Anda di halaman 1dari 21

2014

SPESIFIKASI TEKNIS

DESA TABARENAH

SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
URAIAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

RKS DAN GAMBAR


RKS dan gambar tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
Kegiatan dalam pekerjaan ini atau dipergunakan untuk maksud lain.
1. Rencana Kerja
a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus menyusun rencana kerja
secara terperinci termasuk jadwal pelaksanaan ( time schedule ) dan diajukan kepada
pemberi tugas/ direksi pekerjaan selambat-lambatnya 1 ( satu ) minggu setelah penunjukan
pemenang untuk disetujui.
b. Setelah disetujui jadwal pekerjaan ( time schedulle ) tersebut harus dicetak dan cetakannya
diserahkan kepada pemberi tugas /direksi pekerjaan, sedangkan cetakan lainnya harus selalu
terpampang / ditempelkan ditempat pekerjaan barak/gudang dan juga pada lampiran
dokumen kontrak.
c. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat-alat dan bahan bangunan,
tenaga kerja, peralatan dan sebagainya yang pada umumnya langsung/tidak langsung
termasuk dalam usaha menyelesaikan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dalam
keadaan sempurna/ lengkap. Juga dimaksudkan disini adalah pekerjaan yang dilaksanakan
semua atau sebagian pekerjaan, selanjutnya harus sesuai petunjuk-petunjuk direksi.
d. Rencana kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas/konsultan pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
perpanjangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
2. Pelaksanaan dan gambar Pelaksanaan
a. Penyedia Jasadiwajibkan meneliti semua gambar dan RKS sebelum pekerjaan dilaksanakan.
b. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka Penyedia Jasa diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada pemberi
tugas/direksi/pengawas pekerjaan.
c. Apabila ada perbedaan antara bestek (RKS) dengan gambar, maka Penyedia Jasa diwajibkan
menyampaikan kepada direksi/pengawas pekerjaan untuk diadakan perbaikan.
d. Penyedia Jasa diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju
penyelesaian pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap sesuai dengan gambar dan RKS.
e. Kepada Penyedia Jasa akan diserahkan tanah bangunan/lapangan pekerjaan dalam keadaan
sebagaimana pada waktu diadakan peninjauan lapangan dan segala sesuatu yang berada
ditanah bangunan selama penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa .
f. Penyedia Jasa harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sedemikian rupa
sehingga lingkungan sekitar menjadi tertib.
g. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan baik dan sempurna pada
pemberi tugas/direksi pekerjaan termasuk perbaikkan-perbaikkan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan termasuk pembersihan lapangan pekerjaan dari sisa bangunan.

3. Ketentuan - ketentuan lainnya


Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikat didalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat ini.
- Gambar detail berikut penyelesaiannya.
Pasal 2
Peraturan Teknis

Spesifikasi Teknis

1.

Umum
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan
pembangunan yang sah dan berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan kontrak ini harus
betul-betul ditaati kecuali jika dibatalkan oleh uraian dan syarat-syarat ini.
Peraturan (code), referensi dan standar yang berlaku dan mengikat dalam RKS ini adalah:
1. Peraturan Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu Mengenai Bangunan Gedung.
2. Aigemene Voorwarden (A.V) yang disahkan dengan Keputusan Pemerintah Nomor 9 tanggal
28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 1457, apabila tidak ada ketentuan lain
dalam RKS ini.
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03.
4. Tata cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995
5. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI- 1.2.53.1987).
6. Ubin Lantai Keramik, Mutu dab Cara Uji SNI Q3-3976-1995.
7. Ubin Semen Polos SNI 03-0028-1987.
8. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB) NI.3 Tahun 1983
9. Peraturan Baja Bangunan Indonesia (PBBI) 1983.
10. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) NI.5 Tahun 1961.
11. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
12. Mutu Sirap SNI 03-3527-1994
13. Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8 Tahun 1973
14. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) N.118 Tahun 1983.
15. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUlL) SNI 04-0225-2000.
16. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan N110.
17. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 032407-1991
18. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 032410-1991.
19. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-19621990.
20. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas Keselamatan Kerja No. 3
tahun 1958 dan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
21. Keputusan Badan Arbitrase Nasional lndonesia (BANI).
2.

Khusus
Untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang tersebut dalam lingkup pekerjaan, maka berlaku dan
mengikat :
a. Dokumen Kontrak beserta segala lampirannya.
b. Gambar Bestek.
c. RKS beserta Lampiran-Iampirannya.
d. Kontrak Pelaksanaan dan Addendumnya (bila ada).
e. Shop drawings yang diajukan oleh Penyedia Jasa yang disetujui Konsultan Pengawas dan/atau
Pengelola Teknis Kegiatan untuk dilaksanakan.
f.
Time Schedule yang diajukan oleh Penyedia Jasa yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Pengelola Kegiatan/Penanggungjawab Kegiatan.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lokasi
- Sebelum Pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus membersihkan lokasi pekerjaan dan segala
semak, tumbuhan dan lain-lain rintangan yang terdapat dilokasi pekerjaan.
- Cara pembayaran dalam satuan meter panjang, pengukuran hasil kerja berdasarkan prestasi
kerja.

2. Direksi Keet dan Gudang


Penyedia Jasa harus menyediakan bangunan untuk ruang direksi dan ruang rapat dengan wc dan
sarana air bersih untuk Direksi Keet ditentukan direksi kemudian.
Penyedia Jasa harus menyediakan bagi pihak pengawas sarana kelengkapan untuk pengawasan
seperti Safety Shoes, Safety Helmet, Jas Hujan dan lain-lain yang dianggap perlu disamping

Spesifikasi Teknis

kelengkapan direksi keet seperti : 1 set meja kursi rapat, papan tulis beserta alat tulisnya, meja +
kursi biro dan satu unit lemari untuk penyimpanan gambar-gambar.
Seluruh sarana dan kelengkapan direksi keet harus bisa dikunci dengan baik.
- Penyedia Jasa harus membuat direksi keet sesuai dengan kebutuhan Kegiatan, dalam barak
kerja harus tersedia kotak PPPK lengkap terisi obat-obatan menurut kebutuhan.
- Cara pembayaran dalam satuan meter panjang, pengukuran hasil kerja berdasarkan prestasi
kerja.
3. Papan Nama Kegiatan
- Penyedia Jasa wajib memasang papan nama kegiatan ukuran serta model tulisannya akan
ditentukan kemudian, biaya pembuatan papan nama Kegiatan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa .
- Cara pembayaran Lumpsum, pengukuran hasil kerja berdasarkan prestasi kerja yang
dilaksanakan.
4. Gambar-gambar dan RKS, BAA
- Bila ada perbedaan antara gambar-gambar dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
pekerjaan maka RKS -lah yang mengikat .
- Bila ada perbedaan antara gambar, RKS dan Berita Acara Aanwijzing maka Berita Acara
Aanwijzing-lah yang mengikat.
- Bila ada gambar yang tercantum tetapi pada RKS dan BAA tidak tertulis, maka gambar-lah yang
diikuti.
- Bila pada RKS tertulis tetapi pada gambar dan BAA tidak tertulis maka RKS-lah yang diikuti.
- Bila pada BAA tetulis tetapi pada gambar dan RKS tidak tertulis, maka ukuran yang tertulis
diikuti.
- Bila perbedaan antara kode gambar dan keterangan yang tertulis, maka keterangan tertulis-lah
yang diikuti.
- Bila ada perbedaan antara gambar kecil dengan gambar besar /detail, maka gambar detail-lah
yang diikuti.
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa berkewajiban meneliti dokumen-dokumen
teersebut diatas, bila ada keraguan harus ditanyakan pada pengawas atau direksi.
- Perbedaan volume didalam RKS/gambar/RAB dengan pelaksanaan tidak boleh dijadikan alasan
untuk pekerjaan tambah/kurang.
- Penyedia Jasa yang telah ditunjuk akan diberikan gambar-gambar revisinya dengan copy dan
kekurangan-kekurangan gambar rencana.
- Penyedia Jasa harus membuat perubahan-perubahan gambar (revisi) bilamana pada saat
pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan-perubahan untuk diminta persetujuan direksi.
5. Ukuran-ukuran
- Penyedia Jasa harus memeriksa dan meneliti ulang ukuran ukuran satu sama lain yang
tertera dalam gambar serta penyesuaian dengan keadaan dilapangan.
- Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada direksi, bilamana terdapat ukuran-ukuran yang
tidak cocok, untuk dimintakan persetujuan direksi.
- Segala akibat dari kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan ketelitian ukuran ini menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa .
6. Ukuran Pokok
Ukuran tinggi ditentukan dalam gambar dan Penyedia Jasa wajib memeriksa kembali ukuranukuran tersebut. Didalam semua hal bila terjadi pengambilan ukuran-ukuran yang keliru, Penyedia
Jasa harus bertanggung jawab sepenuhnya.
Apabila terdapat ketidak cocokan ukuran menurut gambar, Penyedia Jasa segera memberitahukan
untuk mendapat persetujuan direksi demikian juga dalam penyimpangan terhadap perubahanperubahan ukuran yang telah disesuaikan untuk pedoman pelaksanaan.
7. Peil/Titik Duga
- Sebagai peil atau titik duga (0,00) akan ditentukan kemudian pada waktu pelaksanaan dengan
berpedoman muka lantai bangunan yang ada. Ukuran tinggi dan ukuran ukuran dalam akan
ditentukan dari ukuran pokok ini.
- Pengukuran bangunan harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran menurut gambar
atau petunjuk direksi.

