Disusun oleh:
Udi Sukawan
(NIM. 10503241029)
(NIM. 13503241007)
(NIM. 13503241005)
(NIM. 13503241012)
Kelas P1
Dosen Pengampu :
PRAKTIKUM 8
LENDUTAN 2
1.
KOMPETENSI
Memiliki pengetahuan tentang lendutan batang yang terjepit
2.
SUB KOMPETENSI
Menentukan besarnya lendutan batang yang terjepit ujungnya
Melakukan analisis hasil uji coba pada bahan yang berbeda
3.
DASAR TEORI
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akiat adanya
pembebanan vertikal yang diberikan kepada balok atau batang. Defleksi
diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi.
Jarak perpindahan y didefinisikan sebagai defleksi balok. Pada kriteria
kekuatan, desain beam haruslah cukup kuat untuk menahan gaya geser dan
momen lentur, sedangkan pada kriteria kekakuan, desain haruslah cukup kaku
untuk menahan defleksi yang terjadi agar batang tidak melendut melebihi
batas yang telah diizinkan. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi besar
kecilnya defleksi adalah:
a. Besar dan jenis pembebanan.
b. Jenis tumpuan.
c. Jenis material.
d. Kekuatan material.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi besar kecilnya defleksi
adalah jenis tumpuan, dan berikut adalah beberapa jenis tumpuan yang sering
digunakan:
a. Tumpuan Jepit.
Tumpuan jepitan merupakan tumpuan yang dapat menahan momen
dan gaya dalam arah vertikal maupun horizontal.
b. Tumpuan Engsel.
Tumpuan engsel merupakan tumpuan yang dapat menahan gaya
horizontal maupun gaya vertical yang bekerja padanya.
c. Tumpuan Rol.
Metode integrasi
Metode luas diagram momen
Metode superposisi
Metode energi
Metoda konyugat
B
Yc
C
YC
Beban di C
YC =
maupun momen puntir, ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1(a) disebut
balok kantilever sedangkan jenis yang lain adalah balok-balok dengan tumpuan
elastis sederhana, Gambar 2.1(b). Gaya dalam yang bekerja pada balok-balok
tersebut mungkin akan berupa tegangan normal dan atau tegangan geser.
Bebannya tidak hanya terbatas pada beban merata saja seperti pada gambar,
mungkin juga beban titik.
q
q
Mxz
Mxz
gn.
Tegangan
Mxz
Mxz
A
y
C
pembebanan tarik. Kemudian karena serat sepanjang titik berat penampang lintang
yaitu GN tidak mengalami perubahan panjang, maka sering disebut dengan garis
netral, yaitu suatu bagian yang tidak mengalami tegangan sama sekali, atau
tegangannya sama dengan nol.
Untuk elemen CD yang sangat pendek, maka dapat dipandang sebagai
busur lingkaran sebesar radial dengan jari-jari r, sehingga:
atau
C' D'GN
panjang setelah pembebanan panjang semula
y
GN
panjang semula
r
Sehingga
xx
y
r
(2.1)
Dengan perkataan lain, besar regangan pada suatu serat berbanding lurus dengan
jarak serat tersebut dari sumbu netral.
Selanjutnya, menurut hukum Hooke, besarnya regangan satu dimensi
adalah
xx
xx
y
r
Sehingga
xx E
y
r
(2.2)
2
(2.3)
y.dF y.
