hasil


penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk meningkatkan mutu
yang berhubungan dengan materi maupun strategi pembelajaran
sehingga produk yang dihasilkan dapat siap pakai dalam memberikan
dan mencari alternatif pemecahan yang dihadapi dalam pembelajaran
di kelas nantinya.

Anda mungkin juga menyukai