Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan sedang marak dilakukan, salah satunya adalah
dilakukannya

penyempurnaan dan perubahan kurikulum beberapa kali, namun hasil

masih jauh dari harapan. Ini dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang menghadapi
berbagai masalah dan kendala dalam mengajar. Segala usaha telah dilakukan oleh
Guru untuk menemukan solusi dari permasalahan dengan melakukan penelitian
tindakan

kelas,

dengan

harapan

dapat

memperbaiki

sistem

pengajaran

dan

memperbaiki pola pikir dan sikap peserta didik dalam kelas. Sebagai fasilitator, guru
dituntut untuk memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang apik agar dapat mengatur,
mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang kondusif
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan. Oleh karenanya,
guru dituntut pula untuk lebih professional, inovatif, perpsektif dan pro aktif dalam
melaksanakan tugas pembelajaran yang tentunya selektif dalam pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai atau cocok dengan kondisi siswa.
IPS Terpadu sebagai salah satu mata pelajaran di SMK, selama ini dianggap
sebagai mata pelajaran hapalan membuat banyak siswa menghindar karena enggan
menghapal. Hal ini membuat motivasi belajar siswa menurun dan pada akhirnya
berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran IPS Terpadu.
Metode mengajar guru yang cenderung monoton menjadi salah satu indikator terjadinya
penurunan motivasi belajar dan kebosanan pada diri siswa dalam kelas. Satu hal yang
cukup

memprihatinkan

karena

guru

cenderung

menuntaskan

semua

materi

pembelajaran tanpa melihat hasil pengajarannya.


Merujuk permasalahan di atas, diperoleh gambaran bahwa penyebabnya adalah
sebagian siswa kurang tertarik untuk belajar IPS TERPADU karena pembelajaran yang
tidak membangkitkan minat siswa untuk belajar. Pelajaran ini lebih banyak hafalan untuk
memahami suatu materi pelajaran. Berdasar pada

pengalaman mengajar dan

permasalahan yang dijumpai di kelas khususnya di jurusan Administrasi Perkantoran


kurang tertariknya siswa belajar IPS TERPADU, maka

diupayakanlah suatu tindakan

untuk mengatasi permasalahan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar


dengan meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar. Penggunaan metode bervariasi
1

diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dengan harapan pembelajaran lebih


bermakna, dan menarik sehingga siswa senang dan puas dalam belajar. Pembelajaran
IPS TERPADU akan lebih meransang siswa untuk belajar dengan menggunaan metode
bervariasi, setelah menyajian materi dengan metode ceramah, yang dilanjutkan dengan
metode diskusi yang divariasikan dengan metode Tanya jawab, dan sosiodrama, dan
diakhir penyajian materi siswa dibekali tugas untuk dikerjakan dirumah dan menjadi
follow up kegiatan pembelajaran.
Upaya ini akan dapat mengembangkan motivasi untuk belajar kearah yang lebih
baik dan dengan sendirinya akan berdampak pada prestasi belajar siswa..Alternatif
penelitian tindakan kelas ini sebagai upaya untuk pemecahan masalah dalam mengatasi
kebekuan dan kebuntuan pengajaran IPS TERPADU yang kurang diminati siswa. Hal
tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang diberi judul UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPS TERPADU MELALUI
METODE BERVARIASI PADA SISWA KELAS X

JURUSAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN SMK YPPK LIMBUNG KAB. GOWA


B. Identifikasi masalah.
Berdasarkan permasalahan yang serius yang perlu segera diatasi dan ditangani.
Penulis melihat permasalahan dan faktor penyebabnya yang dapat dirinci masalah
tersebut menjadi masalah penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1). siswa kurang
bersemangat dalam belajar.2) Menurunnya motivasi siswa menyebabkan prestasi siswa
yang diperoleh kurang maksimal 3). kurang respon dalam belajar 4). tidak mau mencatat
materi esensial pelajaran.4) tidak mengerjakan tugas.5) banyak yang meninggalkan
kelas dengan berbagai macam alasan.6) dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru,
siswa cenderung memindahan jawaban temnanya, tanpa mau berusaha sendiri.
Gejala-gejala tersebut dapat terlihat dari observasi yang dilakukan oleh peneliti
pada saat pra siklus yang menjadikan landasan bagi peneliti untuk melaksanakan siklussiklus berikutnya guna mencapai tujuan pembelajaran. Gambaran hasil kegiatan Pra
siklus adalah sebagai berikut:
NO
1
2
3
4
5

KETERANGAN
Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran
Hasil belajar siswa
Siswa merespon pembelajaran
Siswa mencatat materi essensial pelajaran
Siswa mengerjakan tugas

BAGUS

SEDANG

KURANG
V
V
V
V
V
2

Keaktifan siswa

Sementara hasil evaluasi dari kegiatan pra siklus ini tidak memuaskan dan
tergambar sebagai berikut:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