Spesifikasi Teknis

Semua pengukuran harus dilakukan dengan alat waterpass


Pasal 4
Pekerjaan Pembersihan Dan Pembongkaran

Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan
bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang
tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah
rusak yang letaknya minimum 1 meter di bawah dasar pondasi.
Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan
dalam penggalian ditempat tersebut.
Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubanglubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing
ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran
eksisting yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut kembali
bisa berfungsi seperti sebelumnya.
Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-lain
harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus
tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan
oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang
yang sudah terpasang (existing)
Pasal 5
Pekerjaan Tanah

1. Uraian Umum
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan pelaksanaan
- Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengadakan pembersihan lokasi.
- Jika dari ukuran yang tidak sama/tidak cocok dengan keadaan lapangan, maka Penyedia Jasa
harus melapor secara tertulis kepada direksi/pemberi tugas yang selanjutnya akan
dipertimbangkan bersama.
2. Timbunan Dan Pemadatan Tanah
- Untuk Pekerjaan timbunan, tanah yang dipakai harus yang bersih dari segala macam kotoran.
- Untuk daerah yang ada hubungannya dengan pekerjaan selanjutnya timbunan tersebut harus
dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan.
- Urugan harus dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal setiap lapisan maksimum 20 cm dan
dipadat dengan menggunakan alat pemadat tanah (stemper).
3. Urugan Pasir
Urugan Pasir dilakukan pada dasar pondasi, lantai dan pada tempat lainnya yang ditetapkan
dalam gambar dengan ketebalan sesuai dengan gambar.
Pasal 6
Pekerjaan Pondasi Batu Kali
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :
Pembuatan urugan pasir dan lantai kerja setebal 10 cm dan dipadatkan.
Pembuatan semua pondasi batu kali sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.

Spesifikasi Teknis

2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


Persyaratan Umum
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa
ukuran dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air
hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di
daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
- Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus
bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
- Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah-celah.
3. Pondasi Pasangan Batu Kali
Adukan yang dipergunakan 1 pc : 5 ps.
Adukan 1 pc : 3 ps dipergunakan untuk semua pekerjaan pondasi batu kali setinggi 20 cm
dari permukaan atas pondasi.
Penampang batu maksimum 30 cm dengan minimum tiga muka pecahan.
Pasal 7
Pekerjaan Beton
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur beton termasuk beton tak bertulang sesuai dengan
spesifikasi dan elevasi kelandaian dan ukuran yang tercantum dalam gambar rencana atau
sebagaimana diperintahkan direksi.
1. Beton Cor Langsung di tempat (Cast in Place)
a. Lingkup Pekerjaan dan Referensi
- Pekerjaan ini meliputi cor langsung ditempat untuk bangunan dan persil yang berhubungan
dengan klas beton yang diperlukan baik bertulang maupun tidak bertulang, serta pekerjaan
lapis rapih (finishing) dan pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi sesuai dengan
spesifikasi dan ukuran yang ditentukan oleh direksi.
- Mengingat di Bengkulu belum tersedia Ready Mix maka untuk seluruh beton yang
digunakan menggunakan .
- Semua Pekerjaan beton / aturan NI2- NI-3 dan NI, 8 serta SKNI-T15-1991-03.
b. Mutu beton yang dipakai
Jenis beton yang digunakan pada masing-masing pekerjaan harus sebagai mana tercantum
dalam gambar rencana atau sesuai dengan uraian dalam spesifikasi teknis ini atau sesuai
dengan petunjuk :
- BO Dibgunakan dalam beton yan sifatnya tidak struktual seperti lantai kerja, beton pengisi
seperti ditunjukn dalam gambar/direksi.

Mutu Beton
Struktur

Ukuran Nominal
Agregat

K. 255
K. 175
K. 125

Kekuatan Tekan Beton Karateristik pada Umur 28


hari dalam kg/cm2
Pengujian Contoh

Pengujian pada saat


pelaksanaan

20

250 kg/CM2
200 kg/CM2

225

20
20

75 kg/CM2

175
125

c. Penentuan Proporsi berat adukan


Adukan beton tidak boleh dituang selama belum mendapat persetujuan dari Direksi. Ketentuan
adukan akan ditentukan setelah bahan yang dipakai diajukan dan disetujui direksi, proporsi
berat adukan adalah sebagai berikut :
- Penyesuaian Untuk Kelebihan Air
- Bila dipakai jumlah semen seperti yang telah ditentukan dan ternyata beton yang dihasilkan
tidak mencapai konsistensi yang telah ditentukan tanpa melampaui harga air, semen yang

Spesifikasi Teknis

telah ditetapkan, maka jumlah semen harus ditambah dengan ketentuan direksi hingga
jumlah air maksimum tidak terlampaui
Pemakaian Bahan Baru
Setiap pemakaian bahan baru harus diketahui direksi dan akan ditentukan jumlah
pemakaian bahan baru tersebut.

d. Penyimpanan semen
Segera setelah sampai dilokasi pekerkjaan, semen harus disimpan tempat penyimpanan yang
telah direncanakan sesuai dengan tujuannya atau ditempat kering bebas dari pengaruh cuaca
buruk serta mempunyai system ventilasi yang baik dan lantai tempat penyimpanan terletak
lebih tinggi 450 mm dari permukaan tanah serta fasilitas lain untuk mencegah penyerapan
terhadap kelembaban. Semua fasilitas penyimpanan harus mendapat persetujuan direksi dan
harus diberi jalan masuk yang mudah untuk tujuan pemeriksaan dan identifikasi. Setiap
penyerahan semen akan disimpan secara terpisah (menurut kelompoknya) dan Penyedia Jasa
mengunakan semen sesuai urutan waktu dari pewnerimaan semen tersebut. Tanpa alasan
apapun semen tidalk boleh ditumpuk ( keatas lebih dari 10 kantong semen tingginya). Jenis
semen yang berbeda harus disimpan ditempat lokasi yang terpisah . semen dikirim kelokasi
dalam drum atau kantong sampai semen tersebut digunakan. Bila ada keterbatasan tempat
penyimpanan semen maka semen harus disimpan dipusat lokasi Kegiatan dan dapat
didistribusikan sesuai kebutuhan pekerjaan.
e. Bahan
- Umum
Semua bahan yang akan dipakai atau diperlukan dan tidak tercanum dalam penjelasan ini
disesuaikan dengan keperluan masing-masing dalam pasal-pasal yang bersangkutan.
-

