Anda di halaman 1dari 52

Anggota Kelompok :

1. Nurul Fatimah
KA11
2. Anindia D. Larasati KA11
3. Ika Yulia N.
KA11

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 1


Reaksi Ion Logam Transisi

Judul Percobaan

Reaksi-Reaksi Ion Logam Transisi

Hari/Tanggal Percobaan

Kamis, 17 Oktober 2013 pkl 13.00 WIB

Selesai Percobaan

Kamis, 17 Oktober 2013 pkl 16.00 WIB

Tujuan Percobaan

1. Mempelajari reaksi-reaksi garam logam transisi


2. Mengenal pembentukan kompleks ion logam transisi
3. Mengamati perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasi dari senyawa logam
transisi.

I. DASAR TEORI
I.I Logam Transisi
Logam logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda dengan logam-logam
golongan utama. Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau
f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation.
Logam transisi umumnya memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas
dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi. Salah satu yang menarik pada logam
transisi adalah kemampuan logam-logam transisi untuk membentuk senyawa koordinasi.
Selain itu karena senyawa kompleks dapat membentuk warna-warna. Senyawa kompleks
dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah sinar tampak.
Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada
atom pusat. Pada kompleks yang berkarakter d1-d9 merupakan kompleks yang memiliki warna
dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d. Bila kedua orbital molekul yang
memungkinkan transisi memiliki karakter utama d, transisinya disebut transisi d-d. Pada
orbital d terjadi pembelahan atau splitting orbital yang akan menghasilkan dua tingkat energi
yaitu eg dan t2g pada oktahedral. Pada kompleks d0 dan d10 memiliki keistimewaan karena
terdapat senyawa dari kompleks ini yang menghasilkan warna. Hal ini dikarenakan adanya
transisi transfer muatan (Charge Transfer). Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas
transfer muatan logam ke ligan (MLCT) dan transfer muatan ligan ke logam (LMCT).

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 2


Reaksi Ion Logam Transisi

I.II Senyawa Koordinasi


Senyawa-senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan molekul
dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan. Ligan diklasifikasikan
berdasarkan jumlah pasangan atom donor yang dimilikinya dibedakan menjadi:
- Ligan monodentat, yaitu ligan yang mendonorkan satu pasang elektron bebasnya kepada
logam atau ion logam. Contoh : NH3, H2O, NO2-, dan CN-.
- Ligan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau
ion logam. Contoh : etyhlendiamine, NH2CH2CH2NH2.
Namun demikian, molekul netral seperti H2O dan NH3 dan anion seperti F-,Cl-,Br-,CNdapat bertindak sebagai ligan. Apabila satu atau lebih molekul netral berkoordinasi dengan
ion logam akan menghasilkan spesies ion logam transisi yang bermuatan disebut ion
kompleks. Misalnya ion-ion logam transisi sebagian besar membentuk ion kompleks dengan
molekul-molekul air ketika di dalam larutan air, misalnya [Co(H2O)6]3+ dan [Ni(H2O)6]2+. Jika
satu atau lebih anion berkoordinasi dengan ion logam, dihasilkan ion kompleks yang
bermuatan negatif, contohnya [Co(NO2)6]3- dan [Fe(CN)6]4-.
I.III Reaksi-Reaksi Ion Logam Transisi
Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa kerak
bumi) dan jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam
bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).

a. Reaksi ion besi dalam larutan


Ion heksaaquobesi(II) [Fe(H2O)6]2+.
Ion heksaaquobesi(III) [Fe(H2O)6]3+.
Keduanya bersifat asam, tetapi ion besi(III)
lebih kuat sifat asamnya.

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 3


Reaksi Ion Logam Transisi

b. Reaksi ion besi dengan ion hidroksida


Ion hidroksidadapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada
ion besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, maka diperoleh kompleks yang bermuatan
kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.
Pada kasus besi(II):

Pada kasus besi(III):

c. Reaksi ion besi dengan larutan amonia


Amonia dapat berperan sebagai basa atau ligan.
Pada kasus besi(II):

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 4


Reaksi Ion Logam Transisi

Pada kasus besi(III):

Kromium (Cr)
Kromium di alam berada dalam bentuk senyawa : kromik sulfat, kromik oksida, kromik
klorida, kromik trivalent, timbal kromat, kalium dikromat, natrium dikromat, seng kromat.
a.

Reaksi ion krom dalam larutan


Ion yang paling sederhana dalam bentuk krom dalam larutan adalah ion

heksaaquokrom(III) [Cr(H2O)6]3+. Ion Cr3+ sendiri berwarna hijau. Ion bereaksi dengan
molekul air dalam larutan. Ion hidrogen terlepas dari salah satu ligan molekul air sesuai
dengan persamaan berikut:

Ion kompleks berperan sebagai asam dengan memberikan ion hidrogen kepada molekul
air dalam larutan. Air, sudah tentu, berperan sebagai basa yang menerima ion hidrogen.
b. Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan ion hidroksida
Ion hidroksidadapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air kemudian didempetkan
pada ion krom. ion hidrogen dapat dihilangkan dari tiga molekul air, maka akan memperoleh
kompleks yang tidak bermuatan (komplek netral). Kompleks netral ini tidak larut dalam air
dan endapan terbentuk.

Tetapi proses tidak berhenti sampai disini. Ion hidrogen yang lebih benyak akan
dihilangkan untuk menghasilkan ion seperti [Cr(H2O)2(OH)4]- dan [Cr(OH)6]3-. Sebagai
contoh :

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 5


Reaksi Ion Logam Transisi

Endapan larut kembali karena ion tersebut larut dalam air. Pada tabung reaksi, perubahan
warna yang terjadi adalah:

c.

Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan larutan ammonia


Amonia dapat berperan sebagai basa maupun sebagai ligan. Dengan jumlah amonia yang

sedikit, ion hidrogen tertarik oleh ion heksaaquo seperti pada kasus ion hidroksida untuk
menghasilkan kompleks netral yang sama.

Endapan tersebut larut secara luas jika ditambahkan amonia berlebih (terutama jika
amonianya pekat). Amonia menggantikan air sebagai ligan untuk menghasilkan ion
heksaaminkrom(III).

Mangan (Mn)
Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan.
Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting.
a.

Reaksi ion krom dalam larutan


Ion yang paling sederhana dalam bentuk mangan dalam larutan adalah ion

heksaaquomangan(II) [Mn(H2O)6]2+.

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 6


Reaksi Ion Logam Transisi

b.

Reaksi ion heksaaquomangan(II) dengan ion hidroksida


Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat

pada ion mangan. Setelah ion hidrogen dihilangkan dari dua molekul air, maka akan
dipeeroleh kompleks tidak bermuatan kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut
dalam air dan terbentuk endapan.

c.

Reaksi ion heksaaquomangan(II) dengan larutan ammonia


Amonia dapat berperan sebagai basa maupun sebagai ligan. Pada gambar dibawah ini,

pada konsentrasi laboratorium yang biasa, amonia berperan sebagai basa dapat
menghilangkan ion hidrogen dari kompleks aquo.

Kobalt (Co)
a.

Reaksi Ion Kobalt (II) dalam air


Ion yang paling sederhana dalam bentuk kobal dalam larutan adalah ion berwarna merah

muda heksaaquokobal(II) [Co(H2O)6]2+.

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 7


Reaksi Ion Logam Transisi

b. Reaksi ion heksaaquokobal(II) dengan ion hidroksida


Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat ke
ion kobal. Kompleks ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.

c.

Reaksi-reaksi ion heksaaquokobalt(II) dengan larutan amonia


Amonia dapat berperan sebagai basa maupun ligan. Dengan jumlah kecil amonia, ion

hidrogen ditarik ion heksaaquo dengan tepat seperti pada kasus perubahan ion hidroksida
menjadi kompleks netral.
Endapan tersebut melarut jika kamu menambahkan amonia berlebih. Amonia
menggantikan air sebagai ligan untuk menghasilkan ion heksaaminkobal(II).

Perubahan warna yg terjadi :

Kompleks heksaaminkobal(II) sangat mudah teroksidasi menjadi kompleks kobal(III)


yang bersesuaian. Pada tabung reaksi kompleks ini terlihat berubah gelap dengan cepat
sampai larutan menjadi merah-coklat tua.

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 8


Reaksi Ion Logam Transisi

Nikel (Ni)
Nikel memiliki ciri-ciri atom dengan bilangan oksidasi 2 dan 3. Kemudian nikel memiliki
struktur kristal cubic face centered.
Tembaga (Cu)
a.

Reaksi ion hekasaquotembaga(II) dengan ion hidroksida


Ion hidroksida menggantikan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion

tembaga. Hal ini dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut:

b.

