Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN KEGIATAN
BULAN NOVEMBER
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... 7
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 10
BAB II KEGIATAN INTERNAL ................................................................................................... 11
2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang .....................................................................................................11
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.4 Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional ......................15
2.4.1
2.4.2
2.4.5
2.5.2
2.5.3
3.51 Kick Off Meeting Pengembangan Peta Kebencanaan Indonesia Berbasis Perubahan
Iklim di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat ............................................................................53
3.52 Rapat Pembahasan Raperda RTRW Provinsi Kalimantan Utara ............................................53
3.53 Konsultasi DPRD Provinsi Kalimantan Selatan ..............................................................................54
3.54 Rapat Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Morowali Utara, Mamuju Tengah, dan
Banggai Laut ....................................................................................................................................................55
3.55 Evaluasi Penyeleggaraan Penataan Ruang Daerah .......................................................................55
3.56 Pembahasan Implementasi Perda RTR Berbasis Mitigasi Bencana .....................................56
3.57 FGD Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Kehutanan ..........................................................57
3.58 Rapat Koordinasi Awal Penyusunan Kerangka Regulasi Rpjmn 2015-2019 Bidang
Pertanahan .......................................................................................................................................................57
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang.......................................................................................................59
Tabel 2. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan ......................................................................................................59
Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Informasi dan Sosialisasi ..........................................................................60
Tabel 4. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN .....................................................................................................61
Tabel 5. Rencana Kegiatan Sekretariat RAN ...........................................................................................................61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rencana dan Penyerapan Anggaran Dit. TRP sampai Bulan November 2014 ................20
DAFTAR SINGKATAN
BAPPENAS
BIG
BKPRD
BKPRN
BNPB
BP
BPN
DIRJEN
FGD
INPRES
INFOSOS
K/L
KAPET
KEMHUT
KKDT
KKP
KLH
KLHS
KSN
LP2B
LH
LS
MIT
NSPK
NSP
PERMEN
PERPRES
PK
PMK
POKJA
PP
PPK
PRB
PU
PUSDATIN
RAINPRES
RAKORNAS
RAKORTEK
RAN
RDTR
RENAKSI
RPI2JM
RPJMN
RTR
RTRW
RTRWK
RTRWN
RTRWP
RUU
RZWP3K
SARBAGITA
SATKER
SCDRR
SDA
SDM
SK
SKPD
SOP
TA
TOL
TRP
TUP
UKM
UKP4
UP
UU
UUPA
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
BAB I
PENDAHULUAN
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 (dua) jenis kegiatan, yang dibagi menjadi: 1)
kegiatan internal; dan 2) kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang
diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan
direktorat yang telah disusun pada awal tahun 2014. Kegiatan internal ini dijelaskan ke dalam
bentuk kegiatan utama dan sub-kegiatan. Kegiatan eksternal adalah kegiatan yang merupakan
undangan untuk Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan
oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor.
Di Bulan November 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah menyelenggarakan
kegiatan, yaitu: (i) rapat pembahasan Buku III RPJMN 2014-2019; (ii) pengenalan geopark dan
tata ruang; (iii) percepatan penyusunan RRTR; (iv) pertemuan Smart Planning Approach dan
keterkaitan dengan penataan ruang.
Kegiatan yang masih berlanjut pelaksanaan kegiatannya, antara lain: (i) penyusunan RPJMN
2015-2019; (ii) penyusunan profil tata ruang dan pertanahan; (iii) koordinasi perencanaan; (iv)
pembahasan perubahan IKK BPN; (v) pembahasan RUU pengelolaan ruang udara; (vi) pending
issues RZWP3K; (vii) penerapan KM; dan (viii) pilot project Reforma Agraria Nasional. Secara
umum, kegiatan yang selesai pelaksanannya menghasilkan capaian yang memuaskan.
Pada laporan ini dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama
Bulan November 2014 oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Laporan ini merupakan
tanggung jawab pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Tata Ruang
dan Pertanahan dalam mengelola perencanaan pembangunan bidang Tata Ruang dan
Pertanahan, yang dijabarkan ke dalam kegiatan Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat
Pertanahan, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional (BKPRN), dan sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN).
10
BAB II
KEGIATAN INTERNAL
Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi
kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap
minggu dan setiap bulan.
Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah
pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat
dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang.
Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja.
Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun
kegiatan pendukung.
2.1
11
12
2.2
2.3
14
2.4
15
e. Diperlukan payung hukum kelembagaan karena itu dibutuhkan dukungan penuh dari
BKPRN, karena geopark bukan tugas dan fungsi satu Kementerian/Lembaga, namun
sudah lintas sektor. Sehingga perlu dipikirkan kebijakan penetapan geopark di level
nasional guna meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia.
17
2.5
18
2.6
19
Gambar 1. Rencana dan Penyerapan Anggaran Dit. TRP sampai Bulan November 2014
20
BAB III
KEGIATAN EKSTERNAL
Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan
Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik
oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ataupun
kementerian/lembaga lain, pada Bulan November 2014. Kegiatan ini dihadiri secara langsung
oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun
Staf.
3.1
Pada tanggal 4 November 2014 di Ruang Rapat SG 3, Pemerintah Kota Mojokerto melaksanakan
konsultasi dengan Direktorat TRP, Direktorat Perkotaan Kementerian PU, dan Direktorat
Pengembangan Wilayah Bappenas terkait dengan Penyediaan Peta Skala Rinci untuk RDTR,
Penyediaan Kebutuhan RTH Kota, serta Batas Ketinggian Bangunan. Kunjungan DPRD Kota
Mojokerto ini bertujuan untuk melakukan konsultasi terkait dengan penyediaan peta skala rinci
untuk RDTR, penyediaan kebutuhan RTH kota, serta batas ketinggian bangunan dalam RTRW.
Beberapa poin penting yang disampaikan DPRD Kota Mojokerto:
a. Penyediaan Peta Skala Rinci untuk RDTR
Pemkot Mojokerto mengalami kesulitan dalam pengadaan peta skala rinci untuk
penyusunan RDTR. Pemkot merasa proses yang ditemui di lapangan terlalu rumit.
Pemkot Mojokerto telah mengajukan permohonan peta skala rinci kepada BIG dan
LAPAN, namun peta yang diberikan adalah peta tahun 2012.
b. Penyediaan Kebutuhan RTH Kota
Kota Mojokerto mengalami kendala dalam penyediaan RTH khususnya RTH publik
dikarenakan keterbatasan lahan kota.
Dalam penetapan peruntukan lahan untuk RTH pada RTRW Kota Mojokerto
ternyata tidak memperhatikan kondisi eksisting yang telah terbangun, sehingga
Pemkot mengalami kesulitan dalam penyediaan RTH karena terkendala kepemilikan
lahan oleh privat.
Terkait dengan RTH ini, Pemkot telah mengirimkan surat kepada BKPRN untuk
pembahasan di tingkat pusat namun belum mendapatkan respon.
Usul Pemkot Mojokerto: Apakah bisa dilakukan penyediaan RTH di daerah yang
bukan diperuntukkan untuk RTH sehingga peruntukan lahan eksisting saat ini yang
seharusnya merupakan RTH tidak perlu diubah peruntukannya.
Usulan Perubahan Batas Ketinggian Bangunan dalam RTRW
c. Pemkot Mojokerto mengusulkan perubahan batas ketinggian lantai bangunan Kota
Mojokerto yang tercantum dalam RTRW Kota Mojokerto, yang semula setinggi 6 lantai,
agar diubah melebihi ketinggian tersebut sebelum waktu PK RTRW Kota Mojokerto
(tahun 2017) melalui persetujuan DPRD.
Direktorat Perkotaan Kementerian PU yang berwenang melakukan pengendalian dan
pengembangan kota, akan melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai batas ketinggian
bangunan, dan akan menyampaikan tanggapan tertulis terkait dengan pertanyaan dari DPRD
Kota Mojokerto melalui surat elektronik.
21
3.2
Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 5 November 2014 di Hotel Ambhara. FGD yang dipimpin
oleh Kasubdit Pengaturan, Dit Penataan Ruang Wilayah Nasional, Ditjen Penataan Ruang,
Kementerian PU ini bertujuan sebagai diskusi awal dalam rangka penyusunan materi teknis
RTR KSN Laut Banda, yang akan dikerjakan oleh DJPR PU secara swakelola.
Beberapa hal yang mengemuka dalam rapat ini adalah:
RTR KSN Laut Banda dan sekitarnya akan mengatur wilayah darat dan laut. Untuk
wilayah laut (yang merupakan bagian besar dalam lingkup KSN ini), harus
memperhatikan dan sinkron dengan RZWP-3-K yang akan disusun oleh Pemda.