Semen
Semen yang akan digunakan dalam pekerjan ini semen portland biasa yang memenuhi PBI71 dan NI-81
Air
Air yang dipakai dalam campuran beton harus bersih, segar dan bebas dari bahan terlarut
seperti tanah, lanau, bahan organic, garam, dan bahan-bahan lain yang sifatnya merusak
atau mnyak, tidak boleh berwarna, dan tidak bau .
Agregat/Koral
Agregat/koral untuk beton harus diperoleh dari sumber /daerah yang telah disetujui direksi
dan harus sesuai dengan ketentuan dan harus dicuci bersih sesuai dengan ketentuan.
Agregat memenuhi persyaratan PBI 1971
Bentuk butiran agregat kasar tidak pipih atau lonjong. Tekstur permukaan tidak
mengkilap, berkristal atau kropos.
Agregat campuran harus berada dalam batas daerah (3) seperti yang ditetapkan dalam
PBI 1971-NI-2
Bahan-Bahan Campuran Tambahan
Pemakaian bahan campuran tambahan harus mendapat persetujuan ireksi.

f. Peralatan
- Alat Pengukur bahan
Alat pengukur bahan beton harus disediakan Penyedia Jasa dan mempunyai ketelitian cukup
unuk mengukur jumlah atau berat tiap-tiap bahan pembentuk beton.
- Alat Pengaduk Umum
Semua beton harus diaduk dalam alat dan pengadukan dapat dilakukan dilokasi pekerjaan,
dipusat pengadukan alat pengaduk harus mempunyai data kapasitas alat dan kecepatan
putarnya.
- Alat Pengaduk Lapangan
Alat Pengaduk Lapangan harus mempunyai type Drum atau paling sedikit berupa portable
continous Mixer (molen) dan dapat melakukan pengadukan agregat, semen dan air secara
terus menerus dan merata selama masa putaran yang ditentukan tanpa mengalami agresi.
Mesin yanmg tidak dipakai selama lebih dari 30 menit harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum pengadukan yang baru dilakukan
- Alat Penggetar (Vibrator)

Spesifikasi Teknis

Bila tidak ada ketentuan lain, beton harus dipadatkan dengan Vibrator Mikanik, bilaman
diperlukan, penggetaran harus diikuti dengan pemadatan secara manual untuk menjamin
pemadatan yang sempurna.
Vibrator dengan Frekuensi minimal 3500 impuls permenit dan mempunyai pengaruh yang
terlihat jelas dengan diameter 4,5 cm terhadap beton dengan slump 2 cm. Jumlah
Vibrator yang dipergunakan harus cukup untuk pemadatan beton secara sempurna dalam
waktu 10 menit setelah penuangan kedalam cetakan dan disediakan vibrator tambahn
sebagi cadangan.
g. Percampuran dan Pengadukan Beton
Semua semen yang digunakan untuk membuat beton harus diukur beratnya dengan
mrenggunakan alat timbangan yang disetujui atau membuat ukuran setiap pengadukan beton,
jumlah kantong semen atau drum semen yang diperlukan. Untuk beton engan mutu K 125
agregate halus dan kasar harus diukur terpisah baik volume pada kotak atau dengan cara
mengukur berat pada mesin pengaduk (batching machine) untuk beton mutu K. 225 aggragate
halus dan jumlah aggregate kasar diukur beratnya tersendiri atau secara komulatif dengan
menggunakan pengukur berat mesin pengaduk.
Lotak pengukur volume harus dibuat dengan konstruksi yang baik dari bahan kayu atau baja
serta mempunyai volume / isi yang tetap dari bermacam-macam aggregat untuk satu adukan
dari suatu campuran kotak tersebut harus mempunyai dasar yang tertutup pada saat
menghitung ukuran dari kotak pengukur, untuk aggregate halus harus diberi kelonggaran yang
berguna untuk melebarkan aggregate halus sehubungan dengan adanya kandungan kadar air
yang ada pada timbunan pasir dilokasi pekerjaan. Sebelum kontaraktor menggunakan kotak
pengukur volume dalam pekerjaannya, hal tesebut harus mendapat persetujuan direksi yang
menyangkut ukuran dan bentuk kotak tersebut. Fasilitas mesin pengukur harus mempunyai alat
pengontrol dan pengukur bahan yang akurat baik secara satu persatu maupun secara komulatif
serta dapat dilakukan pengaturan segera oleh operator tingkat menengah (semi skilled opartor)
agar supaya dapat dibuat campuran yang berpariasi. Alat petunjuk berat akan mudah dapat
dilihat dan diawasi dari tempat pengisian atau pengosongan corong curah. Bila bahan
pencampuran tambahan boleh digunakan. Harus diukur secara terpisah denganalat
pembubuhan (dispenser) yang telah dikalibrasi dan harus ditambahkan kedalam adukan
bersama air. Semua pengaduk dan mesin pengaduk harus dijaga agar bebas kerak beton dan
harus dibersihkan sebelum pengadukan dimulai.
Dalam waktu-waktu tertentu sesuai perintah direksi Penyedia Jasa harus menyediakan alat
pengukur berat container dan peralatan yang diperlukan untuk pengujian ketapatan alat
penimbang berat, alat pengukur air dan pembibuh bahan campuran tambahan.
- Banyaknya semen
Agregat halus dan bermacam ukuran agregat harus diukur dalm berat kecuali disetujui cara
lain oleh Direksi. timbangan khusus disediakan untuk menimbang semen, sebagai alternatif
semen dapt diukur berdasarkan banyaknya kantong pada setiap takaran.
- Banyaknya Air
Air harus diukur dalam volume berat. Bahan tambahan padat yang akan dipakai harus
diukur dalam berat, sedangkan bahan tambahan cair atau pasta dapat diukur berdasarkan
volume atau berat.
- Ketelitian Alat Ukur
Ketelitian alat pengukur harus dalam batas Kurang lebih 3 % dari banyaknya semen, air
atau agregat total yang diukur dan batas + 5 % dari jumlah bahan tambahan yang diukur.
Semua alat ukur dijaga kebersihannya dan dalam kondisi siap pakai.
h. Beton
- Beton hanya boleh diaduk memakai alat pengaduk yang disetujui , digerakkan dengan mesin
dan dengan kapasitas yang cukup.
- Beton harus dicor dan dipadatkan dalam waktu 45 menit setelah dikeluarkan dalam mesin
pengaduk dengan suhu 30 0 beton yang tlah mengikat secara partial tidak boleh
dipergunakan dalam pekerjaan.
- System penyediaan air yang sederhana dan dapat dirubah secara teliti harus dipasang pada
alat pencampur beton dengan skala ukur dalam kilogram atau liter, hingga air yang
dicampur dapat diketahui dengan mudah.
- Pengecoran beton secara terbuka tidak dibenarkan dilakukan pada waktu jan atau sesuai
petunjuk direksi.

Spesifikasi Teknis

Setiap campuran beton yang akan digunakan Penyedia Jasa wajib memberikan daftar berat
campuran yang dipakai kepada direksi.
Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
Pasal 8
Pekerjaan Perpipaan

A.

PEMASANGAN PIPA

I.