NAMA SISWA
AR
AS
AL
AM
CA
LU
LS
FT
FY
FN
NR
NA
NT
NK
NP
NY
MS
MA
MK
MR
Rata rata

NILAI
55
60
58
53
55
55
55
60
56
55
58
60
60
61
59
57
56
57
59
60

NO
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

NAMA SISWA
RS
RD
RY
WR
WT
WA
PT
YU
YL
SL
SM
FR
FS
RL
ML
TJ
AG
IB
RF
DJ

NILAI
66
50
55
59
45
58
57
50
57
58
60
63
53
57
59
55
58
56
50
50
56,6

C. Analisis dan Perumusan Masalah.


Untuk menganalisis masalah, penulis melakukan tindakan sebagai berikut:
1.

Menganalisis siswa yang terlibat aktif dan tidak aktif dalam proses
pembelajaran.

2.

Menganalisis kemampuan siswa dalam memahami materi.

3.

Merefleksi pelaku mengajar selaku guru mata pelajaran di kelas yang


akan diteliti.

4.

Mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan siswa memahami materi


pelajaran.

5.

Menganalisis penyebab mengapa siswa kurang berpartisipasi dalam


proses pembelajaran.
3

Dari hasil analisis ditemukan bahwa siswa yang berpartisifasi aktif dalam proses
pembelajaran hanya siswa yang memang selalu aktif dalam setiap pembelajaran yang
jumlahnya kurang dari 50 % dari jumlah siswa yang ada dalam kelas tersebut. Disetiap
akhir pembelajaran, penulis selaku guru mata pelajaran mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang telah diajarkan, hanya siswa yang aktif dalam proses
pembelajaran yang bisa menjawab dengan benar. Ini menunjukkan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran.
Dari jawaban yang diberikan siswa mengenai faktor penyebab kesulitan mereka
dalam memahami pelajaran, beberapa siswa mengatakan mereka merasa bosan belajar
IPS Terpadu dan kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran, karena metode yang
digunakan guru monoton.
Penulis selaku guru mata pelajaran menyadari hal tersebut, oleh karena itu
penulis memtuskan dan menyakini bahwa dengan mengganti metode konvensional ke
metode bervariasi akan menarik minat siswa, sehingga dengan tumbuhnya minat siswa
diharapkan akan berdampak pada prestasi belajar siswa dibindang IPS Terpadu.
Untuk itu penulis merumuskan masalah PTK Sesuai dengan latar belakang
masalah tersebut,sebagai berikut:
1. Apakah Metode bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?
2. Apakah metode bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
3. Seberapah jauh metode bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?.

D. Batasan Masalah Penelitian


Penelitian ini dibatasi hanya pada:
1. Kelas X jurusan Administarsi Perkantoran yang berjumlah 40 siswa.
2. Pokok bahasan Jenis-jenis dan kegunaan benda kebutuhan manusia dan Pengertian
kelangkaan.
3. Meningkatkan prestasi dan minat belajardan pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan.
4. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan.
E. Tujuan dan kegunaan penelitian.
1. Tujuan penelitian
4

a. Untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode


bervariasi.
b. Untuk mengetahui sejauh mana metode bervariasi meningkatkan motivasi belajar
siswa.
2. Manfaat Penelitian
a.Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya kelas X jurusan Administrasi
dan perkantoran;
b.Mengembangkan metode bervariasi

sehingga pembelajaran IPS Terpadu tidak

monoton;

c.Memberikan motivasi pada guru untuk menerapkan metode pemelajaran bervariasi


pada mata pelajaran IPS Terpadu .

BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain, belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek
yang menerima pelajaran ( sasaran didik ), sedangkan mengajar menunjuk pada apa
yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu
dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa. Hanya sayangnya
banyak orang yang salah mengartikan belajar, dikiranya dengan membaca sudah
termasuk belajar, padahal membaca belum tentu belajar, tapi belajar bias dilakukan
5

dengan cara membaca. Pada dasarnya

manusia bisa belajar dengan cara

merenungkan, memikirkan satu hal yang mengakibatkan terjadi perubahan pada rana
kognitff ataupun psikomotorik.
Belajar bagi siswa merupakan kegiatan yang menyebabkan adanya perubahan
tingkah laku siswa setelah mendapat pengetahuan dari lingkungan belajarnya.
Lingkungan belajar tersebut adalah secara sadar diciptakan guru untuk memberi
motivasi kepada siswa agar mendapat pengetahuan dan pengalaman baru secara
permanen.
Pengertian belajar sebagaimana terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1994 : 14) adalah suatu upaya yang dilakukan manusia dengan jalan berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu.
Winkel
mentalispsikhis

(1991:36)
yang

mengatakan

berlangsung

bahwa

dalam

belajar

interaksi

adalah

dengan

suatu

aktifitas

lingkungan

yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap.


