Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Permodelan Mangan
Permodelan Mangan
BAB II
TEKTONIK LEMPENG
Gambar 2.1
Proses Tektonik Lempeng
Ada dua jenis kerak bumi yaitu kerak samudera yang tersusun oleh
batuan yang bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai pada samudera
yang sangat dalam, dan kerak benua yang tersusun dari batuan asam dan lebih
tebal dari kerak samudera.
Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya
aliran panas yang mengalir di dalam astenosfer menyebabkan kerak bumi ini
pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak
Permodelan Mangan
bumi. Dengan demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak
samudera atau keduanya. Arus konveksi tersebut merupakan kekuatan utama
yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng. Pergerakan lempeng
kerak bumi ada tiga macam, yaitu pergerakan yang saling mendekat, saling
menjauh, dan saling berpapasan.
Gambar 2.2
Pergerakan Lempeng
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan
dimana salah satu dari lempeng akan menujam ke bawah. Daerah penujaman
membentuk suatu palung yang dalam, yang biasa merupakan jalur gempa
bumi yang kuat. Dibelakang alur penujaman akan terbentuk rangkaian
kegiatan magmatik dan gunung api serta berbagai cekungan pengendapan.
Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara kedua lempeng
IndoAustralia dan lempeng Eurasia menghasilkan jalur penujaman di selatan
pulau Jawa dan jalur gunung api Sumatera, Jawa dan Nusa tenggara, dan
berbagai cekungan seperti Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera
Selatan dan cekungan Jawa Utara.
Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan
peregangan kerak bumi dan akibatnya terjadi pengeluaran material baru dari
Permodelan Mangan
Gambar 2.3
Jalur Orogenetik
Permodelan Mangan
Permodelan Mangan
Gambar 2.4
Zona Pembentukan Deposit Mineral
Menurut park (1956), cebakan mangan dibagi dalam 5 tipe yaitu :
- Cebakan Hidrothermal.
- Cebakan sedimenter, baik bersama-sama maupun tanpa affiliasi vulkanik
- Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut
- Cebakan metamorfosa
- Cebakan laterit dan akumulasi residual
Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan komersial berasal
dari cebakan sedimenter yang terpisah dari aktivitas vulkanik dan cebakan
akumulasi residual.
Cebakan sedimen laut mempunyai cirri khusus yaitu berbentuk
perlapisan dan lensa-lensa. Seluruh cebakan biji karbonat berasosiasi dekat
dengan batuan karbonat atau grafitik, dan kadang-kadang mengandung
lempung yang menunjukkan adanya suatu pengurangan lingkungan
pengendapan dalam cekungan terdekat. Sebaliknya cebakan bijih oksida
lebih umum dan berasosiasi dengan sediment klasik berukuran kasar, dengan
sedikit atau sama sekali bebas dari unsure karbon organic. Cebakan bijih ini
dihasilkan di bawah kondisi oksidasi yang kuat dan bebas sirkulasi air.
Permodelan Mangan
Volcanic domes,
Ash flows.
e. Cekungan (Basin)
Lingkungan struktur dan pengendapan :Forearc Basin, inter-arc Basin,
Back-arc Basin, Foreland Basin.
Permodelan Mangan
Permodelan Mangan
BAB III
MODEL GENETIK MANGAN
bentuk
cebakan
bijih
sedimen, umumnya
Permodelan Mangan
10
Gambar 3.1
Mineral Mangan
Bijih utama mangan yang sering dijumpai dan bernilai ekonomis
adalah pirolusit dan psilomelan. Dikenal 5 jenis mineral bijih yang
mengandung mangan (Sukandarrumidi, 1998) :
1. Pirolusit (MnO2)
Merupakan mineral oksida berwarna abu-abu kilap metalik, kekerasan
2 - 2,5, BD 4,4 - 4,8 gr/cc. Sistem Kristal tetragonal, belahan prismatik,
merupakan mineral hasil oksidasi. Umumnya pirolusit adalah mineral hasil
oksidasi sekunder atau vein. Pirolusit yang terbentuk sebagai pseudomorf
dari manganit biasanya bersifat masif ataupun reniform kadang berstruktur
berserabut dan radial. Selain sebagai kumpulan kristal yang kasar, pirolusit
juga terdapat sebagai kristal berbentuk jarum yang halus.
2. Psilomelan (Ba, H2O) 4Mn10O20
Merupakan deposit mineral sekunder terhidrasi berwarna abu-abu,
kekerasan 5 - 6, kilap submetalik, sebagai mineral amorf, bersifat massif,
reniform botroidal atau stalaktitik. Sehingga lebih umum dijumpai dalam
jebakan sekunder, berat jenis 3,3 - 4,7 gr/cc, pecahan brittle, sistem kristal
ortorombik.
