PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan sedang marak dilakukan, salah satunya adalah
dilakukannya
masih jauh dari harapan. Ini dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang menghadapi
berbagai masalah dan kendala dalam mengajar. Segala usaha telah dilakukan oleh
Guru untuk menemukan solusi dari permasalahan dengan melakukan penelitian
tindakan
kelas,
dengan
harapan
dapat
memperbaiki
sistem
pengajaran
dan
memperbaiki pola pikir dan sikap peserta didik dalam kelas. Sebagai fasilitator, guru
dituntut untuk memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang apik agar dapat mengatur,
mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang kondusif
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan. Oleh karenanya,
guru dituntut pula untuk lebih professional, inovatif, perpsektif dan pro aktif dalam
melaksanakan tugas pembelajaran yang tentunya selektif dalam pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai atau cocok dengan kondisi siswa.
IPS Terpadu sebagai salah satu mata pelajaran di SMK, selama ini dianggap
sebagai mata pelajaran hapalan membuat banyak siswa menghindar karena enggan
menghapal. Hal ini membuat motivasi belajar siswa menurun dan pada akhirnya
berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran IPS Terpadu.
Metode mengajar guru yang cenderung monoton menjadi salah satu indikator terjadinya
penurunan motivasi belajar dan kebosanan pada diri siswa dalam kelas. Satu hal yang
cukup
memprihatinkan
karena
guru
cenderung
menuntaskan
semua
materi
JURUSAN ADMINISTRASI
KETERANGAN
Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran
Hasil belajar siswa
Siswa merespon pembelajaran
Siswa mencatat materi essensial pelajaran
Siswa mengerjakan tugas
BAGUS
SEDANG
KURANG
V
V
V
V
V
2
Keaktifan siswa
Sementara hasil evaluasi dari kegiatan pra siklus ini tidak memuaskan dan
tergambar sebagai berikut:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
NAMA SISWA
AR
AS
AL
AM
CA
LU
LS
FT
FY
FN
NR
NA
NT
NK
NP
NY
MS
MA
MK
MR
Rata rata
NILAI
55
60
58
53
55
55
55
60
56
55
58
60
60
61
59
57
56
57
59
60
NO
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
NAMA SISWA
RS
RD
RY
WR
WT
WA
PT
YU
YL
SL
SM
FR
FS
RL
ML
TJ
AG
IB
RF
DJ
NILAI
66
50
55
59
45
58
57
50
57
58
60
63
53
57
59
55
58
56
50
50
56,6
Menganalisis siswa yang terlibat aktif dan tidak aktif dalam proses
pembelajaran.
2.
3.
4.
5.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa siswa yang berpartisifasi aktif dalam proses
pembelajaran hanya siswa yang memang selalu aktif dalam setiap pembelajaran yang
jumlahnya kurang dari 50 % dari jumlah siswa yang ada dalam kelas tersebut. Disetiap
akhir pembelajaran, penulis selaku guru mata pelajaran mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang telah diajarkan, hanya siswa yang aktif dalam proses
pembelajaran yang bisa menjawab dengan benar. Ini menunjukkan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran.
Dari jawaban yang diberikan siswa mengenai faktor penyebab kesulitan mereka
dalam memahami pelajaran, beberapa siswa mengatakan mereka merasa bosan belajar
IPS Terpadu dan kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran, karena metode yang
digunakan guru monoton.
Penulis selaku guru mata pelajaran menyadari hal tersebut, oleh karena itu
penulis memtuskan dan menyakini bahwa dengan mengganti metode konvensional ke
metode bervariasi akan menarik minat siswa, sehingga dengan tumbuhnya minat siswa
diharapkan akan berdampak pada prestasi belajar siswa dibindang IPS Terpadu.
Untuk itu penulis merumuskan masalah PTK Sesuai dengan latar belakang
masalah tersebut,sebagai berikut:
1. Apakah Metode bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?
2. Apakah metode bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
3. Seberapah jauh metode bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?.
monoton;
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain, belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek
yang menerima pelajaran ( sasaran didik ), sedangkan mengajar menunjuk pada apa
yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu
dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa. Hanya sayangnya
banyak orang yang salah mengartikan belajar, dikiranya dengan membaca sudah
termasuk belajar, padahal membaca belum tentu belajar, tapi belajar bias dilakukan
5
merenungkan, memikirkan satu hal yang mengakibatkan terjadi perubahan pada rana
kognitff ataupun psikomotorik.