Selanjutnya Sudjana (1991:5) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai hasil dari
praktek atau latihan. Belajar pada dasarnya adalah perubahan kelakuan yang berkaitan
dengan pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian,
penghargaan minat dan penyesuaian diri.
Hudoyo (1988:5) mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang
dilakukan guru untuk menyampaikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya
kepada siswa.
Perubahan yang diperoleh individu atau manusia sebagai subjek belajar dapat
diperoleh atau dicapai melalui suatu proses belajar atau pembelajaran. Pembelajaran
mengandung arti perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
dari pengalaman (Syah, 1995 : 89).
Menurut Gagne (1977) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan
dalam perubahan tingkah laku, yang keadaanya berbeda dari sebelum individu berada
dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan
terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latiha. Berbeda dengan perubahan serta
merta akibat reflex atau perilaku yang bersifat naluriah.
Menurut Morgan, dkk ( 1984 ) memberikan definisi mengenai belajar Learning
can be defined as any relatively permanent change in behavior which accurs as a result
6

of practice or experience. Yaitu bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar
karena latihan ( practice )atau karena pengalaman ( experience ).
Berdasar pada beberapa pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pebelajar dari kurang baik
menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik.
2. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah suatu proses interaksi antara siswa dan guru selaku pengajar
yang membawah perubahan perilaku pada pribadi yang diajar.
Belajar melalui suatu proses pembelajaran akan memberi hasil yang lebih
maksimal dibandikan belajar sendiri atau belajar dari pengalaman, meski pada
kenyataanya ada juga orang sukses atau berhasil dengan belajar sendiri, akan tetapi
tidak semua individu bisa belajar sendiri. Oleh karena itu dibentuklah suatu proses
kegiatan yang disebut pembelajaran.
Menurut Hudoyo (1998:6) mengajar adalah suatu kegiatan menyampaikan
informasi berupa pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru kepada siswa.
Karena itu guru akan dapat memahaminya tanpa suatu keahlian khusus. Misalnya
menyampaikan materi pelajaran melalui ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian
tugas adalah penyampaian materi yang berlaku secara umum.
Arifin in Adrian (2004) mendefinisikan bahwa mengajar adalah " . suatu rangkaian
kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima,
menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu "
Tyson dan Caroll in Adrian (2004)

mengemukakan bahwa mengajar ialah . a way

working with students ... A process of interaction . the teacher does something to student, the
students do something in return. Dari definisi itu tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara

dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif
melakukan

kegiatan.

Nasution in Adrian (2004) berpendapat bahwa mengajar adalah " .suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak, sehingga terjadi proses belajar".
3. Motivasi Belajar
Motivasi adalah salah satu indikator yang menentukan keberhasilan atau prestasi
belajar siswa. Menurunnya motivasi belajar akan berdampak pula pada penurunan
prestasi belajar siswa.
7

Motivasi bermakna sesuatu kuasa yang mendorongkan seseorang melakukan


sesuatu untuk mencapai matlamat atau kejayaan. Dalam proses pengajaran dan
pembelajaran, motivasi dianggap sebagai satu unsur yang penting yang membolehkan
murid-murid melibatkan diri secara aktif, disamping menjadikan proses pembelajaran itu
berlangsung dalam keadaan bermakna, berfaedah dan menggembirakan (Kamarudin Hj
Husin, 1993)
Santrock (2008) mengatakan motivation is the reason why people behave theway
they do. Motivatedbehavior is energized, directed, and sustained. Motivasia dalah kuasa
yang menggerakkan manusiamencapai sesuatu matlamat.
Terdapat dua jenis motivasi yang umum yaitu :1. Motivasi Ekstrinsik: Motivasi ini
adalah penggerak yang mendorong pelajar untuk melakukan sesuatukerana inginkan
ganjaran nyata yang disediakan. Motivasi ini hanya berfokuskan kepada ganjaran yang
diberi. Contoh: Ganjaran yang jelas dan nyata seperti memberi markah, gred,agregat,
keistimewaan ,penghargaan, pujian persaing dan sebagainya.2. Motivasi Intrinsik:
Motivasi ini menggerakkan pelajar untuk melakukan sesuatu kerana percaya iatindakan
yang betul dan baik.Motivasi ini wujud dari dalaman pelajar. Motivasi ini melibatkan
pelajarsebagai sebahagian daripada proses pembelajaran. Ia melibatkan perasaan ingin
tahu mengenai sesuatuperkara dan melibatkan penggunaan praktikal perkara yang
dipelajari.Contoh: Mereka yang gemarmengumpul barang-barang antik sanggup
belanjakan ribuan ringgit kerana motivasi ini akanmenggerakkan mereka melakukan
perkara ini.
4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunaka dalam pembelajaran agar
rencana yang telah disusun dapat diimplementasikan dalam bentuk nyata untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Adapun bentuk-bentuk metode pembelajaran adalah:
ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, sosiodrama, pemberian tugas, simulasi,
karya wisata dll.
Pemilihan metode pembelajaran oleh guru cukup berdampak pada peserta didik
selaku individu yang akan dibelajarkan. Oleh karena itu guru hendaknya selektif memilih
metode dalam penyajian materi atau pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menitik beratkan kegiatan pada metode bervariasi
yakni metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, sosiodrama, dan pemberian tugas. Untuk
lebih jelaskan akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
8