Kepulauan Banda yang merupakan bagian dari Laut Banda dan sekitarnya terdiri dari
10 pulau. Sebagian dari pulau-pulau tersebut berukuran kecil, sehingga harus dipastikan
pola dan struktur ruangnya akan diatur dalam RTR KSN ini atau RZWP-3-K, terutama
dengan banyaknya bangunan-bangunan warisan sejarah seperti benteng di beberapa
pulau utama.
KKP mengusulkan harus adanya delineasi yang jelas dalam KSN Laut Banda ini, karena
terkait dengan kewenangan menteri dalam memberikan ijin. Harus ada kriteria
misalnya kriteria konservasi, sehingga izin tidak serta merta dapat diberikan oleh
gubernur.
KKP akan menyusun RTR Laut Nasional yang juga akan menjelaskan kriteria KSN dan
KSNT untuk laut. Perlu juga adanya sinkronisasi dengan KSN dan KSNT tersebut.
Harus ada penetuan prioritas dalam menyusun berbagai rencana ini, jangan sampai
menimbulkan kebingungan di daerah.
Selanjutnya, akan diadakan pertemuan lanjutan, khususnya secara bilateral antara DJPR PU
dengan KKP dalam harmonisasi perencanaannya.
3.3
Rapat ini diselenggarakan pada 5 November 2014 di Hotel Grand Cemara. Pertemuan ini
bertujuan untuk: a) membahas usulan RPP dan Rperpres dari unit kerja; b) mensosialisasikan
daftar rencana penyusunan Permen Bappenas; c) mensosialisasikan hasil evaluasi Permen
Tahun 2008 2014; dan d) fasilitasi konsultasi kebutuhan unit kerja berkaitan dengan
pengusulan RPP, RPerpres, dan Rpermen. Catatan penting dari pertemuan ini:
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Biro Hukum, terdapat beberapa
Permen Bappenas yang diusulkan untuk dicabut atau dilakukan perubahan atau
dipertahankan. Misalnya seperti Permen PPN No. 2 Tahun 2013 tentang Pengaturan
Kinerja Pegawai di Kementerian PPN/Bappenas perlu dipertahankan, tapi perlu
dilakukan perbaikan, juga perlu penyusunan Permen tentang Tunjangan Prestasi Kerja,
yang saat ini belum disusun. Ini menjadi tugas dan tanggungjawab dari Biro SDM
Bappenas.
Dalam mengusulkan dan menyusun PP, Perpres, dan Permen, hal hal yang harus
diperhatikan, antara lain: a) jelas apa yang akan diatur, bagaimana urgensi dan pokok
pikirannya; b) sesuai dengan tugas dan fungsi Bappenas; c) tidak bertentangan dengan
regulasi yang lebih tinggi; d) untuk penyusunan dan pengusulan Rapermen, perlu ada
22
kajian yang dilakukan, tidak perlu hingga menyusun naskah akademik karena dirasa
rumit dan sulit, terkecuali untuk pengusulan UU. Jadi penyusunan Rapermen lebih
mudah untuk dilaksanakan.
Meskipun pelaksanaan Musrenbang tidak ada diatur dalam peraturan perundangan,
keberjalannya cukup baik. Tapi untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan baik di pusat
maupun di daerah, sebaiknya tata caranya ditetapkan melalui Permen Bappenas. Ini
menjadi hal yang diusulkan oleh Biro Hukum kepada Kedeputian Regional dan Otonomi
Daerah.
Perihal Musrenbang, sejauh ini Bappenas hanya mengatur aplikasi e-Musrenbang
(usulan Dit. PW) dan Kemdagri hanya mengatur tata kelola dokumen perencanaan.
Dalam mengusulkan Permen, terlebih dahulu perlu dilakukan kajian substansi, pengusulan
Permen sesuai dengan tupoksi, dan persetujuan dari pimpinan (Menteri PPN/Bappenas)
sehingga perlu justifikasi/penjelasan detail berkaitan dengan urgensi dan pokok pikiran.
3.4
Komunikasi stakeholders LULUCF tentang Penyusunan Dokumen FRELREDD+ Indonesia yang akan disampaikan ke Sekretariat UNFCC
Rapat diselenggarakan oleh BP REDD+ pada tanggal 5 November 2014 di Kantor BP REDD+, Gd.
Mayapada Tower II, Lt.15, Jakarta. Pokok-pokok Presentasi Rancangan FREL-REDD+, antara
lain:
Forest reference emission level (FREL) akan disubmit 8 Desember 2015 di COP 20 di
Lima. Technical assessment akan dilaksanakan pada Bulan Februari 2015. FREL
bertujuan untuk menetapkan data yang dibutuhkan, metode dan teknologi yang
digunakan serta identifikasi kebutuhan capacity building.
Data spasial untuk kehutanan yang digunakan adalah data Baplan yang telah dipublikasi
di nfms.dephut.go.id. Data spasial gambut didapatkan dari Kementerian Pertanian. Data
yang telah dikumpulkan tersebut digunakan untuk memprediksi emisi dari kedua sektor
tersebut.
Proyeksi emisi pada tahun 2020 menjadi baseline untuk penurunan emisi yang telah
menjadi komitmen Pemerintah Indonesia.
Pada saat perubahan pemerintahan saat ini, termasuk target baru distribusi tanah sebanyak 9
juta hektar. Perubahan kebijakan ini akan berdampak besar pada perubahan proyeksi pada
periode pemerintahan 2015-2019 dan berpotensi untuk meningkatkan emisi di akhir tahun
baseline di 2020. Disarankan perubahan kebijakan masuk ke dalam analisis proyeksi yang
disusun.
Usulan perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan perlu menjadi perhatian dalam
penyusunan proyeksi emisi di masa yang akan datang. Perubahan tutupan hutan berkorelasi
erat dengan perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan. Sampai dengan saat ini, data
fungsi kawasan tidak digunakan dalam penyusunan proyeksi ini.
3.5
Pertemuan ini diselenggarakan pada 6 November 2014 di Hotel Akmani. Rapat dipimpin oleh
Karo Hukum dengan narasumber Direktur Perencanaan Pendanaan Pembangunan (Tuti Riyati),
Agus Sutarman dari Biro Renortala dan perwakilan staf di UKE I dan II terutama direktorat yang
23
mempunyai kegiatan Hibah atau PHLN. Tujuan rapat ini sebagai pembelajaran untuk
mengetahui mekanisme pengelolaan pemberian hibah khususnya di Kementerian
PPN/Bappenas. Selain paparan rapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi dan sharing
pengalaman dari UKE I dan II yang memang selama ini menangani hibah tersebut.
Kesimpulan dari rapat ini, yaitu:
1. Identifikasi Permasalahan Hibah Bappenas.
2. Perencanaan kegiatan: Belum semua kegiatan hibah langsung dikonsultasikan rencana
penerimaannya.
3. Nilai hibah:
Total nilai hibah yang dikelola oleh Bappenas sangat besar;
Masih ada hibah yang belum teridentifikasi besaran nilainya; dan
Bappenas hanya menjadi koordinator pada beberapa hibah. Besaran nilai hibah
yang dikelola oleh Bappenas, pada sebagian kegiatan belum teridentifikasi.
4. Hibah yang sekarang tidak adanya bluebooknya yang ada hanya rencana tahunan saja.
Pembagian hibah menjadi langsung dan yang direncanakan sebenarnya untuk
mempermudah dalam pelaksanaannya saja. Jika ada hibah yang akan dilaksanakan
sebaiknya harus ada persetujuan dari Menteri.
5. Pemantauan dan Evaluasi kegiatan hibah dilakukan secara bersama oleh Kementerian
Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas.
6. Kementerian PPN/Bappenas melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan
hibah.
7. Cakupan pemantauan dan evaluasi: realisasi penyerapan dana, perkembangan
pencapaian pelaksanaan fisik, perkembangan proses pengadaan barang dan jasa,
permasalahan/kendala yang dihadapi dan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
Selanjutnya, Biro Hukum akan mengirimkan hasil pembahasan dan diskusi dalam notulensi
untuk disampaikan ke Unit Kerja Eselon I dan II.
3.6
Rapat koordinasi dan konsultasi tersebut dibuka oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan,
serta didampingi oleh perwakilan dari Direktorat Otonomi Daerah. Kunjungan DPRD Kabupaten
Batang ini bertujuan untuk melakukan koordinasi dan konsultasi terkait dengan rencana
pembangunan Pasar Batang.