Reaksi ion hekasaquotembaga(II) dengan larutan amonia


Ion heksaaquotembaga(II) dengan larutan amonia membentuk senyawa kompleks yang

memiliki warna tertentu. Dan timbulnya warna tersebut akibat digantikannya molekul H2O
oleh amonia. Reaksi :
Kemudian amonia menggantikan H2O sebagai ligan untuk menghasilkan ion tetra amin
diaquo tembaga II. Dengan catatan hanya 4 dari 6 molekul air yang digantikan. Persamaan
reaksinya sebagai berikut:

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 9


Reaksi Ion Logam Transisi

Seng (Zn)
Zink merupakan logam dari golongan transisi yang sangat reaktif dan strukturnya lunak.
Garam Zn merupakan garam yang larut dalam air, larutan kompleks ion Zn merupakan
larutan yang tak berwarna. Kemudian, umumnya padatan garamnya terhidrat. Selanjutnya
penambahan basa menyebabkan terbentuknya endapan putih gelatin zink hidroksida:
[Zn(H2O)3(OH)]+ + OH- Zn(OH)2 +3H2O

Tetapi endapan ini larut kembali dalam basa berlebih oleh karena sifat amfoterik dengan
membentuk ion kompleks:

Zn(OH)2 + 2OH- [Zn(OH)4]2-

Endapan zink hidroksida juga larut dalam amonia membentuk ion kompleks menurut
persamaan berikut:

Zn(OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ +2OH-

Kompleks-kompleks Sianida dan Tiosianat


Ion-ion sianida membentuk kompleks stabil dengan sejumlah logam. Komplekskompleks demikian adalah:
[Ag(CN)2]-

disianoargentat

3-

tetrasianokuprat (I)

[Fe(CN)6]4-

heksasianoferat (II)

[Fe(CN)6]3-

heksasianoferat (III)

[Cu(CN)4]

Sianida sering dipakai sebagai zat penutup, misalnya adalah untuk menutupi tembaga
sebagai identifikasi cadmium.
Tiosianat dipakai dalam beberapa kasus untuk mendeteksi ion. Reaksinya dengan ion
besi (III) sangat khas dan dapat dipakai untuk mendeteksi kedua ion tersebut. Warna merah
tua yang terlihat disebabkan oleh pembentukan sejumlah ion-ion tiosianatoferat (III) dan juga
molekul yang tak bermuatan [Fe(SCN)3]. Kompleks tetratiosianatokobaltat (II), [Co(SCN)4]2-,
yang biru kadang-kadang dipakai untuk mendeteksi kobalt.

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 10


Reaksi Ion Logam Transisi

Perubahan Warna Karena Perubahan Biloks


- Reduksi Cr6+ menjadi Cr3+
Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan. Sebagai
contoh, saat ion Cr6+ direduksi menjadi ion Cr3+, warna larutan berubah dari orange (jingga)
menjadi hijau.
Cr2O72-(aq) + 14 H+(aq) + 6 e- > 2 Cr3+(aq) + 7 H2O(l)
- Oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+
Larutan asam nitrat pekat dapat mengoksidasi ion Fe2+ menjadi ion Fe3+.. Umumnya,
besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh
senyawa Fe(II) antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS
(hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas
oksigen yang cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion
Fe(III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
3Fe2+ + 4H+ + NO3-

NO + 3Fe3+ + 2H2O

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 11


Reaksi Ion Logam Transisi

II.

RANCANGAN PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi

47 buah

2. Pembakar spiritus

1 buah

3. Pengaduk kaca

1 buah

4. Rak tabung

1 buah

5. Gelas ukur

2 buah

6. Gelas kimia

2 buah

7. Pipet tetes

11 buah

Bahan :
1.

Akuades

16. K4[Fe(CN)6] 0,1 M

2.

Amonia pekat dan 2M

17. KSCN jenuh

3.

CoCl2 0,1 M

18. NaOH 0,6 M; 1 M; 2M; 6M

4.

CrCl3.6H2O 0,1 M

19. Latutan Na2C2O4

5.

CuSO4.5H2O(s)

20

6.

CuSO4.5H2O 0,1 M

21. NiCl2 0,1 M

7.

CuCl2.2H2O(s)

22. NaNO2 jenuh

8.

Dimetilglioksim (DMG)

23. MnSO4 0,1 M

9.

Etanol

24. NH4CNS 0,1 M

Larutan Na2EDTA

10. FeCl3 0,1 M

25. 1,10-phenanthroline

11. Fe(NH3)2SO4 0,1 M

26. Ni(NO3)2

12. Fe(NO3)2 0,1 M

27. Larutan ZnCl2

13. HCl 2 M, pekat(12M)

28. Serbuk Zn

14. HNO3 2 M, pekat


15. K2Cr2O7 0,1 M

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 12


Reaksi Ion Logam Transisi

2.

Alur Kerja

Percobaan 1
a. Reaksi dengan NaOH
CrCl3

Mn(SO4)

Fe(NH3)2SO4

FeCl3

CoCl2

NiCl2

CuSO4

ZnCl2

Masing-maisng
sebanyak
1
dimasukkan kedalam tabung reaksi

ml

Ditambah tetes demi tetes NaOH 1M


Ditambah NaOH 1M berlebih (melebihi
tetesan NaOH awal)
Dicatat warna endapan dan diamati juga
endapan-endapan yang larut pada
penambahan NaOH berlebih

Hasil pengamatan

b. Reaksi dengan ammonia


CrCl3

Mn(SO4)

Fe(NH3)2SO4

FeCl3

CoCl2

NiCl2

CuSO4

ZnCl2

Masing-maisng
sebanyak
1
ml
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
segera mandi
Ditambah tetes demi tetes amonia 1M
dan ditambah pula larutan amonia
berlebih
Dicatat warna endapan dan diamati juga
endapan-endapan yang lkacang pada
penambahan NaOH berlebih

Hasil pengamatan

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 13


Reaksi Ion Logam Transisi

c. Reaksi dengan Amonium Tio Sianat


CrCl3

Mn(SO4)

Fe(NH3)2SO4

FeCl3

CoCl2

NiCl2

CuSO4

ZnCl2

Masing-maisng
sebanyak
1
ml
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
segera mandi
Ditambah larutan ammoniium tiosulfat
dengan volume yang sama
Dicatat perubahan warnanya dan
dibandingkan dengan blanko (1 ml
garam logam transisi dan 1 ml aquades
untuk mengganti ammonium tiosianat)

Hasil pengamatan

Percobaan 2
a. Kompleks Cr (III)
2 ml larutan CrCl3
Dimasukkan kedalam tabung
reaksi
Ditambah sedikit larutan
Na2C2O4

Dikocok
Dicatat perubahan warna
larutan
hasil

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 14


Reaksi Ion Logam Transisi

b. Kompleks Fe (II) dan Fe (III)


1 ml larutan Fe (II)
Dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambahkan 2-3 tetes PP
Diamati perubahan yang terjadi
hasil

2 ml larutan FeCl3

Dimasukkan dalam tabung reaksi


Ditambah 2 tetes ammonium tiosianat
(untuk membentuk warna gelap larutan)
Ditambah sedikit natrium oksalat
Dikocok
Dicatat warna larutan terakhir
Jika ditambah ammonium tio sianat
berlebih apakah dihasilkan larutan yang
berwarna merah bata?
Hasil

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 15


Reaksi Ion Logam Transisi

c. Kompleks Co (II)
1 ml larutan Co (II)
Dimasukkan
tabung reaksi 1
Ditambah NaEDTA
hasil
d. Kompleks Ni (II)
1 ml larutan Ni (II)

1 ml larutan Ni (II)

Dimasukkan tabung
reaksi 2

Dimasukkan tabung
reaksi 1

Ditambah DMG

Ditambah Na-EDTA

hasil

hasil

e. Kompleks Cu(II)
Satu spatula kecil padatan
CuSO4.5H2O

Satu spatula kecil padatan


CuCl2.5H2O

Masing-masing tempatkan pada


kaca arloji
Diamati keadaan fisiknya
Dicatat perbedaan
Hasil

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 16


Reaksi Ion Logam Transisi

Larutan tembaga sulfat 1 ml


Dimasukkan tabung
reaksi 1
Ditambah Na-EDTA
Dikocok dan diamati
Hasil

Percobaan 3
a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
1 ml FeSO4

Dimasukkan tabung reaksi


Ditambah 3 tetes asam nitrat pekat
Dipanaskan 1-2 menit
Larutan dibiarkan dingin
Ditambah NaOH 2M perlahan

Hasil

b. Perubahan Cr6+ menjadi Cr3+


2 ml kalium dikromat

Dimasukkan tabung reaksi


Dipanaskan
Ditambah 1-2 butir seng dan 1,5 ml
HCl pekat
Diamati perubahan warna
Hasil

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 17


Reaksi Ion Logam Transisi

III. HASIL PENGAMATAN


Percobaan 1
a. Reaksi ion logam transisi dengan larutan NaOH 1M
Pengamatan
Sebelum
reaksi

Setelah penambahan tetes


demi tetes NaOH
(5 tetes)

Rumus senyawa
yang terbentuk

CrCl3

Hijau
kebiruan

Endapan hijau kebiruan

[Cr(H2O)3(OH)3]

Mn(SO4)

Tidak
berwarna

Larutan putih kekuningan


keruh

[Mn(H2O)5(OH)]+

Fe(NH3)2SO4

Kekuningan
(---)

Awal = End. hijau dibagian


atas
Setelah dikocok = tidak
berwarna

[Fe(H2O)5(OH)]+

FeCl3

Kuning

Larutan coklat kemerahan

[Fe(H2O)4(OH)2]+

CoCl2

Merah
muda

Awal = larutan biru


Akhir = endapan coklat
muda, larutan tidak
berwarna

[Co(H2O)4(OH)2]

NiCl2

Hijau(-)

Endapan hijau muda, larutan


hijau muda keruh

CuSO4

Biru(-)

ZnCl2

Endapan biru muda, larutan


biru muda
-

Garam

Setelah penambahan NaOH


berlebih
(9 tetes)