a. Metode ceramah
Adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru di depan siswa di
muka kelas. Dalam metode sorang guru sangat mendominasi dan menjadi subjek
dalam sebuah pembelajaran, sementara siswa adalah sebagai objek passif menerima
apa yang disampaikan oleh guru. Metode Ceramah akan baik penggunannya.
b. Metode Tanya Jawab
Adalah suatu bentuk penyajian/pengajaran melalui Tanya-jawab. Para ahli
memberikan define metode Tanya jawab yakni:
Adalah suatu teknik

untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit

pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru mengajukan


pertanyaan, siswa yang menjawab(1)
Adalah suatu cara dimana guru pada umumnya berusaha menanyakan apakah
siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau apakah proses
pemikian yang dipakai siswa.(2)
Penulis menyimpulkan bahwa metode tanya jawab adalah metode yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan hal-hal
yang tidak atau belum dipahaminya atau guru mengajukan pertanyaan sebagai
penjajakan sudah seberapa jauh siswa memahami materi yang telah diajarkan.
c. Metode Diskusi
Suparlan menjelaskan bahwa Metode diskusi adalah salah satu jenis metode
pembelajaran yang mendorong siswa berdialoq dan bertukar pikiran, dengan tujuan
semua siswa dalam kelas dapat berpartisifasi secara optimal. Hal ini akan memacu
siswa untuk menguasai materi dengan baik.
Muijs dan Reynolds (2201:25) menyatakan bahwa Classroom discussion can
helf fulfi three major learning goals: promoting students involment and enagement in the
lesson by allowing students to voice their own ideas; helping them develop batter
understanding by allowing them to think through and verbalize their thinking, and finally,
helping students obtain communication skills
Pernyataan Muijs dan Reynold dapat diartikan bahwa diskusi kelas membantu mencapai
tiga tujuan pembelajaran yakni: meningkatkan keaktifan siswa dengan mmberikan
kesempatan kepada semua siswa menyampaikan pendapatnya, membantu siswa
memahami pembelajaran dengan memberika kesempatan kepada siswa menyampaikan

pendapatnya,

membantu

siswa

mengembangkan

kemampuan

kecakapan

berkomunikasi.
Diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan

mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam


memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tetanam pula tanggung jawab dan
harga diri
Djamarah (1997:78) menyatakan bahawa metode diskusi adalah suatu metode
didalam

mempelajari

bahan

atau

menyampaikan

bahan

dengan

jalan

mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan


tingkah laku murid.
Menurut penulis, metode diskusi adalah salah satu metode merangsang siswa
berbicara atau berkomunikasi dalam kelas, dalam hal ini metode diskusi memerlukan
penguasaan materi oleh siswa untuk bisa aktif atau berpartisifasi dalam diskusi kelas.
d. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan bermain peran merupakan dua buah metode mengajar
yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam
pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial
dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia
yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang
atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang
dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan
sebagainya.
Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode sosiodrama yang
merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang
masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah
hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru, Melalui
metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara
sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah
Mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan
mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.
Penulis menyimpulkan bahwa metode sosiodrama adalah salah satu metode
mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa mempertunjukkan suatu

10

drama yang mengangkat masalah-masalah social atau konflik yang sering terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Bila metode inl dikendalikan dengan apik oleh guru, banyak manfaat yang dapat
diperoleh yakni : (1) Dapat menarik perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana
tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti
persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran
orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya penonton film atau
sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan
sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan
diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.4)
siswa akan mendapatkan informasi melalui adengan yang diperankan oleh temannya.
Namun perlu dipahami bahwa setiap metode memiliki kekurangan atau kelebihan,
begitu juga metode sosiodrama yang mana menyita waktu yang cukup lama dan
member peluang kepada siswa yang kurang berminat untuk bermain-main dalam kelas.

B. Kerangka Pikir
KONDISI SAAT INI

1. Pembelajaran
monoton
2. Belum ditemukan
metode
pembelajaran yang
tepat
3. Metode yang
konvensional
4. Rendahnya

TINDAKAN

1. Penjelasan tentang
Metode Bervariasi
2. Melaksanakan
pembelajaran
menggunakan metode
bervariasi

TUJUAN

1. Guru mampu
menggunakan
metode bervariasi
2. Kualitas KBM, baik
proses maupun
hasil dan motivasi
siswa meningkat
11

Diskusi Pemecahan
masalah

Evaluasi awal

Penerapan metode
bervariasi

Evaluasi Efek

Evaluasi Akhir

C. Hipotesis Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan karena ada permasalahan rendahnya
kemampuan siswa dalam memahami materi Jenis-jenis dan kegunaan benda kebutuhan
manusia

dan

Pengertian

kelangkaan

dalam

bidang

IPS

Terpadu.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan Metode Bervariasi pada
materi Jenis-jenis dan kegunaan benda kebutuhan manusia

dan .Pengertian

kelangkaan dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa SMK YPKK Limbung
kelas X jurusan Administrasi Perkantoran.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.

Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK YPKK Limbung. Waktu penelitian bulan Januari

dan Pebruari. Selama 6x pertemuan 12 jam pelajaran. Penelitian ini dilakukan karena
kurangnya motivasi belajar siswa dalam bidang stusi IPS Terpadu dan rendahnya
kemampuan pemahaman siswa untuk pelajaran tersebut.
B. Subjek Penelitian

12

Subjek penelitian adalah siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran pada


semester genap. Jumlah siswa 40 orang.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari siswa sebagai subjek penelitian,
guru sebagai peneliti dan guru lain yang memiliki bidang studi yang sama dengan
peneliti.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa Tes dalam bentuk
penugasan dan pertanyaan lisan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
dan penguasaan materi. NonTes dalam bentuk quesioner untuk mengetahui motivasi,
dan perubahan tingkah laku siswa. Pemberian Tes dilakukan pada setiap pertemuan dan
Non Tes dilakukan diakhir siklus.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes
berupa penugasan dan Tanya jawab secara lisan. Questioner untuk mengetahui motivasi
dan perubahan tingkah laku siswa.
E. Validasi Data
Data dalam penelitian ini berupa nilai penugasan dalam menyelesaikansoal
tulisan dan lisan, serta nilai questioner. Agar hasil penelitiannya valid maka nilai
penugasan dan nilai quesioner diperiksa oleh guru lain yang mengajar bidang studi yang
sama. .
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
komparatif yaitu data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan dibandingkan satu dengan
yang lain dengan indicator kinerja

G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin, dalam satu siklus terdiri dari empat
langkah, yaitu: (1) Perencanaan ( planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3)
Observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

13

Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini terdiri atas 3 siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang didesain dalam
rumusan masalah. Secara prosedur perbaikan pembelajaran ini dijabarkan sebagai
berikut:
a. Siklus 1
1. Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi; (a) membuat scenario
pembelajaran, (b )membuat lembar observasi, (c) menyiapkan bahan dan media
pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa agar lebih tepat memahami materi
pelajaran, (d) mengatur posisi kursi agar tidak monoton (e) membuat alat evaluasi untuk
tes tindakan setiap siklus dan (e) menyiapkan jurnal atau catatan kecil untuk memantau
proses pembelajaran. Siklus I ini direncanakan sebanyak 2 x pertemuan.
2. Pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan diamati oleh peneliti.Secara
umum langkah-langkah pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut: (a) guru
membangkitkan minat belajar siswa dengan memberikan pertanyaan umum yang
relevan dengan materi yang akan diajarkan (b) membahas materi pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah (c) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, (d) membagi siswa dalam kelompok kecil dengan memberikan pokok bahasan
yang berbeda

(e) memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk

mendiskusikan dengan anggota kelompoknya tentang pokok bahasan yang diberikan


guru, (f) Guru menunjuk 1 kelompok bermain peran didepan kelas, kelompok lain
mengamati untuk memperoleh informasi dari pertunjukkan tersebut. (g)

Rayakan,

kelompok yang terlibat dalam permainan peran diberi tepuk the best.
3. Observasi dan evaluasi. Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan
melibatkan guru lain untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti
pembelajaran IPS yang menerapkan metode bervariasi. Evaluasi diberikan setiap
setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui

hasil pengalaman belajar siswa

selama guru menggunakan metode bervariasi.


4. Refleksi. Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan serta
dianalisis. Kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus
ini diperbaiki pada siklus berikutnya.
b. Siklus II

14

1. Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi; (a) membuat scenario
pembelajaran, (b )membuat lembar observasi, (c) menyiapkan bahan dan media
pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa agar lebih tepat memahami materi
pelajaran, (d) mengacak posisi kursi agar tidak monoton (e) membuat alat evaluasi untuk
tes tindakan setiap siklus dan (e) menyiapkan jurnal atau catatan kecil untuk memantau
proses pembelajaran. Siklus I ini direncanakan sebanyak 3 x pertemuan.
2. Pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan diamati oleh peneliti.
Pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut: (a) guru memancing ingatan siswa
dengan memberikan pertanyaan yang relevan dengan materi di siklus I. (b) membahas
ulang materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah (c) memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, (d) membagi siswa dalam kelompok kecil
dengan memberikan pokok bahasan yang berbeda

(e) memberikan kesempatan

kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan dengan anggota kelompoknya tentang


pokok bahasan yang diberikan guru, (f) Guru memberikan kesempatan pada semua
kelompok untuk bermain peran didepan kelas. (g) Rayakan, kelompok yang terlibat
dalam permainan peran diberi tepuk the best.
3. Observasi dan evaluasi. Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan
melibatkan guru lain untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti
pembelajaran IPS yang menerapkan metode bervariasi. Evaluasi diberikan setiap
setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui

hasil pengalaman belajar siswa

selama guru menggunakan metode bervariasi.