Permodelan Mangan
11
3. Manganit (Mn2O3.H2O)
Mangan berkomposisioksida , d a n merupakan mineral terhidrasi yang
berwarna hitam besi atau abu-abu baja, monoklin, prismatik, kekerasan 4,
berat jenis 4,2 - 4,4 gr/cc, belahan sempurna, pecahan brittle. Basic
manganese oxide, umumnya dijumpai dalam bentuk urat yang terbentuk
pada temperatur cukup tinggi pada batuan basa.
4. Braunit (3Mn2O3.MnSiO3)
Merupakan Mangan berkomposisi oksida berwarna coklat kehitaman
sering mengandung silika sebanyak 10 %. Berat jenis 4 - 4,2 gr/cc,
berserabut atau kolumnar, mineral ini umumnya dijumpai dalam urat atau
cebakan sekunder. Umumnya berasosiasi dengan bixbyite (Mn,Fe)2O3
dan hausmanie (MnMn2O4).
5. Rhodokrosit (MnCO3)
Warna merah muda hingga coklat, hexagonal, kilap kaca, pecahan
choncoidal, belahan sempurna, kekerasan 3,5 - 4 Mosh, berat jenis
3,4 - 3,6 gr/cc. Mineral ini banyak dijumpai pada vein bersama kuarsa
karena
proses
metamorfisme
yang
bersentuhan
dengan
batuan
Permodelan Mangan
12
Gambar 3.2
Mineral Mangan
[1]
. Cahaya
photogenerasi pada Mn(CO)4L radikal (L= CO, L) dari 1,2-diaxMn2(CO)5L2 kehadiran halida organik atau campuran fisik dari
Mn2(CO)3L2. (L = PR3) dan solusi halida organik hasil Mn(CO)5-yLyX
sebagai hasil satu-satunya.
Tingkat oksidasi tertinggi bagi mangan sesuai dengan jumlah
total elektron 3d dan 4s, tetapi hanya terjadi dalam senyawa okso
MnO4-, Mn2O7, dan MnO3F. Senyawa-senyawa ini menunjukkan
beberapa kemiripan dengan senyawa halogen yang sesuai. Mangan
relatif melimpah, dan terdapat dalam banyak deposit, terutama oksida,
oksida hidrat, atau karbonat. Logam dapat diperoleh daripadanya atau
dari Mn3O4 yang didapat dengan memanggangnya, melalui reduksi
Permodelan Mangan
13
Permodelan Mangan
14
Permodelan Mangan
15
BAB IV
EKSPLORASI DEPOSIT MANGAN (Mn)
Permodelan Mangan
16
b. Peta gelogi
Peta geologi merupakan penggambaran dua dimensi kondisi geologi
lapangan meliputi jenis batuan, struktur geologi, serta sejarah
pembentukannya.
c. Penampang geologi
Penampang geologi adalah penampang yang menggambarkan urutanurutan pembentukan satuan litologi dalam peta geologi.
d. Peta geomorfologi
Peta ini menggambarkan relief muka bumi di area IUP. Peta ini penting
untuk perencanaan tambang dan infrastruktur tambang.
e. Peta tata guna lahan
Peta yang menunjukkan penggunaan lahan oleh masyarakat, misalnya
pemukiman, rumah ibadah, sekolah, pertanian, perkebunan, hutan dan
infrastruktur lain seperti jalan dan jembatan. Peta ini penting untuk
mengetahui lokasi-lokasi dalam area IUP yang tidak bisa dilakukan
proses penambangan.
f. Peta pola pengaliran
Peta pola pengairan dalam eksplorasi mangan diperlukan untuk
interprestasi struktur dan mineralisasi mangan.
g. Peta interprestasi zona mineralisasi mangan
Peta ini sangat penting untuk mengetahui zona prospeksi mangan dan
rekomendasi metode eksplorasi selanjutnya.
h. Rekomendasi-rekomendasi meliputi :
Lokasi rencana test pit
Perencanaan pemetaan bawah permukaan dengan metode geofisika
Lokasi stockpile, mesh, kantor dan gudang
3. Test Pit
Setelah dilakukan pemetaan permukaan (surface mapping) akan diketahui
lokasi-lokasi yang prospek. Informasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan
perencanaan test pit (sumur uji) atau trenching (parit uji), jenis dan
Permodelan Mangan
17
Permodelan Mangan
18
Model
Eksplorasi
Survei
Tinjau
Pemetaan
Geologi
Test Pit
Metode
Geofisika
Sumur Uji
Geolistrik
Geoscanner
Pemboran
Gambar 4.1
Diagram Tahapan Eksplorasi Mangan
Permodelan Mangan
19
patokan
dalam
perhitungan
periode
pertumbuhan
nodul
Gambar 4.2
Hasil Identifikasi Adanya Lensa Mangan dengan Menggunakan Metode
Geolistrik
Permodelan Mangan
20
Gambar 4.3
Proceding Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan (Hasil Sumur Uji)
Gambar 4.4
Block Model Mangan
Permodelan Mangan
21
BAB V
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN
mangan
ditentukan
oleh
letak
deposit
yang
bahan
galian
terdiri
dari
tahap
persiapan
dimulai.
