Anda di halaman 1dari 17

Penguat (Amplifier)

Penguat eksperimen dapat dilakukan dalam berbagai bentuk:keluaran tegangan dari


rangkaian jembatan,sinyal frekuensi rangkaian pencacah,sinyal tegangan menunjukkan
perubahan kapasitans dan sebagainya.Dalam banyak hal sinyal-sinyal relative lemah
dan harus diamplikasi(diperkuat) agar dapat menggerakkan sesuatu piranti
keluaran.penguat juga berbagai jenis.
Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah komponen elektronika yang dipakai untuk
menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan
menguatkan signal suara (yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik) pada bagian
inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya.

A.Penguat Instrumentasi

Penguat Instrumentasi adalah suatu penguat lingkar tertutup (closed loop) dengan
masukan diferensial, dan penguatannya dapat diatur dengan menggunakan sebuah
resistor variabel tanpa mempengaruhi CMRR. Fungsi utama suatu Penguat
Instrumentasi adalah untuk memperkuat tegangan yang langsung berasal dari suatu
sensor atau tranduser secara akurat.
Beberapa ciri khas dari suatu Penguat Instrumentasi :
- Drift rendah
- Common Mode Rejection Ratio (CMMR) tinggi
- Impedansi masukan tinggi (orde G

- Penguatan tinggi (lebih dari 100 kali)


Penguat instrumentasi adalah penguat tertutup, maka tidak perlu dipasang rangkaian
umpan balik seperti halny dengan penguat operasional. Penguat instrumentasi dapat
dibuat dengan menggunakan Op-Amp. Mutu penguat ini bergantung pada mutu Op-Amp
yang digunakan, yang menyangkut offset masukan, drift pada tegangan keluaran
CMMR, PSSR dan sebagainya.
Disamping itu CMMR dan ketepatan penguatan Op-Amp sangat bergantung kepada
kepresisian komponen pasif (resistor) yang digunakan dan ada tidaknya tegangan offset
pada Op-Amp.

Nilai hambatan resistor yang digunakan pada Penguat Instrumentasi sangat


berpengaruh terhadap penguatan yang terjadi, sehingga apabila nilai hambatan resistor
tidak presisi maka akan mengakibatkan adanya perbedaan pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan dua persamaan di atas, seperti yang terjadi pada percobaan
yang kami lakukan.

1.Penguat Diferensial
Mendesain sinyal level meter, histeresis pengatur suhu, osilator, pembangkit sinyal,
penguat audio, penguat mic, filter aktif semisal tapis nada bass, mixer, konverter sinyal,
integrator, differensiator, komparator dan sederet aplikasi lainnya, selalu pilihan yang
mudah adalah dengan membolak-balik data komponen yang bernama op-amp.
Komponen elektronika analog dalam kemasan IC (integrated circuits) ini memang
adalah komponen serbaguna dan dipakai pada banyak aplikasi hingga sekarang. Hanya
dengan menambah beberapa resitor dan potensiometer, dalam sekejap (atau dua
kejap) sebuah pre-amp audio kelas B sudah dapat jadi dirangkai di atas sebuah protoboard.
Op-amp dinamakan juga dengan penguat diferensial (differential amplifier). Sesuai
dengan istilah ini, op-amp adalah komponen IC yang memiliki 2 input tegangan dan 1
output tegangan, dimana tegangan output-nya adalah proporsional terhadap perbedaan
tegangan antara kedua inputnya itu. Penguat diferensial seperti yang ditunjukkan pada
gambar-1 merupakan rangkaian dasar dari sebuah op-amp.
gambar-1 : penguat diferensial

Pada rangkaian yang demikian, persamaan pada titik Vout adalah Vout = A(v1-v2) dengan

A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini.


Titik input v1 dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase
dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan
phasa dengan tengangan vout.

Penguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional


Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang
merupakan selisih dari kedua masukannya. Berikut ini adalah gambar skema dari
penguat diferensial sederhana:

Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor)


yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua
sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan
identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga
IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama
sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 V2. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1
berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar
penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial
(cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat
diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil
kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat
diferensial kedua (Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu
keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi

(ground). Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi
(ground) sama dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran
dari penguat diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor
(emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter
dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan
menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif
hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga mendekati
harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat
dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan
lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.