Belajar bagi siswa merupakan kegiatan yang menyebabkan adanya perubahan
tingkah laku siswa setelah mendapat pengetahuan dari lingkungan belajarnya.
Lingkungan belajar tersebut adalah secara sadar diciptakan guru untuk memberi
motivasi kepada siswa agar mendapat pengetahuan dan pengalaman baru secara
permanen.
Pengertian belajar sebagaimana terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1994 : 14) adalah suatu upaya yang dilakukan manusia dengan jalan berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu.
Winkel
mentalispsikhis
(1991:36)
yang
mengatakan
berlangsung
bahwa
dalam
belajar
interaksi
adalah
dengan
suatu
aktifitas
lingkungan
yang
of practice or experience. Yaitu bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar
karena latihan ( practice )atau karena pengalaman ( experience ).
Berdasar pada beberapa pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pebelajar dari kurang baik
menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik.
2. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah suatu proses interaksi antara siswa dan guru selaku pengajar
yang membawah perubahan perilaku pada pribadi yang diajar.
Belajar melalui suatu proses pembelajaran akan memberi hasil yang lebih
maksimal dibandikan belajar sendiri atau belajar dari pengalaman, meski pada
kenyataanya ada juga orang sukses atau berhasil dengan belajar sendiri, akan tetapi
tidak semua individu bisa belajar sendiri. Oleh karena itu dibentuklah suatu proses
kegiatan yang disebut pembelajaran.
Menurut Hudoyo (1998:6) mengajar adalah suatu kegiatan menyampaikan
informasi berupa pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru kepada siswa.
Karena itu guru akan dapat memahaminya tanpa suatu keahlian khusus. Misalnya
menyampaikan materi pelajaran melalui ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian
tugas adalah penyampaian materi yang berlaku secara umum.
Arifin in Adrian (2004) mendefinisikan bahwa mengajar adalah " . suatu rangkaian
kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima,
menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu "
Tyson dan Caroll in Adrian (2004)
working with students ... A process of interaction . the teacher does something to student, the
students do something in return. Dari definisi itu tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara
dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif
melakukan
kegiatan.
Nasution in Adrian (2004) berpendapat bahwa mengajar adalah " .suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak, sehingga terjadi proses belajar".
3. Motivasi Belajar
Motivasi adalah salah satu indikator yang menentukan keberhasilan atau prestasi
belajar siswa. Menurunnya motivasi belajar akan berdampak pula pada penurunan
prestasi belajar siswa.
7
a. Metode ceramah
Adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru di depan siswa di
muka kelas. Dalam metode sorang guru sangat mendominasi dan menjadi subjek
dalam sebuah pembelajaran, sementara siswa adalah sebagai objek passif menerima
apa yang disampaikan oleh guru. Metode Ceramah akan baik penggunannya.
b. Metode Tanya Jawab
Adalah suatu bentuk penyajian/pengajaran melalui Tanya-jawab. Para ahli
memberikan define metode Tanya jawab yakni:
Adalah suatu teknik
pendapatnya,
membantu
siswa
mengembangkan
kemampuan
kecakapan
berkomunikasi.
Diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan
mempelajari
bahan
atau
menyampaikan
bahan
dengan
jalan
10
drama yang mengangkat masalah-masalah social atau konflik yang sering terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Bila metode inl dikendalikan dengan apik oleh guru, banyak manfaat yang dapat
diperoleh yakni : (1) Dapat menarik perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana
tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti
persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran
orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya penonton film atau
sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan
sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan
diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.4)
siswa akan mendapatkan informasi melalui adengan yang diperankan oleh temannya.
Namun perlu dipahami bahwa setiap metode memiliki kekurangan atau kelebihan,
begitu juga metode sosiodrama yang mana menyita waktu yang cukup lama dan
member peluang kepada siswa yang kurang berminat untuk bermain-main dalam kelas.