Pekerjaan
ini
meliputi
pembabatan
dan
pembersihan
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
Permodelan Mangan
22
lapisan
tanah
penutup
dimaksudkan
untuk
pengupasan
dilakukan
secara
bertahap
dengan
yang
akan
dilakukan
difokuskan
dengan
Permodelan Mangan
23
Permodelan Mangan
24
Permodelan Mangan
25
Permodelan Mangan
26
Gambar 5.1
Sistem Penambangan Gophering
Permodelan Mangan
27
1. Pengecilan Ukuran
Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan ukuran mangan yang
berukuran 70 mm dengan menggunakan satu unit Jaw Crusher.
Dipilihnya Jaw Crusher karena hasil dari alat ini relatif homogen
(seragam). Sebelum masuk ke alat pengecil ukuran (crusher), mangan hasil
penambangan ditampung dalam hopper, yang selanjutnya masuk ke
vibrating grizzly feeder sebagai pemisah awal dengan ukuran 70 mm.
Mangan dengan ukuran 70 mm akan turun ke air washing unit dan yang
ukurannya > 70 mm akan masuk sebagai umpan dari alat pengecilan
ukuran. Selanjutnya mangan berukuran > 70 mm ini mengalami proses
pengecilan ukuran dan hasilnya akan turun pada alat pemisah ukuran.
Kemampuan produksi alat ini adalah 17-25 ton/jam dan tergantung pada
faktor ukuran maksimum.
2. Air Washing Unit
Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan mangan bersih berukuran 70
mm dengan menggunakan unit modifikasi double roll crusher yang
dilengkapi dengan kawat pembersih di sekeliling roll crusher
dan
: 16 in
- Panjang
: 8m
- Kecepatan
: 100 fpm
Permodelan Mangan
:2m
28
b. Belt conveyor 2
Memindahkan mangan ukuran > 70 mm dari belt conveyor 1 ke jaw
crusher. Kondisi belt conveyor 2 adalah :
- Lebar
: 16 in
- Panjang
: 8m
- Kecepatan
: 100 fpm
:2m
- HP
: 5 HP
c. Belt conveyor 3
Memindahkan mangan ukuran < 70 mm dari air washing unit ke
vibrating screen. Kondisi belt conveyor 3 adalah :
- Lebar
: 16 in
- Panjang
: 10 m
- Kecepatan
: 100 fpm
:2m
- HP
: 7 HP
d. Belt conveyor 4
Memindahkan mangan ukuran 10-70 mm dari vibrating screen ke stock
pile. Kondisi belt conveyor 4 adalah :
- Lebar
: 16 in
- Panjang
: 15 m
Permodelan Mangan
29
Gambar 5.2
Stock Pile and Processing Plant
Permodelan Mangan
30
Permodelan Mangan
31
Permodelan Mangan
32
BAB VI
PEMANFAATAN MANGAN
Permodelan Mangan
33
karatan
galvanis.
Perlawanan
anti-karat
campuran
aluminium 3004 dan 3104 dengan kadar mangan dari 0.8% -1.5% adalah
campuran yang digunakan untuk sebagian besar sebagai kaleng-kaleng
minuman. Untuk tahun-tahun s/d 2000, lebih dari 1,6 juta metrik ton telah
digunakan untuk campuran-campuran tersebut, dengan 1% kadar mangan,
kwantitas ini memerlukan 16,000 metrik mangan ton.
3. Pada Industri Baterai Kering
Salah satu peran atau manfaat MnO2 (sebagai pirolusit) dalam baterai-sel
kering yaitu sebagai oksidator dan juga digunakan sebagai pendepolarisasi
pada sel baterai kering.
4. Dalam industri, mangan digunakan sebagai bahan pembuat batang las,
elektrosis seng dan bahan pengoksida dalam produksi uranium.
Permodelan Mangan
34
BAB VII
KESIMPULAN
1. Genesa
bahan
galian
sangat
erat
dengan
aktivitas
tektonik
bumi
Permodelan Mangan
35
Permodelan Mangan
36
DAFTAR PUSTAKA
Permodelan Mangan
37