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Endapan sedikit larut, larutan


hijau kebiruan keruh
Endapan coklat muda (bagian
atas berwarna coklat gelap),
larutan tidak berwarna
Awal = Endapan hijau
dibagian atas
Setelah dikocok = tidak
berwarna
Endapan coklat kemerahan,
larutan tidak berwarna

[Cr(H2O)2(OH)4]-

Endapan
berkurang

[Mn(H2O)4(OH)2]

Endapan
bertambah

[Fe(H2O)5(OH)]+

Endapan
tetap

[Fe(H2O)3(OH)3]

Endapan
bertambah

Endapan coklat muda, larutan


tidak berwarna

[Co(H2O)3(OH)3]-

Endapan
berkurang

[Ni(H2O)5(OH)]+

Terbentuk 2 lapisan.
Atas = larutan tidak berwarna
Bawah = endapan hijau muda

[Ni(H2O)4(OH)2]

Endapan
bertambah

[Cu(H2O)5(OH)]+

Endapan biru kehitaman

[Cu(H2O)4(OH)2]

Ket

Endapan
bertambah
-

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 18


Reaksi Ion Logam Transisi

b. Reaksi dengan larutan amonia 2M


Pengamatan
Garam

CrCl3
Mn(SO4)

Sebelum
reaksi
Hijau
kebiruan
Tidak
berwarna

Setelah penambahan tetes


demi tetes NH3 pekat
(5 tetes)

Rumus senyawa
yang terbentuk

Endapan hijau sedikit,


larutan hijau

[Cr(H2O)4(OH)2]+

Larutan kuning keruh

[Mn(H2O)5(OH)]+
[Fe(H2O)5(OH)]+

Setelah penambahan NH3


pekat berlebih
(7 tetes)
Endapan hijau (+), larutan
hijau kebiruan
Endapan coklat muda, larutan
tidak berwarna
Awal = Endapan hijau
dibagian atas
Setelah dikocok = tidak
berwarna

Fe(NH3)2SO4

Kekuningan
(---)

Awal = End. hijau dibagian


atas
Setelah dikocok = tidak
berwarna

FeCl3

Kuning

Larutan jingga

[Fe(H2O)5(OH)]2+

Larutan jingga kemerahan

CoCl2

Merah
muda

[Co(H2O)5(OH)]+

NiCl2

Hijau(-)

CuSO4

Biru(-)

Endapan biru, larutan biru


keruh
Endapan hijau muda, larutan
hijau muda keruh
Endapan biru muda, larutan
biru muda keruh

Endapan biru (+), larutan


tidak berwarna
Endapan hijau muda (+),
larutan tidak berwarna
Endapan biru muda (+),
larutan biru keruh

ZnCl2

Tidak
berwarna

[Ni(H2O)5(OH)]+
[Cu(H2O)5(OH)]+

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk
[Cr(NH3)3(H2O)3]
[Mn(H2O)4(OH)2]

Ket

Endapan
bertambah
Endapan
bertambah

[Fe(H2O)5(OH)]+

Endapan
tetap

[Fe(H2O)4(OH)2]+

Tidak ada
endapan
Endapan
bertambah
Endapan
bertambah
Endapan
bertambah

[Co(H2O)4(OH)2]
[Ni(H2O)4(OH)2]
[Cu(H2O)4(OH)2]
-

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 19


Reaksi Ion Logam Transisi

c. Reaksi dengan larutan amonium tiosianat (NH4SCN) 0,1M


Pengamatan
Larutan
Garam

Sebelum reaksi

Setelah penambahan NH4CNS

Rumus ion

(7 tetes)

kompleks

CrCl3

Hijau kebiruan

Larutan hijau tua

[Cr(SCN)]2+

Mn(SO4)

Tidak berwarna

Larutan putih keruh

[Mn(SCN)]+

Larutan kekuningan (---)

Larutan jingga

[Fe(SCN)]+

FeCl3

Kuning

Larutan merah tua

[Fe(SCN)]2+

CoCl2

Merah muda

Larutan merah muda(+)

[Co(SCN)]+

NiCl2

Hijau(-)

Larutan hijau muda

[Ni(SCN)]+

CuSO4

Biru(-)

Larutan hijau

[Cu(SCN)]+

ZnCl2

Tidak berwarna

Larutan tidak berwarna

[Zn(SCN)]+

Fe(NH3)2SO4

Blanko untuk Percobaan Reaksi Garam Transisi dengan Amonium Tiosianat


Pengamatan

Larutan
Garam

Sebelum reaksi

Setelah penambahan air

CrCl3

Hijau kebiruan

Hijau kebiruan (-)

Mn(SO4)

Tidak berwarna

Tidak berwarna

Larutan kekuningan (---)

Tidak berwarna

FeCl3

Kuning

Kuning (-)

CoCl2

Merah muda

Merah muda (-)

NiCl2

Hijau(-)

Hijau(--)

CuSO4

Biru(-)

Biru(--)

ZnCl2

Tidak berwarna

Tidak berwarna

Fe(NH3)2SO4

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 20


Reaksi Ion Logam Transisi

Percobaan II : Pembentukan Ion Kompleks


a. Kompleks Cr (III)
Warna larutan CrCl3.6H2O : hijau kebiruan
Reagen yang
ditambahkan

Warna reagen
yang ditambahkan

Pengamatan
setelah bereaksi

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Na2C2O4 (5 tetes)

Tidak berwarna

Larutan hijau
kebiruan (+)

[Cr(C2O4)3]3-

b. Kompleks Fe
Kompleks Fe (II)
Warna larutan fero sulfat : kekuningan (---)
Pengamatan
Garam

FeSO4

Setelah penambahan 1,10

Rumus ion kompleks yang

phenanthroline

terbentuk

+ 2 tetes = Larutan kuning(-)

[Fe(1,10-phenanthroline)3]2+

Kompleks Fe (III)
Warna larutan FeCl3 : kuning
Pengamatan
Larutan
Garam

Setelah
penambahan tetes
demi tetes
NH4CNS

FeCl3

+2 tetes = merah
tua kecoklatan

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Setelah
penambahan
Na2C2O4

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

[Fe(CNS)]2+

+10 tetes =
jingga(+)

[Fe(C2O4)]+

c. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda
Reagen yang
ditambahkan

Warna reagen
yang ditambahkan

Pengamatan
setelah bereaksi

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Larutan Na2EDTA
(15 tetes)

Tidak berwarna

Merah muda
(tetap)

[Ni(EDTA)2]2+

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 21


Reaksi Ion Logam Transisi

d. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : hijau (-)
Reagen yang
ditambahkan
Dimetil glioksim
(5 tetes)
Larutan Na2EDTA
(10 tetes)

Warna reagen
yang ditambahkan

Pengamatan
setelah bereaksi

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Tidak berwarna

Larutan merah
muda (+)

[Ni(DMG)]2+

Tidak berwarna

Larutan hijau (+)

[Ni(EDTA)2]2+

e. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : biru
Warna CuCl2.2H2O : hijau
Reagen yang
ditambahkan

Warna reagen
yang ditambahkan

Pengamatan
setelah bereaksi

Larutan Na2EDTA

Tidak berwarna

Larutan biru (+)

Padatan Garam
Padatan CuSO4.5H2O
Padatan CuCl2.2H2O

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk
[Cr(EDTA)2]2+

Warna
Kristal berwarna biru
Kristal berwarna hijau

Percobaan III : Perubahan Tingkat Oksidasi


a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
Warna larutan fero sulfat : tidak berwarna
Perlakuan

Pengamatan

Penambahan HNO3 pekat 3


tetes
Setelah dipanaskan 1-2
menit
Setelah didinginkan
Penambahan larutan NaOH
2M

Larutan berwarna hijau


kekuningan

Rumus Ion Kompleks


yang terbentuk/ Reaksi
yang terjadi
2+
3Fe + 4H+ + NO3- NO
+ 3Fe3+ + 2H2O

Larutan berwarna kuning


Larutan berwarna kuning
Larutan berwarna jingga

Fe3+ + OHFe(H2O)5(OH)]2+

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 22


Reaksi Ion Logam Transisi

b. Perubahan Cr6+ menjadi Cr3+


Warna padatan K2Cr2O7 : kristal jingga
Warna larutan K2Cr2O7 : larutan jingga
Perlakuan

Pengamatan

Pemanasan

Larutan berwarna jingga


Larutan berwarna hijau
kebiruan, seng mulai larut
Larutan berwarna hijau
kebiruan
Larutan berwarna hijau
kebiruan(+), seng larut

Penambahan bijih Zn
Penambahan HCl pekat
Pemanasan
Penambahan HNO3 setelah
perubahan warna akhir
(6 tetes)

Larutan berwarna hijau

Rumus Ion Kompleks


yang terbentuk/ Reaksi
yang terjadi

3Zn(s) + Cr2O72- + 14H+


3Zn2+ + 2Cr3+ + 2H2O

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 23


Reaksi Ion Logam Transisi

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Percobaan 1
Prinsip reaksi

Pada percobaan satu, mengenai reaksi yang berlangsung pada beberapa ion logam transisi
bertujuan untuk mengetahui reaksi-reaksi garam logam transisi, yang menggunakan jenis
kompleks amina, hidroksokompleks (hidroksida amfoter), dan kompleks tiosianat. Larutan
yang digunakan dalam percobaan satu adalah larutan CrCl3 yang berupa larutan hijau
kebiruan, Mn(SO4) yang berupa larutan tidak berwarna, Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan
kekuningan(---), FeCl3 yang berupa larutan kuning, CoCl2 yang berupa larutan merah muda,
NiCl2 yang berupa larutan hijau (-), CuSO4 yang berupa larutan biru (-), dan ZnCl2 yang
berupa larutantidak berwarna. Konsentrasi yang digunakan oleh kedelapan larutan tersebut
adalah sama, yaitu 0.1M.

