Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUN

1.1. Latar Belakang


Persaingan dalam dunia industri akan semakin ketat, setiap perusahaan akan
berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar perusahaannya dapat bertahan.
Kemampuan perusahaan dalam menyediakan produk dengan cepat sesuai dengan
permintaan konsumen merupakan salah satu faktor utama yang dapat menghidupkan
eksistensi perusahaan dalam menghadapi pesaing dari perusahaan sejenis yang
semakin bertambah dan berkembang. Perkembangan dunia industri sekarang ini
mengalami laju pertumbuhan yang sangat pesat, ini ditandai dengan bermunculannya
berbagai jenis usaha khususnya dalam bidang manufaktur. Dengan pertumbuhan yang
pesat tersebut tentu akan akan menimbulkan persaingan antara satu perusahaan
dengan perusahaan yang lainnya untuk menjadi yang terdepan. Persaingan dengan
perusahaan lain dan ambisi menjadi yang terdepan dibidangnya memerlukan kinerja
yang baik dalam perusahaan dan salah satunya adalah sistem produksi yang efisien
dan efektif. Perusahaan memiliki sistem produksi yang efisien dan efektif apabila
perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang ada secara optimal
sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. 1

Salah satu contoh perusahaan yang melakukan pengukuran Kapasitas


adalah PT. Tjipta Rimba Djaja salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak
dalam bidang produksi kayu terutama beragam jenis kayu lapis (plywood). Dalam
strategi produksinya, perusahaan menerapkan sistem make to stock. Pada bulan
Oktober Juli 2011, perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan, dimana jumlah
produksi adalah 1.876 m3 sedangkan jumlah permintaan adalah 1.913 m3.
1 Nasution, Arman Hakim. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.

Ketidakmampuan perusahaan tersebut disebabkan oleh adanya ketidaklancaran


produksi, yaitu terdapat stasiun kerja menganggur akibat perbedaan kapasitas
antara stasiun kerja rotary (stasiun kerja II) dengan stasiun kerja dryer (stasiun
kerja III). Stasiun kerja rotary memiliki kapasitas 16 m3/jam sedangkan stasiun
kerja dryer memiliki kapasitas 10 m3/jam. Ketidaklancaran produksi ini juga
menandakan rendahnya utilitas pada stasiun kerja. Oleh karena itu penyelesaian
yang dilakukan untuk mengatasi ketidaklancaran tersebut adalah dengan
melakukan perencanaan kapasitas yang dapat memaksimisasi utilitas.2
Selain PT. Tjipta Rimba Djaja perusahaan yang melakukan pengukuran
kapasitas adalah PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi
obat anti nyamuk bakar dengan 25 jenis produk. Berdasarkan fakta yang terjadi
saat ini, PT. X mendapatkan permintaan yang cukup tinggi untuk produknya.
Sehingga sering terjadi penumpukan besar pada stasiun kerja. Dalam pengaturan
terhadap jadwal induk produksi perusahaan menghadapi kendala yang besar. Oleh
karena perusahaan harus memenuhi permintaan yang cukup tinggi tersebut
perusahaan harus melakukan pengoptimalan pada area penumpukan terbesar atau
pada stasiun kerja bottleneck. Tujuan perhitungan kapasitas pada PT. X adalah
mengeliminasi stasiun kerja bottleneck dengan menerapkan lima prinsip perbaikan
berkelanjutan theory of constraints (TOC). Penerapan TOC dilakukan untuk
mengoptimalkan perencanaan kapasitas dalam hal ini jadwal induk produksi
dengan menggunakan ukuran operasional dalam TOC yaitu throughput. Dalam
TOC lima langkah yang digunakan untuk melakukan perbaikan secara
berkelanjutan adalah identifikasi kendala dalam sistem, memutuskan bagaimana
mengatasi kendala, putuskan operasi yang mengoptimalkan kendala, analisa dan
2

Liske Franciska. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Untuk Memaksimisasi Utilitas Pada Industri Pengolahan Plywood
PT. Tjipta Rimba Djaja, Universitas Sumatera Utara, 2012.