UMUM

1.1

Uraian Kerja, Rencana dan Gambar Kerja


Kontrak ini harus diselesaikan dalam batas waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat
Kontrak maupun dalam Lampiran Surat Penawaran yang merupakan sebagian dari
Kontrak. 2 (dua) minggu sebelum dimulainya pekerjaan di lapangan yang manapun
juga, Kontraktor harus memberitahu Direksi dan Lurah setempat sehingga penduduk di
sekitarnya dapat diberitahukan mengenai adanya pelaksanaan pembangunan dan
pengaturan-pengaturan jalan sementara yang perlu dibuat.
Dalam waktu 2 (dua) minggu sejak adanya Perintah Direksi untuk mulai melaksanakan
pekerjaan, Kontraktor juga harus menyerahkan detail-detail berikut ini :
-

Program yang sesuai dengan Syarat-syarat Kontrak


Peralatan/mesin-mesin
yang akan digunakan termasuk merk, jenis dan
kapasitasnya.
Tenaga kerja/buruh yang akan dipekerjakan.
Staf Senior, Pemasok, para ahli yang akan terlibat.
Rencana detail dari metode yang diusulkan untuk pekerjaan-pekerjaan sementara
dan pekerjaan-pekerjaan galian termasuk papan-papan penahan dan rangka
penguatnya untuk lubang-lubang galian, parit-parit, dan lain-lain.
Rencana detail dari cofferdam yang diusulkan untuk penyeberangan sungai.
Rencana detail dari pipe jacking yang diusulkan untuk crossing jalan.
Rencana pengeluaran dalam bentuk grafik-akumulasi pengeluaran terhadap waktu.

Kontraktor

tidak

akan

diperbolehkan

mulai

melakukan

kegiatan

penggalian

jika

informasi-informasi tersebut diatas tidak dapat dipenuhi.

Selama pelaksanaan pemasangan pipa, Kontraktor harus menyelesaikan terlebih dahulu


pekerjaan-pekerjaan sepanjang jalan yang sedang dikerjakan tersebut, sebelum
melanjutkan ke bagian terusannya.
Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan tersebut adalah :
Konstruksi jalur pipa
Penyelesaian pemasangan katup-katup dan tapping konstruksi bak kontrol.
Pembuatan chamber (bak)
Pengurugan kembali
Pekerjaan perbaikan-perbaikan
Pembersihan dan sterilisasi
Pengujian sementara
Hanya peletakan pipa dengan panjang maksimum 500 m diperkenankan tanpa
pengujian sementara. Jalur pipa yang belum/tidak diuji dan dibiarkan terbuka sepanjang
malam harus ditutup sementara dengan penutup (stopper) yang harus disediakan oleh

Spesifikasi Teknis

Kontraktor. Kontraktor tidak diperkenankan memulai setiap galian untuk pipa sebelum
permukaan tanah diperiksa dan pengukuran (survey) bersama Kontraktor harus
menyerahkan gambar hasil pengukuran bersama kepada Direksi untuk penyesuaian
terhadap elevasi desain bilamana diperlukan. Gambar pengukuran bersama tersebut
harus diserahkan kepada Direksi selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum jadual
penggalian dimulai.
1.2.

Satuan Ukuran dan Standar yang Umum


Sistem International (SI) tentang satuan harus dipergunakan di seluruh proyek dan
harus dijadikan dasar-dasar perhitungan, perencanaan dan pelaksanaan proyek. Semua
ukuran harus dalam metrik.
Didalam seluruh dokumen, seperti surat menyurat, tabel-tabel teknis dan gambargambar, harus dipergunakan satuan ukuran menurut Sistem International. Dalam
gambar-gambar atau brosur-brosur yang dicetak dan satuan ukurannya berlainan, maka
satuan yang setara dengan Sistem International harus dicantumkan sebagai tambahan.
Bila terdapat pemakaian singkatan-singkatan seperti ini, maka artinya
adalah sebagai berikut :
AASHTO
ASTM
AWWA
BS
ISO
JIS
PUBBI
PBI
SII
SNI
AS

American Association of State Highway Officials


American Society for Testing Materials
American Water Works
British Standards Assosiation
International Organization for Standardization
Japanese Industrial Standard
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
- Peraturan Beton Indonesia
- Standar Industri Indonesia
- Standar Nasional Indonesia
- Australian Standard

B. PEMASANGAN PIPA STEEL DAN PVC


I.

UMUM
Kontraktor harus mengangkut dan memasang pipa beserta accessoriesnya secara
lengkap sesuai dengan spesifikasi ini seperti yang ditunjukan dalam gambar, sedemikian
rupa hingga dapat diterima secara memuaskan oleh Direksi.
a.
b.

c.

Rekanan harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa


sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
Rekanan harus mempelajari brosur-brosur teknis atau pedoman teknis yang
dikeluarkan oleh pabrik dari pipa, fitting dan perlengkapannya yang digunakan
dalam pekerjaan ini, tentang spesifikasi dan petunjuk pemasangan produksi
mereka.
Penggunaan brosur dan pedoman teknis dari pabrik tersebut oleh Rekanan harus
diketahui dan disetujui Direksi Proyek.
Pekerjaan-pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi ini dapat dilaksanakan
berdasarkan ketentuan-ketentuan praktis yang berlaku di Indonesia dan harus
disetujui oleh Direksi Proyek.

Spesifikasi Teknis

II.

PENGANGKUTAN PIPA

2.1.

Peralatan yang Diperlukan


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan persetujuan kepada
Direksi untuk penggunaan alat-alat yang akan dipakai seperti :
Alat pengangkatan (Lifting Equipment)
Alat pengangkutan (Transportation Equipment)
Alat pengujian (Testing Equipment)
Peralatan pelengkap lainnya

2.2.

Pengangkutan Pipa
Kontraktor harus mengangkut dan memindahkan pipa dan accessoriesnya dari gudang
Proyek ke sepanjang jalur lokasi pemasangan pipa. Semua resiko yang timbul akibat
pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a.

Peralatan Pengangkat
Kontraktor harus menyediakan peralatan pengangkat di gudang dan di lokasi
rencana pemasangan pipa.
Peralatan pengangkatan ini harus mempunyai kemampuan minimal 1 (satu) ton
atau berat 1 batang pipa dengan diameter terbesaryang akan dipasang.
Peralatan ini dimaksudkan untuk mengangkat pipa PVC, Steel & GSP dari tempat
penimbunan ke atas alat pengangkut dan menurunkan pipa dari alat pengangkut
ke sepanjang jalur pemasangan pipa dan untuk menurunkan pipa ke dalam galian,
bila diperlukan.

b.

Peralatan Pengangkutan
Peralatan pengangkutan yang dimaksud adalah untuk mengangkut pipa dari
gudang ke lokasi sepanjang jalur pipa dengan memperhitungkan kondisi pipa dan
jalan yang akan dilewati.
Peralatan ini akan berupa trailer atau alat berat lainnya yang sesuai dengan
kondisi yang diperlukan.
Segala biaya yang timbul untuk keperluan pengangkutan pipa, termasuk retribusi,
harus ditanggung oleh Kontraktor dan telah tercakup dalam harga satuan yang
berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

2.3.

Pemeliharaan/Penjagaan Pipa dan Accessories


Kontrator harus mengadakan pemeliharaan dan penjagaan atas pipa-pipa dan
accessoriesnya untuk mencegah timbulnya kerusakan atas pipa-pipa dan accessories
tersebut selama berlangsungnya pekerjaan pengangkutan dan pemindahan, penurunan
ke posisi yang benar dan pemasangannya serta penyambungan sampai pekerjaan
selesai.
Pipa tidak boleh diletakkan langsung (kontak) dengan tanah, harus diberi penopang dari
kayu atau bahan lain.
Kontraktor juga harus menggunakan, memelihara dan menjaga peralatan (Tools and
Equipment) yang diperlukan dalam pemasangan pipa sedemikian rupa hingga
kemungkinan terjadinya kerusakan dapat dihindari. Semua peralatan harus selalu dalam
keadaan bersih dan terpelihara baik, serta siap pakai setiap saat diperlukan.
Kerusakan yang terjadi atas pipa dan accessorienya beserta peralatan yang diperlukan
harus segera diperbaiki sesuai dengan ketentuan/petunjuk Direksi. Apabila kerusakan
yang terjadi sedemikian rupa hingga tidak dapat diperbaiki, atau karena hilang,
Kontraktor bertanggung jawab untuk menggantinya. Biaya yang timbul akibat kerusakan

Spesifikasi Teknis

dan/atau kehilangan tersebut di atas, harus ditanggung oleh Kontraktor.


