PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PROTOPHYTA
Nama
NIM
1147020047
Semester/ Kelompok
II B / 4
Tanggal Praktikum
Tanggal Pengumpulan:
Dosen
Asisten
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
I. PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
- Mahasiswa mampu membuat preparat protophyta dari kultur
- Mahasiswa mampu mengamati jenis dan karakteristis dari protophyta
1.2 DASAR TEORI
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang
hidup soliter atau berkoloni. Protista dapat digolongkan menjadi
protista mirip hewan(protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan
protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh
organisme golongan protista amatlah beragam. Protista memiliki
cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga
kategori, pertama protista autototrof, yaitu protista yang memiliki
klorofil sehingga mampu berfotosintesis, contohnya alga. Kedua,
protista yang menelan makanan dengan cara fagositosis melalui
membran sel, contohnya, protozoa. Ketiga, protista saprofit dan
parasit yang mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari
makanannya contohnya jamur. Protista dibagi dalam tiga kelompok
yaitu Protista yang menyerupai hewan (Protozoa), Protista yang
menyerupai tumbuhan (Ganggang), dan Protistayang menyerupai
jamur ( Jati, 2007).
Habitat Protista umumnya di air tawar maupun di air laut.
Protista
merupakan plankton,
yaitu
organisme
berukuran
merupakan
produsen
utama
dan
penyedia
makanan bagi organisme didalam tanah, serasah dan di tempattempat di darat yang lembap. Protista adapula yang hidup
bersimbiosis di dalam organisme inang (horpes). Beberapa Protista
merupakan parasit yang mematikan bagi manusia dan hewan
( Setyaningsih, 2007).
Anggota Protista sangat beragam, sehingga untuk mempermudah dalam
mempelajarinya, maka para ahli taksonomi membagi Protista dalam tiga kategori
yaitu, protista yang menyerupai hewan (Protozoa), protista yang menyerupai
tumbuhan (Protophyta), protista yang menyerupai jamur (Anisa, 2005).
Protista yang menyerupai tumbuhan (Algae) dalam bahasa ilmiah, ganggang disebut
algae (tunggal = alga). Struktur sel ganggang memiliki dinding sel dan kloroplas.
Karakter tersebut dimiliki pula oleh tumbuhan tingkat tinggi, sehingga dikatakan
bahwa ganggang merupakan protista yang menyerupai tumbuhan. Ganggang dapat
bereproduksi secara vegetatif (aseksual) dan secarageneratif (seksual). Secara
vegetatif,
reproduksi
ganggang
dilakukan
dengan
cara pembelahan
biner,
fragmentasi, atau pembentukan zoospora. Secara generatif dengan cara konjugasi dan
peleburan antara sel kelamin jantan dan betina.Berdasarkan pigmen (zat warna) yang
dominan pada tubuhnya, ganggang dapat dibedakan menjadi enam filum, yaitu, filum
Pyrhophyta (ganggang api), filum Phaeophyta (ganggang coklat), filum Chrysophyta
(ganggang keemasan), filum Rhodophyta (ganggang merah), dan filum Chlorophyta
(ganggang hijau) (Nita, 2012).
Filum Pyrrophyta (Ganggang Api), filum ini sering disebut Dinoflagellata
karena memiliki flagella yang berjumlah 2 buah. Hampir semua ganggang api
bersifat uniseluler, dan mempunyai pigmen berupa klorofi l a dan c. Filum Pyrrophyta
disebut ganggang api karena memiliki fosfor yang mampu memendarkan cahaya pada
kondisi yang gelap. Ganggang inisebagian besar hidup di air laut, tetapi ada pula yang
hidup di air tawar. Beberapa contoh anggota Filum ini antara lain
Noctiluca , Ceratium dan Gonyaulax (Kusnaedi, 2009).
Filum Phaeophyta (Ganggang Coklat), anggota filum phaeophyta memiliki
talus yang selalu bersel banyak, sehingga dapat dilihat secara makroskopis. Talusnya
memiliki alat pelekat untuk menempelkan tubuhnya pada substrat, sedangkan bagian
tubuh yang lainnya mengapung di atas air. Beberapa anggota Filum Phaeophyta
seperti Sargassum,Macrocystis , dan Nereocystis memiliki gelembung udara yang
berfungsi untuk menyimpan gas nitrogen dan untuk mengapung. Ganggang coklat
mengandung pigmen santofi l, klorofi l a dan c. Pigmen santofil jumlahnya melebihi
pigmen yang lain, sehingga menyebabkan warna talusnya coklat (Hari, 2010).
Filum Chrysophyta (Ganggang Keemasan), alga Chrysophyta disebut juga
ganggang keemasan (golden algae) atau ganggang pirang. Istilah Chrysophyta berasal
dari bahasa Yunani, chrysos yang berartikeemasan. Warna keemasan disebabkan
karena ganggang ini memiliki pigmen berupa karoten dan santofi l yang jumlahnya
dominan dibandingkan denganklorofi l a dan c. Sebagian besar anggota Filum ini
hidup sebagai plankton air tawar dan air laut. Filum Chrysophyta terdiri atas sekitar
5.300 jenis, dan 5.000 diantaranya adalah di atom (Setyaningsih, 2007).
