Anda di halaman 1dari 2

KONSEPSI

Ovum yang dilepasoleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamenfimbria


infundibulumtuba ke arahostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus kea rah medial. Ovum
inimempunyai diameter 100 90,1 mm). ditengah-tengahnya dijumpai nucleus yang berada
dalam metaphase pada pembelahan pematangan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma yang
kekuning-kuningan yakni vitelus. Vitelus ini mengandung banyak zat karbohidrat dan asam
amino.
Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona
radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan
dari sel-sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melaluisaluran-saluran halus di zona
pelusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam perjalanan ovum di ampula tuba makin
berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu berada dekat pada
perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat pembuahan terjadi.
Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio padawaktu
koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapatterus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya
beberapa ratus yang dapatsampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki
ovum yang telah siap untuk dibuahi. Hanyasatu spermatozoa yang mempunyai kemampuan
(kapasitasi) untuk membuahi. Pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di
nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum karena diduga dapat
melepaskan hialuronidase.
Fertilisasi atau pembuahan merupakan penyatuan ovum (oostit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi
spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetic.
Hanya satuspermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukan penetrasi
membrane sel ovum. Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata
(lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraselular), yaitu dua
lapisan yang menutupi dan encegah ovum mengalami fertilisasi leih dari satu spermatozoa. Suatu
moleul komplemen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3

glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang
membantu spermatozoa menembus zona pelusida.
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum. Granula
korteks di dalam ovum berfusi dengan membrane plasma sel, sehingga enzim di dalam granulagranula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida. Hal ini menyebabkan glikoprotein di
zona pelusida berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat
ditembus oleh spermatozoa. Prosesini mencegah ovum dibuahi lebih dari satu sperma.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim.
Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan
lancer, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok selyang sama besarnya. Hasil konsepsi berada
dalam stadium morula kemudian hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars
interstisial tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus disalurkan kea rah kavum uteri oleh
arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.

Anda mungkin juga menyukai