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 24


Reaksi Ion Logam Transisi

a.

Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan NaOH 1M


Pada reaksi pertama yang dilakukan adalah reaksi ion logam transisi dengan larutan

NaOH 1M, yang merupakan jenis reaksi hidroksokompleks (hidroksida amfoter). Pada
percobaan ini menggunakan tujuh larutan, yaitu tanpa larutan ZnCl2. Hasil dari percobaan ini
akan menunjukkan hidroksida logam transisi manakah yang bersifat amfoter dari tujuh larutan
tersebut. Hidroksida amfoter yang terbentuk berupa endapan dari hidroksida logam,
sedangkan pembentukan hidroksokompleks ditandai dengan larutnya endapan dari
penambahan basa berlebih.
CrCl3 0.1M

CrCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cr(H2O)3Cl3], dimana ion
3+

Cr

membentuk akuokompleks menjadi [Cr(H2O)6]3+. Larutan CrCl3 0.1M dimasukkan ke

dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak 5 tetes
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan hijau kebiruan. Endapan
yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang terjadi adalah:
[Cr(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq) [Cr(H2O)3(OH)3](s)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan


larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang tidak terlalu signifikan,
yaitu endapan yang terbentuk sedikit larut dan terbentuk larutan hijau kebiruan yang keruh.
Endapan yang sedikit larut dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih menandai bahwa telah
terjadi pembentukan hidroksokompleks. Namun, endapan yang larut hanyalah sedikit,
terbentuklah hidoksokompleks yang tidak sempurna. Hal ini dikarenakan penambahan basa
(NaOH 1M) berlebihnya masih kurang. Reaksi yang terjadi adalah:
[Cr(H2O)3(OH)3](s) + OH-(aq) [Cr(H2O)2(OH)4]-(aq)

Apabila endapan yang terbentuk larut dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih, maka
akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Cr(H2O)(OH)5]2-.
Mn(SO4) 0.1M
Mn(SO4) yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Mn(H2O)6SO4], dimana
ion Mn2+ membentuk akuokompleks menjadi [Mn(H2O)6]2+. Larutan Mn(SO4) 0.1M

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 25


Reaksi Ion Logam Transisi

dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M


yang berupa larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH
1M sebanyak 5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya larutan putih
kekuningan keruh. Larutan keruh yang dihasikan merupakan tanda dari pembentukan
hidroksida amfoter mulai terbentuk. Reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Mn(H2O)5(OH)]+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan


larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang signifikan, yaitu
terbentuk endapan coklat muda dan terbentuk larutan tidak berwarna. Endapan yang terbentuk
dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi pembentukan
hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
yaitu sebanyak 9 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)3(OH)3]-(s) + OH-(aq) [Mn(H2O)4(OH)2](s)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Mn(H2O)2(OH)4]2-.
Fe(NH3)2SO4 0.1M
Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)6SO4],
dimana ion Fe2+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan Fe(NH3)2SO4
0.1M dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH
1M yang berupa larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan
NaOH 1M sebanyak 5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya
endapan hijau di bagian atas, namun setelah dikocok endapan menjadi tidak berwarna.
Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Fe(H2O)5(OH)]+

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan


larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, tidak memberikan perubahan yang signifikan, yaitu
tetap berupa endapan hijau di bagian atas, dan setelah dikocok endapan menjadi tidak
berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa belum terjadi pembentukan hidroksokompleks,

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 26


Reaksi Ion Logam Transisi

dikarenakan penambahan basa (NaOH 1M) berlebihnya masih kurang. Reaksi yang terjadi
adalah:
Fe(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Fe(H2O)5(OH)]+

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Fe(H2O)2(OH)4]2-.
FeCl3 0.1M
FeCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)3Cl3], dimana ion
Fe3+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan FeCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak 5 tetes
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya larutan coklat kemerahan. Larutan
coklat kemerahan yang dihasikan merupakan tanda dari pembentukan hidroksida amfoter
mulai terbentuk. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq) [Fe(H2O)4(OH)2]+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan


larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang signifikan, yaitu
terbentuk endapan coklat kemerahan dan larutan tidak berwarna. Endapan yang terbentuk dari
penambahan basa (NaOH 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi pembentukan
hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
yaitu sebanyak 9 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)4(OH)2]+(s) + OH-(aq) [Mn(H2O)3(OH)3](s)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Fe(H2O)(OH)5]2-.
CoCl2 0.1M
CoCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Co(H2O)4Cl2], dimana ion
Co2+ membentuk akuokompleks menjadi [Co(H2O)6]2+. Larutan CoCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak 5 tetes

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 27


Reaksi Ion Logam Transisi

memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan coklat muda dan larutan
tidak berwarna. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang
terjadi adalah:
[Co(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Cr(H2O)4(OH)2](s)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan


larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang tidak terlalu signifikan,
yaitu endapan yang terbentuk sedikit larut dan terbentuk larutan hijau kebiruan yang keruh.
Endapan yang sedikit larut dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih menandai bahwa telah
terjadi pembentukan hidroksokompleks. Namun, endapan yang larut hanyalah sedikit,
terbentuklah hidoksokompleks yang tidak sempurna. Hal ini dikarenakan penambahan basa
(NaOH 1M) berlebihnya masih kurang. Reaksi yang terjadi adalah:
[Co(H2O)4(OH)2](s) + OH-(aq) [Co(H2O)3(OH)3]-(aq)

Apabila endapan yang terbentuk larut dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih, maka
akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Co(H2O)2(OH)4]2-.
NiCl2 0.1M
NiCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Ni(H2O)4Cl2], dimana ion
Ni2+ membentuk akuokompleks menjadi [Ni(H2O)6]2+. Larutan NiCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak 5 tetes
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan hijau muda dan larutan
hijau muda keruh. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang
terjadi adalah:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Ni(H2O)5(OH)]+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan


larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu
endapan hijau muda yang terbentuk semakin bertambah dan larutan tidak bertambah. Endapan
yang terbentuk dari penambahan basa (NaOH 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi
pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (NaOH

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 28


Reaksi Ion Logam Transisi

1M) berlebih, yaitu sebanyak 9 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq) [Ni(H2O)4(OH)2](s)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Ni(H2O)2(OH)4]2-.
CuSO4 0.1M
CuSO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cu(H2O)6SO4], dimana
ion Cu2+ membentuk akuokompleks menjadi [Cu(H2O)6]2+. Larutan CuSO4 0.1M dimasukkan
ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa
larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan NaOH 1M sebanyak
5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan biru muda dan
larutan tidak berwarna. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi
yang terjadi adalah:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) [Cu(H2O)5(OH)]+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan NaOH 1M berlebih. Penambahan


larutan NaOH berlebih sebanyak 9 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu
endapan biru kehitaman yang banyak. Endapan yang terbentuk dari penambahan basa (NaOH
1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna.
Sehingga pada penambahan basa (NaOH 1M) berlebih, yaitu sebanyak 9 tetes belum
terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Cu(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq) [Cu(H2O)4(OH)2](s)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Cu(H2O)2(OH)4]2-.
Dari percoban satu yang dilakukan, yaitu reaksi ion logam transisi dengan larutan NaOH
1M dengan tujuh larutan yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa larutan CrCl3 dan CoCl2
membentuk hidroksi amfoter dengan penambahan 5 tetes NaOH 1M dan membentuk
hidroksokompleks yang belum sempurna dengan penambahan NaOH 1M berlebih; sedangkan
larutan Mn(SO4), FeCl3, NiCl2, dan CuSO4 membentuk hidroksi amfoter yang sempurna

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 29


Reaksi Ion Logam Transisi

dengan penambahan NaOH 1M berlebih, tetapi tidak membentuk hidroksokompleks sama


sekali; dan pada larutan Fe(NH3)2SO4 membentuk hidrosi amfoter dengan penambahan 5 tetes
NaOH 1M, tetapi tidak membentuk hidroksokompleks dengan penambahan NaOH berlebih.

b.

Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonia 2M


Pada reaksi kedua yang dilakukan adalah reaksi ion logam transisi dengan larutan amonia

1M, yang merupakan jenis reaksi kopleks amina. Pada percobaan ini menggunakan tujuh
larutan, yaitu tanpa larutan NiCl2. Hasil dari percobaan ini akan menunjukkan
hidroksokompleks transisi manakah yang merupakan jenis kompleks [M(NH3)X]n+ dari tujuh
larutan tersebut. Hidroksida amfoter yang terbentuk berupa endapan dari hidroksida logam,
sedangkan pembentukan hidroksokompleks ditandai dengan larutnya endapan dari
penambahan amonia berlebih.
CrCl3 0.1M

CrCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cr(H2O)3Cl3], dimana ion
Cr3+ membentuk akuokompleks menjadi [Cr(H2O)6]3+. Larutan CrCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amoniak 1M yang tidak
berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amoniak 1M sebanyak 5 tetes
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan hijau yang sedikit dan
larutan hijau. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang
terjadi adalah:
[Cr(H2O)6]3+(aq) + 2NH3(l) [Cr(H2O)4(OH)2]+(aq) + 2NH4+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan


larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang tidak terlalu
signifikan, yaitu endapan hijau yang terbentuk lebih banyak dan terbentuk larutan hijau
kebiruan. Endapan yang terbentuk lebih banyak dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih
menandai bahwa belum terjadi pembentukan hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Cr(H2O)4(OH)2]+ + NH3(l) [Cr(H2O)3(OH)3](s) + H2O(l)

Apabila endapan yang terbentuk larut dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih, maka
akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Cr(NH3)(OH)5]2-.