III.

PEMASANGAN PIPA

3.1.

Trase Pemasangan Pipa.


Trase pipa diberikan sesuai dengan Gambar dan penjelasan pada Peninjauan Lapangan
setelah Rapat Penjelasan Pekerjaan
Penjelasan trase pipa pada Peninjauan Lapangan ini mengikat Rekanan untuk
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Segala biaya yang timbul untuk menentukan trase ini termasuk pematokannya menjadi
tanggung jawab Rekanan.

3.2.

a.

Kewajiban Rekanan.
Rekanan berkewajiban dan bertanggung jawab agar pipa-pipa berikut fitting dan
perlengkapannya terpasang secara benar pada trase yang ditentukan, baik
kelurusannya, kedalaman maupun kemiringannya.
Untuk maksud ini, jika dikehendaki oleh Direksi Proyek, Rekanan harus mengukur
pekerjaannya dari tolok ukur atau titik reference tertentu atas biaya Rekanan.

b.

Penyimpangan karena bangunan lain.


Bilamana ada rintangan yang tidak terlihat di dalam rencana dan ternyata
menghalangi pekerjaan dan mengakibatkan perubahan pelaksanaan, maka Rekanan
harus mengadakan perubahan tersebut sesuai petunjuk Direksi Proyek. Perubahan
pekerjaan tersebut dilaksanakan berdasarkan pada pasal 4.17, tentang pekerjaan
tambah kurang.

c.

Perhatian Untuk Pekerjaan Penggalian.


Pekerjaan penggalian harus dilakukan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga
pekerjaan galian pada trase yang tepat.
Bila terdapat kerusakan-kerusakan pada bangunan dan/ atau instalasi bawah tanah
yang ada sebagai akibat penggalian, Rekanan harus memperbaikinya kembali sesuai
dengan keadaan semula dengan biaya Rekanan.

d.

Penyelidikan Sarana-Sarana Dibawah Tanah.


Bilamana menurut Direksi Proyek, diperlukan untuk penyelidikan dan penggalian
untuk menentukan bangunan dan/ atau instalasi bawah tanah yang ada, maka
Rekanan harus melaksanakan penyuntikan pendahuluan pada trase pipa yang akan
digali dan atas petunjuk Direksi Proyek serta biayanya menjadi tanggungan
Rekanan.

e.

Kedalaman Pipa.
Semua pipa dipasang pada kedalaman 0,60 meter yang dihitung dari permukaan
tanah terendah rata-rata sampai kesisi puncak pipa, kecuali terlihat lain pada
gambar atau atas petunjuk Direksi Proyek.

Penggalian dan Persiapan Parit Galian.


1)

Umum
a. Galian tanah dilaksanakan untuk :
*
Semua pemasangan pipa dan peralatannya serta bangunan pelengkap
yang termasuk dalam pekerjaan ini.
*
Semua bagian-bagian bangunan yang masuk ke dalam tanah.
b. Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan dengan
cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari kemungkinan kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan manusia dan kerusakan

Spesifikasi Teknis

c.

d.
e.

bangunan atau instalasi yang ada.


Segala hal yang diakibatkan oleh pekerjaan penggalian dan pembuatan parit
galian, menjadi tanggung jawab Rekanan.
Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman.
Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat
dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti petunjuk Direksi Proyek.
Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus segera
diikuti dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya, serta
diikuti pula dengan penimbunan/ pengurugan kembali dengan segera.
Parit galian yang masih terbuka harus dijaga sehingga effisiensi pekerjaan
dan keselamatan pekerja serta masyarakat dapat terjamin.
Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi diatas permukaan tanah
atau di bawah tanah, maka harus diadakan pengamanan terhadapnya agar
tidak terjadi kerusakan sebagai akibat pekerjaan Rekanan.
Perbaikan atas kerusakan yang terjadi sebagai akibat pekerjaan penggalian
menjadi tanggung jawab Rekanan.

2)

Lebar dan Kedalaman Parit Galian.


a. Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa
berikut perlengkapannya serta bangunan-bangunan yang nyata - nyata
termasuk dalam pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan Gambar Kerja
(gambar situasi, profil memanjang, profil melintang dan potongan).
b. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari
atas pipa sampai permukaan jalan/tanah asal, ditambah diameter luar pipa
dan tebal lapisan pasir di bawah pipa.
c. Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki sehingga
terdapat pembebanan yang merata dan menerus pada dasar galian (yang
tidak terganggu antara 2 sambungan pipa).
d. Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk mendapatkan
kedalaman jalur pipa yang tepat.
e. Bila tidak dinyatakan lain,lebar parit galian disesuaikan dengan besarnya
pipa yang akan dipasang dan lebar galian tersebut harus menjamin
pekerjaan penyambungan pipa dengan baik sehingga kebocoran - kebocoran
pada sambungan pipa dapat dihindarkan. Bila perlu lebar galian diperbesar
untuk memudahkan penempatan alat-alat penyangga dan sebagainya.
f. Parit dan tempat sambungan atau peralatan pipa hendaknya digali hingga
didapatkan suatu lebar yang cukup untuk ruang bekerja, pemasangan,
penyambungan, penanaman maupun pekerjaan konstruksi.
g. Bila pada bagian galian parit pipa terdapat galian-galian berlumpur atau
penggalian terlalu dalam maka dapat diurug dengan pasir ataupun diurug
dengan bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi Proyek.
Urugan tersebut kemudian dipadatkan dengan alat pemadatan atau dengan
tangan untuk memperoleh permukaan yang rata pada tempat pemasangan
pipa.
h. Batu-batu dengan diameter lebih besar dari 40 mm harus dibuang dari parit
galian.
i.
Dasar parit galian hendaknya rata, rapat, terkonsolidas dan digali pada
kedalaman yang tepat untuk meletakkan pipa, serta harus bebas dari lumpur
dan tetap rata bila diinjak kaki pada pekerja.
Dasar parit yang sebelumnya padat tapi menjadi lunak bagian atasnya
akibat pelaksanaan pekerjaan hendaknya diperkuat dengan satu atau lebih
lapisan batu pecah atau kerikil.
Lapisan lumpur atau tanah lunak pada dasar parit tidak boleh lebih tebal dari
1,25 cm.

3)

Galian Pada Tanah Lunak.


a. Apabila
ternyata
di

dalam

pelaksanaan

penggalian

terjadi

Spesifikasi Teknis

b.

4)

3.3.

kelongsoran-kelongsoran dan keruntuh-an-keruntuhan terus menerus yang


mengganggu, haruslah diadakan konstruksi penguat (dari turap kayu atau
lainnya) agar terjamin keselamatan dan keamanan pekerja, effisien kerja,
struktur dan fasilitas lain yang ada.
Penurapan hendaknya direncanakan dan dibuat untuk menahan semua
beban dan muatan yang mungkin timbul akibat pergerakan tanah atau
tekanan. Konstruksi penguat ini hendaknya kaku hingga tidak terjadi
perubahan bentuk dan posisi dalam keadaan apapun.
Biaya yang mungkin timbul akibat adanya konstruksi penguat tersebut harus
sudah diperhitungkan dalam harga penawaran dan tidak diterima adanya
tuntutan tambahan biaya untuk pekerjaan ini.
Bila pada bagian bawah parit galian ternyata tidak stabil atau dijumpai
lapisan-lapisan bekas sampah ataupun humus, lapisan tersebut harus
dibuang.
Bila dianggap perlu, Direksi Proyek dapat memerintahkan untuk
memindahkan tanah pada lokasi galian dan mengisinya kembali dengan
bahan-bahan yang sesuai.