4. Refleksi. Setelah mengkaji hasil belajar IPS Terpadu siswa dan hasil pengamatan
aktivitas guru maka peneliti mengecek apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya sudah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti tetap melanjutkan siklus
berikut, dan seterusnya sampai mencapai indikator kinerja.
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini fokus pada aspek aspek yang
diteliti yaitu :
a. Metode bervariasi
b. Motivasi hasil belajar siswa.
c. Prestasi belajar siswa

15

Hasil perolehan yang diperoleh setelah menggunakan metode bervariasi menjadi


titik tolok ukur keberhasilan tindakan yang telah dilakukan peneliti dalam perbaikan
pembelajaran.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Kondisi Awal


16

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X jurusan Administrasi
Perkantoran SMK YPKK Limbung. Jumlah siswa 40 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 25
perempuan yang umumnya memiliki kemampuan sedang. Latar belakang mereka antara
lain: 1) berasal dari lingkungan masyarakat yang kesadaran pendidikannya cukup
rendah sehingga budaya belajar dilingkungan mereka juga rendah, 2) Dukungan belajar
dari orang tua mereka juga rendah.3) Ekonomi orang tua siswa rata-sata ekonomi
lemah.4) Kemampuan mencerna materi kurang.
2. Hasil Pengolahan dan Pembahasan Data pada Siklus I
Hasil observasi terhadap siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan untuk
pelajaran IPS Terpadu dijelaskan sebagai berikut:
NO NAMA SISWA

KOMENTAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

SISWA
55% betul
70% betul
58% betul
60% betul
65% betul
55% betul
75% betul
68% betul
63% betul
66% betul
69% betul
71% betul
77% betul
68% betul
73% betul
78% betul
76% betul
77% betul
69% betul
70% betul

AR
AS
AL
AM
CA
LU
LS
FT
FY
FN
NR
NA
NT
NK
NP
NY
MS
MA
MK
MR

NO NAMA SISWA

KOMENTAR

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

SISWA
66% betul
72% betul
75% betul
69% betul
75% betul
68% betul
77% betul
70% betul
67% betul
68% betul
70% betul
63% betul
73% betul
67% betul
69% betul
55% betul
58% betul
66% betul
70% betul
60% betul

RS
RD
RY
WR
WT
WA
PT
YU
YL
SL
SM
FR
FS
RL
ML
TJ
AG
IB
RF
DJ

Pemecahan masalah dalam pelajaran ips Terpadu diperoleh hasil sebagai berikut:
(a) perhatian siswa pada proses pembelajaran sudah mulai terpusat, namun masih
terdapat beberapa siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran yang diberikan. (b)
kemauan siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada guru sudah
mulai nampak namun sebagian besar yang bertanya masih kaku.c) jumlah siswa yang
bolos sudah berkurang.
17

Pada pelaksanaan siklus I ini, penerapan metode yang bervariasi, pemberian


sepenuhnya berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan guru dapat disimpulkan
bahwa masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Dari pihak siswa, kelemahan
yang ada adalah masih ada sifat acuh tak acuh dan enggan bertanya. kelemahan
yangada adalah penerapan metode yang bervariasi sepenuhnya belum berjalan dengan
sempurna.
Keberhasilan yang diperoleh pada siklus I siswa nampak bersemangat
mengemukakan pendapatnya pada metode diskusi yang dilaksanakan guru.
Perbaikan pembelajaran siklus II. Waktu yang tersedia tidak cukup untuk
memberikan kesempatan kepada setiap kelompok memperagakan dramanya yang
berkaitan dengan pokok bahasan yang diberikan guru., sehingga pembelajaran tetap
dilanjutkan pada siklus II.
2. Hasil Observasi pada Siklus II
Hasil observasi terhadap siswa pada siklus II dijelaskan sebagai berikut:
Di samping hasil di atas, pada siklus II ini untuk mata pelajaran IPS Terpadu diperoleh
hasil sebagai berikut:

NO NAMA SISWA

KOMENTAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

SISWA
60% betul
70% betul
62% betul
60% betul
65% betul
65% betul
75% betul
68% betul
64% betul
66% betul
70% betul
71% betul
77% betul
69% betul
73% betul
78% betul
76% betul
80% betul

