Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Judul
Tujuan
I.
Hari / Tanggal
Tempat
DASAR TEORI
Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari
benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia
organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem
kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang
yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada
prinsip kimia organik (Fessenden, 1997).
Ada tiga jenis gaya antarmolekul, yaitu gaya dipol-dipol, gaya London,
dan ikatan hidrogen. Gaya dipol-dipol dan gaya London dapat dianggap sebagai
satu jenis gaya, yaitu gaya van der Waals. Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di
antara molekul-molekul yang menimbulkan tarikan antarmolekul dengan berbagai
tingkat kekuatan. Kekuatan gaya antarmolekul lebih lemah dibandingkan ikatan
kovalen maupun ikatan ion Pada suhu tertentu, kekuatan tarikan antarmolekul
menentukan wujud zat, yaitu gas, cair, atau padat. Ikatan kimia merupakan gaya
organik sebagai objek yang mempunyai bentuk tertentu.Hal ini memang sulit
dibayangkan orang, apalagi dengan molekul yang rumit atau kompleks.
Untuk memvisualisasikan struktur molekul agar mendekati keadaan
sebenarnya, dapat menggunakan model molekul sederhana (molymod), yang
kemudian dilukiskan dengan rumus baji (dimensional), rumus bola pasak, dan
proyeksi Newman.Perkembangan dewasa ini visualisasi melalui pemodelan
molekul menggunakan software Hyperchem agar mudah memahami antaraksi
antar molekul atom.
Asam karboksilat rantai pendek pada umumnya mempunyai sifat sebagai
cairan dengan titik didih yang tinggi. Hal ini disebabkan terjadinya ikatan
hidrogen dari dua unit asam karboksilat sehingga asam karboksilat berada dalam
bentuk dimmer. Kekuatan ikatan hidrogen ini akan sangat tergantung pada bentuk
konformasi dimmer asam karboksilat. Untuk mengenal kemungkinan terjadinya
ikatan hidrogen dalam dimmer asam karboksilat, dapat dilakukan pemodelan
interaksi berdasarkan kemungkinan konformasi yang terbentuk antar asam
karboksilat. Energi interaksi yang berharga paling negatif akan menunjukkan
kekuatan ikatan hidrogen yang besar.
II.
1 buah
2. Layar
1 buah
3. LCD
1 buah
4. Printer
1 buah
III.
PROSEDUR KERJA
1. Memasuki program Hyperchem.
2.
MODE
KONFORMA
GAMBAR
L
Asam
SI
Dimer
Karboks
karboksilat 1
43956.44335
ilat
2
Energi
( kj/mol )
88 (AM1)
Asam
Dimer
47.888023
Karboks
karboksilat 2
( AM1 )
Asam
Dimer
2182.032471
Karboks
karboksilat 3
( AM1 )
Asam
Dimer
249.016861
Karboks
karboksilat 1
( MM+)
Asam
Dimer
80.983040
Karboks
karboksilat 2
( MM+)
ilat
ilat
ilat
5
ilat
Asam
Dimer
2934.758301
Karboks
karboksilat 3
( MM+)
ilat
V.
ANALISIS DATA
Berdasarkan data hasil pengamatan, untuk menghitung total energi suatu
antara atom O dengan atom H. Gaya tarik antar molekul dapat terjadi akibat dua
muatan parsial dengan polaritas yang berlawanan. Dalam hal ini, interaksi yang
terjadi yaitu antara atom O (-) dengan atom H (+). Energi interaksi antar molekul
juga dapat dihitung dari selisih energi antara energi kompleks dengan energi
masing-masing monomer
Terbentuknya ikatan hidrogen bergantung pada konformasi senyawa, jika
jarak antar atom H gugus hidroksi dari monomer yang satu dengan atom O
karbonil dari monomer yang lainnya mempunyai jarak yang cukup jauh, maka
ikatan hidrogen menjadi lemah. Dalam percobaan dimer 2, jarak antar atom H
gugus hidroksi dari monomer yang satu dengan atom O karbonil dari monomer
yang lain memiliki jarak yang dekat, sehingga ikatan hidrogennya kuat.
Dari ketiga bentuk dimer, dua dimer pada dimer karboksilat I dan II
dengan metode AM1 dan dimer I dan II pada metode MM+ memiliki nilai
komputansi yang tidak lah jauh pada masing masing metode. Jika dibandingkan
antara keduanya metode AM1 mempunyai nilai energy yang jauh lebih besar
dibandingkan metode MM+ (terkecuali dimer karboksilat II dengan metode AM1
dengan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan dimer karboksilat II dengan
metode MM+ yang lebih besar nilai komputasi energinya). Ketidak sesuaian hasil
percobaan dengan teori mungkin disebabkan karena penggambaran dimer yang
kurang tepat sehingga mempengaruhi perhitungan energy pada single point.
Dimer adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua molekul (disebut
monomer) yang identik atau mirip, dan terikat bersama-sama. dimer adalah
senyawa kimia yang terdiri dari dua molekul (disebut monomer) yang identik atau
mirip, dan terikat bersama-sama. Asam karboksilat merupakan senyawa polar, dan
membentuk ikatan hidrogen satu sama lain. Pada fasa gas, Asam karboksilat
dalam bentuk dimer. Dalam larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah
yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi H+ dan RCOO-. Contoh : pada
temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat yang terdisosiasi dalam
air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon <18) dibuat dengan
karbonilasi alkohol dengan karbon monoksida.
Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam
karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat
(alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.
Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik
yang memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua
asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya
terionisasi dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H+.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa asam karboksilat memiliki 2
konformasi, hal ini terjadi karena kemungkinan terbentuknya ikatan hidrogen
bergantung pada konformasi senyawa, jika jarak antara atom H dari gugus
hidroksi dari monomer yang satu dengan atom O karbonil dari monomer yang
lainnya mempunyai jarak yang cukup jauh, maka ikatan hidrogen menjadi lemah
atau tidak terbentuk sama sekali.
Yang diperoleh dari perhitungan selisih total energi yaitu sebagai berikut :
No
1
Konformasi
Dimer karboksilat 1
Energi ( Kj/mol )
-43956.4433588
2
3
4
5
6
VI.
Dimer karboksilat 2
Dimer karboksilat 3
Dimer karboksilat 1
Dimer karboksilat 2
Dimer karboksilat 3
(AM1)
47.888023 ( AM1 )
2182.032471 ( AM1 )
249.016861 ( MM+)
80.983040 ( MM+)
2934.758301 ( MM+)
KESIMPULAN
1. Asam karboksilat memiliki 2 bentuk konformasi, yaitu dimer karboksilat 1
dengan menggunakan metode AM1 dan dimer karboksilat 1 yang
menggunakan metode MM+
2. Perhitungan energi dengan metode AM1 menghasilkan energi yang lebih
rendah daripada MM+ dikarenakan perhitungannya tidak melibatkan
energi kimia.
3. Asam karboksilat digolongkan sebagai dimer karena yang terdiri dari dua
molekul (disebut monomer) yang identik atau mirip, dan terikat bersamasama. Asam karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk ikatan
hidrogen satu sama lain
4. Terbentuknya ikatan hidrogen bergantung pada konformasi senyawa, jika
jarak antar atom H gugus hidroksi dari monomer yang satu dengan atom O
karbonil dari monomer yang lainnya mempunyai jarak yang cukup jauh,
maka ikatan hidrogen menjadi lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. 1995. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: UIPress.
Fariza, 2009. Aplikasi Flash Lite Untuk Pembelajaran Kimia (Materi : Ikatan
Kimia & Struktur Atom). Jurnal Institut Teknologi Sepuluh Nopember .
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Kardono, 2008. Program Komputer Untuk Membantu Penentuan Struktur Kimia
Bioaktip Berdasar Data Nmr. Jurnal Pusat Pengembangan Perangkat
Nuklir.
Kasmui dkk, 2010. Perubahan Ukuran Rongga Pada Modifikasi Molekul Zeolit
Zsm-5 Dengan Variasi Rasio Si/Al Dan Variasi Kation Menggunakan
Metode Mekanika Molekuler.
Presetya dkk, 2011. Kajian Pengaruh Pemanasan Terhadap Jumlah Molekul Air
Pada Zeolit Y Yang Disisipi Kation Mg2+ Dan Ca2+ Dengan Metode
Mekanika Molekuler.
Purtadi, 2002. Isomer Benzena : Bentuk Pembelajaran Berorientasi Proses untuk
Konsep Struktur Benzena pada Mata Pelajaran Kimia di Kelas XII.
LAMPIRAN
1. DIMER KARBOKSILAT 1 ( AM1)
ENERGIES AND GRADIENT
Total Energy
= -43956.4433588 (kcal/mol)
Total Energy
= -70.047652727 (a.u.)
Binding Energy
= -1551.1386068 (kcal/mol)
= -42405.3047520 (kcal/mol)
Electronic Energy
= -159239.6274012 (kcal/mol)
Core-Core Interaction
= 115283.1840424 (kcal/mol)
Heat of Formation
= -212.5266068 (kcal/mol)
Gradient
0.0771467 (kcal/mol/Ang)
=47.888023
Gradient
=109.270889.
Bond
=4.746
Angle
=15.1341
Dihedral
=-3.28422
Vdw
=35.9918
Stretch-bend
=-1.57947
Electrostatic
=-3.12018.
=2182.032471
Gradient
=1183.112183.
Bond
=2134.65
Angle
=15.1341
Dihedral
=-3.28422
Vdw
=23.857
Stretch-bend
=18.9012
Electrostatic
=-7.2287.
=249.016861
Gradient
=129.569061.
Bond
=216.196
Angle
=2.46048
Dihedral
=-4.15181
Vdw
=42.1909
Stretch-bend
=-2.45076
Electrostatic
=-5.22767.
=80.983040
Gradient
=130.232834.
Bond
=4.74598
Angle
=15.1341
Dihedral
=-3.28422
Vdw
=74.482
Stretch-bend
=-1.57947
Electrostatic
=-8.51535.
=2934.758789
Gradient
=524.315735.
Bond
=2823.46
Angle
=31.2664
Dihedral
=-7.11951
Vdw
=64.2756
Stretch-bend
=27.8193
Electrostatic
=-4.94309.