kembangkan kendala, dan langkah terakhir kembali ke langkah 1. Sehingga


dengan langkahlangkah tersebut akan berkelanjutan dalam melakukan perbaikan.
Penggunaan TOC dilakukan untuk mengoptimalkan perencanaan produksi dengan
menggunakan metode linier programming sehingga didapat stasiun kerja yang
sebelumnya merupakan stasiun kerja bottleneck yaitu pada stasiun kerja 3 pada
periode Oktober dapat dieliminasi dan pada stasiun kerja 4. Untuk jumlah produk
maksimal diperoleh pada periode Juli 2007 dengan jumlah produksi untuk obat
anti nyamuk bakar coil standar lokal 1.039.675.538 dC dengan throughput sebesar
Rp 843.300.485.3
Pada ada dasarnya terdapat beberapa metode pengukuran kapasitas
diantaranya yaitu : Theoritical Capacity (Maximum Capacity), Design capacity)
merupakan kapasitas maksimum yang mungkin dari sistem manufaktur yang
didasarkan pada asumsi mengenai adanya kondisi yang ideal dimana diukur
berdasarkan jumlah jam kerja yang tersedia untuk melakukan pekerjaan tanpa
suatu kesempatan untuk berhenti atau beristirahat, downtime mesin, ataupun
alasan lainnya. Sebagai contoh : jika suatu pusat kerja memiliki 5 mesin dan
dijadwalkan untuk beroperasi dalam satu shift selama 8 jam, dalam periode 5 hari
kerja per minggu, maka kapasitas teoritisnya adalah 5 x 8 x 5 = 200 jam/minggu.
Jam kerja ini selanjutnya diterjemahkan kedalam unit produksi dengan
menggunakan jam kerja standar. Misalnya untuk memproduksi 1 unit produk
membutuhkan waktu standar 0,2 jam (12 menit), maka secara teoritis 200 jam
kerja / minggu akan menghasilkan produk sebanyak : 200 jam kerja/minggu x 1
unit/0,2 jam kerja = 1000 unit/minggu.4
3 Agus Rianto.

Penerapan Theory Of Constraints (Toc) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi. Di PT. X,
Universitas Sumatera Utara, 2009.
4 Fogarty, dkk. Production & Inventory Management, 2nd Edition., South-Western Publishing Co 1991.

Actual Capacity (Demonstrated Capacity, Effective Capacity) merupakan


tingkat output yang dapat diharapkan berdasarkan pada pengalaman yang
mengukur produksi secara aktual dari pusat kerja di waktu yang lalu, yang
biasanya diukur menggunakan rata-rata berdasarkan beban kerja normal. Sebagai
contoh, jika suatu pusat kerja menghasilkan rata-rata 700 unit/minggu, sedangkan
jam kerja standar adalah 0,2 jam/unit produk, maka demonstrated capacity adalah
700 unit/minggu x 0,2 jam/unit produk = 140 jam kerja standar/minggu.
Rated Capacity (Calculated Capacity, Normal Capacity)

diukur

berdasarkan penyesuaian kapasitas teoritis dengan faktor produktivitas yang telah


ditentukan oleh demonstrated capacity. Dihitung melalui penggandaan waktu
kerja yang tersedia dengan faktor utilisasi dan efisiensi. Dengan demikian rated
capacity dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Rated capacity =
theorytical x utilisasi x efisiensi.5
PT. Karya Tanah Subur (KTS) bergerak dalam bidang pengolahan tandan
buah segar yang menghasilkan minyak sawit dan inti sawit. Pada saat ini terlihat
bahwa hasil panen dari kebun sawit milik PT. Karya Tanah Subur (KTS) dan dari
kebun petani sekitar terutama pada saat mengalami panen tidak dapat diolah
seluruhnya dalam satu hari kerja, sehingga terjadinya penumpukan Tandan Buah
Segar untuk diolah. Maka dari itu perlu dilakukannya perhitungan waktu standar
setiap operasi dan menentukan kapasitas setiap mesin untuk menentukan jumlah
tandan yang optimal untuk diolah setiap hari atau setiap satu shif kerja.

Berdasarkan pengendalian produksi dan perencanaan kapasitas yang


diterapkan oleh PT. Karya Tanah subur adalah dengan perhitungan kapasitas unit
namun dari perhitungan kapasitas unit yang diterapkan masih kurang efektifnya
5 Ibid Hal, 3

dalam mengurangi bahan baku yang menumpuk. Sehingga Keberhasilan


perencanaan dan pengendalian produksi memerlukan perencanaan kapasitas yang
aktif, agar mampu memenuhi jadwal induk produksi yang ditetapkan. Seirirng
naiknya laju produksi CPO PT. Karya Tanah Subur, Rough Cut Capacity
Planning (RCCP) berperan dalam perencanaan prioritas kapasitas produksi yang
berguna

menetapkan

sumber-sumber

spesifik

tertentu,

khususnya

yang

diperkirakan akan menjadi hambatan potensial (Potential bottleneck), seperti yang


terlihat pada table 1.1. dibawah ini :
Tabel 1.1. Jumlah Restan CPO Priode 2012-2013 yang tidak dapat di Olah
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desembe
Jumlah

Jumlah Restan (Kg) 2012


155,165
158,370
159,910
153,304
209,653
202,844
218,575
219,073
174,771
224,085
152,073
204,738
2,232,561

Jumlah Restan(Kg) 2013


263.040
374.337
167.561
215.796
243.247
267.453
225.578
233.328
291.650
322.230
322.230
322.230
3.248.678

(Sumber : PT. Karya Tanah Subur Aceh Barat, 2013)