Diagram Op-amp
Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat
diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level
(level shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat pushpull kelas B. Gambar-2(a) berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri dari
beberapa bagian tersebut.

gambar-2 (a) : Diagram blok Op-Amp

gambar-2 (b) : Diagram schematic simbol Op-Amp


Simbol op-amp adalah seperti pada gambar-2(b) dengan 2 input, non-inverting (+) dan

input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan Vee) namun
banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc ground). Simbol rangkaian di
dalam op-amp pada gambar-2(b) adalah parameter umum dari sebuah op-amp.
Rin adalah resitansi input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi
output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open
loop dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-amp
standard type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin sudah dibuat sejak tahun 1960-an.
Untuk tipe yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama
yang berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National
Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung dari
teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat berbeda
dengan op-amp lain. Tabel-1 menunjukkan beberapa parameter op-amp yang penting
beserta nilai idealnya dan juga contoh real dari parameter LM714.
tabel-1 : parameter op-amp yang penting

Penguatan Open-loop
Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop (AOL) yang tak terhingga. Namun pada
prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki penguatan yang terhingga kira-kira
100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan yang sebesar ini, sistem penguatan opamp menjadi tidak stabil. Input diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat
outputnya menjadi saturasi. Pada bab berikutnya akan dibahas bagaimana umpan balik
bisa membuat sistem penguatan op-amp menjadi stabil.

Unity-gain frequency
Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal dc
sampai frekuensi giga Herzt. Parameter unity-gain frequency menjadi penting jika opamp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL biasanya

adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp menurun
seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741 misalnya
memiliki unity-gain frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti penguatan op-amp akan
menjadi 1 kali pada frekuensi 1 MHz. Jika perlu merancang aplikasi pada frekeunsi
tinggi, maka pilihlah op-amp yang memiliki unity-gain frequency lebih tinggi.

Slew rate
Di dalam op-amp kadang ditambahkan beberapa kapasitor untuk kompensasi dan
mereduksi noise. Namun kapasitor ini menimbulkan kerugian yang menyebabkan
response op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki
parameter slew-rate yang tak terhingga. Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka
outputnya juga kotak. Tetapi karena ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat
berbentuk ekponensial. Sebagai contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate
sebesar 0.5V/us. Ini berarti perubahan output op-amp LM741 tidak bisa lebih cepat dari
0.5 volt dalam waktu 1 us.

Parameter CMRR
Ada satu parameter yang dinamakan CMRR (Commom Mode Rejection Ratio).
Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp
dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan
hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting).
Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut
juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk menekan
penguatan tegangan ini (common mode) sekecil-kecilnya. CMRR didefenisikan dengan
rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan dB. Contohnya op-amp dengan
CMRR = 90 dB, ini artinya penguatan ADM (differential mode) adalah kira-kira 30.000 kali
dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau CMRR-nya 30 dB, maka artinya
perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau diaplikasikan secara real, misalkan
tegangan input v1 = 5.05 volt dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan
diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya (common
mode) adalah 5 volt. Pembaca dapat mengerti dengan CMRR yang makin besar maka
op-amp diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak diinginkan

(common mode) sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi
tegangan, maka output op-amp mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR
yang semakin besar akan semakin baik.

Penutup bagian ke-satu


LM714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak dijumpai dipasaran.
Contoh lain misalnya TL072 dan keluarganya sering digunakan untuk penguat audio.
Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah opamp yang sering dipakai sebagai komparator.
Di pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat mendesain
aplikasi dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik op-amp tersebut. Saat
ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti current sensing, current
limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp untuk
aplikasi khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high power
output dan lain sebagainya.
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog
yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp
popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter,
integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa
aplikasi op-amp yang paling dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik) negatif
memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan
osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.

Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang
memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop
gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp
LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik
tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp
menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran
rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat
dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input

op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki
impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga
arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan
karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule,
yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ =
v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian
op-amp.

2.Penguat Operasional
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa
tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat
operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang
tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan
catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang
berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat
operasional:

Karakteristik Ideal Penguat Operasional


Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa
keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang
tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah
karakteristik dari Op Amp ideal:

Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
Hambatan masukan (input resistance) RI =
Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
Lebar pita (band width) BW =
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai
dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp
yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op
Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini
akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.

Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka


Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan
diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang
diterapkan padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan
tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL = Vo / Vid = -
AVOL = Vo/(V1-V2) = -
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan
masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk
divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk
dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan
masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB)
hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang
diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal
yang amplitudonya sangat kecil.

Tegangan Ofset Keluaran

Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran
dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara
ideal, harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai
Op Amp dengan CMR (common mode rejection) ideal.
Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan
dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset V OO biasanya
berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga
VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk
mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini
dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0.
Apabila hal ini tercapai,

Hambatan Masukan
Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara
kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak
berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah
antara 5 kW hingga 20 MW, tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur
pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative
feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan
meningkat.
Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang
diharapkan. Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat
tersebut dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan
masukan yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.