B. Kerangka Pikir
KONDISI SAAT INI
1. Pembelajaran
monoton
2. Belum ditemukan
metode
pembelajaran yang
tepat
3. Metode yang
konvensional
4. Rendahnya
TINDAKAN
1. Penjelasan tentang
Metode Bervariasi
2. Melaksanakan
pembelajaran
menggunakan metode
bervariasi
TUJUAN
1. Guru mampu
menggunakan
metode bervariasi
2. Kualitas KBM, baik
proses maupun
hasil dan motivasi
siswa meningkat
11
Diskusi Pemecahan
masalah
Evaluasi awal
Penerapan metode
bervariasi
Evaluasi Efek
Evaluasi Akhir
C. Hipotesis Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan karena ada permasalahan rendahnya
kemampuan siswa dalam memahami materi Jenis-jenis dan kegunaan benda kebutuhan
manusia
dan
Pengertian
kelangkaan
dalam
bidang
IPS
Terpadu.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan Metode Bervariasi pada
materi Jenis-jenis dan kegunaan benda kebutuhan manusia
dan .Pengertian
kelangkaan dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa SMK YPKK Limbung
kelas X jurusan Administrasi Perkantoran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK YPKK Limbung. Waktu penelitian bulan Januari
dan Pebruari. Selama 6x pertemuan 12 jam pelajaran. Penelitian ini dilakukan karena
kurangnya motivasi belajar siswa dalam bidang stusi IPS Terpadu dan rendahnya
kemampuan pemahaman siswa untuk pelajaran tersebut.
B. Subjek Penelitian
12
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin, dalam satu siklus terdiri dari empat
langkah, yaitu: (1) Perencanaan ( planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3)
Observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
13
Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini terdiri atas 3 siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang didesain dalam
rumusan masalah. Secara prosedur perbaikan pembelajaran ini dijabarkan sebagai
berikut:
a. Siklus 1
1. Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi; (a) membuat scenario
pembelajaran, (b )membuat lembar observasi, (c) menyiapkan bahan dan media
pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa agar lebih tepat memahami materi
pelajaran, (d) mengatur posisi kursi agar tidak monoton (e) membuat alat evaluasi untuk
tes tindakan setiap siklus dan (e) menyiapkan jurnal atau catatan kecil untuk memantau
proses pembelajaran. Siklus I ini direncanakan sebanyak 2 x pertemuan.
2. Pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan diamati oleh peneliti.Secara
umum langkah-langkah pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut: (a) guru
membangkitkan minat belajar siswa dengan memberikan pertanyaan umum yang
relevan dengan materi yang akan diajarkan (b) membahas materi pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah (c) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, (d) membagi siswa dalam kelompok kecil dengan memberikan pokok bahasan
yang berbeda
Rayakan,
kelompok yang terlibat dalam permainan peran diberi tepuk the best.
3. Observasi dan evaluasi. Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan
melibatkan guru lain untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti
pembelajaran IPS yang menerapkan metode bervariasi. Evaluasi diberikan setiap
setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui
14
1. Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi; (a) membuat scenario
pembelajaran, (b )membuat lembar observasi, (c) menyiapkan bahan dan media
pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa agar lebih tepat memahami materi
pelajaran, (d) mengacak posisi kursi agar tidak monoton (e) membuat alat evaluasi untuk
tes tindakan setiap siklus dan (e) menyiapkan jurnal atau catatan kecil untuk memantau
proses pembelajaran. Siklus I ini direncanakan sebanyak 3 x pertemuan.
2. Pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan diamati oleh peneliti.
Pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut: (a) guru memancing ingatan siswa
dengan memberikan pertanyaan yang relevan dengan materi di siklus I. (b) membahas
ulang materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah (c) memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, (d) membagi siswa dalam kelompok kecil
dengan memberikan pokok bahasan yang berbeda
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X jurusan Administrasi
Perkantoran SMK YPKK Limbung. Jumlah siswa 40 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 25
perempuan yang umumnya memiliki kemampuan sedang. Latar belakang mereka antara
lain: 1) berasal dari lingkungan masyarakat yang kesadaran pendidikannya cukup
rendah sehingga budaya belajar dilingkungan mereka juga rendah, 2) Dukungan belajar
dari orang tua mereka juga rendah.3) Ekonomi orang tua siswa rata-sata ekonomi
lemah.4) Kemampuan mencerna materi kurang.
