Anda di halaman 1dari 26

1.

PENDAHULUAN
A. Judul Penelitian
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif Pada
Bahasan Fisika Atom SMA Mengacu Kurikulum 2013.
B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian dari pembangunan suatu negara.
Suatu negara yang dikatakan maju dapat dilihat dari banyaknya potensi sumberdaya
manusianya yang handal. Pembangunan selalu diarahkan dan bertujuan untuk
mengembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Pendidikan Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan dan
tantangan. Permasalahan dan tantangan tersebut bersumber dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi bidang pendidikan adalah
berupa alat, media, pendanaan, dan sumber belajar. Faktor eksternal dipengaruhi oleh
pertumbuhan penduduk, perkembangan ilmu, dan teknologi yang menuntut
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang handal.
Berdasarkan standar proses pendidikan dasar dan menengah kurikulum 2013
pada Permendikbud no 81A tahun 2013, untuk mencapai kualitas yang telah
dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan
prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta
didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai,
etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang
beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang
menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Kurikulum 2013

dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir yakni pola pembelajaran alat tunggal
menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia (salinan lampiran

peraturan menteri

pendidikan dan kebudayaan nomor 69:2013)

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat yakni harus
mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik, merangsang peserta didik
mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru,
mampu mengaktifkan peserta didik dalam memberikan tanggapan dan umpan balik,
juga mendorong peserta didik melakukan praktik dengan benar.
Multimedia interaktif adalah salah satu media pendidikan yang berkesan.
Kelebihan multimedia interaktif berbanding dengan media-media lain adalah jelas di
1

mana terdapat lima elemen yaitu merangkum teks, grafik, audio, video dan animasi.
Setiap elemen ini mempunyai peranan tersendiri dalam mewujudkan persembahan
informasi yang menarik dan berkesan. Multimedia interaktif membolehkan adanya
interaksi dengan pengguna.
Selain itu, pada tingkat SMA terdapat beberapa mata pelajaran yang tidak
mampu ditelusuri bentuk fisiknya dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Salah
satunya adalah fisika atom. Kesulitan pemahaman peserta didik didasarkan pada
bentuk atom yang mikro serta pergerakannya yang tidak kasat mata. Hal ini
mengakibatkan peserta didik kurang mampu memahami secara pasti apa dan
bagaimana parikel dan pergerakannya dalam kehidupan.
Karena multimedia interaktif memiliki persyaratan untuk menjadi media
pembelajaran yang baik, maka kami melakuakan penelitian tentang Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif Pada Bahasan Fisika
Atom SMA Mengacu Kurikulum 2013 agar memfasilitasi bahan ajar peserta didik
yang lebih kreatif dan inovatif serta memberikan pemahaman yang mendalam
tentang materi ini.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelayakan perangkat pembelajaran berbantuan multimedia interaktif
yang telah dikembangkan pada bahasan fisika atom SMA yang mengacu
kurikulum 2013?
2. Bagaimana pengaruh perangkat pembelajaran berbantuan multimedia interaktif
yang telah dikembangkan terhadap keterlaksanaan pembelajaran?, mencakup
antara laian :
a. Ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya perangkat
pembelajaran yang telah dikembangkan.
b. Respons Peserta didik terhadap penggunaan multimedia interaktif untuk
membantu proses belajar mengajar.

D. Tujuan
1. Mendeskripsikan kelayakan perangkat pembelajaran berbantuan multimedia
interaktif yang telah dikembangkan pada bahasan fisika atom SMA yang mengacu
kurikulum 2013.
2. Mendeskripsikan keterlaksanaan penerapan perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan pada kelas kecil, antara lain: ketuntasan hasil belajar peserta didik,
serta respons peserta didik terhadap penggunaan multimedia dalam pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kurikulum
a. Membantu mengembangkan

perangkat

pembelajaran

inovatif

dengan

pemanfaatan kemajuan teknologi komunikasi.