y
.dA y E dA
Sehingga
E 2
M b .dA ry
(2.4)
2
y .dA I
(2.5)
Karena
maka
Mb
EI
r
(2.6)
EI
Mb
.y
(2.7)
Fn1 xx.dA
Mb .y
dA
I
(2.8a)
Sedangkan gaya normal pada sisi kanan elemen untuk luasan dan posisi yang
sama akan diperoleh
Fn2 xx d xx.dA xx.dA
Mb d Mb.y
I
dA
(2.8b)
(2.8c)
Jumlah gaya yang bekerja pada arah mendatar sama dengan nol, sehingga
Fh 0
Mb d Mb.y
Mb.y
dA
dA .b.dx 0
I
I
d Mb .y
.b.dx
dA
I
1 d Mb
.y.dA
I.b dx
(2.9)
(2.10)
dMb
Fv
dx
y.dA Q
(2.11)
Dengan substitusi persamaan-persamaan (2.8) dan (2.9) pada persamaan (2.8) akan
didapat besarnya tegangan geser pada serat CD dalam paskal (Pa)
Fv.Q
I.b
xy
(2.12)
dengan:
Fv = Gaya geser (lintang) yang bekerja pada elemen yang ditinjau Q =
Statis momen luas bidang yang tergeser, terhadap garis netral I =
Momen Inersia penampang lintang
b = Lebar bidang geser.
Untuk penampang lintang berbentuk segi empat dengan tebal b (mm) dan tinggi
h (mm) besar Q adalah
b/2 h/2
b/2 h/2
Q y.dA y(dy.dz)
b/2
b/2 y
2
h 4 y12 b/2
Q
dz
b/2
2
h 4 y 12
8
b/2
y.dy dz
b/2
2
h 4 y12 b
b/2
z
b/2
h/2
1y 2
2
dz
y1
h2 4 y12b
8
(2.13)
Dengan substitusi persamaan (2.12) pada persamaan (2.11) akan didapat besar
tegangan geser dalam paskal (Pa) yang bekerja bidang CDDC yang berjarak y1 dari
sumbu netral, adalah
xy
Fv. h2 4y12
8.I
dengan
Fv = Gaya geser (lintang) yang bekerja pada elemen yang ditinjau h =
tinggi penampang lintang balok
(2.14)
pada panjang balok, besarnya gaya-gaya vertikal yang bekerja padanya adalah konstan.
Dengan demikian, distribusi tegangan geser pada serat tertentu pada penampang lintang
sepanjang sumbu vertikalnya, sumbu y, merupakan fungsi parabolik jarak serat tersebut
2
terhadap sumbu netral yang dinyatakan oleh y 1 . Sedangkan besarnya tegangan geser
maksimum terjadi pada harga y1 = 0 , yaitu
xy
max
Fv .h2
8 1
3.b.h
12
xy max
3 Fv
2 bh
(2.15a)
ALAT PERCOBAAN
1 set alat uji lendutan
Dialindicator
5.
KESELAMATAN KERJA
Bekerjalah dengan hati hati.
Jangan memegang poros ketika berputar.
Letakan peralatan di meja dengan baik.
Jangan menumpuk alat ukur.
6.
LANGKAH KERJA
Chek kelurusan batang uji (AB)
Ukur penampang batang uji coba
Pasangkan batang uji coba pada ujungnya di penjepit
Letakkan benda di titik C
Ukurlah penurunan di titik C dan D
Pindah beban di titik D
Ukur seperti langkah (e)
Ganti benda uji dengan bahan yang berbeda
7.
BAHAN DISKUSI
Adakah perbedaan hasil observasi dengan hasil grafis dan analitis
(2.15b)
8.
ANALISIS DATA
I. Data Hasil Observasi
Luas
Bahan
W(kg)
Beban
Bahan
di
tengah
Beban
di C
Beban
Bahan
2
di
tengah
Beban
di C
2
4
6
2
4
6
2
4
6
2
4
6
L (m)
penampa
YC
ng
18 x 4,2
18 x 4,2
18 x 4,2
-0,5
-2
0,586
0,586
0,586
0,293
0,293
0,293
0,293
0,293
0,293
0,586
0,586
0,586
0,585
0,585
0,585
0,200
0,200
0,200
0,2925
0,2925
0,2925
0,386
0,386
0,386
0,2925
0,2925
0,2925
18 x 4,2
18 x 4,2
18 x 4,2
14,9 x 4
14,9 x 4
-0,5
-1
-1,5
-0,5
-2
14,9 x 4
-3,5
0,585
0,585
0,585
0,200
0,200
0,200
0,385
0,385
0,385
14,9 x 4
14,9 x 4
14,9 x 4
-1
-2
-3
I = 1/12.b.
b = 18 mm
h = 4,2 mm
-3
= 111,132 mm4
I = 1/12.b.