Hambatan Keluaran
Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan
dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal
harga hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh
tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam
suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm

hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan
balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.

Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana
tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada
saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita
yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
Sebagian besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya
diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp
yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp
jenis ini juga harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi
frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.

Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh
keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op
Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan
berubah.
Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak
langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah
beberapa mikro detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya
beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan tersebut umumnya disertai
dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisisteady state. Tetapi pada
penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.

Karakteristik Terhadap Suhu


Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah
karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang
ideal, karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam
prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun
pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.

3.Inverting amplifier
Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1,
dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting.
gambar 1 : penguat inverter

Input inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Dengan


mengingat dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v - = v+ = 0.
Karena nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v - pada
rangkaian ini dinamakan virtual ground. Dengan fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit
pada R1 adalah vin v- = vin dan tegangan jepit pada reistor R2 adalah vout v- = vout.
Kemudian dengan menggunakan aturan 2, di ketahui bahwa :
iin + iout = i- = 0, karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.
iin + iout = vin/R1 + vout/R2 = 0
Selanjutnya
vout/R2 = - vin/R1 .... atau
vout/vin = - R2/R1
Jika penguatan G didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap
tegangan masukan, maka dapat ditulis
(1)
Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal
masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui
adalah 0 (virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.

4.Non-Inverting amplifier

Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada
gambar 2 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat
melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan
satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp
non inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.

gambar 2 : penguat non-inverter


Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang
ada, antara lain :
vin = v+
v+ = v- = vin ..... lihat aturan 1.
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R2 adalah vout v- = vout vin, atau iout = (vout-vin)/R2.
Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1.
Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :
iout + i(-) = iR1
Aturan 2 mengatakan bahwa i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya,
maka diperoleh
iout = iR1 dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh
(vout vin)/R2 = vin/R1 yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :
vout = vin (1 + R2/R1)
Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan,

maka didapat penguatan op-amp non-inverting :


(2)
Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input noninverting op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input
Zin = 108 to 1012 Ohm.

Read more : http://www.sharemyeyes.com/2013/06/penguatamplifier.html#ixzz30GObKrgN

Tentang Amplifier dasar


Power amplifier adalah penguat akhir bagian sistem tata suara yang berfungsi sebagai
penguat sinyal audio yang pada dasarnya merupakan penguat tegangan dan arus dari
sinyal audio yang bertujuan untuk menggerakan pengeras suara (loud speaker). Istilah
power amplifier merupakan penguat akhir sehingga tidak dilengkapi dengan pengatur nada,
berbeda dengan istilah amplifier yang didalmanya terdiri dari pengatur nada dan power
amplifier. Power amplifier dapat dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut : Power
Amplifier OT (Output Transformer) Power Amplifier OTL (Output Transformer Less) Power
Amplifier OCL (Output Capasitor Less) Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)
Power Amplifier OT (Output Transformer) power amplifier OT,power amplifier output
transformer,definisi power amplifier OT,pengertian power amplifier ot,jenis power amplifier
ot Power amplifier OT (Output Transformer) merupakan jenis power amplifier yang
menggunakan kopling sebuah transformer OT untuk menghubungkan rangkaian penguat
akhir dengan beban pengeras suara (loud speaker). Respon frekuensi power amplifier OT
(output Transformer) cenderung berada di range frekuesni audio menengah sehingga untuk
reproduksi suara nada bass tidak bagus. Power amplifier jenis OT ini memiliki keunggulan
terhadap terjadinya short circuit penguat akhir, sehingga tidak merusak penguat suara (loud
speaker). Power Amplifier OTL (Output Transformer Less) rangkaian Power Amplifier
OTL,power otl,power amplifier output transformer less,definisi power amplifier otl,pengertian
power otl,jenis power otl Power amplifier OTL (Output Transformer Less) merupakan power
amplifier yang tidak menggunakan transformer sebagai kopling rangkaian power amplifier
dengan pengeras suara (loud speaker). Pada jenis power amplifier ini ada 2 jenis kopling
yang digunakan yaitu : Menggunakan kopling kapasitor yang berfungsi untuk mem-blok
tegangan DC penguat dan hanya melewatkan sinyal audio (AC) ke penguat suara (loud
speaker) Tanpa menggunakan kopling kapasitor (direct coupling) power amplifier jenis ini
yang kemudian berkembang menjadi power amplifier OCL (Output Capasitor Less).
Ini sekedar pengalaman saya selama hobby ngoprek merancang dan membangun Power Amplifier.
Semoga bermanfaat
Bagian Pertama : Basic Need and Information
Bagian Kedua : Power Supply
Bagian Ketiga : Pemilihan Komponen
Bagian Keempat : Perakitan
==================================================
Bagian Pertama : Basic Need and Information
Output Power Amplifier standard dihitung dengan nilai RMS (Root Mean Square).
Lupakan itu PMPO, itu istilah sesat yang hanya menguntungkan pedagang. karena tidak ada dasar
ilmiahnya.
RMS Power = Kuadrat tegangan efektif pada terminal speaker dibagi impedansi speaker tsb.
Bahasa lebih mudah nya : kuadrat tegangan yang terukur dengan multimeter AC, dibagi dengan
impedansi speaker.
Untuk pengukuran yang presisi, biasanya dipakai signal generator, dan Power Resistor.
Kedua alat ini, disamping Multimeter (analog/digital) mutlak dimiliki seseorang yang ingin merancang
power amplifier.
Power Resistor yang diperlukan sebaiknya sesuai dengan amplifier yang kita bangun.
Saya memilih power Resistor 8 ohm/250 watt (merk Dale/Vishay).
Kalau Anda punya budget lebih, milikilah 4 unit power resistor ini.
Anda bisa membuat beban 8 ohm/250W (4 unit) ; 24 ohm/500Watt ; 18 ohm/1000 watt.
Dengan power resistor, Anda bisa menguji kemampuan power amplifier Anda tanpa harus mengganggu
tetangga.