b. Perangkat pembelajaran berbantuan multimedia interaktif dapat digunakan
sebagai penunjang pada bahasan fisika atom SMA yang mengacu pada
kurikulum 2013.
2. Bagi Guru
a. Diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi guru pada pembuatan perangkat
pembelajaran berbantuan multimedia interaktif.
b. Mensosialisasikan penggunaan multimedia interaktif dalam membantu
kegiatan pembelajaran.
3. Bagi Peserta didik
a. Mengembangkan pembelajaran yang mandiri, yang terpusat pada peserta didik
yang dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun.
b. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih memotivasi
F. Penjelasan Istilah
1. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol
yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya. (Munadi 2012:152)
2. Respons merupakan reaksi, tanggapan, penilaian yang muncul karena adanya suatu
rangsangan (KBBI)

3. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik baik dalam bentuk sikap
yang berupa nilai-nilai dan pola perbuatan, pengetahuan, keterampilan yang diperoleh
setelah mengikuti proses pembelajaran. (Sanjaya 2008:164)
G. Asumsi
Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa Validator dan Responden menilai isi
instrumen secara objektif dan benar.

H. Batasan Masalah
a. Media komputer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu presentasi
pengembangan pembelajaran melalui Macromedia Flash 8.
b. Materi yang diajarkan terbatas pada materi model atom (model atom Dalton,
model atom Thomson, model atom Rutherfort, dan model atom Bohr) serta
simulasi percobaan masing-masing atom.
c. Penilaian terbatas pada kelayakan perangkat pembelajaran, ketuntasan hasil
belajar siswa (kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan), serta respon
siswa terhadap perangkat pembelajaran berbantuan multimedia interaktif.

2. KAJIAN PUSTAKA
A. Pengembangan Perangkat Pembelajaran ADDIE
Model pengembangan perangkat pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,
Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations) yang
dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) dalam Mulyatiningsih yaitu sebagai
berikut:
a. Tahap Analisis (Analysis)
Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan (needs assessment),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis), mengidentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran peserta didik,
tujuan belajar, mengidentifikasi isi/materi pembelajaran, mengidentifikasi
lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran.
b. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan penetapan tujuan belajar, merancang skenario
atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran,
merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan
model/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan
mendasari proses pengembangan berikutnya
c. Tahap Pengembangan (Development)
Pada tahap ini rancangan/ desain produk yang masih konseptual, direalisasikan
menjadi produk yang siap diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap
design telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual,
maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran
dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran.

d. Tahap implementasi/eksekusi (Implementation)


Pada tahap ini rancangan dan metode yang telah dikembangkan diterapkan
pada kondisi yang sebenarnya yaitu di kelas. Materi disampaikan sesuai
dengan model/metode baru yang dikembangkan.
e. Tahap evaluasi/ umpan balik (Evaluation)
Pada tahap ini dilakukan evaluasi/penilaian apakah rancangan dan metode
yang telah dikembangkan dapat berhasil sesuai dengan harapan awal atau
tidak. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum
dapat dipenuhi oleh model/metode baru tersebut.
B. Multimedia Interaktif

Kata media berasal dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar.
Media menurut Sadiman (1990: 6-7) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Pembelajaran yang menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi atau menggunakan multimedia disebut dengan media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif.
Penggunaan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam
penyampaian materi dan juga membantu peserta didik dalam memahami materi
yang diajarkan. Selain itu muatan materi pelajaran dapat dimodifikasi menjadi lebih
menarik dan mudah dipahami, tujuan materi yang sulit akan menjadi mudah,
suasana belajar yang menegangkan menjadi menyenangkan. Dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis multimedia dapat memadukan media-media dalam
proses pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berkembang dengan baik,
sehingga membantu guru menciptakan pola penyajian yang interaktif. Multimedia
interaktif merupakan kombinasi berbagai media dari komputer, video, audio,
gambar dan teks.
Berdasarkan definisi Hofstetter (2001) multimedia interaktif adalah
pemanfaatan komputer untuk menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak
( video dan animasi ) menjadi satu kesatuan dengan link dan tool yang tepat
sehingga memungkinkan pemakai multimedia dapat melakukan navigasi,
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
Keuntungan dan kelebihan menggunakan multimedia interaktif dalam
pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik
(Munadi 2012:150)
2. Memiliki kemampuan menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, gambar, grafik, suara menjadi satu kesatuan penyajian yang
terintegrasi. (Munadi 2012:150)
3. Interaktif, dirancang untuk dipakai peserta didik secara individual (mandiri)
(Munadi 2012:152). Kendali berada pada peserta didik sehingga tingkat
kecepatan