Beberapa poin penting yang disampaikan DPRD Kabupaten Batang:
Sesuai dengan visi misi Bupati yang menjabat, Pemerintah Kabupaten Batang berencana
untuk membangun pasar Batang dengan alokasi anggaran yang diusulkan sejumlah 85
M. Namun, rencana pembangunan pasar Batang tersebut belum masuk di dalam RPJMD
sehingga dirasa perlu ada penyesuaian revisi RPJMD dan pembangunan pasar tersebut
ditunda.
Terkait dengan pembiayaan pembangunan pasar tersebut, dirasa sangat besar jika dana
harus digelontorkan dari APBD, sementara sekitar 65% APBD dianggarkan untuk
belanja pegawai.
Pembangunan pasar tersebut mengundang pro dan kontra, karena kondisi infrastruktur
di Kabupaten Batang pun sangat memprihatinkan. Dikhawatirkan jika alokasi APBD
24
dikucurkan seluruhnya untuk pembangunan pasar, maka kegiatan lain tidak mendapat
alokasi pembiayaan.
Terkait dengan hal ini, Bappeda Kabupaten Batang telah melakukan konsultasi dengan
Kemendagri dan Badan Anggaran mengenai KUA PPA. Rencana pembiayaan KUA PPAS
mengenai pembangunan Pasar Batang tersebut telah disusun namun belum masuk ke
dalam RPJMD. Adapun FS (Feasibility Study) mengenai pembangunan pasar masih
dalam proses dan belum selesai. Untuk pembiayaan sendiri, Bappeda Kabupaten Batang
telah berkonsultasi dengan beberapa bank yang memberikan pinjaman seperti BRI dan
BNI. Pihak Bappeda pun telah menyampaikan hibah proposal ke Kementerian
Keuangan, namun belum mendapat respon.
Perda RPJMD Pemerintah Kabupaten Batang telah disusun. Saat ini telah dilakukan
revisi RPJMD mengenai keseluruhan rencana Pemkab Batang dan tercantum di
dalamnya mengenai revitalisasi pasar dengan usulan anggaran 200 juta.
Pemerintah Daerah perlu menyelesaikan Kajian FS (Feasibility Study) program pembangunan
pasar untuk mengetahui apakah program tersebut masih layak untuk dilakukan atau tidak,
terutama kelayakan dari segi finansialnya.
3.7
Rapat ini diselenggarakan pada 6 November 2014 di Hotel The Mirah, Bogor. Rapat dipimpin
oleh Henry Erafat (Bina Bangda Kemdagri), dan diawali dengan pemaparan rancangan
instrumen monev penyelenggaraan PR daerah dan instrumen penilaian BKPRD oleh tenaga ahli,
Irman Herry. Pertemuan ini bertujuan untuk: a) membahas NSPK tentang Instrumen
Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah; dan b) instrumen penilaian
kinerja BKPRD.
Pada kesempatan tersebut, Dit TRP menyampaikan beberapa masukan, antara lain:
Sepakat perlu dilakukan monev bersama anggota BKPRN. Untuk Bappenas sendiri,
melakukan monev pada tataran outcome dengan menggunakan data BPS hingga tingkat
rumah tangga, dengan merujuk pada tujuan penataan ruang (UU 26/2007). Metode ini
menggunakan sedikit indikator dan melakukan pemeringkatan terhadap
penyelenggaraan PR Daerah.
Lingkup monitoring dan evaluasi, seharusnya tidak hanya terhadap pelaksanaan
penataan ruang, tapi juga terhadap pembinaan penataan ruang karena Daerah
melakukan pembinaan seperti pengembangan kesadaran dan tanggung jawab
masyarakat (PP 68/2010).
Untuk pembobotan perlu diskusi lebih mendalam. Perlu dilihat ulang bobot yang
diberikan kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota karena keduanya
memiliki kewenangan yang berbeda, Pemprov memiliki wewenang untuk
mengkoordinasikan/membina Pemerintah Kab/Kota.
Indikator yang disusun sangat banyak. Sebaiknya indikator dilihat kembali dan disaring
sehingga indikator output yang digunakan adalah indikator yang benar-benar
penting/esensial.
Indikator harus lebih presisi lagi, sejauh ini baru kuantitas. Izin yang baik adalah izin
yang keluar sesuai dengan RTR, bukan hanya jumlah rekomendasi dan tersedianya
25
perangkat perizinan yang sudah keluar. Jika jumlah rekomendasi dan izin yang keluar
itu banyak, tapi tidak sesuai RTR, ini belum bisa dikatakan baik dari sisi evaluasi.
Indikator PPNS hanya dinilai pada keberadaannya. Perlu ada kejelasan terhadap
indikator ini, acuan/rasio keberadaan PPNS ini terhadap jumlah orang ideal atau luas
area.
Instrumen monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penataan ruang daerah dan instrumen
penilaian kinerja BKPRD masih berada pada tataran output. Selain itu, pemilihan indikator dan
pembobotan masih perlu diskusi lebih mendalam. Indikator yang digunakan belum presisi dan
pembobotan belum relevan.
Sekretariat BKPRN perlu mengagendakan diskusi bersama (Kemen PU, Bappenas, Kemdagri,
KKP) yang membahas pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan PR (monev) sehingga fokus
dari NSPK yang disusun oleh masing-masing K/L terintegrasi dan tidak memberatkan daerah,
dan monev bersama anggota BKPRN. Sebaiknya diusulkan Menko Perekomonian sebagai Ketua
BKPRN bisa menjadi tuan rumah kegiatan ini.
3.8
Talkshow ini diadakan oleh Dirjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum bekerjasama
dengan RRI Jakarta Pro 3 sebagai rangkaian dari kegiatan peringatan Hari Tata Ruang Nasional
2014, sekaligus merupakan bentuk dari sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait penataan ruang.
Pada talkshow di dihadirkan dua narasumber, yaitu: (i) Dedy Permadi, Direktur Pembinaan
Penataan Ruang Daerah wilayah I, Kementerian Pekerjaan Umum; dan (ii) Oswar Mungkasa,
Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas.
Beberapa hal penting yang disampaikan pada acara tersebut:
Penataan ruang itu untuk semua, dari kita untuk kita oleh kita. Jika ada yang melanggar
Tata Ruang, maka secara tidak langsung melanggar kesepakatan yang telah menjadi
komitmen bersama.
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki kewajiban untuk
melakukan sosialisasi RTRW kepada masyarakat di pelosok daerahnya masing-masing.
Bagi masyarakat yang akan membeli tanah, disarankan untuk mengecek RTRW di
daerah masing-masing, sehingga tanah yang nanti dikelola, peruntukkannya disesuaikan
dengan RTRW yang telah ada. Dengan demikian, maka tata ruang dapat mewujudkan
ruang nusantara yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Selanjutnya, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I, Kementerian Pekerjaan
Umum akan mengirimkan rekaman hasil siaran radio di RRI tersebut kepada Direktorat Tata
Ruang dan Pertanahan Bappenas.
3.9
Rapat diselenggarakan pada 7 November 2014 di Hotel Ambhara. Rapat bertujuan untuk
membahas Raperda Raperda RTRW Kabupaten Pegunungan Arfak di lingkup BKPRN dalam
rangka persetujuan teknis.
26
3.11 Penentuan dan pembahasan tema dan subtema BUTARU Edisi V dan VI
Rapat ini diselenggarakan pada 10 November 2014 di Ruang Allura III, Hotel Grand Kemang,
Jakarta Selatan. Rapat Dewan Redaksi BUTARU bertujuan untuk menentukan tema serta
persiapan penerbitan BUTARU Edisi IV (JuliAgustus), V (SeptemberOktober), dan VI
(NovemberDesember).
Beberapa poin penting dalam rapat, yaitu:
Butaru Edisi III dengan tema Percepatan dan Legalitas RTR telah terbit dan redaksi
memberikan beberapa eksemplar kepada setiap peserta untuk didistribusikan di
masing-masing instansi peserta.
Butaru Edisi IV yang mengambil tema Selayang Pandang Tim Pelaksana BKPRN masih
dalam tahap penyusunan dan mengalami keterlambatan untuk terbit dikarenakan
menunggu artikel dari Menteri PU sebelumnya, Djoko Kirmanto. Saat ini masih terus di
follow up oleh pihak redaksi
Butaru Edisi V yang semula mengambil tema KAPET diubah menjadi Pengembangan
Kawasan Strategis Berdaya Saing?. Adapun tulisan dari Dit. TRP untuk Butaru Edisi V
yakni: (1) Rancangan teknokratik RPJMN Bidang Tata Ruang 2015-2019 (R. Sekilas
Info); dan (2) Konsep roadmap RZWP3K dan LP2B (R. Wacana), telah diterima oleh
pihak redaksi
Butaru Edisi VI mengambil tema Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Secara umum,
Edisi VI ini akan membahas mengenai salah satu Nawacita Jokowi-JK yakni
kemaritiman. Staf Ahli Menteri, Bidang Tata Ruang dan Maritim, Bappenas, Dr. Ir. Arifin
28
Rudiyanto, MSc, akan menjadi salah satu Profil Tokoh yang diwawancarai di Butaru Edsi
VI.