Power resistor ini juga bisa berguna untuk men-discharge capacitor bank.
Kalau mau bikin sendiri power resistor dari resistor 10 watt juga bisa.
330 ohm/10 watt diparalel sebanyak 41 buah bisa mendapatkan resistor 8.05 ohm/ 410 watt
Bandingkan saja mana yang lebih murah
Signal generator sinusoidal cukup banyak dipasaran dengan harga terjangkau.
Kalau ada budget lebih untuk beli osiloskop bekas (dibawah 2jt) itu lebih baik lagi.
Tanpa osiloskop masih bisa, tapi Anda mutlak perlu signal generator dan power resistor.
Miliki Tool set yang baik, dan alat-alat bantu lainnya.
Buatlah kabel-kabel jumper minimal 8 set, warna warni. dengan ketebalan yang disesuaikan dengan
project Anda.
Minimal pakailah kabel 2.5mm
tips : Anda beli kabel NYYHY (kabel listrik, serabut, biasanya berwarna hitam), beli yang 42.5. cari yang
merk bagus (Tranka/Supreme/etc). 2 meter sudah bisa dapat 8 kabel @ 1meter, kualtas bagus !
Capit Buaya (alligator Clip) beli yang besar dan yang cukup kuat daya jepitnya.
Untuk jumper kabel kecil, saran saya pakai kabel kecil kualitas baik, kalau bisa yang isinya nickel plated
(anti karat)
Miliki 2 solder !
15 watt s/d 30 watt untuk pcb
75 watt s/d 150 watt untuk terminal besar.
Buat alat pembatas sendiri untuk mencegah short circuit!
AC Line:
Short circuit di meja Anda tidak perlu mematikan seluruh listrik di rumah Anda.
Dari stop kontak didinding, buatlah stopkontak baru dengan menambah MCB secara seri dgn beberapa
pilihan MCB. 4A/ 10A/ 25A/ etc.
DC line :
Buat 2 tempat sekring besar (biasanya warna hitam), isinya bisa Anda pasang sesuai kebutuhan, buatlah
terminal blok untuk jalur dari output ( ) dan (-) power supply sebelum masuk ke PCB Anda.
Investasi ini akan melindungi project Anda ! percayalah
Jangan lupa pasang kipas angin kecil selama Anda bekerja.
Uap timah solder itu cukup berbahaya bagi paru-paru Anda, jauh lebih berbahaya dari nikotin
Jika Anda masih bisa ketemu DC ampere meter dengan skala max antara 10 s/d 20A, itu sangat bagus
untuk dipakai mengukur arus DC di terminal ( ) maupun (-)

Dasar - dasar rangkaian power amplifier.

Power Amplifier dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu bagian penguat tegangan dan bagian
penguat arus. Pada penguat tegangan merupakan rangkaian emitor terbumi karena dengan cara ini
penguatan sinyal tegangan dapat dicapai.

Untuk mencapai penguatan arus yang sangat besar diperlukan rangkaian Kolektor terbumi paralel lihat
gambar bagian yang tertulis "Penguat arus" , dengan cara paralel ini kebutuhan arus dapat dicapai sesuai
keperluan rancangan daya power amplifier.

Anda mungkin juga menyukai