Kritik Gandhi Terhadap Watak Peradaban Barat
Kritik Gandhi Terhadap Watak Peradaban Barat
hidup yang sama. Dan ketiga, bahwa kehidupan seorang buruh, kehidupan petani dan pengrajin
adalah kehidupan yang layak dijalani.
Kritiknya terhadap peradaban barat
Gandhi mengkritik peradaban barat dikarenakan sifatnya yang lebih mengedepankan watak
materialistik dan eksploitatifnya. Berbicara pada sebuah perkumpulan di Meccano, Kalkuta
(sekarang Kolkata ibukota West Bengal, India) pada bulan Agustus 1925, Gandhi mengatakan:
Aku tidak mengutuk segala hal dari barat. Tapi pada saat ini, aku melihat karakter utamanya
yang eksploitatif, merendahkan derajat Ketuhanan, dan lebih menjunjung tinggi sifat
materialistik. Maka, aku tidak akan ragu-ragu menggunakan kata Setan untuk menyebut
system peradaban ini.
Pada beberapa kesempatan juga Gandhi menjelaskan arah sains yang dikembangkan oleh barat.
Awalnya Gandhi sangat mengagumi perkembangan sains di barat, Gandhi menyebutkan bahwa
sains di barat telah memberikan kemajuan yang luar biasa bagi kemanusiaan. Akan tetapi pada
perkembangannya Gandhi melihat penyimpangan sains di barat, ternyata sains di barat telah
membajak nama kemanusiaan dan ilmu pengetahuan untuk melakukan kerusakan dan
penindasan. Sains menurutnya telah membawa manusia kepada watak konsumerisme sehingga
menghilangkan nilai-nilai moral dan semangat relijiusitas manusia.
Modernisme ternyata membawa manusia kepada watak mekanik. Manusia yang berorientasi
kepada hasil dan bukan proses. Ketika manusia menjadi mekanik, manusia akan berubah menjadi
aktif eksploitasi yang mana dia akan rela melakukan apa saja demi meraih hasil. Gandhi
menyebutkan bahwa peradaban modern barat hanya ingin mencari kenyaman kehidupan materi
dan mengesampingkan kebahagian ruhani. Pada akhirnya Gandhi mengatakan, peradaban
modern barat hanya menghasilkan dehumanisasi dan perbudakan manusia terhadap uang dan
kemewahan. Manusia modern tak lebih sebuah sikap yang ingin menghilangkan rintangan moral
dan spiritual dalam menjajah orang lain. Dia menyebutkan imperialisme dan fasisme adalah
karaker setan dari peradaban modern.
Gandhi juga menyerang tujuan peradaban modern barat yang ingin memisahkan moral atau
spiritual dari ranah politik. Menurutnya, dengan memisahkan moral dalam kehidupan politik
memungkinkan kelas yang lebih kuat secara ekonomi memanipulasi perangkat politik untuk
kepentingan mereka.
Peradaban Sejati
Dalam Hind Swaraj, Gandhi mengartikan peradaban sejati sebagai berikut:
Peradaban adalah sebuah bentuk berprilaku benar yang menekankan kepada manusia akan
kewajibannya. Kewajiban atas ketaatan terhadap moralitas bertujuan untuk memperoleh kendali
atas pikiran dan nafsu. Sehingga kita mampu memahami diri.
Gandhi lebih jauh menegaskan bahwa peradaban sejati memiliki seruan untuk membatasi
keinginan, menghindari persaingan hidup, mencegah diri dari perbuatan-perbuatan buruk,
penghormatan atas kaum lemah, mengedepankan kehidupan sosial dan politik berdasarkan
prinsip-prinsip satya ( kejujuran) dan ahimsa ( anti kekerasan).
Pada prinsip satya (kejujuran) Gandhi menjelaskan satya adalah sebuah sikap yang
mengedepankan cinta dan ketegasan. Prinsip ini berakar kuat dari prinsip-prinsip satya yaitu
prinsip ada, dan kebenaran yang merupakan manifestasi dari nama Tuhan. Sehingga dalam
praktek kehidupan sosial manusia akan mampu mencapai keselamatan dan kedamaian.
Prinsip satya selalu berkaitan dengan ajaran ahimsa(anti kekerasan) yaitu sebuah sikap menolak
untuk melakukan kekerasan terhadap orang lain. Gandhi menjelaskan, ahimsa adalah sebuah
ajaran cinta kasih dan kebaikan hati. Dalam bukunya Satyagraha, ahimsa berarti sikap untuk
mencintai musuh kita atau orang asing seperti layaknya kita mencintai ayah atau anak kita yang
telah melakukan kesalahan. Oleh karena itu, ahimsa harus memiliki rasa kejujuran dan
keberanian yang kuat.
Dalam beberapa kesempatan, Gandhi juga menekankan peningkatan kapasitas prilaku moral dan
etika yang akan membawa manusia kepada derajat tertingginya sehingga terhindar dari sifat
brutal dan tercela. Menurutnya lagi, kemajuan peradaban manusia adalah memastikan derajat
etika ketimbang kehidupan materialistik. Jalan peradaban sejati, Gandhi menyimpulkan adalah
jalan yang jauh dari kekerasan dan eksploitasi atas kelas yang lebih lemah. Bukan sebuah
peradaban yang hanya mengedepankan kepentingan diri sendiri.
Penutup
Akhirnya, peradaban modern barat telah membawa manusia kepada keterasingan diri. Manusia
akibat dari modernisme mengalami dehumanisasi yang hanya mengejar kesenangan materi.
Manusia pada peradaban modern barat telah melupakan nilai-nilai penting akan kejujuran,
keberanian, dan nilai-nilai kasih sayang. Peradaban seperti ini hanya akan membawa manusia
kepada konflik yang tak berkesudahan. Konflik yang disebabkan oleh keinginan manusia untuk
mengeksploitasi manusia yang lain.
Bagi Gandhi, untuk menghilangkan watak eksploitatif peradaban, peradaban tak boleh
memisahkan moral dan etika dari kehidupan manusia. Peradaban harus berlandaskan moral dan
etika sehingga akan membawa manusia kepada peradaban sejatinya. Sehingga kita bisa lepas apa
yang disebut Gandhi tujuh dosa sosial yaitu politik tanpa prinsip, kekayaan tanpa kerja keras,
perniagaan tanpa moralitas, kesenangan tanpa nurani, pendidikan tanpa karakter, sains tanpa
humanitas, dan peribadatan tanpa pengorbanan.