Untuk mengisi Butaru EdisI IV dan VI tersebut, beberapa informasi dan tulisan yang harus
disampaikan Direktorat TRP kepada redaksi, antara lain:
1) Kelengkapan sejarah BKPRN dari awal ketika masih disebut BKTRN yang tercantum
pada kajian DSF untuk melengkapi Butaru Edisi IV; dan
2) Land Banking yang terkait dengan LP2B untuk Butaru Edisi VI (R.Wacana).
3,14 Trilateral Meeting Kerangka Regulasi RPJMN 2015-2019 dan RKP 2015
Rapat dipimpin oleh
Direktur Analisa Peraturan Perundang-undangan, Bappenas.
Diselenggarakan pada 13 November 2014, di Hotel Ibis Tamarin. Tilateral Meeting Kerangka
Regulasi bertujuan untuk menyepakati arah kerangka regulasi yang akan disusun terkait
dengan bidang tata ruang dan pertanahan pada tahun 2015-2019.
Pada kesempatan yang ada, disampaikan masukan terkait RPJMN dan RKP, oleh: (i) Direktur
Analisa Peraturan Perundang-undangan, Bappenas menyampaikan agar memprioritaskan
peraturan perundang-undangan yang sangat mendesak dengan alasan yang kuat mengenai
kebutuhan regulasi tersebut. Selain itu, perlu diperhatikan agar peraturan perundang-undangan
yang substansinya hampir sama atau mirip dapat disusun dalam satu peraturan perundangundangan sehingga lebih efektif dan efisien; (ii) Perwakilan dari BPHN, KemenkumHAM
menyampaikan terkait dengan RUU Pertanahan, perlu diantisipasi agar Pemerintah segera
menyiapkan kajian lebih mendalam karena ada kemungkinan RUU Pertanahan akan menjadi
prioritas dan diajukan kembali oleh DPR.
telah
matang
sehingga
dapat
Keterbukaan informasi menjadi perhatian menteri sehingga media komunikasi yang telah
dimiliki oleh Dit. TRP perlu terus dipertahankan dan dijaga kualitasnya.
dimungkinkan
muncul
kegiatan
33
Rencana konstruksi masih belum bisa dilaksanakan karena masalah dokumen masterplan yang
belum disahkan oleh Menteri Dalam Negeri selaku Kepala BNPP atas rekomendasi teknis dari
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta status asset PLBN. Sertifikasi
tanah PLBN Motamasin eksisting termasuk tambahan 2 (dua) hektar bolehBadan Pertanahan
Nasional (BPN) masih belum selesai. Pada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) maupun Peta
Kawasan Hutan, kawasan PLBN ditetapkan sebagai Areal Penggunaan Lain (APL).
Seluruh tanah PLBN Skouw milik Pemprov dan pada saat ini semuanya telah bersertifikat dan
dalam waktu singkat akan diterbitkan IMB atas desain bangunan PLBN Skouw oleh Pemerintah
Kota Jayapura, sehingga Ditjen Cipta Karya dapat segera melaksanakan konstruksi. Menurut
RUTR dan Peta hutan, kawasan PLBN merupakan APL.
Tanah PLBN Entikong seluas 4,9 hektar sedang dalam proses balik nama dari TNI (Kemhan) ke
Pemprov Kalbar. Seluruh kelengkapan administrasi pembangunan PLBN telah disiapkan oleh
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kalimantan Barat.
3.21
Rapat ini dipimpin oleh Ibu Karo Hukum Bappenas. Narasumber Anantyo Wahyu Nugroho
(Kabag Perencanaan Program dan Anggaran, Biro Renortala), dan Reghi Perdana (Kabag
Peraturan Perundang-undangan, Biro Hukum). Peserta dalam rapat adalah Perwakilan Staf dari
UKE I dan II serta seluruh PPK di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas. Tujuan dari kegiatan
ini untuk memberikan informasi kepada peserta mengenai format SK Kegiatan dan proses
pengajuan, informasi kebijakan anggaran TA 2015 serta kesesuaian SK dengan RKA-KL serta
mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan SK
Kegiatan. Dalam hal ini peran Biro Hukum sebatas memfasilitasi dan memberikan arahan
terkait permintaan penyusunan SK kegiatan dari unit kerja.
Berdasarkan amanat Permen PPN/Kepala Bappenas No. 7/2014 tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan dan Keputusan di Kementerian PPN/Bappenas bahwa semua
rancangan Keputusan Menteri, Keputusan Sekretaris Kementerian, Deputi, dan keputusan
Irtama harus disiapkan oleh Pejabat Eselon I atau Pejabat Eselon II yang bersangkutan sesuai
dengan tugas dan fungsinya, yang selanjutnya selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris
Kementerian cq. Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas. Setelah menerima usulan rancangan
SK Kegiatan tersebut, Biro Hukum akan melakukan koordinasi dengan unit kerja pengusul
Terkait informasi kebijakan anggaran di TA 2015, yang perlu diperhatikan adalah menuliskan
cara pencapaian dari penggunaan anggaran yang ada untuk mencapai manfaat apa yang
tertuang dalam rencana strategis (melaporkan pencapaian kinerja). Untuk persiapan
penyusunan SK Menteri atau pun Deputi, Sesmen dan Irtama, menjadi kewenangan dan
tanggungjawab dari Unit Kerja yang bersangkutan. Untuk proses penyusunan SK tersebut,
diharapkan menggunakan pedoman Permen PPN/Kepala Bappenas No. 7 tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Keputusan di Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
tersebut terkait RPJMN perlu memperhatikan ancaman terhadap kawasan hutan dari sektor
lain.
Perlindungan hutan lindung dan konservasi perlu memperhatikan kesejahteraan masyarakat
yang berada di sekitarnya. Sampai dengan saat ini, pemeliharaan hutan dirasakan menjadi
beban bagi masyarakat dan pemerintah daerah, karena itu konversi diajukan terus menerus.
Penyadaran tentang nilai tambah hutan harus diberikan bukan hanya kepada masyarkat tapi
juga kepada DPRD yang ikut serta menyusun kebijakan di daerah, termasuk kebijakan
pemberian insentif kepada pihak yang memelihara hutan. Insentif diberikan dengan
mempertimbangkan jasa yang diberikan oleh masyarakat di kawasan tersebut. Skema-skema
yang disusun di dalam RPJMN perlu mempertimbangkan potensi nilai hutan secara
komprehensif tersebut.
Target redistribusi lahan kepada masyarakat sebanyak 9 juta hektar selama lima tahun perlu
dibahas juga di dalam RPJMN. Termasuk prinsip-prinsip kehati-hatian yang perlu dijaga apabila
program ini jadi dilaksanakan.
2)
3)
4)
5)
Sekber mengkoordinasikan bidang yang dianggap sangat penting untuk dikoordinasikan yaitu:
transportasi, air minum, persampahan, pariwisata, dan ketahanan pangan.
36
3.26 FGD Revisi Perpres No. 54/2008 tentang Penataan Ruang KSN Perkotaan
Jabodetabekpunjur
Rapat ini dipimpin oleh Kepala Seksi, Direktorat Perkotaan, Kementerian PU. Diselenggarakan
pada 20 November 2014 di Oak Tree Hotel. Poin-poin penting dalam diskusi untuk revisi
Jabodetabekpunjur:
Perlunya sinkronisasi dan pola struktur ruang dengan batas kawasan hutan, serta
keterkaitan antara RTR lainnya dan nomenklaturnya.
Penanggulangan bencana harus dalam satu koordinasi pembangungan dan kelembagaan
sebagai satu entitas yang menghasilkan kerjasama antar daerah merupakan kunci
utama dalam koordinasi pengendalian dan pemanfaatan ruang.
Perlunya kebijakan pemerintah kawasan Jabodetabekpunjur untuk mengurangi peran
dan penguasaan lahan oleh sektor swasta.
Perlunya Integrasi dengan moda dan rencana TOD dari usulan Pemerintah Daerah
Hasil masukan akan ditampung oleh Tim teknis untuk pengkajian lebih mendalam dalam rangka
revisi Perpres Jabodetabekpunjur. Dit. TRP akan memberikan masukan secara tertulis kepada
Direktur Perkotaan, Kemen PU.