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 30


Reaksi Ion Logam Transisi

Mn(SO4) 0.1M
Mn(SO4) yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Mn(H2O)6SO4], dimana
ion Mn2+ membentuk akuokompleks menjadi [Mn(H2O)6]2+. Larutan Mn(SO4) 0.1M
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia 1M
yang berupa larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia
1M sebanyak 5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya larutan
kuning keruh. Larutan keruh yang dihasikan merupakan tanda dari pembentukan hidroksida
amfoter mulai terbentuk. Reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Mn(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan


larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang signifikan, yaitu
terbentuk endapan coklat muda dan terbentuk larutan tidak berwarna. Endapan yang terbentuk
dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi pembentukan
hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (amonia 1M) berlebih,
yaitu sebanyak 7 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)5(OH)]+(s) + NH3(l) [Mn(H2O)4(OH)2](s) + H2O(l)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (amonia 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Mn(NH3)2(OH)4]2-.
Fe(NH3)2SO4 0.1M
Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)6SO4],
dimana ion Fe2+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan Fe(NH3)2SO4
0.1M dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia
1M yang berupa larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan
amonia 1M sebanyak 5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya
endapan hijau di bagian atas, namun setelah dikocok endapan menjadi tidak berwarna.
Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Fe(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan


larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, tidak memberikan perubahan yang signifikan, yaitu

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 31


Reaksi Ion Logam Transisi

tetap berupa endapan hijau di bagian atas, dan setelah dikocok endapan menjadi tidak
berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa belum terjadi pembentukan hidroksokompleks,
dikarenakan penambahan basa (amonia 1M) berlebihnya masih kurang. Reaksi yang terjadi
adalah:
Fe(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Fe(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (amonia 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Fe(NH3)2(OH)4]2-.
FeCl3 0.1M
FeCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)3Cl3], dimana ion
Fe3+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan FeCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia 1M yang berupa
larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia 1M sebanyak
5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya larutan jingga. Larutan
jingga yang dihasikan merupakan tanda dari pembentukan hidroksida amfoter mulai
terbentuk. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH3(l) [Fe(H2O)5(OH)]2+(aq) + NH4+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan


larutan NaOH berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu
terbentuk larutan jingga kemerahan. Hasil yang terbentuk dari penambahan basa (amonia 1M)
berlebih menandai bahwa belum terjadi pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna.
Sehingga pada penambahan basa (amonia 1M) berlebih, yaitu sebanyak 7 tetes belum
terbentuk juga hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi adalah:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH3(l) [Fe(H2O)4(OH)2]+(aq) + NH4+(aq)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (amonia 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Fe(NH3)(OH)5]2-.
CoCl2 0.1M
CoCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Co(H2O)4Cl2], dimana ion
2+

Co

membentuk akuokompleks menjadi [Co(H2O)6]2+. Larutan CoCl2 0.1M dimasukkan ke

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 32


Reaksi Ion Logam Transisi

dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan NaOH 1M yang berupa larutan
tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia 1M sebanyak 5 tetes
memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan biru dan larutan biru
keruh. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Co(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Cr(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan


larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan,
yaitu endapan biru yang terbentuk lebih banyak dan terbentuk larutan tidak berwarna. Hasil
dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih menandai bahwa belum terjadi pembentukan
hidroksokompleks. Namun, endapan yang terbentuk semakin banyak, terbentuklah hidoksi
amfoter yang sempurna. Reaksi yang terjadi adalah:
[Co(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(l) [Co(H2O)4(OH)2](s) + H2O(l)

Apabila endapan yang terbentuk larut dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih, maka
akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Co(NH3)2(OH)4]2-.
NiCl2 0.1M
NiCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Ni(H2O)4Cl2], dimana ion
Ni2+ membentuk akuokompleks menjadi [Ni(H2O)6]2+. Larutan NiCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia 1M yang berupa
larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia 1M sebanyak
5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan hijau muda dan
larutan hijau muda keruh. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter.
Reaksi yang terjadi adalah:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan


larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan,
yaitu endapan hijau muda yang terbentuk semakin bertambah dan larutan tidak bertambah.
Endapan yang terbentuk dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih menandai bahwa telah
terjadi pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 33


Reaksi Ion Logam Transisi

(amonia 1M) berlebih, yaitu sebanyak 7 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi
yang terjadi adalah:
[Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(l) [Ni(H2O)4(OH)2](s) + H2O(l)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Ni(NH3)2(OH)4]2-.
CuSO4 0.1M
CuSO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cu(H2O)6SO4], dimana
ion Cu2+ membentuk akuokompleks menjadi [Cu(H2O)6]2+. Larutan CuSO4 0.1M dimasukkan
ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Selanjutnya ditambahkan amonia 1M yang berupa
larutan tidak berwarna, secara setetes demi setetes. Penambahan larutan amonia 1M sebanyak
5 tetes memberikan perubahan yang signifikan, yaitu terbentuknya endapan biru muda dan
larutan biru muda keruh. Endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter.
Reaksi yang terjadi adalah:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + NH3(l) [Cu(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+(aq)

Selanjutnya hasil yang terbentuk ditambahkan larutan amonia 1M berlebih. Penambahan


larutan amonia berlebih sebanyak 7 tetes, memberikan perubahan yang sedikit signifikan,
yaitu endapan biru muda yang terbentuk semakin banyak dan larutan biru keruh. Endapan
yang terbentuk dari penambahan basa (amonia 1M) berlebih menandai bahwa telah terjadi
pembentukan hidroksida amfoter yang sempurna. Sehingga pada penambahan basa (amonia
1M) berlebih, yaitu sebanyak 7 tetes belum terbentuk hidroksokompleks. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Cu(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(l) [Cu(H2O)4(OH)2](s) + H2O(l)

Apabila endapan yang terbentuk larut dalam penambahan basa (NaOH 1M) berlebih,
maka akan membentuk hidroksokompleks yang sempurna, yaitu: [Cu(NH3)2(OH)4]2-.
Dari percoban dua yang dilakukan, yaitu reaksi ion logam transisi dengan larutan amonia
1M dengan tujuh larutan yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa larutan CrCl3, Mn(SO4),
FeCl3, CoCl2, NiCl2, dan CuSO4 membentuk hidroksi amfoter yang sempurna dengan
penambahan amonia 1M berlebih, tetapi tidak membentuk hidroksokompleks sama sekali;

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 34


Reaksi Ion Logam Transisi

dan pada larutan Fe(NH3)2SO4 membentuk hidroksi amfoter dengan penambahan 7 tetes
amonia 1M, tetapi tidak membentuk hidroksokompleks dengan penambahan amonia berlebih;
sedangkan pada larutan FeCl3 tidak membentuk hidroksi amfoter yang sempurna dengan
penambahan 7 tetes amonia 1M maupun yang berlebih.

c. Reaksi Ion Logam Transisi dengan Larutan Ammonium Tiosianat, (NH4SCN), 0.1M
Pada reaksi ketiga yang dilakukan adalah reaksi ion logam transisi dengan larutan
ammonium tiosianat, (NH4SCN), 1M, yang merupakan jenis reaksi kompleks tiosianat. Pada
percobaan ini menggunakan delapan larutan. Hasil dari percobaan ini akan menunjukkan
kation manakah yang yang membentuk ion kompleks dengan ion CNS- dari delapan larutan
tersebut. Tiosianat dipakai dalam beberapa kasus untuk mendeteksi ion.
CrCl3 0.1M
CrCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cr(H2O)3Cl3], dimana ion
Cr3+ membentuk akuokompleks menjadi [Cr(H2O)6]3+. Larutan CrCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan CrCl3 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan hijau kebiruan (-). Reaksi pada
larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti
halnya proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan.
Sedangkan pada larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan
tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan hijau tua. Reaksi yang
terjadi adalah:

Mn(SO4) 0.1M

[Cr(H2O)6]3+(aq) + NH4SCN(aq) [Cr(SCN)]3+

Mn(SO4) yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Mn(H2O)6SO4], dimana
ion Mn2+ membentuk akuokompleks menjadi [Mn(H2O)6]2+. Larutan Mn(SO4) 0.1M
dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 35


Reaksi Ion Logam Transisi

yang telah berisi larutan Mn(SO4) akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko.
Untuk pembuatan larutan blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak
berwarna, menghasilkan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan tidak
berwarna. Reaksi pada larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh
pelarut polar, seperti halnya proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu
signifikan. Sedangkan pada larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang
berupa larutan tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan putih
keruh. Reaksi yang terjadi adalah:
[Mn(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Mn(SCN)]2+

Fe(NH3)2SO4 0.1M

Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)6SO4],


dimana ion Fe2+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan Fe(NH3)2SO4
0.1M dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL. Tabung
reaksi yang telah berisi larutan Fe(NH3)2SO4akan diberikan label U untuk uji dan B untuk
blanko. Untuk pembuatan larutan blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan
tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan tidak
berwarna. Reaksi pada larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh
pelarut polar, seperti halnya proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu
signifikan. Sedangkan pada larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang
berupa larutan tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan jingga.
Reaksi yang terjadi adalah:

FeCl3 0.1M

[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH4SCN(aq) [Fe(SCN)]2+

FeCl3 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Fe(H2O)3Cl3], dimana ion
Fe3+ membentuk akuokompleks menjadi [Fe(H2O)6]2+. Larutan FeCl3 0.1M dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan FeCl3 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 36


Reaksi Ion Logam Transisi

perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan kuning (-). Reaksi pada larutan
blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya
proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada
larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan tidak berwarna,
menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan merah tua. Reaksi yang terjadi adalah:

CoCl2 0.1M

[Fe(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Fe(SCN)]2+

CoCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Co(H2O)4Cl2], dimana ion
2+

Co

membentuk akuokompleks menjadi [Co(H2O)6]2+. Larutan CoCl2 0.1M dimasukkan ke

dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan CoCl2 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan merah muda (-). Reaksi pada larutan
blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya
proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada
larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan tidak berwarna,
menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan merah muda. Reaksi yang terjadi
adalah:

NiCl2 0.1M

[Co(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Co(SCN)]2+

NiCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Ni(H2O)4Cl2], dimana ion
Ni2+ membentuk akuokompleks menjadi [Ni(H2O)6]2+. Larutan NiCl2 0.1M dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan NiCl2 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan hijau (--). Reaksi pada larutan blanko
adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya proses
pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada larutan

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 37


Reaksi Ion Logam Transisi

uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan tidak berwarna,
menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan hijau muda. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Ni(SCN)]2+

CuSO4 0.1M
CuSO4 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Cu(H2O)6SO4], dimana

ion Cu2+ membentuk akuokompleks menjadi [Cu(H2O)6]2+. Larutan CuSO4 0.1M dimasukkan
ke dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah
berisi larutan CuSO4 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan
larutan blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna,
menghasilkan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan biru (--). Reaksi pada
larutan blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti
halnya proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan.
Sedangkan pada larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan
tidak berwarna, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan hijau. Reaksi yang
terjadi adalah:

[Cu(H2O)6]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Cu(SCN)]2+


ZnCl2 0.1M
ZnCl2 yang berupa larutan akan membentuk kompleks, yaitu [Zn(H2O)2Cl2], dimana ion

Zn2+ membentuk akuokompleks menjadi [Zn(H2O)4]2+. Larutan ZnCl2 0.1M dimasukkan ke


dalam dua tabung reaksi yang terpisah, masing-masing 1 mL.Tabung reaksi yang telah berisi
larutan ZnCl2 akan diberikan label U untuk uji dan B untuk blanko. Untuk pembuatan larutan
blanko, ditambahkan 1 mL akuades yang merupakan larutan tidak berwarna, menghasilkan
perubahan yang sedikit signifikan, yaitu menjadi larutan tidak berwarna. Reaksi pada larutan
blanko adalah tidak lain suatu logam yang direaksikan oleh pelarut polar, seperti halnya
proses pengenceran. Sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada
larutan uji, ditambahkan larutan 2 tetes NH4CNS 0.1M yang berupa larutan tidak berwarna,

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 38


Reaksi Ion Logam Transisi

menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu larutan tidak berwarna. Reaksi yang terjadi
adalah:
[Zn(H2O)4]2+(aq) + NH4SCN(aq) [Zn(SCN)]2+
Percobaan 2
Percobaan 2 bertujuan untuk mengenal pembentukan ion kompleks dengan logam
transisi. Pembentukan ion kompleks yang akan dipelajari antara lain kompleks Cr(III), Fe (II)
dan Fe (III), Co(II), Ni(II), dan Cu(II). Pembentukan kompleks ini biasanya disertai dengan
perubahan warna dari larutan awal.
a. Kompleks Cr(III)
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan yang mengandung kation
Cr3+, yaitu CrCl3 sebanyak 2 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Warna awal larutan
CrCl3 hijau kebiruan. Kemudian ditambahkan Na2C2O4 yang berupa larutan tidak berwarna.
Setelah ditambah reagen Na2C2O4 dihasilkan larutan berwarna hijau kebiruan(+). Fungsi dari
penambahan reagen Na2C2O4 yaitu sebagai penyedia ligan. Dimana 3 ion Cl- digantikan
oleh 3 ion C2O42- sehingga terbentuk kompleks [Cr(C2O4)3]3-. Hal ini dapat dilihat melalui
persamaan di bawah ini:
CrCl3 + 3Na2C2O4

[Cr(C2O4)3]3- + 6Na+ + 3Cl-

Kompleks yang terbentuk memiliki bilangan koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk
koordinasi oktahedral. Dengan struktur senyawa kompleks sebagai berikut :

Ion trioksalatokromat(III)

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 39


Reaksi Ion Logam Transisi

b. Kompleks Fe
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan yang mengandung kation
Fe2+, yaitu FeSO4 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Warna awal
larutan FeSO4 kekuningan(---). Kemudian ditambahkan 2-3 tetes 1,10-phenantrhroline yang
berupa larutan tidak berwarna. Setelah ditambah reagen 1,10-phenantrhroline dihasilkan
larutan berwarna kuning(-) Fungsi dari penambahan reagen 1,10-phenantrhroline yaitu
sebagai penyedia ligan. Perubahan warna ini dari kekuningan(---) menjadi kuning(-) karena
ligan SO42- digantikan oleh molekul H2O sebanyak 6 molekul.

Setelah penambahan 1,10-phenanthroline terbentuk senyawa kompleks berikut :

Untuk larutan Fe(III), disiapkan sebanyak 2 mL larutan FeCl3 dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Keadaan awal larutan FeCl3 adalah kuning. Setelah itu ditambahkan 2 tetes
larutan NH4CNS untuk memberi warna gelap larutan yang mengandung Fe(CNS)2+. Secara
teori penambahan reagen ini akan memberi warna merah bata pada larutan. Hal ini sesuai
dengan percobaan kami, dimana setelah penambahan NH4SCN larutan berubah dari kuning

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 40


Reaksi Ion Logam Transisi

menjadi berwarna merah tua kecoklatan. Perubahan warna ini terjadi karena adanya substitusi
ligan CNS- menggantikan Cl-. Reaksinya sebagai berikut :
FeCl3 + NH4CNS

[Fe(CNS)]2+ + NH4+ + 3Cl-

Selanjutnya ditambahkan dengan 10 tetes Na2C2O4, larutan berubah warna dari merah tua
kecoklatan menjadi jingga(+). Reaksinya sebagai berikut :
[Fe(CNS)]2+ + Na2C2O4

[Fe(C2O4)]+ + CNS- + 2Na+

c. Kompleks Co(II)
Percobaan ini dilakukan untuk membentuk kompleks kobalt (II). Prosedur yang
dilakukan adalah dengan memasukkan 1 ml CoCl2 yang berwarna jingga kedalam tiga tabung
reaksi. Tabung pertama dilakukan penambahan reagen etilendiamin, namun dalam praktikum
ini terjadi keterbatasan bahan, dimana reagen etilendiamin tidak tersedia sehingga tidak ada
hasil dari tabung pertama ini. Seharusnya secara teoritis CoCl2 yang ditambahkan dengan
etilendiamin larutan berubah menjadi berwarna merah tua. Berubahnya warna larutan
menandakan bahwa terbentuk kompleks dengan Co sebagai atom pusat dan etylendiamin
sebagai ligan, dalam hal ini etylendiamin merupakan ligan bidentat. Dan logam kolbalt
bermuatan +2
Selanjutnya pada tabung kedua dilakukan peambahan reagen Na2EDTA yang tidak
berwarna dan setelah penambahan ini ternyata tidak terjaadi perubahan, dan kompleks yang
terbentuk adalah [Co(EDTA)]2-.

d. Kompleks Ni(II)
percobaan ini dilakukan untuk pembentukan ion kompleks Ni (II). Prosedur yang
dilakukan adalah menyiapkan tiga tabung reaksi, langkah selanjutnya adalah dengan
memasukkan 1 ml larutan Ni yang berwarna hijau muda kedalam masing-masing tabung
reaksi. Tabung reaksi pertama dilakukan penambahan reagen etilendiamin. Namun
dikarenakan keterbatasan bahan, dimana reagen eilendiamin tidak tersedia sehingga tidak
diperoleh hasil. Namun seharusnya menurut teori reagen etilendiamin yaitu larutan larutan

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 41


Reaksi Ion Logam Transisi

yang

berwarna

merah

kekuningan

dan

mengakibatkan

terbentuknya

kompleks

[Ni(NO3)(en)]+.
Selanjutnya tabung kedua dilakukan penambahan dimetilglioksin, dan larutan berubah
warna menjadi merah muda. Warna yang terbentuk dikarenakan terbentuknya kompleks
antara glioksin dengan logam Ni. Tabung selanjutnya yaitu ditambahkan dengan reagen
Na2EDTA dan hasil yang terjadi adalah larutan tidak berwarna. Penambahan reagen tersebut
menjadikan terbentuknya kompleks [Ni(EDTA)2]2-.
e. Kompleks Cu(II)
percobaan selanjutnya bertujuan untuk pembentukan kompleks Cu (II). Terdapat dua cara
kerja disini, cara kerja pertama prosedur yang dilakukan adalah dengan menempatkan
CuSo4.5H2O (merupakan padatan berwarna biru (++)) dan CuCl2.2H2O (berwarna biru jernih
(+))pada kaca arloji. Dan cara kerja kedua adalah disediakan dua tabung reaksi, tabung reaksi
pertama dimasukkan kristal CuSo4.5H2O dan pada tabung kedua CuCl2.2H2O. selanjutnya
tabung pertama ditambahkan dengan beberapa tetes etilendiamin, namun karena keterbatasan
bahan dimana larutan etilendiamin tidak tersedia sehingga hasil tidak ada. Seharusnya
menurut teori warna larutan berubah menjadi ungu tua, Hal ini menandakan terbentuknya
kompeks antara Cu dengan etilendiamin yaitu [Cu(en)]. Selanjutnya tabung kedua
ditambahkan reagen Na2EDTA dan terbentuk hasil larutan yang tidak berwarna, dan
kompleks yang terbentuk adalah Cu(EDTA).