belajar

peserta

didik

dapat

disesuaikan

dengan

tingkat

penguasaannya.
6

4. Memberikan iklim afeksi dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa,
dan menjalan instruksi sesuai yang diinginkan program yang digunakan,
sehingga kebutuhan peserta didik secara individual dapat terakomodasi
termasuk bagi mereka yang lamban menerima pelajaran. (Munadi 2012:152).
C. Macromedia Flash
Macromedia Flash merupakan program animasi web yang diproduksi oleh
Macromedia corp, yaitu sebuah vendor software yang bergerak di bidang animasi
web.Macromedia Flash pertama kali di produksi pada tahun 1966. pada awal
produksi, Macromedia Flash merupakan software untuk membuat animasi
sederhana berbasis GIF. Seiring dengan perkembangannya, Macromedia Flash
mulai digunakan untuk pembuatan desain situs web. Macromedia Flash telah di
produksi dengan beberapa versi hingga Macromedia Flash versi 8.
Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar sekaligus
menganimasikan serta mudah dipelajari. Di samping digunakan untuk keperluan
pembuatan animasi biasa dan animasi sirus web, Flash juga dapat digunakan untuk
membuat game, presentasi, dan animasi kartun. Sekarang juga sudah mulai
berkembang penggunaan Flash untuk pembuatan game di mobile device seperti
handpone,PDA, dll (Amrullah, 2008).
Animasi yang dihasilkan Flash adalah animasi berupa file movie. Movie yang
dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang dimaksud disini adalah grafik
yang berbasis vektor. Jadi ketika diakses melalui internet, animasi yang akan
ditampilkan lebih cepat dan terlihat halus. Selain itu, Flash juga memiliki
kemampuan untuk mengimpor file suara, video maupun file gambar dari aplikasi
lain.
D. Pembelajaran Kurikulum 2013
Tujuan pendidikan nasional pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 1 yaitu mengembangkan potensi peserta didik
untuk memiliki sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan pendidikan tersebut
7

dicapai melalui penyusunan SKL, standar isi, standar proses, dan standar penilaian
pendidikan.
Pada dasarnya yang mendasari kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013
adalah pendekatan ilmiah (saintific approach), walupun sebenarnya bukan hal yang
baru, karena pendekatan ilmiah pada KBK sudah ada, namun istilahnya saja yang
berbeda. Adapun ciri-ciri umumnya adalah kegiatan pembelajaran yang
mengedepankan kegiatan-kegiatan proses yaitu: mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi, mengkomunikasi.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut :
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik tahu mengapa.
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu bagaimana.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu apa.
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
6. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.
Sedangkan proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan,
dan keterampilan seperti digambarkan dalam skema berikut ini :

Gambar 1. Skema pembelajaran kurikulum 2013

Kriteria Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :


1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam

mengidentifikasi,

memahami,

memecahkan

masalah,

dan

mengaplikasikan materi pembelajaran.


4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep,
7.

teori,

dan

fakta

empiris

yang

dapat

dipertanggungjawabkan.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
(http://ibnufajar75.wordpress.com/2013/10/15/pembelajaran-kurikulum-2013menggunakan-pendekatan-saintific/diakses 2 November 2014).

E. Fisika Atom
MODEL ATOM
1. Model Atom Dalton
Perkembangan selanjutnya yang dicatat sejarah ilmu pengetahuan adalah
konsep atom yang dikemukakan oleh Joh Dalton (1766-1844). Dalton
mengemukakan teorinya sebagai berikut:
a. Atom merupakan zat yang tidak dapat dibagi-bagi.
b. Atom suatu unsur tidak dapat berubah menjadi unsur lain. Misalnya, atom
aluminium tidak mungkin berubah menjadi atom besi atau sebaliknya.
9

c. Dua atom atau lebih yang berasal dari unsur-unsur yang berlainan, dapat
bersenyawa membentuk molekul. Misalnya atom hidrogen dan oksigen
membentuk molekul air (H2O).
d. Atom-atom yang bersenyawa dalam molekul memiliki perbandingan
tertentu dan jumlah keseluruhan yang tetap. Jumlah massa sebelum reaksi
dan sesudah reaksi adalah sama.
e. Jika dua atom membentuk dua senyawa atau lebih maka atom-atom yang
sama dalam kedua senyawa itu memiliki perbandingan yang sederhana.
(Drajat;2009)
Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Dalton
a. Kelebihan
Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
b. Kelemahan
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat
menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik.
2. Model Atom Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William
Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan
dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar
baling-baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan
ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun
atom