AR
AS
AL
AM
CA
LU
LS
FT
FY
FN
NR
NA
NT
NK
NP
NY
MS
MA

NO NAMA SISWA

KOMENTAR

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

SISWA
66% betul
72% betul
75% betul
69% betul
75% betul
68% betul
80% betul
75% betul
70% betul
68% betul
77% betul
63% betul
73% betul
67% betul
71% betul
60% betul
58% betul
66% betul

RS
RD
RY
WR
WT
WA
PT
YU
YL
SL
SM
FR
FS
RL
ML
TJ
AG
IB

18

19
20

MK
MR

69% betul
70% betul

39
40

RF
DJ

79% betul
65% betul

Di samping hasil di atas, pada siklus II ini untuk mata pelajaran IPS Terpadu
diperoleh hasil sebagai berikut: (a) perhatian siswa pada proses belajar mengajar sudah
terpusat, dan sudah tidak terdapat siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran yang
diberikan. (b) kemauan siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada
guru sudah nampak baik, tidak ada lagi yang kaku dalam menanyakan materi yang
belum pahaminya.c) sudah tidak ada siswa yang bolos atau meninggalkan kelas pada
saat observasi dilakukan.
Pada pelaksanaan siklus II ini, penerapan metode yang bervariasi, sepenuhnya
berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan antara lain:Metode Bervariasi dapat
Meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas XAPI pada SMK YPKK Limbung
Kab. Gowa.
Penulis menyimpulkan bahwa sudah tidak ada lagi yang harus diperbaiki. Keberhasilan
yang diperoleh pada siklus II untuk mata pelajaran IPS Terpadu adalah semua siswa
hadir tepat waktu, aktif berpendapat dan menampakkan semangat yang luar biasa pada
saat pelajaran berlangsung, semua pertanyaan yang diberikan pada evaluasi dijawab
dengan tepat dan benar. Setelah melakukan refleksi, peneliti membuat rencana
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran pada siklus III. Hal ini dilakukan karena
masih ada kelompok yang belum melakukan sosiodrama.
3. Hasil Pengolahan Data pada Siklus III
Hasil observasi terhadap siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan untuk
pelajaran IPS Terpadu a pada siklus III dijelaskan sebagai berikut:
N NAMA SISWA
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

AR
AS
AL
AM
CA
LU
LS
FT
FY
FN
NR
NA

KOMENTAR
SISWA
62% betul
69% betul
62% betul
60% betul
65% betul
66% betul
75% betul
68% betul
65% betul
66% betul
70% betul
71% betul

NO NAMA SISWA

KOMENTAR

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

SISWA
67% betul
72% betul
75% betul
69% betul
75% betul
68% betul
80% betul
75% betul
70% betul
68% betul
77% betul
65% betul

RS
RD
RY
WR
WT
WA
PT
YU
YL
SL
SM
FR

19

13
14
15
16
17
18
19
20

NT
NK
NP
NY
MS
MA
MK
MR

77% betul
69% betul
73% betul
78% betul
76% betul
80% betul
69% betul
70% betul

33
34
35
36
37
38
39
40

FS
RL
ML
TJ
AG
IB
RF
DJ

73% betul
67% betul
71% betul
60% betul
58% betul
66% betul
79% betul
67% betul

Pada siklus III ini untuk mata pelajaran matematika diperoleh hasil sebagai
berikut: (a) perhatian siswa pada proses belajar mengajar sudah terpusat. (b) kemauan
siswa untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada guru sudah nampak tidak
ada lagi siswa yang kaku untuk bertanya.c)sudah tidak ada sisa yang bolos.d) semua
siswa aktif dalam pembelajran
Pada pelaksanaan siklus III ini, penerapan metode yang bervariasi, sudah
berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan disimpulkan bahwa kelemahan siswa
yang terjadi pada siklus IItidak nampak, mereka sudah antusias bertanya kepada guru
tentang materi yang sedang dipelajari. Dari pihak guru, penerapan metode yang
bervariasi sudah berjalan dengan baik dan semua pokok bahasan selesai diajarkan
tepat pada waktunya. Dengan berakhirnya pembelajaran pada siklus III ini, maka
pembelajaran sudah selesai.
4.Deskripsi Temuan
Dari Hasil pengamatan yang telah penulis lakukan mengenai partisipasi siswa
dalam

pembelajaran terlihat bahwa pasrtisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat

bahwa partisipasi siswa tertinggi tampak pada pembelajaran jika menggunakan metode
bervariasi, pada kegiatan ini siswa banyak terlibat dalam mengerjakan tugas dan
menjawab soal lisan yang diberikan guru selaku penulis. Begitu juga dalam Sosiodrama
semua siswa antusias berpartisipasi, juga dalam Tanya jawab. Meski dalam metode
ceramah masih banyak siswa yang Nampak kurang tertarik memperhatikan penjelasan
guru, akan tetapi saat guru atau penulis menggunakan metode sosiodrama Nampak
siswa bersemangat berpasrtisipasi.