37
penanganan bencana alam (tsunami, gempa bumi tektonik, banjir, longsor, bencana
vulkanik, kebakaran hutan, dll), dan kegiatan riset kebumian.
3. Kendala Pertanahan dalam Pengembangan Kota Mandiri berdasarkan pengalaman PT.
Jababeka, Tbk antara lain: (i) Database pertanahan belum sempurna (kepastian letak
dan kepemilikan); (ii) Tidak terintegrasinya rencana peruntukan lahan; (iii) Tingkat
Kesulitan tinggi dalam pengadaan Land Bank; (iv) Kebijakan Umur Pemberian Hak dan
Pihak yang berhak atas Tanah yang kurang kompetitif dengan negara lain; (v) Tidak
terkoordinirnya dan lebih dari satu instasi yang mengurusi pertanahan; (vi) Personil
pertanahan yang tidak merata/tidak mempertimbangkan luasan wilayah yang menjadi
objek kerja.
4. Beberapa rekomendasi dalam pengelolaan pertanahan yaitu: (i) Penyempurnaan
database Pertanahan (topografi, land use, kepastian letak dan pemilik tidak hanya untuk
private tetapi juga untuk tanah-tanah negara (hutan , fasilitas, infrastruktur, one map
policy, dll); (ii) Kebijakan Pemanfaatan Ruang/Tanah yang Terintegrasi dan
Implementatif; (iii) Kelembagaan (One Stop Solution), BPN harus juga berwenang untuk
mengkoordinir stakeholder lainnya yang terkait dengan pertanahan.
5. RUU Pertanahan yang merupakan inisiatif DPR 2009-2014 yang sudah dibahas bersama
pemerintah, namun pembahasan belum selesai karena habisnya masa bakti DPR,
sehingga pembahasannya akan dilanjutkan pada periode 2014-2019.
Untuk mengurangi terjadinya konflik, perlu adanya penyediaan peta yang dapat diacu oleh
seluruh K/L berupa peta tunggal (one map). Dalam penyediaan peta pertanahan dapat
melibatkan peran swata dan dalam melaksanaan reforma agraria harus diikuti dengan program
pemberdayaan masyarakat.
39
40
3. Izin prakarsa dari Presiden kepada Bappenas untuk melakukan Revisi terhadap PP
Nomor 40 Tahun telah diterbitkan. Untuk itu selanjutnya akan dilaporkan
perkembangannya kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas yang baru.
4. Usulan pembentukan Kantor Kepresidenan hampir dapat dipastikan disetujui tetapi
komponen perencanaan dan penganggaran tidak akan berada dibawah Kantor
Kepresidenan. Kantor Kepresidenan hanya menangani isu strategis saja.
5. Dalam Renstra Bappenas ditegaskan kesesuaian RPJMN-RPJMD menjadi salah satu
sasaran.
6. Pelaksanaan seritjab pada Rabu tanggal 22 Oktober 2014.
7. Pembukaan PORSENI dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Pada rapat tersebut tidak terdapat masukan dari Kedeputian VII terkait penyempurnaan PP
Nomor 40 tersebut. Untuk itu, agar dikaji kembali terutama terkait sasaran untuk menjadikan
kesesuaian RPJMN-RPJMD sebagai salah satu indikator kinerja.
3.33 Urban Land Policy Stakeholder Group Meeting dalam rangka Penyusunan
Roadmap Kebijakan Sektor Perumahan
Rapat ini dipimpin oleh Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas pada 16 oktober 2014
di Hotel JS Luwansa. Rapat diselanggarakan dalam rangka Misi Bank Dunia terkait dengan
Penyusunan Roadmap Reformasi Kebijakan Perumahan dan Permukiman khususnya untuk
pilar Urban Land Policy. Diharapkan Kehadirin misi bank dunia dapat dimanfaatkan secara
betul dan baik sehingga bisa melahirkan rekomendasi atas kebijakan yang dapat
41
diimplementasikan serta dapat melahirkan usulan konkrit yang diperlukan dan dapat diketahui
quickwins nya.
Hal-hal yang dibahas dalam rapat, antara lain:
1. Pembentukan bank tanah telah menjadi political komitmen dari pemerintahan yang
baru juga telah dicantumkan dalam RPJMN dan disetujui sehingga dalam periode 20152019 pembentukan bank tanah hampir secara pastu akan dilaksanakan, untuk itu
diharapkan masukan yang lebih implementatif dari International expert terkait dengan
pembentukan bank tanah tersebut.
2. Dalam pembentukan bank tanah, kerangka regulasi merupakan fokus utama sehingga
perlu benar benar fokus untuk menyusun kerangka regulasi yang baik berikut dengan
rencana perubahan regulasi yang ada.
3. Kebijakan pembentukan bank tanah bukan merupakan single policy, dan merupakan
salah satu bagian dari kebijakan pengelolaan pertanahan namun untuk saat ini
diharapkan dapat fokus kepada pembentukan bank tanah sehingga tidak perlu
memperdebatkan alternative lain untuk penyediaan tanah.
Diharapkan dilakukan koordinasi yang lebih intensif antara Tim Tenaga Ahli Internasional dan
Lokal sehingga dapat berbagi informasi untuk memberikan solusi terkait pembentukan bank
tanah. Menindaklanjuti rapat ini, akan dilakukan wrap up meeting untuk bersama dengan world
bank dan Tim, untuk merumuskan masukan yang akan diaplikasikan dalam upaya
pembentukan bank tanah.
42
Titik temu antara KM TRP dengan KM Pusdatin adalah pada aspek perencanaan, sehingga akan
disesuaikan K-Mapnya. Selanjutnya akan diadakan FGD Pengembangan Naskah Dinas
Elektronik pada hari Senin, 27 Oktober 2014. Pertemuan ini akan dihadiri oleh Kasubdit Infosos
TRP yang akan membahas tentang penyiapan infrastruktur KM.
3.37 Workshop 2 Kajian Formulasi Perhitungan KWT, KZB, dan KDB dalam KSN
Perkotaan
Workshop dipimpin oleh Direktur Perkotaan, Kementerian PU. Diselenggarakan pada 20
Oktober 2014 di Hotel Grand Kemang. Workshop 2 ini bertujuan untuk menggali masukan dari
Pemerintah Daerah Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur, Kedungsepur, Mamminasata,
Sarbagita, dan Perwakilan Profesi maupun para pengembang.
Beberapa poin penting dalam diskusi, seperti;
Nilai KWH/KZH minimal sebaiknya ditentukan dari penetapan parameter, skoring dan
pembobotanya .
Validitas penentuan KWT, KZB, dan KDB ditentukan oleh sejauh mana parameter dan
preferensinya sesuai dengan konsep daya dukung dari sisi ke tata airan.
Perencana perlu memahami prinsip prinsip daya dukung berbasis hidrologi.
Dalam skala yang lebih mikro dalam penetapan KDH pada persil perlu dirumuskan
parameter-parameter yang tidak hanya dari sisi ke tata airan. Karena penetapan KDH
dapat juga dipengaruhi oleh pertimbangan: kedekatan dengan jalan, alasan desain dll.
Kompensasi melalui infrastruktur hijau dan pembebanan bersifat penyeimbang
pembangunan diperlukan untuk tetap mencapai kesetaraan ideal perwujudan ruang
yang sesuai dengan KWT, KZB, dan KDB.
Untuk menindaklanjuti Kajian Formulasi ini, akan dilakukan Workshop 3 sebagai lanjutan untuk
membahas Rancangan Pedoman Formulasi Perhitungan KWT, KZB, dan KDB dalam KSN
Perkotaan.
44
Pemeliharaan menjadi hal yang sangat penting didalam menjaga keberlanjutan kota
pusaka;
Pemerintah kota belum sepenuhnya efektif untuk melakukan intervensi demi
kepentingan pelestarian;
Peranan NGO/LSM menurut Pemerintah Sawahlunto menjadi penjembatan antara
Pemerintah, Public Private, dan masyarakat; dan
Keberagaman budaya masyarakat Indonesia menjadi potensi sekaligus dapat menjadi
hambatan dalam pembangunan kota pusaka.
Perlunya penyusunan grand strategy dan mapping persebaran pengembangan kota pusaka yang
disepakati oleh seluruh stakeholders, mengingat masih terdapatnya tumpang tindih kegiatan
antara KemenPU, Kemenparekraf, dan Kemendikbud.
3.40
Rapat ini dipimpin oleh Deputi Strategin Pertanahan pada 21 Oktober 2014 di Hotel Millenium
Sirih, Jakarta. FGD ini dilaksanakan untuk mensosialisasikan PP Penataan Wilayah Pertahanan
yang sudah ditetapkan pada Agustus 2014. FGD dibuka oleh Deputi Strategi Pertahanan.