(partikel

subatom)

yang

bermuatan

negatif

dan

selanjutnya

disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron
bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk
menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut,
Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan
teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan
bahwa: "Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya
tersebar muatan negatif elektron"
10

Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas
kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola
daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan
sebagai bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 2. Model atom Thomson

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Thomson


a. Kelebihan
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom.
Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
b. Kelemahan
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom tersebut.
(http://fisika12.blogspot.com/2010/09/model-atom.html, diakses tanggal 2
November 2014).
3. Model Atom Rutherford
Rutherford

bersama

dua

orang

muridnya

(Hans

Geigerdan

Erners

Masreden)melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa ()


terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu
partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga
dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan
untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan
bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau
dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa
ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel
11

alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi dari pengamatan
Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok
sudut 90 bahkan lebih. Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa
kesipulan beberapa berikut:
Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa
diteruskan. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom
emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan
positif.
Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan
fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan
1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom
kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan
didapatkan

dari

fakta-fakta
percobaan

yang
tersebut,

Rutherford mengusulkan model atom


yang

dikenal

Rutherford yang
Gambar 3. Model atom Rutherford

dengan Model

Atom

menyatakan

bahwa Atom terdiri dari inti atom yang

sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan
negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.
(http://fisika12.blogspot.com/2010/09/model-atom.html, diakses 2 November
2014).
Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Rutherford
a. Kelebihan
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilingi inti
b. Kelemahan
Teori atom Rutherford tidak dapat menjelaskan spektrum
cahaya yang dipancarkan oleh atom hidrogen ketika gas
hidrogen tersebut dipanaskan atau dimasukkan ke dalam
12

tabung dan diberi beda potensial listrik serah yang tinggi


antara ujung-uung tabung tersebut.
Teori atom Rutherford tidak dapat menjelaskan kestabilan
atom. Berdasarkan hukum Coulomb, elektron yang berinteraksi
dengan inti atom akan mengalami gaya sentripetal. Akibatnya,
elektron

mengalami

percepatan

(percepatan

sentripetal).

Menurut teori gelombang elektromagnetik yang dikemukakan


oleh Maxwell jika muatan (elektron) mengalami percepatan
maka

muatan

elektromagnetik.

tersebut
Jika

akan

demikian

memancarkan
maka

gelombang

energi

elektron

berkurang dan akhirnya akan jatuh ke inti atom, tetapi pada


kenyataannya tidak demikian. (Drajat;2009)
4. Model Atom Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki
kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen.
Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam
menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen
melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari
Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron
dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap)
elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga
tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap. Elektron
hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada
peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan
planck, E = hv. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifatsifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum
sudut merupakan kelipatan dari h/2 atau nh/2, dengan n adalah bilangan bulat
dan h tetapan planck.
13

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasanlintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi
paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar
semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

Harapan
Kenyataan
secara luas oleh tenaga kependidikan. Diantaranya sebagian guru masih kesulitan dalam menyusun perangkat pembel
ya
faatkan
materi
teknologi
fisika atom
informasi
masih dan
belum
komunikasi
dilakukan.secara
Pembelajaran
terintegrasi,
umumnya
sistematis,
masih
dan
dilakukan
efektif sesuai
dengan
dengan
gambar
situasi
diam,dan
serta
kondis
jara
ekatan
an kegiatan
ilmiahilmiah
meliputi
mengamati
kegiatandan
mengamati,
mencobamenanya,
keterbatasan
menalar,
alat untuk
mencoba,
percobaan
dan membuat
tentang atom
jejaring
di yang
tingkat
dimaksudkan
SMA
un
Gambar 4. Model atom Bohr
uh
ngpada
cukup
guru,
bagipeserta
prakarsa,
didik
kreativitas,
cenderung
dan
pasif
kemandirian
dan guru sesuai
masih mengesampingkan
dengan bakat, minat,
perbedaan
dan perkembangan
karakteristik
fisik
peserta
serta didik
psikol