20

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya penguasaan siswa pada pokok bahasan yang diajarkan guru, tidak
lepas dari penggunaan metode yang bervariasi (metode ceramah, tanya jawab,
diskus, sosiodrama, pemberian tugas), karena metode yang bervariasi dapat
membangkitkan keaktifan siswa dalam merespon pelajaran yang disajikan.
2. Hasil belajar semua siswa dalam kelas sudah mencapai KKM.
3. Semua siswa sudah berpartisifasi dalam pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Para guru SMK, hendaknya lebih memiliki komitmen yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya dengan melaksanakan tugas pokok secara profesional,
mengkaji dan menerapkan berbagai inovasi pembelajaran secara variatif sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
2. Para kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, hendaknya lebih
mengintensifikiasikan perannya sebagai supervisor agar guru memiliki motivasi
dalam menerapkan model-model pembelajaran yang bermakna. Selebihnya,
pemberian kesempatan untuk mengikuti penataran, bintek, workshop, dan
sejenisnya kepada guru perlu mendapat perhatian

21

DAFTAR PUSTAKA
Andrian.2004 .Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa .Jurnal.
C.T. Morgan, 1961. Introduction to psychology.Londo.
Gagne, 1977. The Conditions of Learning .
Muijs,Daniel dan Reynolds, David.2001.Effective Teaching, Evidence and Practice.
London:Paul Chapman Publishing.
Roestiyah, N.K., 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Rineka
cipta.
Sudjana, Nana, 1995. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Winkel, W.S., 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/
http://www.ugmc.bizland.com/ak-definisimotivasi.html

22

LAMPIRAN

23

ANGKET MOTIVASI SISWA


TERHADAP PELAJARAN

Mata Pelajaran : IPS TERPADU Kelas/ Semester : X / 2


Hari/tanggal :
Petunjuk
1. Pada kuesioner ini terdapat 35 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya
dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan benaranya. Berilah jawaban
yang benar-benar cocok dengan pilihanmu..
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu
jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
3. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain
yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih.
Ketentuan:
Untuk jawaban positif
1: sangat setuju
2. setuju
3. sangat tidak setuju
4. tidak setuju
5. ragu-ragu
Untuk jawaban negative
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Sangat setuju
4. Setuju
5. Ragu-ragu

PERNYATAAN Pilihan Jawaban


1.
2.

Pertama kali saya mengikuti pembelajaran ini,saya percaya bahwa


5 pembelajaran ini mudah bagi saya.
Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi

1
1

2
3

3
4

4
5

saya.
24

3.

Saya senang ketika guru memberikan penjelasan mengenai materi

5
Pembelajaran

4.

Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang

8. Materi pembelajaran ini sangat menarik perhatian.


9. Saya senang dengan metode yang digunakan guru

1
1

2
2

3
3

4
4

5
5

10. Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting

12. Pembelajaran ini sangat membosankan karena membutuhkan hapalan

13. Materi pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya.

14. Saya sangat senang pada pembelajaran ini sehingga saya

15. materi yang disajikan guru tidak menarik bagi saya

16. Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari

saya harapkan.
4. Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa
saya mengetahui apa yang harus saya pelajari dari
pembelajaran ini.
5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat
saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.
6. Pelajaran ini penting saya kuasai
7. Banyak halaman-halaman yang mengandung amat banyak
informasi sehingga sukar bagi saya untuk mengambil ide-ide
penting dan mengingatnya.

bagi saya.
11. saya mendapat kesempatan bertanya dan menyampaikan
Pendapat

ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini.

pembelajaran ini
17. Saya kurang tertarik mengikuti pembelajaran karena isinya tidak terlalu
penting.
25

18. Terdapat penjelasan dan contoh-contoh bagaimana manusia


menggunakan pengetahuan dalam pembelajaran ini.

19. Tugas-tugas latihan pada pembelajaran ini terlalu sulit.

20. Pada pembelajaran ini ada hal-hal yang merangsang rasa

21. Saya benar-benar senang mempelajari pembelajaran ini.

22. .saya kurang bisa berpartisifasi dalam pembelajaran

23. Saya telah mempelajari sesuatu yang sangat menarik dan tak

29. Saya senang mengerjakan tugas yang diberikan guru

30. Isi pembelajaran ini akan bermanfaat bagi saya.

31. Sedikitpun saya tidak memahami materi pembelajaran ini.

32. saya merasa tegang ketika guru memasuki kelas

ingin tahu saya.

terduga sebelumnya.
24. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya
percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes.
26. Pembelajaran ini tidak relevan dengan kebutuhan saya sebab
sebagian besar isinya tidak saya ketahui.
27. Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran ini dengan hal hal
yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya pikirkan di
dalam kehidupan sehari-hari.
28. Pada setiap halaman terdapat banyak kata yang sangat
mengganggu.

26

27

Anda mungkin juga menyukai