Presentasi disampaikan oleh Direktur Wilayah Pertahanan, Kasubdit Perkotaan, PU, Asdep
Pengelolaan Perbatasan, BNPP. Tanggapan disampaikan oleh jajaran TNI, anggota BKPRN dan
perwakilan perguruan tinggi.
Pokok-pokok diskusi yang mengemuka adalah:
1. PP Penataan Wilayah Pertahanan (Wilhan) sudah dilengkapi dengan Peta Wilhan statis
eksisting. Peta ini dapat dimanfaatkan dalam penyusunan RTRWP/K ataupun RTR
KSN/Pulau sehingga wilhan ini menjadi pertimbangan dan dapat dilindungi bersama,
baik oleh pemerintah pusat dan daerah.
45
46
Diusulkan untuk mengubah terminologi KEL menjadi Hutan Lindung Leuser dengan
penetapan lokasi dan delineasi yang jelas, untuk menghindari perdebatan/agar tidak
rancu dengan terminologi yang lama
Usulan Kemendagri dalam pembatalan Qanun RTRW Aceh akan berdampajk kurang baik,
karena adanya Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2014 yang telah disetujui. Untuk itu perlun
dilaksanakan pertemuan lanjutan dengan mengundang Kemenko Polhukam, Kejaksaan,
Kepolisian, dan K/L terkait sebagai tindaklanjut untuk menyamakan persepsi pemerintah pusat
terhadap penyeelsaian permasalahan KEL. Sebaiknya dari Dit TRP menyampaikan surat ke
Kemendagri berisi usulan agar Qanun tersebut dapat diterima dengan beberapa perbaikaan
berupa penambahan kawasan KEL lebih besar dari luasan taman nasional dengan
mengeluarkan enclave kegiatan yang telah ada dalam KEL.
47
Pedoman Penyusunan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dan Kawasan Strategis Kabupaten
(KSK).
48
koordinator tim regional dengan difasilitasi oleh Direktur Tarunas KemenPU. Sebaiknya dalam
pertemuan serupa di kesempatan berikutnya sebaiknya turut mengundang Direktorat
Perkotdes dan Direktorat KKDT.
54
Dit. TRP bersama-sama dengan Kemdagri dan Kemen PU menyempurnakan draf pedoman
monev yang saat ini sedang disusun Kemdagri dan Kemen PU, dan juga mulai disusun Bappenas,
dan menyepakati masing-masing memiliki fokus yang berbeda (siapa melakukan apa) sehingga
pelaksanaan di daerah lebih efektif. Untuk menyempurnakan draf pedoman insentif disinsentif
yang tengah disusun Kemen PU, secara formal Dit. TRP akan menyampaikan hasil kajian yang
telah dilakukan TRP di tahun 2012. Selanjutnya, Pada tanggal 6 Nov 2014, Ditjen Bina Bangda
Kemdagri akan menyelenggarakan pertemuan pembahasan pedoman pemantauan dan evaluasi
penyelenggaraan PR.
56
Kajian NSPK yang tengah disusun ini overlap dengan draf Permen PU tentang Standar
Penyusunan RTR di kawasan rawan bencana. Perbedaan hanya terdapat pada adanya
poin yang membahas evaluasi RTR berbasis mitigasi bencana
Dit. FPRLHBina Bangda Kemdagri tengah menyusun pedoman (NSPK) penyusunan RTR
berbasis mitigasi bencana. Melalui pedoman ini diharapkan akan menemukan norma-norma
(tidak mencakup aspek kelembagaan) RTR yang berbasis mitigasi bencana sehingga
memudahkan Kemdagri dan Pemda Provinsi untuk melakukan evaluasi dan mendorong dalam
peninjauan kembali agar RTR dapat berbasis mitigasi bencana. Meskipun disampaikan bahwa
NSPK ini hanya berisi norma-norma, tapi dari draf pedoman yang telah dipaparkan, isinya
overlap dengan draf Permen PU tentang standar penyusunan RTR di kawasan rawan bencana.
58
BAB IV
RENCANA KEGIATAN
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada Bulan Oktober 2014,
disepakati agenda penting sebagai tindak lanjut kegiatan yang akan dilaksanakan di Bulan
November 2014. Rencana kegiatan Bulan Desember 2014, adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang
No.
1
Kegiatan
Utama
RPJMN 20152019 Bidang
Tata Ruang
Sinkronisasi
RTR dengan RP
Perencanaan
2015
Penyusunan
Laporan Akhir
Tahun
Sub Kegiatan
Target
Waktu
Penyusunan Buku I,
II, III RT RPJMN
2015-2019 Bidang
Tata Ruang
Melakukan
Musrenbangnas RPJMN
Melakukan Musrenbang
Regional RPJMN di 5
Provinsi
Menyusun perbaikan
untuk penyusunan Buku
I, II, dan III RPJMN 20152019 Bidang Tata Ruang
Akan dilakukan di tahun
2015
Minggu I-IV
Desember
2014
Terlaksananya penelaahan
RKA KL Dit. FPRLH sesuai
masukan Bappenas
sebelumnya
Minggu I-II
Desember
2014
Melakukan Musrenbangnas
RPJMN
Menyusun perbaikan untuk
penyusunan Buku I, II, dan
III RPJMN 2015-2019
Bidang Tata Ruang
Laporan koordinasi
perencanaan
Minggu I-II
Desember
2014
Persiapan
penyusunan kajian
sinkronisasi
Penelahaan RKA KL
Dit. FPRLH Ditjen
Bina Bangda
Kemendagri TA
2015
Penelahaan RKA KL
DJPR Kemen PU TA
2015
Penyusunan
Laporan koordinasi
perencanaan
Penyusunan
Laporan
pemantauan dan
evaluasi
Pertemuan dengan
Biro Perencanaan
Kementerian ATR
Koordinasi
Bidang Tata
Ruang
Tahun 2015
Minggu I-IV
Desember
2014
Minggu I-IV
Desember
2014
Koordinasi
Bidang Tata
Ruang
Sub Kegiatan
1. Pengumpulan
data dan
informasi buku
profil
Target
Terkumpulnya data dan
informasi dari 33 Provinsi
dan Tersusunnya draft
profil pertanahan
Waktu
Minggu I
Desember
2014
59
No.
Kegiatan Utama
Perbaikan RT
RPJMN Bidang
Pertanahan 20152019
3
4
Sub Kegiatan
pertanahan
2. Penyusunan
Buku Profil
Pertanahan
Musrenbang RPJMN
2015-2019
Kajian Bank
Tanah
Penyepakatan TOR
dan Donor Hibah
kajian Land Bank
Penelaahan
Renstra dan
APBNP
Rapat Koordinasi
Penelaahan Renstra
dan APBNP
Target
Waktu
Tersusunnya perbaikan RT
RPJMN Bidang pertanahan
dan terinternalisasinya
Nawacita ekdalam RT
RPJMN 2015-2019
Minggu II-III
Desember
2014
Teridentifikasinya saran
dan masukan mengenai
pembentukan bank tanah
Minggu I
Desember
2014
Minggu II
Desember
2014
Kegiatan Utama
Media Informasi
dan Sosialisasi
TRP
Sub Kegiatan
Kegiatan Rutin:
1. Update Portal
2. Update Website
3. Update Milis
4. Update FB
Kajian Materi
Teknis
(pengarusutama
an PRB)
Manajemen
Pengetahuan
Penyusunan Laporan
akhir
Buletin TRP
4
5
Musrenbang
Regional
Implementasi KM
Layouting
Penerbitan
Musrenbang di Kota
Palu
Target
Berita dalam situs TRP
diperbaharui setiap
hari
Materi/bahan dalam
situs TRP bertambah
Menginformasikan
berita, kegiatan TRP,
dan informasi lainnya
di dalam milis dan FB
Pengembangan situs
TRP
Laporan kajian tercetak
dan didistribusikan kepada
stakeholder terkait
Waktu
Minggu I-IV
Desember
2014
Minggu I-IV
Desember
2014
Minggu I-IV
Desember
2014
Minggu
II
Desember
2014
Minggu
I
Desember
2014
60
Kegiatan Utama
Penyelesaian
Raperda RTRW
Provinsi
Kalimantan
Selatan 20132033
Sub Kegiatan
Rapat Pembahasan
Penguasaan Tanah
HGU yang berada di
dalam Kawasan
Hutan
Penyusunan
Laporan
Koordinasi
Strategis BKPRN
2014
Kehumasan
Penyusunan Draft
Laporan Koordinasi
Strategis BKPRN
2014
Evaluasi penggunaan
e-BKPRN
Proses desain dan
percetakan Kalender
BKPRN 2015 dan
Notebook BKPRN
Pengelolaan
Ruang Udara
Nasional
Trilateral Meeting
Internal Bappenas
(Dit. TRP, Dit. APP
dan Dit. Hankam)
Percepatan
Penyusunan
RRTR
Fasilitasi
penyampaian
langkah-langkah
percepatan
penyediaan peta
skala besar untuk
penyusunan RRTR
dari Kementerian PUPera kepada BIG
Target
Teridentifikasi
permasalahan
penguasaan Tanah
HGU di Prov.