Kelebihan dan Kelemahan


a. Kelebihan
atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron.
b. Kelemahan
model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack
(http://fisika12.blogspot.com/2010/09/model-atom.html, diakses tanggal 2
November 2014).
F. Kerangka berfikir

Belum adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan

Solusi
engan penggunaan multimedia interaktif. Multimedia interaktif tersebut didalamnya memuat program Macromedia Fla

Kajian Pustaka
Penelitian Terdahulu
ktif
adadapat
bahasan
menciptakan
kontinuitasinteraksi
dan asas
positif
bernoulli
antara
menunjukkan
peserta didik
bahwa
dengan
rata-rata
sumber
kompetensi
belajar. Beberapa
pengetahuan
fungsi70,7%,
media interaktif
sikap 86,31
M
at
pada
dan mata
kemampuan
pelajaran
visual,
yangauditori,
lain. Khususnya
dan kinestetiknya
untuk mata pelajaran yang sulit diamati dalam kehidupan sehari-hari.

lakan peserta didik terhadap sesuatu.


ng sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya

14

Solusi
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif Pada Bahasan Fisika Atom SMA
Mengacu Kurikulum 2013

3. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (developmental reserch)
pada perangkat pembelajaran fisika dengan bantuan multimedia interaktif yang
dikembangkan dengan model ADDIE yang digagas oleh Dick and Carry (1996)
dalam Mulyatiningsih yang terdiri atas 5 tahap (Analysis, Designn, Develop,
Implementation, Evaluation).
B. Sasaran dan Subjek Penelitian
a. Sasaran Penelitian : mengembangkan proses pembelajaran fisika pada
pembahasan materi fisika atom dengan menggunakan perangkat perangkat
15

pembelajaran berbantuan multimedia interaktif berupa program Macromedia


Flash 8.
b. Subjek Penelitian: Telaah dan validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh
dosen ahli media dan ahli materi dari Universitas Negeri Surabaya. Uji coba
perangkat pembelajaran dilaksanakan pada 30 Peserta didik kelas XII IPA di
SMA Muhammadiyah 1 Gresik.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengembangan perangkat dilakukan di Universitas Negeri Surabaya pada periode
September-Oktober 2015 dan uji coba dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1
Gresik pada 2 November 2015.
D. Desain penelitian
Tahapan pengembangan perangkat dilakukan melalui 5 tahap yaitu Analysis,
Design, Develop, Implementation, Evaluation yang dirinci pada bagan 1 sebagai
berikut:

Analisys (Analisis)
Analisis pustaka
Kajian kurikulum 2013 mengenai proses
pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
materi ajar, serta sistem penilaian otentik
pada aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
Analisis kebutuhan peserta didik dalam
pembelajaran fisika atom di kelas
Pemilihan media pembelajaran yang sesuai

Develop (Pengembangan)
(pengembangan perangkat
pembelajaran
melalui
telaah dan validasi oleh
dosen ahli)

Design (Perancangan)
Penyusunan perangkat pembelajaran
RPP
Buku ajar
Multimedia interaktif (Macromedia
Flash 8)
Penyusunan lembar penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan

Implementation
(Penerapan)
Pengujian perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan
pada
kelas

Evaluation (Penilaian)
(keterlaksanaan
pembelajaran,
Hasil belajar, Respon Peserta didik

16

Bagan 1. Alur Penelitian

E. Langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran


1. Tahap Analisys (Analisis)
Analisis kurikulum 2013 Kurikulum 2013 menerapkan metode pendekatan
saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat
jejaring pada kegiatan pembelajaran. Sistem penilaian pada kurikulum 2013
dilakukan dengan penilaian otentik yang menilai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik secara berkelanjutan.
Salah satu materi ajar yang dibahas pada jenjang kelas IX tingkat SMA jurusan
IPA yaitu Fisika Atom, hal ini tercantum dalam Pemendikbud no 69 tahun 2013
mengenai kompetensi inti dan kompetensi dasar sebagai berikut.
1.1 Analisis Kurikulum 2013
Kompetensi inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong-royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

17

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagat
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3.12

