BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
Diusulkan oleh :
Wenny Tiara Andhika Rahayu
C34090055
Angkatan 2009
C34090087
Angkatan 2009
Sheila Amanda
C34100060
Angkatan 2010
Ketua Kelompok
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan. Karya tulis ini disusun dalam rangka
Program
Kreatifitas
Mahasiswa
Gagasan
Tertulis
(PKM-GT)
yang
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
RINGKASAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerutan pada wajah merupakan masalah bagi setiap manusia, terutama
pada wanita yang telah berumur. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh faktor usia,
beberapa wanita muda juga memiliki masalah tersebut pada usia dini. Polusi udara
di lingkungan dan molekul radikal bebas yang secara alami masuk ke dalam
tubuh. Sehingga, mereka membutuhkan perlindungan khusus untuk mengatasi hal
tersebut. Menurut WHO (2009), lebih dari delapan juta orang di Indonesia
mengalami masalah penuaan pada wajah. Menurut penelitian Triwijayati (2006),
sebanyak 40% dari 450 orang di Indonesia membutuhkan kosmetik untuk
mengatasi masalah penuaan dini. Penggunaan kosmetik berbahan kimia sudah
mulai ditinggalkan karena timbulnya kesadaran konsumen akan resiko produk.
Bidang kecantikan kulit dan kosmetik mengaplikasikan teknologi nano untuk
memaksimalkan fungsi kosmetik pada tubuh sehingga perlindungan dan
penyerapan bahan kosmetik sesuai dengan fungsinya. Produk kosmetik yang
mengaplikasikan teknologi nano memiliki daya serap dan perlindungan lebih
tinggi dibanding produk sejenis.
Kitin nanofibril mampu membantu interaksi secara cepat antara kulit,
keratin dan fibroblas. Keratin melindungi kulit terhadap lingkungan.Fibroblas
adalah bagian kulit yang dapat menghasilkan serat kolagen untuk anti-aging
(Morganti 2008). Kitin nanofibril dapat bereaksi cepat terhadap fibroblas dan
menghasilkan rangsangan yang ditransmisikan ke sistem saraf dari mediator yang
dihasilkan dari keratin. Menurut Morganti (2008) kitin nanofibril dapat
mengurangi efek radikal bebas pada kulit dan mempercepat regenerasi sel yang
mati.
TUJUAN
Meningkatkan pemanfaatan kitin nanofibril sebagai bahan kosmetik anti
aging dan memberikan alternatif yang solutif untuk permasalahan kulit, terutama
pada wanita usia lanjut.
MANFAAT
Masyarakat
*
Produk aman anti aging
Industri Kosmetika
*
Inovasi baru produk dan teknologi
*
2
Industri Perikanan
*
Mendorong industri untuk mengembangkan produk dari bahan baku hasil
samping dan memperoleh keuntungan yang signifikan.
3
GAGASAN PENULISAN
Karakteristik Kitin Nanofibril
Kitin adalah biopolimer tersusun oleh unit-unit Nasetil-D-glukosamin
berikatan b(1-4) yang paling banyak dijumpai di alam setelah selulosa. Produksi
alamiah kitin di dunia diperkirakan mencapai 109 metrik ton per tahun. Senyawa
ini dijumpai sebagai komponen eksoskeleton kelompok Crustaceae, dinding sel
insekta, kapang dan kamir (Morganti dan Morganti 2008). Kitosan merupakan
senyawa hasil deasetilasi kitin, terdiri dari unit N-asetil glukosamin dan N
glukosamin. Adanya gugus reaktif amino pada atom C-2 dan gugus hidroksil pada
atom C-3 dan C-6 pada kitosan bermanfaat dalam aplikasinya yang luas yaitu
sebagai pengawet hasil perikanan (Dutta et. al. 2004)
Kitin adalah suatu substansi mikrofibril jenis -polimorfik yang
mempunyai tingkat deasetilasi rendah (~0,05) didapat dari enzim kitin deasetilase
yang berguna untuk menghasilkan protein selama biosintesis. Substansi
mengendap dalam matriks protein dan kalsium karbonat sehingga mikrofibril
terbentuk. Setelah disekresi dalam bentuk amorfis, mikrofiber menjadi serat dan
kristal, menghasilkan partikel kitin kristal yang juga dikenal sebagai nanofibril
(Morganti 2010). Kitin nanofibril dapat dengan mudah dimetabolisme oleh enzim
endogen pada tubuh dan digunakan untuk kosmetik dan biotekstil. Substansi ini
aman digunakan karena berbahan baku alami. Selain mudah dimetabolisme oleh
enzim, kitin ini bersifat bio- dan eko- kompatibel. Nanofibril memiliki ukuran
rata-rata satu seperempat ukuran bakteri, 1 g produk setara dengan 400 m 2 luas
permukaan. Kitin nanofibril memiliki ukuran rata-rata 240 nm. Seperti yang
diketahui, kitin dikenal poliglukosida alami yang mudah terserap oleh kulit dan
antioksidan yang mampu memberi nutrisi pada kulit. Tentunya hal ini menjadi hal
baru yang berperan sebagai pelindung kulit dan mukosa dan mampu menembus
lapisan kulit dengan mudah (Morganti et. al. 2011).
