Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Fiqih dan Ushul Fiqih

Oleh Abdul Hakim Muzakki, 1406532500


Para ulama sepakat bahwa tindakan manusia, baik berupa perbuatan maupun ucapan,
dalam hal ibadah maupun muamalah berupa tindak pidana maupun perdata, masalah akad
atau pengelolaan, dalam syariat islam semuanya masuk dalam wilayah hukum. Hukumhukum itu sebagian ada yang dijelaskan oleh Al-Quran dan Al Sunnah dan sebagian tidak.
Tetapi syariat islam telah menetapkan dalil dan tanda-tanda tentang hukum yang tidak
dijelaskan oleh keduanya, sehingga seorang mujtahid dengan dalil dan tanda-tanda hukum itu
dapat menetapkan dan menjelaskan hukum-hukum yang tidak dijelaskan tersebut. Dari
kumpulan hukum-hukum syariat yang berhubungan dengan tindakan manusia yang diambil
dari nash-nash yang ada atau dari pembentukan hukum berdasarkan dalil syarat yang tidak
ada nashnya, terbentukalah ilmu Fiqih.
Fiqih adalah ilmu yang mempelajari secara khusus segala persoalan hukum yang
mengatur seluruh aspek kehidupan dalam islam. Hukum-hukum yang diatur dalam Fiqih
terdiri dari hukum wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Hukum-hukum tersebut berupa
rambu-rambu dalam menentukan apakah suatu perbuatan itu dapat dilakukan atau tidak,
ibadah-ibadah yang harus dilakukan, dan lain-lain.
Disamping hukum itu ditunjukan pula alat dan cara (melaksanakan suatu perbuatan
dalam dalam menempuh hidup yang tak dapat dipastikan oleh manusia liku dan panjangnya.
Sebagai mahluk sosial dan budaya manusia hidup memerlukan hubungan, baik hubungan
dengan dririnya sendiri ataupun dengan sesuatu di luar dirinya. Ilmu fiqih membicarakan
hubungan itu yang meliputi kedudukannya, hukumnya, caranya, alatnya dan sebagainya.
Jika Fiqih membahas tentang persoalan hukum islam, maka Ushul Fiqih membahas
teori-teori dan kaidah-kaidah yang dijadikan sumber dalam menghasilkan hukum Islam. Pada
mulanya, para ulama terlebih dahulu menyusun ilmu Fiqih sesuai dengan Al-Qur an, Hadits,
dan Ijtihad para Sahabat. Setelah Islam semakin berkembang, dan mulai banyak negara yang
masuk ke dalam daulah Islamiyah, maka semakin banyak kebudayaan yang masuk, dan
menimbulkan pertanyaan mengenai budaya baru ini yang tidak ada di zaman Rasulullah.
Maka para Ulama ahli Ushul Fiqih menyusun kaidah sesuai dengan gramatika bahasa Arab
dan sesuai dengan dalil yang digunakan oleh Ulama penyusun ilmu Fiqih.

Ilmu Ushul Fiqih merupakan suatu pondasi dalam berdalil. Kegunaan ilmu Ushul
Fiqih adalah mempermudah dalam menetapkan hukum pada permasalahan yang tidak ada
pada zaman nabi. Selain itu, Ushul Fiqih dapat menghilangkan sifat fanatik buta terhadap
ulama-ulama. Seseorang yang memiliki ilmu Ushul Fiqih dapat menghindari dirinya dari
dalil-dalil yang tidak benar karena seseorang tersebut telah mengetahui kaidah dan tahap
yang harus dilakukan dalam berijtihad.
Berdasarkan penjabaran diatas, Fiqih dan Ushul Fiqih merupakan hal yang berbeda
namun memiliki hubungan yang erat. Fiqih adalah ilmu yang membahas tentang persoalan
hukum islam dalam setiap aspek kehidupan. Sedangkan, Ushul Fiqih membahas tentang
sumber dalam menghasilkan hukum yang dibahas pada ilmu Fiqih. Dalam berijtihad
diperlukan Ushul Fiqih yang baik karena dalam menetapkan hukum suatu perkara harus
mengikuti kaidah dan tahap-tahap tertentu.

Sumber
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/fiqih/ilmu-fiqih/117/pengertian-dan-ruang-lingkupfiqh.html
http://al-badar.net/ushul-fiqh/

Anda mungkin juga menyukai