Memahami karakteristik inti atom, radioaktivitas, dan pemanfaatannya dalam


teknologi.
Menyajikan informasi tentang pemanfaatan radioaktivitas dan dampaknya

4.12

bagi kehidupan

Berdasarkan kompetensi tersebut, maka dirumuskan mengenai aspek-aspek


yang akan latihkan dan dinilai sebagai hasil belajar. Aspek tersebut meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Aspek sikap meliputi :
Sikap spiritual (pengakuan atas kebesaran tuhan, dan rasa syukur)
Sikap sosial (rasa ingin tahu, kepercayaan diri, keterbukaan dalam
menyampaikan dan menerima pendapat)
Aspek keterampilan meliputi:
Keterampilan

melakukan

percobaan

(merangkai

alat,

mengamati

keterkaitan variabel)
Keterampilan mengkomunikasikan hasil percobaan melalui laporan
percobaan dan kegiatan presentasi.
Aspek pengetahuan
Materi yang akan dipelajari dirinci sebagaimana bagan 2 di bawah ini.

18

M o d e l A to m
RATDa htu a o ot l mth m o e n s rB fo o n hr d r
Bagan 2 Peta Konsep Fisika Atom (Model Atom)

1.2 Analisis Kebutuhan Pembelajaran


Setiap peserta didik memiliki perbedaan latar belakang baik dalam adat,
budaya, lingkungan, dan pengalaman yang berbeda. Atas perbedaan tersebut,
setiap peserta didik akan memiliki kondisi psikologis tertentu seperti:
intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya
nalar, serta kecenderungan gaya belajar dengan audio, visual, atau kinestetik,
yang kadarnya berbeda antara satu dengan lainnya (Munadi 2012:26).
Perbedaan karakteristik tersebut dapat diatasi melalui penggunaan media
dengan tingkat stimulus atau daya rangsang yang tinggi seperti: penggunaan
animasi, video, permainan simulasi untuk dapat menarik minat, serta perhatian
peserta didik untuk belajar.
1.3 Pemilihan Media
Media yang dikembangkan berupa program Macromedia Flash 8 dimana
kita dapat membuat presentasi menarik dengan menggabungkan unsur teks,
gambar animasi bahkan membuat game pembelajaran yang menarik.
2. Tahap Design (Perancangan)
Perancangan perangkat pembelajaran dilakukan melalui tahapan:
a. Penetapan metode pembelajaran
Sesuai dengan kurikulum 2013, metode pembelajaran yang digunakan yaitu
metode saintifik yang di dalamnya memuat kegiatan mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan membuat jejaring.
19

b. Penyusunan RPP, buku ajar, LKS, serta lembar penilaian


c. Pembuatan media pembelajaran dengan Macromedia Flash 8.
3. Tahap Develop (Pengembangan)
Pengembangan perangkat dilakukan melalui telaah oleh 2 orang pakar
(Expert Appraisal) yang terdiri dari pakar media dan pakar materi ajar dengan
tujuan untuk memperoleh masukan dan saran pengembangan perangkat
pembelajaran. Alur tahapan pengembangan dilakukan seperti pada bagan 3
berikut.
Telaah 2 dan Validasi

TelaahHasil
1
yang telah direvisi

Draft I

2 Pakar / Dosen

Draft II

2 Pakar / Dosen

Bagan 3. Alur Tahapan Pengembangan

4. Tahap Implementation (Penerapan)


Penerapan perangkat pembelajaran dilakukan pada 30 orang peserta didik di
SMA Muhammadiyah 1 Gresik, dengan diawasi Ilmiah,S.Pd. selaku guru fisika di
sekolah tersebut. Peserta didik dipersiapkan untuk membawa sendiri komputer
jinjing/laptop, dan melakukan kegiatan pembelajaran dalam bentuk kelompok
kecil yang terdiri dari 2 orang.
5. Tahap Evaluation (Penilaian)
Evaluasi dilakukan untuk menilai ketercapaian tujuan pengembangan, menilai
keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, respons peserta didik, serta ketercapaian
kompetensi

belajar.

Evaluasi

dilakukan

melalui

penggunaan

lembar

pendampingan kegiatan pembelajaran, lembar angket respons peserta didik


terhadap penerapan perangkat pembelajaran, serta penilaian hasil belajar peserta
didik setelah diterapkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
F. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
20

Variabel

bebas

adalah

variabel

selama penelitian dan memberikan suatu

yang sengaja diubah atau diberi perlakuan


pengaruh

terhadap variabel lain. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah pengembangan media pembelajaran menggunakan


program Macromedia Flash 8 sesuai kurikulum 2013.
Definisi

operasional

variabel

bebas

pengembangan media

pembelajaran

menggunakan program Macromedia Flash 8 sesuai kurikulum 2013.