2. Hasil Pengolahan dan Pembahasan Data pada Siklus I
Hasil observasi terhadap siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan untuk
pelajaran IPS Terpadu dijelaskan sebagai berikut:
NO NAMA SISWA
KOMENTAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
SISWA
55% betul
70% betul
58% betul
60% betul
65% betul
55% betul
75% betul
68% betul
63% betul
66% betul
69% betul
71% betul
77% betul
68% betul
73% betul
78% betul
76% betul
77% betul
69% betul
70% betul
AR
AS
AL
AM
CA
LU
LS
FT
FY
FN
NR
NA
NT
NK
NP
NY
MS
MA
MK
MR
NO NAMA SISWA
KOMENTAR
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
SISWA
66% betul
72% betul
75% betul
69% betul
75% betul
68% betul
77% betul
70% betul
67% betul
68% betul
70% betul
63% betul
73% betul
67% betul
69% betul
55% betul
58% betul
66% betul
70% betul
60% betul
RS
RD
RY
WR
WT
WA
PT
YU
YL
SL
SM
FR
FS
RL
ML
TJ
AG
IB
RF
DJ
Pemecahan masalah dalam pelajaran ips Terpadu diperoleh hasil sebagai berikut:
(a) perhatian siswa pada proses pembelajaran sudah mulai terpusat, namun masih
terdapat beberapa siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran yang diberikan. (b)
kemauan siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada guru sudah
mulai nampak namun sebagian besar yang bertanya masih kaku.c) jumlah siswa yang
bolos sudah berkurang.
17
NO NAMA SISWA
KOMENTAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
SISWA
60% betul
70% betul
62% betul
60% betul
65% betul
65% betul
75% betul
68% betul
64% betul
66% betul
70% betul
71% betul
77% betul
69% betul
73% betul
78% betul
76% betul
80% betul
AR
AS
AL
AM
CA
LU
LS
FT
FY
FN
NR
NA
NT
NK
NP
NY
MS
MA
NO NAMA SISWA
KOMENTAR
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
SISWA
66% betul
72% betul
75% betul
69% betul
75% betul
68% betul
80% betul
75% betul
70% betul
68% betul
77% betul
63% betul
73% betul
67% betul
71% betul
60% betul
58% betul
66% betul
RS
RD
RY
WR
WT
WA
PT
YU
YL
SL
SM
FR
FS
RL
ML
TJ
AG
IB
18
19
20
MK
MR
69% betul
70% betul
39
40
RF
DJ
79% betul
65% betul
Di samping hasil di atas, pada siklus II ini untuk mata pelajaran IPS Terpadu
diperoleh hasil sebagai berikut: (a) perhatian siswa pada proses belajar mengajar sudah
terpusat, dan sudah tidak terdapat siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran yang
diberikan. (b) kemauan siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada
guru sudah nampak baik, tidak ada lagi yang kaku dalam menanyakan materi yang
belum pahaminya.c) sudah tidak ada siswa yang bolos atau meninggalkan kelas pada
saat observasi dilakukan.
Pada pelaksanaan siklus II ini, penerapan metode yang bervariasi, sepenuhnya
berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan antara lain:Metode Bervariasi dapat
Meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas XAPI pada SMK YPKK Limbung
Kab. Gowa.
Penulis menyimpulkan bahwa sudah tidak ada lagi yang harus diperbaiki. Keberhasilan
yang diperoleh pada siklus II untuk mata pelajaran IPS Terpadu adalah semua siswa
hadir tepat waktu, aktif berpendapat dan menampakkan semangat yang luar biasa pada
saat pelajaran berlangsung, semua pertanyaan yang diberikan pada evaluasi dijawab
dengan tepat dan benar. Setelah melakukan refleksi, peneliti membuat rencana
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran pada siklus III. Hal ini dilakukan karena
masih ada kelompok yang belum melakukan sosiodrama.
3. Hasil Pengolahan Data pada Siklus III
Hasil observasi terhadap siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan untuk
pelajaran IPS Terpadu a pada siklus III dijelaskan sebagai berikut:
N NAMA SISWA
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
AR
AS
AL
AM
CA
LU
LS
FT
FY
FN
NR
NA
KOMENTAR
SISWA
62% betul
69% betul
62% betul
60% betul
65% betul
66% betul
75% betul
68% betul
65% betul
66% betul
70% betul
71% betul
NO NAMA SISWA
KOMENTAR
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
SISWA
67% betul
72% betul
75% betul
69% betul
75% betul
68% betul
80% betul
75% betul
70% betul
68% betul
77% betul
65% betul
RS
RD
RY
WR
WT
WA
PT
YU
YL
SL
SM
FR
19
13
14
15
16
17
18
19
20
NT
NK
NP
NY
MS
MA
MK
MR
77% betul
69% betul
73% betul
78% betul
76% betul
80% betul
69% betul
70% betul
33
34
35
36
37
38
39
40
FS
RL
ML
TJ
AG
IB
RF
DJ
73% betul
67% betul
71% betul
60% betul
58% betul
66% betul
79% betul
67% betul
Pada siklus III ini untuk mata pelajaran matematika diperoleh hasil sebagai
berikut: (a) perhatian siswa pada proses belajar mengajar sudah terpusat. (b) kemauan
siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada guru sudah nampak tidak
ada lagi siswa yang kaku untuk bertanya.c)sudah tidak ada sisa yang bolos.d) semua
siswa aktif dalam pembelajran
Pada pelaksanaan siklus III ini, penerapan metode yang bervariasi, sudah
berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan disimpulkan bahwa kelemahan siswa
yang terjadi pada siklus IItidak nampak, mereka sudah antusias bertanya kepada guru
tentang materi yang sedang dipelajari. Dari pihak guru, penerapan metode yang
bervariasi sudah berjalan dengan baik dan semua pokok bahasan selesai diajarkan
tepat pada waktunya. Dengan berakhirnya pembelajaran pada siklus III ini, maka
pembelajaran sudah selesai.