Berdasarkan data restan yang telah disebutkankan diatas maka diperlukan


suatu perencanaan produksi yang baik sehingga akan tercipta nantinya suatu
kondisi produksi yang optimum yang akan menyebabkan pabrik bekerja pada
kapasitas yang optimal. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
mengoptimalkan mesin pengolahan TBS dalam produksi CPO adalah metode
Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Keunggulan metode Rough Cut Capacity
Planning (RCCP) yaitu menganalisis suatu proses atau evaluasi kapasitas dari
fasilitas produksi yang tersedia di lantai pabrik agar sesuai atau dapat mendukung

jadwal induk produksi yang akan disusun. Langkah ini sangat penting bagi
pengambil kebijakan dalam membuat suatu keputusan dalam mengalokasikan
sumber daya guna menghasilkan kapasitas pabrik yang diharapkan, sehingga
dalam

kekurangan

kapasitas

yang

menyebabkan

kegagalan

produksi,

keterlambatan pengiriman kepelanggan, dan kehilangan kepercayaan dalam


sistem formal yang mengakibatkan reputasi perusahaan menurun dapat teratasi.
Kekurangan kapasitas akan mengakibatkan utilitas sumberdaya yang rendah,
biaya meningkat, harga produk menjadi kompetitif, penurunan keuntungan dan
lain-lain.
Dari latar belakang yang di paparkan di atas maka penulis tertarik
mengambil judul untuk penelitian: "OPTIMISASI KINERJA MESIN
PENGOLAHAN TANDAN BUAH SEGAR MENGGUNAKAN METODE
RCCP (STUDI KASUS PT. KARYA TANAH SUBUR)".
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas permasalahan yang akan dibahas
pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana menentukan waktu standar setiap mesin dan kapasitas mesin


yang ada pada bagian produksi?
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu mesin untuk menghasilkan
produk atau berapa waktu yang dibutuhkan pada setiap proses pengolahan
untuk menghasilkan produk?
3. Apakah penggunaan mesin sudah optimum?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk menentukan waktu standar setiap mesin dan kapasitas mesin yang
ada pada bagian produksi.
2. Untuk menentukan waktu yang dibutuhkan suatu mesin dalam
menghasilkan produk atau waktu yang dibutuhkan pada setiap proses
pengolahan untuk menghasilkan produk.
3. Untuk menentukan optimalisasi penggunaan mesin.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini bagi
perusahaan, mahasiswa dan perguruaan tinggi yang meliputi :
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dalam rangka pengendalian perencanaan produksi
pada kinerja mesin pengolahan tandan buah segar (TBS) secara optimal.
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini berguna untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
memecahkan suatu permasalahan di dunia nyata dengan mengaplikasikan
teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
3. Bagi Jurusan Teknik Industri
Penelitian bermanfaat sebagai tambahan referensi yang dapat memperkaya
laporan-laporan penelitian Teknik Industri serta dapat digunakan sebagai
acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini meliputi dua hal, yaitu batasan penelitian dan
asumsi yang digunakan dalam penelitian ini.

1.5.1. Batasan Masalah


Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam penelitan ini, sehingga hasil
yang diperoleh dapat benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Halhal yang membatasi lingkup penelitian ini adalah :
1. Data yang digunakan adalah data perusahaan dalam kurun tiga tahun.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada setiap unit bagian lantai produksi
diataranya pada mesin strelilizer, mesin penebah, mesin press dan mesin
pemurnian minyak.

3. Perhitungan data hanya sebatas perhitunagn waktu standar untuk


menentukan jumlah tandan yang optimal yang dapat diolah dalam satu hari
kerja yang terdapat pada stasiun produksi dengan menggunakan metode
Rough Cut Capacity Planning (RCCP).

1.5.2. Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode kerja yang digunakan dianggap sudah benar dan pekerja telah
menguasai metode kerja yang sesuai dengan Standart Operational
Prosedure.
2. Mesin dalam keadaan normal dan kapasitas olah dari mesin-mesin yang
sejenis dianggap sama.
3. Cara kerja yang digunakan sudah standar.
1.6. Sistematika Penulisan
Proposal skripsi ini menyajikan tiga bab dengan sistematika sebagai
berikut :

Bab I. Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitan,
manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian (batasan dan asumsi) dan sistematika
penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Pada bab II ini di jelaskan tentang pengertian Perancangan dan Pengendalian
Produksi, Penelitian Waktu (Time Study), Teknik Pengukuran dengan Motion
Study, Teknik-teknik yang dikembangkan dalam Time Study, Penentuan Waktu
Standar, Kapasitas, Optimisasi, . Analisa Kecukupan Data, Peta Kontrol, Peta X
dan R15, Perencanaan Kebutuhan Kapasitas, Defenisi Kapasitas, Penentuan
Kebutuhan Kapasitas, Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
Bab III. Metode Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam
melakukan penelitian agar metodologi penelitian ini akan digunakan sebagai
acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian berjalan secara sistematis
dan sesuai tujuan. Adapun langkah-langkahnya antara lain yaitu, Lokasi dan Waktu
Penelitian, Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian, Pendahuluan, Peninjauan
Lapangan, Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Uji Kecukupan Data,
Perhitungan Kecepatan olah Mesin dengan Stop Watch, Uji Keseragaman Data,
Perhitungan Waktu Standar Setiap Mesin, Perhitungan Efisiensi Setiap Mesin,
Perhitungan Utilitas Setiap Mesin, Perhitungan Kapasitas Olah Mesin, Analisa
dan Pembahasan Hasil.

Anda mungkin juga menyukai