Mekanisme Kerja Kitin Nanofibril
Teknologi nano membantu penyerapan zat-zat yang dibutuhkan kulit
dengan memperkecil ukuran zat dalam kosmetik sehingga mempercepat khasiat
pada kulit. Nanomaterial memiliki potensi untuk mengubah cara kerja kosmetik
dan obat secara radikal Berdasarkan penelitian Morganti (2008), kitin nanofibril
pada kosmetik mempertahankan kadar air pada kulit sehingga bekerja sebagai
pelembap alami. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kitin nanofibril dapat
mengaktifkan proliferasi keratinosit sebaik kemampuan fibroblast, tidak hanya
meregulasi sintesis kolagen tapi juga sekresi sitokin dan aktifitas makrofage
(Morganti 2010). Studi in vitro menunjukkan bagaimana kitin nanofibril dapat
meningkatkan reproduksi fibroblast dengan peningkatan subsekuen pada sintesis
kolagen dan produksi adenosin trifosfat. Pada studi in vivo, hidrasi dan lipid
superficial kulit meningkat dengan reduksi simultan dalam peroksida lipid dan
hilangnya air pada lapisan transepidermal. Kitin nanofibril memiliki berbagai
jenis emulsi yang berbeda dan aktivitas penyembuhan yang unik. Berdasarkan
tipologi pembawanya, dalam bentuk gel, serat, maupun matriks, substansi
kompleks kitin nanofibril memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan
membran mukosa regenerasi tulang, atau sebagai anti aging terapi kosmetik.
4
Efektifitas Kosmetik Kitin Nanofibril
Secara khusus, nanopartikel dikembangkan untuk melindungi berbagai
bahan yang bermanfaat untuk kulit. Salah satu faktor utama penyerapan zat
kedalam kulit adalah ukuran molekul (Morganti et. al. 2007). Peran siklus sistem
untuk memastikan konsentrasi yang benar dalam tubuh persatuan waktu. Namun
efisiensi dari senyawa aktif tergantung pada ketersediaan hayati, ini sangat
penting karena akan bekerja dalam waktu yang lama. Nanovesicles adalah sistem
penyerapan dalam kulit,dan solid lipid nanoparticles (SLN) atau lemak padat
berstruktur nano (NLC), telah dikembangkan untuk kosmetik dan farmasi (Biagini
et. al. 2008). Pada bidang kosmetik dan farmasi tersebut, nanofibril mendukung
sifat penetrasi dan aktivasi, karena ikatan kimia dapat terbentuk dari banyak
molekul. Nanofibril dapat membawa molekul ke tempat berbeda dalam waktu
yang berbeda. Bukti dari fenomena adsorpsi adalah atau penyerapan adalah bukti
dari kapasitas kitin yang dapat mereduksi kecepatan koagulasi darah setelah
beberapa enzim dan trombosit bekerja. Krim anti aging dengan material kitin
nanofibril berfungsi sebagai pelembab untuk mengatasi penuaan dini. Selain kitin
nanofibril, bahan tambahan yang digunakan dalam krim anti aging berupa
liposome dan glycoprotein yang berperan untuk menambah kadar air pada kulit,
memperbaiki sel-sel kulit (Morganti 2010). Partikel nano sebagai pengantar bahan
aktif mampu memaksimalkan penyerapan bahan kosmetik ke dalam kulit. Partikel
nano juga dapat menyalurkan secara lebih merata bahan kosmetik yang berfungsi
melindungi kulit dari sinar matahari dan energi negatif serta menyerap bahan
kosmetik ke lapisan kulit yang lebih dalam secara utuh dan tidak terurai (Morganti
dan Morganti 2008).
DAFTAR PUSTAKA
[WHO]. 2009. Global Health Risk. www.who.int/whosis/whostat/index.html. [5
Maret 2012]
Bansal V, Sharma PK, Sharma N, Pal OP, Malviya R. 2011. Applications of chitin
and chitosan derivatives in drug delivery. Advances in Biological Research
5 (1): 28-37.
Biagini G, Zizzi A, Giantomassi F, Orlando F, Lucarini G, Belmonte MM, Tucci
MG, Morganti P. 2008. Cutaneous absorption of nanostructured chitin
associated withnatural synergistic molecules (lutein). Journal Appl.
Cosmetol. 26 : 69-80
Dutta PK, Dutta J, Tripathri VS. 2004. Chitin and chitosan: Chemistry, properties,
and applications. Journal of Scientific & Industrial Research. Vol.63 : 2031.
Khan TA, K Kok dan S Hung. 2002. Reporting degree of
deacetylation values of
chitosan: the influence of analytical methods. J. Pharm.
Pharmaceut. Sci.,
5:205-212
7
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Kelompok
Nama
NIM
Fakultas / Departemen
Tempat, tanggal lahir
Alamat Asal
No. telepon/HP
Anggota 1
Nama
NIM
Tempat, tanggal Lahir
Fakultas / Departemen
: Sheila Amanda
: C34100060
: Bekasi, 2 November 1992
: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan /
Teknologi Hasil Perairan
: Jalan Babakan Lebak Rt 001/10 Bogor
: 085711702411
Ttd
Sheila Amanda
C34100060
Biodata Dosen Pendamping
Data Umum
Nama Lengkap
NIP
Jenis Kelamin
Agama
Pangkat/ Golongan/ Jabatan
Fakultas
Program Studi
Perguruan Tinggi