Pengamanan Parit Galian.


a. Pada tempat-tempat parit galian yang mudah longsor harus diberi
turap-turap pengaman.
b. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang harus
dibangun atau pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan.
c. Apabila juga ternyata bahwa di dalam galian dijumpai air yang mengganggu
pengeringan, maka Rekanan harus menyediakan pompa atau peralatan lain
untuk pengeringan. Biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan pengeringan
tersebut berikut pompa dan peralatannya adalah tanggungan Rekanan.
d. Semua penggalian untuk struktur beton dan parit yang diperdalam hingga
mencapai atau di bawah elevasi statik air, hendaknya dikeringkan dengan
menurunkan permukaan air tanah sampai jarak tidak kurang 30 cm di bawah
dasar galian.
e. Air permukaan hendaknya dipintaskan atau dengan cara-cara lain dicegah
tidak memasuki daerah pemaritan sejauh mungkin tanpa mengakibatkan
kerusakan-kerusakan pada tanah milik sekitarnya, dan biaya yang timbul
untuk pekerjaan ini merupakan tanggung jawab Rekanan.

5)

Penimbunan Tanah Bekas Galian.


Semua tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu bagi pejalan kaki maupun kendaraan yang lewat.
Bila diperlukan, Direksi Proyek dapat memerintahkan kepada Rekanan untuk
mengangkut tanah lebih bekas galian tersebut. Segala biaya yang ditimbulkan
akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Rekanan.

6)

Pemeriksaan Parit Galian.


Pekerjaan parit galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Proyek.

Pemasangan Pipa
1)

Umum.
a. Pipa, fitting dan perlengkapannya yang akan dipasang, tersimpan digudang
penyimpanan pipa yang disediakan oleh Pemberi Tugas. Pengangkutan dari
gudang ke tempat pemasangan menjadi tanggung jawab Rekanan termasuk
pembiayaannya.
Apabila ternyata di dalam pelaksanaan pemasangan pipa, fitting dan
perlengkapannya terdapat kelebihan pipa atau perlengkapannya, Rekanan
harus mengembalikannya ke gudang/tempat pengumpulan yang ditentukan
oleh Direksi Proyek. Biaya untuk pengembalian pipadan potongan - potongan

Spesifikasi Teknis

b.

c.

d.

pipa dan perlengkapan pipa tersebut menjadi tanggungan Rekanan.


Cara-cara pengangkutan, penyambungan dari pipa-pipa dan ketentuan ketentuan teknis cara pemasangan akan diberikan petunjuk oleh Direksi
Proyek.
Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diserahkan kepada Rekanan untuk
dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang
atau rusak. Kerusakan atau hilang setelah diserahkan kepada Rekanan, harus
diganti sesuai dengan kwalitas/ bentuk aslinya dan biaya yang ditimbulkan
akibat penggantian tersebut menjadi tanggungan Rekanan.
Sebelum dan sesudah dipasang, pipa-pipa dan perlengkapan pipa, harus
dijaga bersih dan diperiksa lagi atas kerusakan dan retak-retak.

Kontraktor harus mengadakan dan menyediakan peralatan (Tools and Equipment)


yang cukup baik, serta jumlah dan jenisnya sesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan pemasangan pipa beserta accessoriesnya. Peralatan tersebut harus
selalu dalam keadaan terpelihara baik dan siap pakai pada saat diperlukan. Caracara yang dipergunakan untuk pemasangan pipa dan penggunaan peralatan
tersebut harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Penyangga pipa harus dipasang
untuk pemasangan pipa di atas tanah (exposed), baik hal itu ditunjukkan dalam
gambar ataupun tidak.
Bagian dalam pipa dan accessoriesnya harus selalu dijaga kebersihannya dan
dijauhkan dari benda-benda asing dan kotoran saat sejak sebelum pekerjaan
pemasangan pipa dilaksanakan. Tindakan pencegahan untuk menghindari
masuknya benda-benda asing dan kotoran harus dilakukan selama pekerjaan
pemasangan pipa berlangsung, dengan cara menyumbat ujung-ujung pipa dengan
kain pembersih atau sejenisnya. Pada akhir pekerjaan yang dilaksanakan setiap
hari, setiap lubang dan ujung pipa yang terbuka harus dipasang sumbat yang
rapat air.
Pipa harus dipasang sesuai dengan arah dan kemiringan yang ditunjukkan dalam
gambar. Sebelum dipasang pada posisinya, arah dan kemiringan landasannya
harus diperiksa dengan alat ukur.
Pada saat pemasangan, ppipa dan accessorienya harus diperiksa terhadap
kemungkinan adanya kerusakan/cacat. Pipa dan accessories yang cacat, yang
ditemukan sebelum, pada saat dan sesudah terpasang, harus diberi tanda dan
disingkirkan dari tempat pekerjaan dan kemudian diganti dengan bahan yang
setara dan utuh.
Kontraktor harus menggunakan saran-saran teknis yang diajukan oleh pabrik
pembuat tentang cara pemasangan sambungan-sambungan. Minyak pelumas
(lubricant) yang disarankan dari pabrik pembuat atau disetujui Direksi harus
digunakan Kontraktor. Dimana pabrik pembuat penyarankan pemakaian alat
penyambung yang khusus, Kontraktor harus menggunakan alat-alat tersebut untuk
pemasangan semua sambungan dengan pipa dari tipe yang dipersyaratkan. Semua
sambungan harus kedap air.
Direksi berhak menghentikan pekerjaan pemasangan pipa apabila menurut
pendapatnya alur pipa dan elevasinya tidak benar serta cara-cara pemasanganya
tidak mengikuti petunjuk pabrik atau Direksi.
2)

Pembongkaran Sepanjang Jalur Parit Galian.


Pipa dibongkar sedekat mungkin dengan parit galian dan diletakkan setiap interval
panjang pipa sehingga memudahkan penurunan pipa kedalam parit.

3)

Menurunkan Pipa Kedalam Parit Galian.


a. Pipa yang akan dipasang, diturunkan kedalam parit galian dengan alat-alat
khusus yang disediakan oleh Rekanan. Semua peralatan dan fasilitas yang

Spesifikasi Teknis

b.

c.

4)

diperlukan harus disiapkan sebelumnya agar pekerjaan ini dapat dilaksanakan


dengan mudah, aman dan sempurna.
Semua pipa, fitting dan perlengkapannya harus diturunkan dengan hati-hati
kedalam parit galian secara satu persatu dengan derek, tali-tali dan lain-lain
alat yang sesuai untuk menghindari dari kerusakan. Dalam hal apaun
penurunan pipa ke dalam galian tidak boleh dijatuhkan.
Tali yang digunakan haruslah bersifat lemas dan tidak boleh menggunakan
sling baja atau rantai, karena dapat merusak dan menggores pipa.
Bila Rekanan menggunakan kait untuk mengangkat dan menurunkan pipa,
maka ujung kait ini harus dilindungi karet, untuk menghindari kerusakan pada
ujung-ujung pipa dan inner lining dari pipa baja.
Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat kelalaian
Rekanan, Rekanan harus mengganti pipa-pipa yang rusak atau memperbaiki
kembali (bila masih dapat diperbaiki) seperti semula dengan persetujuan
Direksi Proyek.
Selama penurunan pipa-pipa terutama pipa fiberglas dan pipa asbes semen,
harus dihindari terbantingnya atau terbenturnya pipa, karena dapat
menimbulkan pecah atau retak-retak pada pipa atau kerusakan pada ujung
pipa yang akan menyulitkan pemasangan sambungannya.

Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.


Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang serta alat-alat bantu untuk
pemasangan tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati sesaat sebelum
pipa-pipa/perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya.
Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut harus
dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong sesuai dengan
petunjuk-petunjuk Direksi Proyek. Pipa atau fitting yang rusak harus dipisahkan
untuk diperiksa oleh Direksi Proyek.

5)

Pembersihan Pipa dan Perlengkapannya.


Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam jenis kotoran.
Bagian luar ujung pipa, kopling dan semua bagian sambungan yang akan dipasang
harus dicuci terlebih dahulu sampai bersih sehingga diperoleh sambungan pipa
yang stabil dan baik.
Pada sistem sambungan yang menggunakan cincin karet atau rubber gasket,
misalnya kopling, dresser dan mechanical joint, maka cincin karet harus terhindar
dari minyak dan bahan kimia yang bisa merusak.
Cincin karet ini harus disimpan ditempat yang terlindung dari sinar matahari dan
hanya dibawa ke lapangan bila akan dipasang.

6)

Pemasangan Pipa.
a. Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing-puing, alat-alat, bekas
pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan
kelancaran aliran air di dalam pipa.
b. Setiap pipa yang sudah dimasukkan kedalam parit galian harus langsung
dipasang dan distel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahanbahan yang disetujui Direksi Proyek serta dipadatkan dengan sempurna
kecuali pengurugan pada tempat-tempat sambungan pipa harus diperiksa dan
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Proyek. Setelah diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Proyek baru diperbolehkan untuk diurug.
c. Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti,
harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan masuk kedalam pipa.
Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui Direksi Proyek.
d. Tikungan/belokan (vertikal/horizontal) tanpa elbow/ bend dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih

Spesifikasi Teknis

besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan, untuk itu akan
diberikan petunjuk lebih lanjut oleh Direksi Proyek.
e. Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus dilaksanakan
dengan penyambung bend/elbow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan
harus dengan tee atau tee cross (sesuai kebutuhannya).
f.
Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara papun tidak
diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa
persetujuan Direksi Proyek.
g. Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal
harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan dari
Direksi Proyek.
h. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar pipa yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil
yang benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras
yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.
i.
Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa harus
kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.
j.
Disekeliling pipa harus diberi tanah halus bebas batuan sesuai dengan
gambar, dan tanah bekas galiannya harus disingkirkan agar segera dapat
dilalui kendaraan- kendaraan, dan khusus untuk jalan-jalan protokol (lalu
lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat) harus dilindungi dengan pelat
baja.
k. Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/ bend, dan
sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175).
l.
Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar
jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk
mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor ke dalam pipa.
m. Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/oli, ter/aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
n. Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
(didop/ plug) dan diberi beton penahan (beton K-175).
7)

Pemotongan Pipa.
Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan Rekanan
dengan persetujuan Direksi Proyek dan harus dilaksanakan dengan alat yang
sesuai/khusus untuk jenis atau bahan pipa yang dipasang, agar benar-benar
terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-syarat teknis /
petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan.
Ujung-ujung bekas pemotongan harus dihaluskan dengan alat-alat yang sesuai
misalnya dengan gurinda.

8)

Pemulihan Sarana-Sarana Yang Ada.


Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian pekerjaan pema-sangan
pipa, harus diperbaiki dan dikembalikan seperti keadaan dan kondisi semula.
Biaya-biaya yang timbul akibat kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab
Rekanan.

9)

Pemasangan Pipa PVC (Polyvinyl Chloride)


Semua pipa PVC dan fitting disambung dengan baik sesuai dengan intruksi dari
pabrik. Pelumas yang diusulkan dari pabrik atau yang disetujui Direksi harus
digunakan Kontraktor.
Pemotongan pipa dan pembuatan ujung-ujung miring (bevel) harus menggunakan
alat sesuai rekomendasi pabrik dan dengan cara-cara sesuai instruksi pabrik dan
disetujui Direksi.
Pipa PVC tidak boleh DIPANASKAN, dan juga pipa PVC tidak boleh melewati atau
dicor dalam dinding beton.

Spesifikasi Teknis

10) Pemasangan Pipa GSP (Galvanized Steel Pipe)


Semua pipa GSP dan fitting harus disambung dengan baik sesuai dengan instruksi
dari pabrik. Semua sambungan harus menggunakan PTFE.
Pemotongan pipa dan pembuatan ulir harus menggunakan alat yang sesuai
dengan instruksi dari pabrik dan disetujui Direksi. Peralatan pembuatan ulir harus
menghasilkan ulir yang rapi dan baik, bebas dari serpihan baja.
3.4.

Penyambungan Pipa
1)

Umum.
Penyambungan pipa seperti yang akan diuraikan dalam spesifikasi ini bersifat
umum. Uraian terinci tetang sambungan tersebut, harus mengikuti instruksi dan
petunjuk pabrik atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Penyambungan pipa seperti yang akan diuraikan dalam butir ini sudah termasuk
semua accessories yang diperlukan.
Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan
pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dari
Direksi Proyek.
Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
*
Pipa baja dengan sambungan flens.
*
Pipa baja dengan sambungan las.

2)

Sambungan Tekan (Push-on-Joint)


Pipa-pipa yang digunakan masing-masing mempunyai ujung berbentuk spigot dan
socket.
Setelah pipa dibersihkan gelang karet dimasukkan ke dalam socket tepat pada
kedudukannya, tandai ujung spigot dengan garis melingkar sesuai panjang lekukan
ujung socket dan oleskan pelumas pada ujung spigot dan gelang karet di dalam
socket.
Masukkan ujung spigot ke dalam socket dengan posisi kedua pipa dalam keadaan
sejajar dan rapatkan sambungan spigot dengan socket sampai batas yang
dikehendaki.

3)

Sambungan mekanikal (Mechanical Joint)


Sambungan pipa menggunakan gelang penekan yang dikunci dengan baut.
Setelah dibersihkan dan ditaburi dengan bahan sabun, gelang penekan dipasang
pada ujung spigot, lalu ujung spigot dimasukkan ke dalam ujung socket yang
dipasangi gasket; dan baut dipasang dan dikencangkan
Mur-mur yang letaknya bersebelahan dengan sudut 180 harus dikencangkan
bergantian sedikit demi sedikit bagian per bagian mur, agar diperoleh tegangan
yang merata pada seluruh bagian gelang penekan.
Semua mur dikencangkan dengan kunci (kunci moment yang memiliki alat
pengukur leluatan putar) dan semuanya dikencangkan sesuai dengan kekuatan
putar yang ditentukan sesuai standar yang dibuat oleh pabrik.

4)

Pembelokan (Deflection) yang Diijinkan


Pipa-pipa yang digunakan masing-masing mempunyai ujung berbentuk spigot dan
socket.
Pipa-pipa dengan fitting dan accessoriesnya harus dipasang dan disambung
dengan cermat dan teliti sesuai dengan aligment seperti ditunjukkan dalam
gambar atau ditentukan Direksi.
Apabila diperlukan, sambungan (tanpa angkur) dapat dibelokkan agar diperoleh
alur pipa dalam bentuk kurva dengan jari-jari yang panjang. Pada sambungan
dengan angkur (anchored joint), tidak diperbolehkan adanya pembelokan.
Besarnya sudut pembelokan sesuai ketentuan tersebut dibawah ini dan disetujui
oleh Direksi.