Filum Rhodophyta (Ganggang Merah), istilah Rhodophyta berasal dari bahasa
Yunani, rhodos yang berartimerah. Jadi, Rhodophyta berarti ganggang merah (red
algae). Berbeda dengan Filum lainnya, filum ini tidak mempunyai tahapan flagella
dalam siklus hidupnya. Anggota filum ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa
fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru).
Fikoeritrin merupakan pigmen yang paling dominan sehingga menyebabkan warna
talus ganggang ini menjadi merah. Contoh anggota Rhodophyta antara lain Eucheuma
spinosum yang digunakan sebagai bahan agar-agar, Gracilaria, Gellidium, dan
Gigartinamamilosa (Nita, 2012).
Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau), ganggang hijau (green algae)
diberi nama berdasarkan kloroplasnya yang berwarna hijau. Warna hijau ini ada
karena karena pigmen yang dominan adalah klorofi l a dan b, disamping jenis pigmen
yang lain yaitu karoten dan santofi . Bentuk kloroplas pada ganggang hijau
bermacam-macam, ada yang seperti mangkuk (misalnya pada Chlamidomonas),
berbentuk spiral (misalnya pada Spirogyra), dan berbentuk seperti bintang. Beberapa
II. METODE
2.1 ALAT DAN BAHAN
No
1
2
3
4
5
6
7
Alat
Gelas Kimia 100 ml
Gelas Kimia 500ml
Gelas Kimia 1000ml
Pipet Tetes
Objek Glass
Cover Glass
Mikroskop
Jumlah
1
1
1
2
4
4
3
Binokuler
Pinset
Bahan
Kultur Protophyta
Jumlah
1 botol
Dua sampai tiga tetes kultur protophyta diteteskan pada objek glass
III. Hasil
Gambar Hasil
Pengamatan
Gambar Literatur
Gambar 1
Gambar 2
Rivularia
10x10
(Sumber : dok. Pribadi,
2015)
Rivularia
10x10
(Sumber : Hari, 2010)
Gambar Tangan
Gambar 3
Rivularia
10x10
(Sumber : dok. Pribadi,
2015)
Gambar 6
Gambar 4
Gambar 5
Volvox
10x10
(Sumber : dok. Pribadi,
2015)
Volvox
10x10
Volvox
10x10
(Sumber : dok. Pribadi,
2015)
Gambar 7
Oegonium sp.
10x10
(Sumber : dok. Pribadi,
2015)
Gambar 8
Gambar 7
Oegonium sp.
10x10
Oegonium sp
10x10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 10
Spirogyra sp.
10x10
Sprirogyra sp.
10x10
Spirogyra sp.
10x10
IV. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini dilakukan pengamatan pada kultur
protophyta.
Bacteria
PHYLUM
Cyanobacteria
CLASS
Cyanophyceae
ORDER
FAMILY
Nostocales
Rivulariaceae
sendiri-sendiri
atau
bergabung
satu
dengan
lainnya.
Bentuk
Chlorophyta
Kelas
Chlorophyceae
Ordo
Volvocales
Familia
Volvocaceae
Genus
Spesies
:
:
Volvox
Volvox sp.
Jenis protophyta ketiga yang teramati yaitu Oedogonium sp. Menurut Hari
(2010) klasifikasi Oedogonium sp adalah :
Divisio
Chlorophyta
Kelas
Chlorophyceae
Ordo
Oedogoniales
Familia
: Oedogoniaceae
Genus
: Oedogonium
Spesies
Oedogonium sp.
: Chlorophyta
Kelas
Ordo
: Zygnematales
Familia
: Zygnemataceae
Genus
: Spirogyra
Chlorophyceae
Spesies
Sirogyra sp.
Spirogira memiliki bentuk tubuh memangjang dengan bagian dalam berwarna hijau
membentuk spiral. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rukmini (2011) bahwa
spirogyra merupakan protophyta dengan bentuk tubuh memangjang seperti serat
dengan bagian dalam berwarna hijau dan berbentuk spiral.
Keempat protophyta yang diamati tergolong kepada jenis ganggang hijau
karena memiliki pigmen hijau yang dominan, dan kultur keempat protphyta yang
diamati diambil dari air kolam yang sudah berwarna hijau.
V Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis dan
karakteristik protophyta yang berbeda satu sama lainnya juga terdapat penggolongan
protophyta berdasarkan pigmen yang dominan dalam tubuhnya.
Daftar Pustaka
Anisa. 2005. Macam Gangngang. Jakarta : Gramedia.
Hari. 2010. Protophyta. Semarang : UNES.
Jati. 2007. Buku Panduan Materi Kuliah Tumbuhan. Bandung : UPI.
Kusnaedi. 2009. Klasifikasi Ganggang. Bandung : UPI.
Nia. 2010 . Pengenalan Ganggang. Bandung : Gramedia.
Nita. 2012. Manfaat Ganggang Bagi Kehidupan. Bandung
Gramedia.
Risa. 2007. Pemanfaatan Ganggang Hijau. Yogyakarta : Kanisius.
Rukmini 2011. Keanekaragaman Ganggang. Yogyakarta : Tiga
Serangkai.
Setyaningsih.
2007.
Bandung : Graedia.
Pemanfaatan
Ganggang
Bagi
Kehidupan.