4.Deskripsi Temuan
Dari Hasil pengamatan yang telah penulis lakukan mengenai partisipasi siswa
dalam
bahwa partisipasi siswa tertinggi tampak pada pembelajaran jika menggunakan metode
bervariasi, pada kegiatan ini siswa banyak terlibat dalam mengerjakan tugas dan
menjawab soal lisan yang diberikan guru selaku penulis. Begitu juga dalam Sosiodrama
semua siswa antusias berpartisipasi, juga dalam Tanya jawab. Meski dalam metode
ceramah masih banyak siswa yang Nampak kurang tertarik memperhatikan penjelasan
guru, akan tetapi saat guru atau penulis menggunakan metode sosiodrama Nampak
siswa bersemangat berpasrtisipasi.
20
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya penguasaan siswa pada pokok bahasan yang diajarkan guru, tidak
lepas dari penggunaan metode yang bervariasi (metode ceramah, tanya jawab,
diskus, sosiodrama, pemberian tugas), karena metode yang bervariasi dapat
membangkitkan keaktifan siswa dalam merespon pelajaran yang disajikan.
2. Hasil belajar semua siswa dalam kelas sudah mencapai KKM.
3. Semua siswa sudah berpartisifasi dalam pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Para guru SMK, hendaknya lebih memiliki komitmen yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya dengan melaksanakan tugas pokok secara profesional,
mengkaji dan menerapkan berbagai inovasi pembelajaran secara variatif sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
2. Para kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, hendaknya lebih
mengintensifikiasikan perannya sebagai supervisor agar guru memiliki motivasi
dalam menerapkan model-model pembelajaran yang bermakna. Selebihnya,
pemberian kesempatan untuk mengikuti penataran, bintek, workshop, dan
sejenisnya kepada guru perlu mendapat perhatian
21
DAFTAR PUSTAKA
Andrian.2004 .Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa .Jurnal.
C.T. Morgan, 1961. Introduction to psychology.Londo.
Gagne, 1977. The Conditions of Learning .
Muijs,Daniel dan Reynolds, David.2001.Effective Teaching, Evidence and Practice.
London:Paul Chapman Publishing.
Roestiyah, N.K., 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Rineka
cipta.
Sudjana, Nana, 1995. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Winkel, W.S., 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/
http://www.ugmc.bizland.com/ak-definisimotivasi.html
22
LAMPIRAN
23
1
1
2
3
3
4
4
5
saya.
24
3.
5
Pembelajaran
4.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
16. Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari
saya harapkan.
4. Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa
saya mengetahui apa yang harus saya pelajari dari
pembelajaran ini.
5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat
saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.
6. Pelajaran ini penting saya kuasai
7. Banyak halaman-halaman yang mengandung amat banyak
informasi sehingga sukar bagi saya untuk mengambil ide-ide
penting dan mengingatnya.
bagi saya.
11. saya mendapat kesempatan bertanya dan menyampaikan
Pendapat
pembelajaran ini
17. Saya kurang tertarik mengikuti pembelajaran karena isinya tidak terlalu
penting.
25
23. Saya telah mempelajari sesuatu yang sangat menarik dan tak
terduga sebelumnya.
24. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya
percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes.
26. Pembelajaran ini tidak relevan dengan kebutuhan saya sebab
sebagian besar isinya tidak saya ketahui.
27. Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran ini dengan hal hal
yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya pikirkan di
dalam kehidupan sehari-hari.
28. Pada setiap halaman terdapat banyak kata yang sangat
mengganggu.
26
27