Percobaan 3
Percobaan 3 bertujuan untuk mengetahui dan mengamati perubahan warna karena
perubahan bilangan oksidasi dari senyawa ion logam transisi. Pada percobaan ini kita akan
mempelajari perubahan warna karena perubahan biloks dari ion logam Fe dan Cr dalam
larutan FeSO4 dan K2Cr2O7.
a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan 1 mL larutan FeSO4 ke dalam
tabung reaksi. Keadaan awal larutan FeSO4 adalah larutan kekuningan (---). Kemudian

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 42


Reaksi Ion Logam Transisi

ditambahkan 2-3 tetes HNO3 pekat, tujuan penambahan ini adalah untuk mengoksidasi Fe2+
menjadi Fe3+ karena HNO3 pekat merupakan suatu oksidator kuat. Secara teori, oksidasi Fe2+
menjadi Fe3+ terjadi dengan lambat ketika terkena udara. Oksidasi yang cepat jika direaksikan
dengan oksidator kuat seperti HNO3, H2O2 HCl pekat, dsb.
Hasil yang didapatkan setelah penambahan HNO3 pekat adalah perubahan warna larutan
dari warna kekuningan (---) Fe2+ menjadi larutan berwarna hijau kekuningan. Seperti pada
teori diatas, perubahan warna ini terjadi cukup cepat, tepat terjadi ketika HNO3 pekat
ditambahkan lalu dikocok-kocok sedikit. Artinya, oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ sudah terjadi
pada tahap ini, karena pengaruh penambahan suatu oksidator kuat HNO3 pekat. Reaksi
oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ dituliskan sebagai berikut :
3Fe2+ + 3H+ + HNO3+2

oksidasi
+5 reduksi

NO + 3Fe3+ + 2H2O
+2

+3

Langkah selanjutnya adalah memanaskan di atas penangas selama 1-2 menit. Tujuan
pemanasan ini adalah agar reaksi antara FeSO4 dan HNO3 pekat tadi berlangsung dengan
sempurna, sehingga oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ juga demikian. Hasil yang didapatkan setelah
pemanasan adalah larutan berwarna kuning. Secara teori, garam-garam Fe(II) dalam larutan
mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Sedangkan dalam larutannya , kationkation Fe3+ berwarna kuning. Maka dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini reaksi oksidasi
Fe2+ menjadi Fe3+ berlangsung dengan sempurna, hal ini diindikasi dari warna larutan yang
dihasilkan berubah dari hijau kekuningan menjadi berwarna kuning yang merupakan warna
kation Fe3+ dalam larutan.
Larutan didinginkan lalu ditambah NaOH 2M. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk
membuktikan apakah Fe2+ sudah benar-benar teroksidasi menjadi Fe3+. Seperti sudah
dipelajari pada percobaan 1a, larutan FeCl3(mengandung kation Fe3+) jika direaksikan dengan
NaOH akan memberikan warna jingga. Hasil yang kami dapatkan setelah penambahan ini
adalah larutan berubah warna dari kuning menjadi larutan berwarna jingga. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil percobaan kami sudah sesuai karena Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+.
Reaksi Fe3+ dengan NaOH dituliskan sebagai berikut :

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 43


Reaksi Ion Logam Transisi

Fe(H2O)5(OH)]2+

Fe3+ + OH-

Simpulan lain yang dapat diambil dari percobaan ini adalah mengenai kestabilan kation
Fe2+ dan Fe3+ dalam larutan. Dari pembahasan diatas tentu kita sudah dapat menjelaskan jika
kation Fe2+ kurang stabil dibandingkan Fe3+ karena sifatnya yang mudah teroksidasi. Jika
terkena udara terus-menerus maka warnanya akan berubah menjadi kuning yang artinya
teroksidasi menjadi Fe3+.
b. Perubahan Cr6+ menjadi Cr3+
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan K2Cr2O7 sebanyak 2 mL lau
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan 1-2 menit. Keadaan awal larutan K2Cr2O7
adalah jingga. Lalu ditambahkan berturut-turut 1-2 butir seng dan 1,5 mL HCl pekat dan
dipanaskan kembali. Fungsi Zn dan HCl pekat adalah sebagai reduktor untuk mereduksi Cr6+
menjadi Cr3+ . Fungsi pemanasan agar butir Zn larut sempurna dan secara otomatis mereduksi
secara sempurna. Secara teori, pada pemanasan suatu kromat atau dikromat dengan asam
klorida pekat akan dihasilkan suatu larutan yang mengandung ion Cr(III). Artinya pada tahap
ini reduksi Cr6+ menjadi Cr3+ sudah terjadi. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan kami,
dimana setelah penambahan Zn dan HCl pekat lalu dipanaskan larutan berubah dari warna
jingga menjadi hijau kebiruan. Reaksinya dituliskan sebagai berikut :
3Zn(s) + Cr2O72- + 14H+
oksidasi

0
+6

reduksi

3Zn2+ + 2Cr3+ + 2H2O


+2
+3

Selanjutnya didiamkan dan diambil 1 mL larutan, ditambahkan setets demi setetes larutan
HNO3 pekat sambil dikocok. Penambahan ini secara teori akan mereduksi Cr3+ menjadi Cr2+
seperti dijelaskan pada reaksi berikut :
Cr3+ + 4H+ + 2NO3- + 3ereduksi

Cr2+ + 2NO2

+ 2H2O

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 44


Reaksi Ion Logam Transisi

Secara teori, warna ion Cr2+ dalam larutan adalah biru. Sedangkan hasil yang kami
dapatkan setelah penambahan HNO3 pekat adalah warna hijau dimana warna hijau merupakan
warna ion Cr3+.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ion Cr2+ tidak stabil dan mudah

teroksidasi menjadi Cr3+.


Simpulan lain yang dapat diambil dari percobaan ini adalah ion Cr6+ lebih stabil daripada
ion Cr3+ dalam larutan.

V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Mempelajari reaksi reaksi pada ion logam transisi dapat dilakukan dengan mereaksikan
garam logam transisi dengan NaOH, NH3, dan NH4CNS sehingga didapatkan perubahan
bentuk fisik larutan seperti terjadinya perubahan warna dan perubahan pada endapan yang
menunjukkan adanya reaksi antara garam logam transisi dengan pereaksinya dalam
membentuk kompleks dengan ligan, warna-warna yang khas dan terdapat endapan pada
senyawa tersebut, endapan yang terbentuk memiliki warna yang berbeda-beda sesuai
dengan muatan logam pusat senyawa kompleks tersebut. Jika senyawa kompleks tak
bermuatan, fase dari senyawa kompleks merupakan fase padat sedangkan apabila senyawa
kompleks bermuatan, fase dari senyawa tersebut adalah larutan.
2. Untuk mengenal pembentukan ion kompleks logam transisi dapat dilakukan dengan
menambahkan ligan seperti ion oksalat, H2O, CNS-, EDTA, dan DMG.
3. Perubahan warna yang terjadi pada larutan dengan logam transisi di dalamnya dapat
dikarenakan terjadinya perubahan bilangan oksidasi logam tersebut akibat adanya
pengaruh masuknya ligan.