-9
= 0,111132 x 10 m
= 1/12. 14,9. 43
=79,4667 mm4
109)
= 0,0794667 x 10-9
= 22,78206
Bahan 2 :
x 109)
b = 14,9 mm
= 16,2906
h = 4 mm
Luas
Bahan
W(kg)
Beban
Bahan
di
tengah
Beban
di C
Beban
Bahan
2
di
tengah
Beban
di C
2
4
6
2
4
6
2
4
6
2
4
6
L (m)
penampa
EI
YC
ng
18 x 4,2
18 x 4,2
18 x 4,2
22,78206
22,78206
- 0,37
-0,74
0,586
0,586
0,586
0,293
0,293
0,293
0,293
0,293
0,293
0,586
0,586
0,586
0,585
0,585
0,585
0,200
0,200
0,200
0,2925
0,2925
0,2925
0,386
0,386
0,386
0,2925
0,2925
0,2925
18 x 4,2
18 x 4,2
18 x 4,2
14,9 x 4
14,9 x 4
0,585
0,585
0,585
0,200
0,200
0,200
0,385
0,385
0,385
14,9 x 4
14,9 x 4
14,9 x 4
14,9 x 4
22,78206
22,78206
22,78206
22,78206
16,2906
16,2906
16,2906
16,2906
16,2906
16,2906
-1,10
-0,30
-0,60
-0,89
-0,51
-1,02
-1,54
-0,41
-0,83
-1,24
9. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan praktik tentang Lendutan 2. Praktikum
ini bertujuan untuk menentukan besarnya lendutan yang terjadi pada batang yang dijepit
kedua ujungnya. Batang yang diuji berjumlah 2 buah yaitu Bahan 1 dan bahan 2 dimana
keduanya memiliki perbedaan pada luas penampangnya sehingga kita dapat
membandingkan dan menganalisa hasil uji coba (nilai lendutan) dari bahan yang berbeda
tersebut.
Setelah melakukan uji coba, mengamati dan mencatat hasil besarnya lendutan,
maka kita melakukan perhitungan secara teoritis. Adapun untuk menghitung lendutan
kami menggunakan metode superposisi dengan rumus sebagai berikut:
Beban di tengah :
YC
Beban di C :
Bahan
Beban
Bahan
di
tengah
Beban
di C
Beban
Bahan
2
di
tengah
Beban
di C
(kg)
2
4
6
2
4
6
2
4
6
2
4
6
Selisih YC
(mm)
-0,13
-1,26
-1,9
-0,2
-0,4
-0,61
0,01
-0,98
-1,96
-0,59
-1,17
-1,76
Dari tabel diatas selisih terkecil yaitu 0,01 mm dan selisih terbesar yaitu 1,96 mm.
Selisih ini dan ketidaksesuaian antara hasil perhitungan yang telah dibahas diatas tadi
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
1. Ketidak telitian dalam pengukuran menggunakan dial indikator.
11. SARAN
Agar hasil praktikum lebih akurat maka kami memberikan saran sebagai berikut:
1. Gunakan alat ukur dan alat praktikum yang memenuhi standar.
2. Jangan bergurau pada saat melakukan praktikum.
3. Pastikan membaca nilai alat ukur dengan benar.
4. Jangan lupa cek kelurusan batang sebelum mengambil data.
5. Menggunakan batang yang halus permukaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Shigley, Mechanical Engineering Design, 1980, McGrawHill
Titherington, D. dan J G Rimmer. 1984. Mekanika Terapan. Jakarta: Erlangga
http://bambangpurwantana.staff.ugm.ac.id/KekuatanBahan
E.P.Popov. 1996. Mekanika Teknik (Mechanics Of Materials). Jakarta: Erlangga
asat.staff.umy.ac.id/files/2010/02/bab-2-Lendutan.pdf
blog.uny.ac.id/pramudiyanto/files/2013/10/Defleksi-balok.pdf