Spesifikasi Teknis

5)

Sambungan Tipe Flens


Setelah Flens pipa sudah bersih permukaannya, kemudian dipasang dan dibaut
dengan putaran secukupnya. Di antara kedua permukaan flens dipasang packing
(gasket) dari karet atau elastomer untuk mencegah kebocoran dan agar
sambungan lebih fleksibel. Kemudian baut dan mur dipasang dan dikencangkan.
Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga dapat menjamin
kesama rataan baut-baut pipa dengan kedudukan flens pipa, Mur-mur yang
diletakkan bersebelahan dengan sudut 180
harus dikencangkan bergantian
sedemikian rupa agar diperoleh tegangan yang merata pada seluruh permukaan
flens. Semua mur harus dikencangkan sesuai dengan kekuatan putar yang
ditentukan dengan menggunakan kunsi dinamometris. Kekuatan putar baut
ditentukan berdasarkan standar yang dibuat oleh pabrik.
Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi gemuk dengan
sempurna.

6)

Sambungan Fleksibel
a. Umum
Sambungan fleksibel dan sambungan-sambungan tipe yang lain harus
dikerjakan dan dipasang dengan cara dan posisi yang benar seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi atau sesuai dengan
instruksi dan petunjuk pabrik.
Semua ujung/bagian yang akan disambung harus dibersihkan lebih dahulu
sebelum dikerjakan.
b.

Sambungan Tied Dismantling


Berlaku untuk penyambungan 2 (dua) buah flens.
Sambungan ini dipasang pada pipa-pipa yang tertanam di dalam 2 (dua)
komponen struktur yang berbeda, atau pada tempat-tempat tertentu yang
ditunjukkan dalam gambar dan/atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Penyimpangan arah, kontraksi, ekspansi dan perubahan posisi sambungan
harus dicegah sebelum pemasangan selesai.
Untuk mencegah terjadinya perubahan posisi tersebut, Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu pada saat komponenkomponen sambungan tersebut sedang diangkut, diturunkan ke dalam alur
pipa dan selama pemasangannya.
Kontraktor
tidak
boleh
membongkar/menyingkirkan
struktur
penguat/pelindung yang dipasang selama pekerjaan pemasangan sambungan
berlangsung, sebelum pekerjaan tersebut selesai.

c.

Sambungan Gibault (Collar)


Berlaku untuk penyambungan 2 (dua) buah spigot.
Setelah dibersihkan dan diolesi bahan sabun, pada ujung spigot yang satu
dipasang berturut-turut gelang penekan, gasket elastomer dan slongsong
(stradding ring), dan satunya lagi dipasangi gelang penekan dan gasket.
Setelah kedua ujung spigot dipertemukan pada posisi yang benar, semua
fitting distel dan dikunci dengan baut.

d.

Sambungan beda Diameter (Vicking Johnson)


Berlaku untuk penyambungan 2 (dua) buah spigot dengan diameter berbeda.
Fitting penyambungannya berupa potongan pipa dengan kedua ujungnya
berbentuk spigot yang dipasang dengan panjang 1 m
Sambungan ini sama dengan sambungan Collar, hanya selongsongnya terdiri
dari 2 (dua) bagian yang dipasang pada spigot dengan pengunci baut.

Spesifikasi Teknis

e.

Flange Adaptor
Berlaku untuk penyambungan flens dan spigot.
Setelah dibersihkan pada ujung spigot dipasang gelang penekan, gasket dan
selongsong. Ujung spigot dan flens ditemukan pada posisi yang tepat
kemudian semua fitting di stel dan dikunci dengan baut.
Pasal 10
Pekerjaan Cat

Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan lain yang dibutuhkan
untuk pekerjaan ini antara lain :
1. Bahan-bahan
a. pangecatan dinding tembok digunakan cat setaraf Metrolite warna akan ditentukan
kemudian, sebelumnya bidang plesteran dan bidang kayu diplamir atau didempul kwalitas
baik
b. Seluruh bahan untuk pekerjaan ini harus didatangkan dalam kawasan resmi dari pabrik
pembuatan cat ini, dalam kemasan rusak atau terbuka tidak diperbolehkan dipakai lagi
2.

Syarat Teknis
a. Bidang tembok yang akan dicat harus dalam keadaan kering, bersih dari segala kotoran dan
tidak berminyak
b. Pori-pori pada bidang plesteran atau kayu harus ditutup dengan pelamur. Penggunaan
pelamur diusahakan setipis mungkin dan rata
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan harus
dipenuhi dan tahapan berikutnya terlebih dahulu harus dapat persetujuan dari Direksi

3.

Pengecatan Tembok
a. Bidang plesteran dicat dasar terlebih dahulu menggunakan bahan Cat Tembok berkwalitas
baik
b. Untuk meratakan, menutup pori-pori plesteran harus dipamir terlebih dahulu. Bidang
tersebut dibiarkan kering selama kurang lebih dari 1 (satu) minggu sebelum diamplas
c. Lapisan cat berakhir dikehendaki warna yang rat dan kuat. Cat akhir digunakan cat setara
Metrolite dengan pengecatan 2 (dua) kali. Sebelum lapisan berikutnya dilakukan, bagian
plesteran yang belum rata harus diplamir kembali sampai bagian tersebut menjadi rata

Pasal 11
Pekerjaan Lain-lain
1.

2.

3.

Administrasi
Penyedia Jasa wajib menyediakan segala sesuatu sehubungan dengan keperluan administrasi
dan pembuatan laporan-laporan kegiatan pelaksanaan pekerjaan administrasi meliputi :
a. Request for Work (izin mulai pekerjaan)
b. Laporan harian Kegiatan
c. Laporan mingguan Kegiatan
d. Laporan Bulanan Kegiatan
e. Laporan Akhir ( seluruh point a,b,c,d dan back up data, Asbuilt drawing serta Foto
Dokumentasi)
semua poin laporan diatas masing-masing dibuat pihak Penyedia Jasa dan disetujui oleh pihak
Direksi / Pengawas lapangan, masing-masing dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) rangkap
untuk Direksi pekerjaan, 1 (satu) rangkap untuk arsip Penyedia Jasa .
Pengukuran Hasil Pekerjaan
Jumlah yang akan dibayar dimulai dalam jumlah kelengkapan dari laporan-laporan yang sudah
diserahkan dengan sempurna dan benar dan disetujui oleh Direksi. Besar pembayaran pekerjaan
tersebut akan dibayar secara lumpsum sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.
Dokumentasi Kegiatan

Spesifikasi Teknis

a.

b.

1.

Penyedia Jasa wajib menyediakan peralatan-peralatan dan bahan-bahan sehubungan


dengan keperluan dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan meliputi :
Membuat Dokumentasi setiap item pekerjaan sebelum, sedang dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan
Setiap pembayaran/termin harus dilampirkan foto-foto berwarna (Dokumentasi)
pelaksanaan pekerjaan sesuai yang dicapai masing-masing 5 (lima) ukuran postcard 1
(satu) rangkap
Semua Dokumen termasuk klise foto setiap tahap pekerjaan harus diserahkan kepada
Direksi / Konsultan pengawas lengkap dengan album masing-masing dibuat oleh pihak
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Direksi.
Jumlah yang akan dibayar dimulai dalam kelengkapan dari Dokumentasi yang sudah
diserahkan dengan sempurna dan benar dan disetujui oleh Direksi. Besar pembayaran
pekerjaan tersebut akan dibayar secara lumpsum sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi.

Pasal 16
Pembersihan Akhir
Sebelum Penyedia Jasa meninggalkan tempat pekerjaan, halaman pekerjaan harus dibersihkan
dari kotoran bekas bongkaran dan sisa bahan bangunan

2.

Guna mendapatkan kerja yang baik dan sempurna maka bagian-bagian pekerjaan yang nyata
seharusnya termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan dalam RKS maupun gambar
harus tetap dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan diterima sebagai hal yang disebutkan

3.

Pelaksanaan dari bagian pekerjaan tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi

4.

Dasar pembayaran pekerjaan tersebut akan dibayar secara lumpsum sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi.

Pasal 17
Penutup
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada kenyataannya diperlukan akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Spesifikasi Teknis

Anda mungkin juga menyukai