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 45


Reaksi Ion Logam Transisi

VI. JAWABAN PERTANYAAN


1. Tulislah seluruh reaksi yang ada pada percobaan I sampai IV serta berikan perubahan warnanya.

Percobaan 1
a. Reaksi ion logam transisi dengan larutan NaOH 1M
Pengamatan
Sebelum
reaksi

Setelah penambahan tetes


demi tetes NaOH
(5 tetes)

Rumus senyawa
yang terbentuk

CrCl3

Hijau
kebiruan

Endapan hijau kebiruan

[Cr(H2O)3(OH)3]

Mn(SO4)

Tidak
berwarna

Larutan putih kekuningan


keruh

[Mn(H2O)5(OH)]+

Fe(NH3)2SO4

Kekuningan
(---)

Awal = End. hijau dibagian


atas
Setelah dikocok = tidak
berwarna

[Fe(H2O)5(OH)]+

FeCl3

Kuning

Larutan coklat kemerahan

[Fe(H2O)4(OH)2]+

Garam

CoCl2

Merah
muda

NiCl2

Hijau(-)

Awal = larutan biru


Akhir = endapan coklat
muda, larutan tidak
berwarna
Endapan hijau muda, larutan
hijau muda keruh

Setelah penambahan NaOH


berlebih
(9 tetes)

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Endapan sedikit larut, larutan


hijau kebiruan keruh
Endapan coklat muda (bagian
atas berwarna coklat gelap),
larutan tidak berwarna
Awal = Endapan hijau
dibagian atas
Setelah dikocok = tidak
berwarna
Endapan coklat kemerahan,
larutan tidak berwarna

[Cr(H2O)2(OH)4]-

Endapan
berkurang

[Mn(H2O)4(OH)2]

Endapan
bertambah

[Fe(H2O)5(OH)]+

Endapan
tetap

[Fe(H2O)3(OH)3]

Endapan
bertambah

Ket

[Co(H2O)4(OH)2]

Endapan coklat muda, larutan


tidak berwarna

[Co(H2O)3(OH)3]-

Endapan
berkurang

[Ni(H2O)5(OH)]+

Terbentuk 2 lapisan.
Atas = larutan tidak berwarna

[Ni(H2O)4(OH)2]

Endapan
bertambah

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 46


Reaksi Ion Logam Transisi

Bawah = endapan hijau muda


CuSO4

Biru(-)

Endapan biru muda, larutan


biru muda

ZnCl2

Tidak
berwarna

[Cu(H2O)5(OH)]+

Endapan biru kehitaman

[Cu(H2O)4(OH)2]

Endapan
bertambah

Setelah penambahan NH3


pekat berlebih
(7 tetes)

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Ket

b. Reaksi dengan larutan amonia 2M


Pengamatan
Garam

Setelah penambahan tetes


demi tetes NH3 pekat
(5 tetes)

Rumus senyawa
yang terbentuk

Endapan hijau sedikit,


larutan hijau

[Cr(H2O)4(OH)2]+

Larutan kuning keruh

[Mn(H2O)5(OH)]+

Fe(NH3)2SO4

Kekuningan
(---)

Awal = End. hijau dibagian


atas
Setelah dikocok = tidak
berwarna

[Fe(H2O)5(OH)]+

FeCl3

Kuning

Larutan jingga

[Fe(H2O)5(OH)]2+

Larutan jingga kemerahan

CoCl2

Merah
muda

[Co(H2O)5(OH)]+

NiCl2

Hijau(-)

CuSO4

Biru(-)

Endapan biru, larutan biru


keruh
Endapan hijau muda, larutan
hijau muda keruh
Endapan biru muda, larutan
biru muda keruh

Endapan biru (+), larutan


tidak berwarna
Endapan hijau muda (+),
larutan tidak berwarna
Endapan biru muda (+),
larutan biru keruh

CrCl3
Mn(SO4)

Sebelum
reaksi
Hijau
kebiruan
Tidak
berwarna

[Ni(H2O)5(OH)]+
[Cu(H2O)5(OH)]+

Endapan hijau (+), larutan


hijau kebiruan
Endapan coklat muda, larutan
tidak berwarna
Awal = Endapan hijau
dibagian atas
Setelah dikocok = tidak
berwarna

[Cr(NH3)3(H2O)3]
[Mn(H2O)4(OH)2]

Endapan
bertambah
Endapan
bertambah

[Fe(H2O)5(OH)]+

Endapan
tetap

[Fe(H2O)4(OH)2]+

Tidak ada
endapan
Endapan
bertambah
Endapan
bertambah
Endapan
bertambah

[Co(H2O)4(OH)2]
[Ni(H2O)4(OH)2]
[Cu(H2O)4(OH)2]

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 47


Reaksi Ion Logam Transisi

ZnCl2

Tidak
berwarna

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 48


Reaksi Ion Logam Transisi

c. Reaksi dengan larutan amonium tiosianat (NH4SCN) 0,1M


Pengamatan
Larutan
Garam

Setelah penambahan
Sebelum reaksi

NH4CNS
(7 tetes)

Rumus ion
kompleks

CrCl3

Hijau kebiruan

Larutan hijau tua

[Cr(SCN)]2+

Mn(SO4)

Tidak berwarna

Larutan putih keruh

[Mn(SCN)]+

Larutan kekuningan (---)

Larutan jingga

[Fe(SCN)]+

FeCl3

Kuning

Larutan merah tua

[Fe(SCN)]2+

CoCl2

Merah muda

Larutan merah muda(+)

[Co(SCN)]+

NiCl2

Hijau(-)

Larutan hijau muda

[Ni(SCN)]+

CuSO4

Biru(-)

Larutan hijau

[Cu(SCN)]+

ZnCl2

Tidak berwarna

Larutan tidak berwarna

[Zn(SCN)]+

Fe(NH3)2SO4

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 49


Reaksi Ion Logam Transisi

Percobaan II : Pembentukan Ion Kompleks


a. Kompleks Cr (III)
Warna larutan CrCl3.6H2O : hijau kebiruan
Reagen yang
ditambahkan

Warna reagen
yang ditambahkan

Pengamatan
setelah bereaksi

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Na2C2O4 (5 tetes)

Tidak berwarna

Larutan hijau
kebiruan (+)

[Cr(C2O4)3]3-

b. Kompleks Fe
Kompleks Fe (II)
Warna larutan fero sulfat : kekuningan (---)
Pengamatan
Garam

FeSO4

Setelah penambahan 1,10

Rumus ion kompleks yang

phenanthroline

terbentuk

+ 2 tetes = Larutan kuning(-)

[Fe(1,10-phenanthroline)3]2+

Kompleks Fe (III)
Warna larutan FeCl3 : kuning
Pengamatan
Larutan
Garam

Setelah
penambahan tetes
demi tetes
NH4CNS

FeCl3

+2 tetes = merah
tua kecoklatan

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Setelah
penambahan
Na2C2O4

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

[Fe(CNS)]2+

+10 tetes =
jingga(+)

[Fe(C2O4)]+

c. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda
Reagen yang
ditambahkan

Warna reagen
yang ditambahkan

Pengamatan
setelah bereaksi

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Larutan Na2EDTA
(15 tetes)

Tidak berwarna

Merah muda
(tetap)

[Ni(EDTA)2]2+

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 50


Reaksi Ion Logam Transisi

d. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : hijau (-)
Reagen yang
ditambahkan
Dimetil glioksim
(5 tetes)
Larutan Na2EDTA
(10 tetes)

Warna reagen
yang ditambahkan

Pengamatan
setelah bereaksi

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk

Tidak berwarna

Larutan merah
muda (+)

[Ni(DMG)]2+

Tidak berwarna

Larutan hijau (+)

[Ni(EDTA)2]2+

e. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : biru
Warna CuCl2.2H2O : hijau
Reagen yang
ditambahkan

Warna reagen
yang ditambahkan

Pengamatan
setelah bereaksi

Larutan Na2EDTA

Tidak berwarna

Larutan biru (+)

Padatan Garam
Padatan CuSO4.5H2O
Padatan CuCl2.2H2O

Rumus ion
kompleks yang
terbentuk
[Cr(EDTA)2]2+

Warna
Kristal berwarna biru
Kristal berwarna hijau

Percobaan III : Perubahan Tingkat Oksidasi


a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
Warna larutan fero sulfat : tidak berwarna
Perlakuan

Pengamatan

Penambahan HNO3 pekat 3


tetes
Setelah dipanaskan 1-2
menit
Setelah didinginkan
Penambahan larutan NaOH
2M

Larutan berwarna hijau


kekuningan

Rumus Ion Kompleks


yang terbentuk/ Reaksi
yang terjadi
2+
3Fe + 4H+ + NO3- NO
+ 3Fe3+ + 2H2O

Larutan berwarna kuning


Larutan berwarna kuning
Larutan berwarna jingga

Fe3+ + OHFe(H2O)5(OH)]2+

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 51


Reaksi Ion Logam Transisi

b. Perubahan Cr6+ menjadi Cr3+


Warna padatan K2Cr2O7 : kristal jingga
Warna larutan K2Cr2O7 : larutan jingga
Perlakuan

Pengamatan

Pemanasan

Larutan berwarna jingga


Larutan berwarna hijau
kebiruan, seng mulai larut
Larutan berwarna hijau
kebiruan
Larutan berwarna hijau
kebiruan(+), seng larut

Penambahan bijih Zn
Penambahan HCl pekat
Pemanasan
Penambahan HNO3 setelah
perubahan warna akhir
(6 tetes)

Rumus Ion Kompleks


yang terbentuk/ Reaksi
yang terjadi

3Zn(s) + Cr2O72- + 14H+


3Zn2+ + 2Cr3+ + 2H2O

Larutan berwarna hijau

2. Kompleks [Cr(H2O)4Cl2]+ memiliki isomer. Buatlah struktur molekulnya dan berilah nama!
Isomer dari [Cr(H2O)4Cl2]+, adalah :
- [Cr(H2O)6]Cl3 berwarna ungu
Nama senyawa : heksakuotriklorokromat(III)
- [Cr(H2O)5Cl]Cl2H2O berwarna biru-hijau
- [Cr(H2O)4Cl2]Cl2H2O berwarna hijau

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III 52


Reaksi Ion Logam Transisi

DAFTAR PUSTAKA

Lee, J. D. 1991. Consice Inorganic Chemistry Fourth Edition. London: Champ & Hall.

Maria,

D.

2010.

Reaksi

Ion

Transisi.

(http://www.sribd.com/doc/76684462/

kimia_anorganik.html). Diakses pada 30 Oktober 2012.

Svehla, G. 1979. Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. London
: Longman Group Limited.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III. Surabaya:
UNESA Press

Anda mungkin juga menyukai