Pada

pembelajaran kali ini siswa dilatihkan untuk mengkonstruk pemahamannya sendiri.


b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat dari variabel bebas.
Variabel terikat didapat setelah pemberian perlakuan. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil kelayakan perangkat pembelajaran dan hasil respon siswa
terhadap pengembangan media pembelajaran menggunakan program Macromedia
Flash 8.
Definisi

operasional

variabel

terikat

adalah

tingkat kelayakan media

pembelajaram yang telah dikembangkan dan diuji oleh validator berupa kriteria
kebahasaan, kejelasan format materi, kriteria ilustrasi dan kriteria penyajian yang
didalamnya menekankan respon agar siswa termotivasi dalam belajar, pendalaman
dalam pemahaman materi, dan peningkatan terhadap keaktifan dalam proses
pembelajran.

c.

Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dijaga selama penelitian. Variabel
kontrol

dalam

penelitian

ini

adalah materi pembelajatan,

alokasi

waktu

pembelajaran dan jenis media pengembangan yang digunakan.


Definisi operasional variabel kontrol adalah pokok bahsan yang diajarkan
adalah materi fisika atom. Dimana sub materi yang ditekankan adalah teori atom.

G. Definisi Operasional Variabel


1. Media Pengembangan Menggunakan Macromedia Flash 8
Pengembangan media ini menggunakan bantuan program Macromedia
Flash 8 dimana pada program tersebut akan dibuat animasi bergerak yang
mewakili bentuk atom secara nyata oleh beberapa tokoh serta terdapat pula
ilustrasi percobaan yang mendukung tokoh menemukan teori atom tersebut.
Tampilan akan dibuat atraktif dan menyenangkan.
21

2. Kelayakan Media
Kelayakan media pengembangan ini didasari dari hasil validasi oleh
validator dari segi materi yang sesuai kompetensi dasar kurikulum 2013
sehingga layak untuk diujicobakan dalam pembelajaran materi fisika atom di
SMA.
3. Respon siswa
Respon siswa merupakan deskripsi dari angket berdasarkan ketuntasan hasil
belajar peserta didik serta ketertarikan peserta didik terhadap media pengembangan
menggunakan Macromedia Flash 8 pada sub materi teori atom.
H. Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Lembar Telaah dan Validasi
Lembar telaah digunakan untuk memperoleh saran-saran perbaikan dari pakar
mengenai ketercapaian indikator pengembangan. Lembar validasi digunakan
untuk mengukur kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Telaah
dan validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh dua orang pakar/dosen ahli
yang terdiri dari ahli media dan ahli materi ajar dan pembelajaran.

2. Lembar Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran


Lembar pendampingan pelaksanaan pembelajaran berupa lembar observasi/
pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung, yang dilaksanakan oleh
guru sekolah yang bertindak sebagai pengevaluasi. Observasi digunakan untuk
mendeskripsikan kemampuan peneliti dalam mengelola pembelajaran serta
kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
I. Metode Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan,dengan model pengembangan
ADDIE (Analysis, Design, Development or Production, Implementation or
Deliveryand Evaluation ) yang dikembangkan oleh Dick and Carry (1996). Model ini
terdiri dari lima tahapan, yaitu : (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4)
Implementation, dan (5) Evaluations. Model ADDIE digunakan dalam penelitian ini
22

dikarenakan mempunyai tahapan-tahapan yang jelas, ringkas dan rasional. Sedangkan


desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest- Posttes Design. Untuk
memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa metode
pengambilan data, yaitu:
a. metode observasi, digunakan untuk mengamati kondisi dan potensi sekolah yang
digunakan untuk penelitian. Selain itu juga digunakan untuk mengamati proses
berlangsungnya pembelajaran dengan menggunkan multimedia interaktif
b. metode dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan dokumentasi di lapangan yang mendukung proses penelitian
c. metode tes, digunakan untuk mengukur kemampuansiswa sebelum dan sesudah
diberikan pembelajaran menggunkan multimedia interaktif,
d. metode angket, digunakan untuk mengumpulkan data deskriptif tentang validasi
media respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. analisis deskriptif prosentase, yaitu mengubah hasil skor mentah kedalam bentuk
prosentase kemudian hasil yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria penilaian.
Pedoman yang digunakan dalammenentukan kriteria penilaian adalah: 81%
-100% :Baik sekali, 61% - 80% : Baik, 41% - 60% : Cukup, 21% - 40% :
Kurang, 0% - 20% : Sangat kurang (Riduwan, 2003). Data yang dianalisis dengan
analisis ini adalah data hasil validasi media, hasil pengamatan pembelajaran, dan
respon siswa yakni :
skor yang diproleh
Skor =
x 100
skor maksimum
b. analisis hasil belajar, digunakan untuk mengukur tingkat perbandingan hasil
belajar siswa sebelum menggunakan media dengan setelah menggunakan media.
Penilaian kemampuan peserta didik dalam ramah pengetahuan dan keterampilan
dinilai dengan skala kuantitatif dari 0 sampai 4 yang diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
skor yang diproleh
Skor =
x4
skor maksimum

Hasil belajar meliputi 3 ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.


Kompetensi sikap dinilai dengan skala kuantitatif dari 0 sampai 100 dengan
kategori sebagai berikut :
23

SB = Sangat Baik (80-100)


B = Baik (70-79)
C = Cukup (60-69)
K = Kurang (<60)
Kriteria penilaian tersebut didasarkan pada peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan republik Indonesia nomor 81a tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum dan pedoman umum pembelajaran, menyatakan kriteria penilaian pada
tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Kriteria Penelitian
Sikap
SB
B
C
K

Nilai Kompetensi
Pengetahuan
Keterampilan
(3,67 - 4,00)
(3,67 - 4,00)
(3,34 3,36)
(3,34 3,36)
(3,01 3,33)
(3,01 3,33)
(2,67 3,00)
(2,67 3,00)
(2,34 2,66)
(2,34 2,66)
(2,01 - 2,33)
(2,01 - 2,33)
(1,67 2,00)
(1,67 2,00)
(1,34 1,66)
(1,34 1,66)
(1,01 1,33)
(1,01 1,33)
(0,00 1,00)
(0,00 1,00)

Predikat
A
AB+
B
BC+
C
CD+
D

Peserta didik dikatakan tuntas apabila mencapai kategori minimal B. Pencapaian


ketuntasan klasikal kelas dapat dihitung dengan rumus:
Ketuntasan=

jumlah peserta didik tuntas


x 100
jumlah seluruh peserta didik

24

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Model Atom.(online),(http://fisika12.blogspot.com/2010/09/model-atom.html,
diakses 2 November 2014).
Anonim. --.Multimedia Interaktif.(online),
(http://www.edukasi.net/sosialisasi/multimediainteraktif/, diakses 2
November 2014).
Drajat.2009.Fisika Untuk SMA XII.Jakarta:PT Sutra Benta Perkasa.
Fajar,Ibnu.2013.Pembelajaran
Kurikulum
2013.(online),
(http://ibnufajar75.wordpress.com/2013/10/15/pembelajaran-kurikulum-2013menggunakan-pendekatan-saintific/, diakses 2 November 2014).
Mendiknas.2003.Peraturan undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No.
4301).Jakarta:Mendiknas
Mendikbud.2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Jakarta:Mendiknas
Mulyatiningsih,Endang.-----.Pengembangan
Model
Pembelajaran.(online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsihmpd/7cpengembangan-model-pembelajaran.pdf, diakses 2 November 2014).
25

Munadi, Yudhi.2012.Media Pembelajaran.Jakarta:Gaung Persada Press.


Piharto,Gustoh.2014.Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbantuan Multimedia
Interaktif pada Bahasan Kontinuitas dan Asas Bernoulli di SMA Mengacu Kurikulum
2013. Skripsi tidak diterbitkan.Surabaya:PPs Universitas Negeri Seurabaya.
Riduwan.2003.Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.Bandung:Alfabeta.
Sadiman,Arif,dkk.1990.Media
Pendidikan
Pemanfaatannya.Jakarta:CV Rajawali.

Sanjaya,Wina.2008.
Strategi
Pembelajaran
Pendidikan.Jakarta:Prenada Media

Pengertian,
Berorientasi

Pengembangan,
Standar

dan
Proses

26

Anda mungkin juga menyukai