Anda di halaman 1dari 3

CELAH BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA

PADA MESIN MOTOR

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia otomotif dewasa ini, maka kita sebagai
bangsa Indonesia dituntut untuk lebih produktif, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas.
Perkembangan dunia otomotif secara kualitas dapat dilihat dari semakin canggihnya mesin
mesin otomotif khususnya mesin mesin kendaraan bermotor. Sedangkan secara kuantitas dapat
dilihat dari munculnya berbagai type dan jenis kendaraan baru yang menawarkan beberapa
keunggulan kini mulai merambah pasar Indonesia, selain itu hal ini dapat kita perhatikan dari
semakin padatnya kendaraan bermotor di jalan raya. Dampak positif dari semakin canggih dan
banyaknya kendaraan bermotor adalah lancarnya arus transportasi dan mempersingkat waktu
tempuh perjalanan. Sedangkan dampak negatifnya yaitu masalah pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh gas buang dari kendaraan bermotor. Selain kendaraan model baru terdapat
berbagai merk dan tipe kendaraan lama yang sudah tidak layak jalan tetapi masih dioperasikan.
Motor bakar tergantung pada proses pembakaran, sedangkan pembakaran salah satunya
tergantung dari celah busi yang digunakan.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana pengaruh celah busi terhadap konsumsi
bahan bakar dan daya pada mesin Sepeda Motor
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini untuk membahas pengaruh celah busi terhadap konsumsi bahan bakar dan
daya. Dalam penelitian ini diberikan suatu batasan dengan maksud supaya lebih terarah dan tidak
menimbulkan permasalahan yang lebih luas dengan menghitung celah busi yaitu mengevaluasi
konsumsi bahan bakar dan daya dengan alat uji yang digunakan adalah kendaraan roda dua jenis
Sepeda Motor

ISI
Pengaruh celah terhadap konsumsi bahan bakar ialah apabila celah busi terlalu rapat maka :

Pengapian jadi kecil.


Pengapian tidak sesuai dengan pembakaran (terlalu cepat).
Sulit mencapai RPM tinggi .
Power putaran menengah ke atas jadi lemah.

Apabila celah busi terhadap konsumsi bahan bakar maka :

Pengapian pada RPM dan pada kecepatan tinggi menjadi kacau


Mesin menjadi tidak stabil

Gambar 1 1 mengukur celah busi

Cara mengukur celah busi ialah dengan mengunakan alat yang bernama fuller gauge

Gambar 1 2 fuller gauge

Jarak renggang / gap antara pusat massa busi menentukan kualitas lentikan api sebuah
busi. Gap ini bisa terbentuk biasanya saat membersihkan elektroda. Penyebabnya karena tergerus
atau terkena tekanan.
Loncatan api ada busi yang merenggang akan mengakibatkan kecilnya lontaran api busi dan bisa
mengakibatkan part lain seperti koil jadi melemah.
Bentuk gangguan lain akibat gap busi yang melebar adalah kacaunya pengapian pada RPM tinggi
atau kecepatan tinggi.
Hal-hal ini membuat banyak orang yang melakukan penyetelah gap pada busi yang lemah untuk
bisa membuatnya kuat kembali.
Celah busi biasa umumnya berkisar antara 0,6-0,8 mm. Sedangkan busi twin
iridium mempunyai jarak yang lebih rapat karena busi twin iridium elektrodanya tidak memerlukan
voltase tinggi untuk bisa menghasilkan loncatan bunga api. Ukuran celah busi twin iridium berkisar
0.1 mm.
Perlu diperhatikan bahwa penyetelan celah busi tidak boleh dilakukan teralu sering,
penyetelan celah busi hanya boleh dilakukan pada busi yang sudah lemah dan perlu dikuatkan
dengan merapatkan celah busi tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang masa pakai busi
dengan tujuan efisiensi. Tetapi untuk kefektifannya sebaiknya Anda mengganti busi dengan yang
baru agar kinerja pengapian di mobil tetap berada kondisi yang normal.

Anda mungkin juga menyukai