Kalimantan Selatan
Terumuskannya
gagasan penyelesaian
Tersusunnya Laporan
Koordinasi Strategis
BKPRN 2014
Waktu
Minggu I
Desember
2014
Terhimpunnya informasi
implementasi penggunaan
e-BKPRN serta tindak
lanjut penyelesaian
Tercetaknya Kalender
BKPRN 2015 sebanyak
200 eksemplar
Tercetaknya notebook
BKPRN sebanyak 200
eksemplar
Penyepakatan terkait
regulasi PRUN dalam
Kerangka Regulasi
(Penentuan pemrakarsa
penyusunan regulasi dan
tahun pelaksanaan)
Penyampaian prioritas
lokasi penyediaan peta
RRTRPenyampaian
langkah percepatan
penyediaan peta skala
besar untuk penyusunan
RRTR kepada BIG
Minggu II-III
Desember
2014
Minggu I-IV
2014
Minggu 1_IV
Desember
2014
Minggu II-III
Desember
2014
Minggu I
Desember
2014
Kegiatan Utama
Kebijakan sistem
pendaftaran
tanah publikasi
positif
Sub Kegiatan
Rapat Koordinasi
Penyepakatan dan
Penandatanganan
cakupan peta dasar
dan Wilayah
bersertipikat
Target
Disepakatinya Peta Dasar
Pertanahan dan Peta
Wilayah Bersertipikat
Waktu
Pelaksanaan
Minggu I
Desember
2014
61
No.
Kegiatan Utama
Sub Kegiatan
Rapat koordinasi
untuk publikasi
cakupan peta dasar
dan wilayah
bersertipikat dalam
musrenbang
Koordinasi Bilateral
dengan Dit.
Kehutanan
3
4
Koordinasi lintas
sektor dan
daerah:
Sertipikasi Tanah
Transmigrasi
Majalah Agraria
Indonesia
Laporan Akhir
Pelaksanaan
Kegiatan
Koordinasi
Strategis
Reforma Agraria
Nasional
Rapat koordinasi
pemetaan
permasalahan
Transmigrasi
Pencetakan Majalah
Agraria Indonesia 1
Eksemplar
Penyusunan laporan
Akhir koordinasi
strategis reforma
agraria nasional
Target
Publikasi Peta Dasar dan
Wilayah bersertipikat
dalam pembukaan
Musrenbang
Waktu
Pelaksanaan
Minggu III
Desember
2014
Disepakatinya pelaksanaan
pilot project tata batas
kawasan hutan untuk
tahun 2015
Disepakatinya pemetaan
permasalahan tanah pada
kawasan transmigrasi
Minggu I
Desember
2014
Minggu II
Desember
2014
Minggu III
Desember
2014
Minggu II
Desember
2014
62
BAB V
PENUTUP
Secara umum pada bulan Desember 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah
melaksanakan kegiatan dengan baik sesuai dengan rencana pencapaian tahapan-tahapan
kegiatan yang telah ditetapkan. Secara individu, seluruh staf dan kasubdit telah memenuhi
target kinerja yang ditetapkan oleh pimpinan seperti kehadiran dan jam kerja serta
tanggungjawab atas kegiatan tertentu.
Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan kegiatan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan perlu
mempertahankan pola kerja yang sistematis dan berkelanjutan. Disamping itu, perlu
mengoptimalkan kerjasama dengan instansi lain, baik di lingkup internal maupun
eksternalKementerian PPN/Bappenas dalam rangka percepatan dan optimalisasi pencapaian
target kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan di masa mendatang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan ke depan di lingkup internal Direktorat Tata
Ruang dan Pertanahan adalah, sebagai berikut:
1. Disiplin mengikuti mekanisme pemantauan dan evaluasi kegiatan dari setiap bagian
yang biasa dilaksanakan secara mingguan dan bulanan;
2. Koordinasi dan kerjasama antar bagian sehubungan banyaknya kegiatan yang
dilaksanakan secara serentak;
3. Pembagian beban kerja yang lebih proporsional sesuai dengan kapasitas perorangan
dan penciptaan suasana kerja yang kondusif dalam rangka persiapan menghadapi
jadwal kegiatan-kegiatan yang padat;
4. Melanjutkan keberlangsungan hubungan baik dengan mitra kerja Direktorat Tata Ruang
dan Pertanahan, baik di lingkup internal maupun eksternal instansi di luar Kementerian
PPN/Bappenas.
63
LAMPIRAN
RINCIAN PENCAPAIAN KEGIATAN DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN BULAN NOVEMBER 2014
1.
No
1
Kegiatan
Utama
RPJMN
2015-2019
Bidang
Tata Ruang
Sub Kegiatan
Target
Penyusunan
Buku I, II, III RT
RPJMN 20152019 Bidang
Tata Ruang
Melakukan
Musrenbangnas RPJMN
Menyusun perbaikan
untuk penyusunan
Buku I, II, dan III
RPJMN 2015-2019
Bidang Tata Ruang
Mengkonfirmasi dan
memastikan agar
Daerah segera mengisi
dan mengirimkan
Kuesioner
Merekap kuesioner dari
daerah
Profil
Penyelengg
araan
Penataan
Ruang
Daerah
Penyusunan
Profil
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Daerah
Perencanaa
n 2015
Penelahaan RKA
KL DJPR Kemen
PU TA 2015
Penelahaan RKA
KL Dit. FPRLH
Ditjen Bina
Bangda
Kemendagri TA
2015
Terlaksananya penelaahan
RKA KL DJPR sesuai
masukan Bappenas
sebelumnya
Terlaksananya penelaahan
RKA KL Dit. FPRLH sesuai
masukan Bappenas
sebelumnya
Kendala
Tindak Lanjut
Musrenbang belum
dilakukan karena
masih melakukan
penyusunan Buku
III RPJMN 20152019
Menyusun
masukan
untuk Buku III
RPJMN 20152019
Mengikuti
Kegiatan
Musrenbang
Regional di 5
Provinsi
Terkait dengan
monev bersama,
perlu didudukkan
dengan isu Pemda
keberatan harus
mengisi berbagai
kuesioner (PU,
Dagri, Bangda)
Memantau
tanggapan DJPR
terhadap catatan
Bappenas
-
Belum dilakukan
Belum adanya
tenaga teknis
tambahan
64
No
3
Kegiatan
Utama
Koordinasi
Bidang
Tata Ruang
Sub Kegiatan
Kegiatan Rapat
Koordinasi
Bidang Tata
Ruang
Memori Akhir
Jabatan
Pertemuan
dengan TNC
4
Profil
Penyelengg
araan
Penataan
Ruang
Daerah
Persiapan
Penyusunan
Profil
Penyelenggaraa
n Penataan
Ruang Daerah
Sinkronisas
i RTR dan
RP
Perumusan
konsep
sinkronisasi
Target
Melakukan rapat
koordinasi dengan Bangda
Kemdagri
Kendala
Tindak Lanjut
Bahan dari
Pengundang Rapat
sebagai bahan
penyusunan
masukan sering
terlambat
pengirimannya
K/L mitra
diharapkan
mengirimkannya
paling lambat H-3
sebelum rapat
diselenggarakan
Belum adanya
tenaga teknis
tambahan
Perlu adanya
pendalaman DBD
dari TNC (bisa
berupa kuliah
singkat)
Perlu
mengkonfirmasi
dan memastikan
agar Daerah
segera mengisi
dan mengirimkan
Kuesioner
Diskusi lanjutan
untuk
menyamakan
persepsi, terutama
terkait Kajian TRP
2015
65
2.
SUBDIT PERTANAHAN
No
1
Kegiatan
Utama
Koordinasi
Perencana
an
Pembangu
nan
Bidang
Pertanaha
n
Penyusuna
n Buku
Profil
Pertanaha
n
Sub Kegiatan
Penelaahan
online Pagu
Anggaran BPN
TA 2015
Penyusunan
laporan
koordinasi
perencanaan
Bidang
Pertanahan
Pembahasan IKK
BPN TA 2015
Pengumpulan
data dan
informasi untuk
penyusunan
buku profil
pertanahan
Target
Terlaksananya penelaahan
online Pagu Anggaran BPN TA
2015
Kendala
Tindak Lanjut
Waktu pembahasan
yang singkat karena
BPN terlambat
menyampaikan
Draf Pagu Anggaran
Penandatanganan
kesepakatan
penelaahan Pagu
Anggaran BPN TA
2015
Finalisasi laporan
akhir koordinasi
perencanaan
bidang pertanahan
BPN belum
melakukan
perubahan IKK
sesuai dengan
hasil rapat
sebelumnya
Adanya
Perubahan
nomenklatur
Kementerian
Akan dilakukan
rapat perubahan
penyusunan IKK
TA. 2015 dengan
menyesuaikan
struktur dan
tupoksi baru
Kementerian
Agraria dan Tata
Ruang pada bulan
Desember 2014
Koordinasi dengan
BPN Pusat dan
Kanwil terkait
pengumpulan data
dan informasi
yang dibutuhkan
dalam penyusunan
buku profil
pertanahan
Belum semua
Kantor Wilayah
BPN
menyampaikan
data dan informasi
66
No
Kegiatan
Utama
Sub Kegiatan
Penyusunan
buku profil
pertanahan
3.
Target
Tersusunnya draft profil
pertanahan
Kendala
Tindak Lanjut
Penyelesaian
pengumpulan data
dan informasi
buku profil
pertanahan
No
1
Kegiatan
Utama
Media
Informasi
dan
Sosialisasi
TRP
Kajian
Materi
Teknis
(pengarus
utamaan
PRB)
Manajeme
n
Pengetahu
an
Sub Kegiatan
Target
Kendala
Tindak Lanjut
Kegiatan rutin:
1. Update portal
2. Update websit
3. Update milis
4. Update FB
Pengelolaan media
informasi dan
sosialisasi setiap
hari
Dalam proses
editing dan
layouting banyak
perbaikan yang
harus dilakukan
Memfollow up
hasil cetak buku
kepada pihak
SCDRR
Penyusunan
Laporan akhir
Pengembanga
n sistem KM
TRP
Implementasi
KM
Penyesuaian fitur di
dalam sistem KM
sesuai kebutuhan
Persiapan sosialisasi
KM ke-2 di lingkup
Deputi
Pelaksanaan
sosialisasi KM
di lingkup
Kedeputian
Regional dan
Otda
Saling
melakukan
67
No
Kegiatan
Utama
Sub Kegiatan
Target
Kendala
Buletin
TRP
Pengumpulan
bahan tulisan
Terkumpulnya seluruh
bahan tulisan
Penulisan artikel
eNewsletter
Penyusunan dan
penerbitan eNewsletter
November 2014
ePerforman
ce
(kinerja)
direktorat
dan
Kedeputia
n
Pengisian ePerformance
secara berkala
(tiap triwulan)
Padatnya waktu
narasumber
Tindak Lanjut
penyesuaian
K-Map TRP
dan Pusdatin
untuk bagian
perencanaan
Follow up materi
kepada
narasumber
Penulisan artikel
yang bahannya
sudah terkumpul
Penyusunan eNewsletter bulan
November 2014
Pelaporan dari
masing-masing
direktorat belum
lengkap sehingga
tidak bisa
dikerjakan untuk
pengisian data
kinerja kedeputian
Mengingatkan dan
memfollow up
kepada seluruh
direktorat di
lingkup regional
untuk melengkapi
e-Performance
68
4. SEKRETARIAT BKPRN
No
1
Kegiatan
Utama
Laporan
BKPRN
Semester 1
Tahun
2014
Sub Kegiatan
Penyampaian
Laporan BKPRN
Semester 1 Tahun
2014
Target
Konfirmasi Status
Perkembangan PK RTRW
Pembahasan Percepatan
Penyelesaian RRTR
Pengelolaa
n Ruang
Udara
Nasional
Pertemuan Teknis
Tindak Lanjut
Penyusunan RUU
PRUN
Percepata
n
Penyusuna
n RRTR
Rapat Tindak
Lanjut Percepatan
RDTR
Bilateral Meeting
dengan Dir.
Tarwilnas Kemen
PU
Status Peninjauan
Kembali RTRWN
Percepatan
Penyelesaian RDTR
Kendala
Penyampaian laporan
dari MenPP kepada
Menko Perekonomian
Penyampaian Laporan
dari Menko
Perekonomian kepada
Presiden RI
Pembahasan
Roadmap penyusunan
Regulasi PRUN
Persiapan Konsinyasi
I (pemetaan Masalah
dan Isu Sektoral)
Konfirmasi Lokasi
Prioritas penyediaan peta
RRTR oleh Kemen PU
Koordinasi
Antar K/L
Penyampaian
Laporan dari
Menko
Perekonomian
kepada Presiden
Konsinyasi
Penajaman
Urgensi
Penyusunan RUU
PRUN
Disepakatinya Roadmap
penyusunan Regulasi PRUN
Didapatkannya masukan
substansi dan teknis untuk
Konsinyasi I
Sekretariat BKPRN
Menyampaikan hasil
rekapitulasi lokasi penyusunan
RRTR
Tindak Lanjut
Direktur Tata
Ruang dan
Pertanahan,
Bappenas
mengirimkan
indikasi lokasi
prioritas
penyediaan peta
kepada SesDitjen
Taru, Kemen PU
untuk men
dapatkan
konfirmasi
BM BKPRN
Tingkat Eselon
II untuk
membahas
69
No
Kegiatan
Utama
Sub Kegiatan
Target
Integrasi RZWP3K
dan RTRW
Inisisasi Penyusunan
Rencana Tata Ruang
Laut Nasional
Review Kelembagaan
BKPRN
Kendala
Tindak Lanjut
mengenai
Roadmap
percepatan
penyelesaian
RRTR
Bilateral
Meeting
Bappenas, PU,
dan KKP dalam
rangka
pembahasan
integrasi
RTRW
RZWP3K
Pertemuan
untuk
membahas
protokol
integrasi
RTRW dan
RZWP3K
Pembicaraan
internal untuk
membahas
review
kelembagaan
BKPRN
70
5. SEKRETARIAT RAN
No
1
Kegiatan
Utama
Kebijakan
sistem
pendaftara
n tanah
publikasi
positif
Kebijakan
sistem
pendaftara
n tanah
publikasi
positif
Sub Kegiatan
Target
Kendala
Tindak Lanjut
Rapat Koordinasi
Disepakatinya Peta Dasar
Penyepakatan atas Pertanahan dan Peta
data dan informasi Wilayah Bersertipikat
yang disusun
(Peta Dasar
Pertanahan dan
Peta Wilayah
Bersertipikat)
Koordinasi untuk
penyelenggaraan
kunjungan ke
bpn/rapat,
diagendakan pada
minggu ke I
November
Koordinasi
Publikasi Peta
Dasar dan Wilayah
bersertipikat
dalam pembukaan
Musrenbang
Terbatasnya waktu
pelaksanaan untuk
koordinasi
penyiapan
pembukaan
musrenbang
Akan
dilaksanakan
rapat koordinasi
pada minggu ke IV
November
Rapat Bilateral
Pelaksanaan Pilot
Project Publikasi
Tata Batas
Kawasan Hutan
TA. 2015
Pembahasan penyelesaian
permasalahan sertipikasi
tanah transmigrasi
Publikasi Peta Dasar dan
Wilayah bersertipikat
dalam pembukaan
Musrenbang
Disepakatinya waktu
pelaksanaan koordinasi
dengan Kementerian
Kehutanan untuk
menjelaskan detail pilot
project
Kementerian
kehutanan
memiliki
pandangan
bahwa kegiatan
ini sama dengan
yang dilakukan
oleh kegiatan
penyusunan
SKB dan NKB
bersama dengan
KPK.
Terdapat
perubahan
struktur
Kementerian,
yaitu
Koordinasi lebih
lanjut dengan dit.
Kehutanan untuk
pelaksanaan rapat
bersama dengan
kementerian
kehutanan,
diagendakan pada
minggu ke II
November
71
No
Kegiatan
Utama
Sub Kegiatan
Target
Kendala
Tindak Lanjut
penggabungan
Kemenhut
dengan LH
2
Koordinasi
lintas
sektor dan
daerah :
PRODA
Provinsi
Kaltim
Monitoring
pelaksanaan
kegiatan pra
sertipikasi di
Provinsi
Kalimantan Timur
Dilaksanakannya kegiatan
pra sertipikasi dan
disepakatinya target
sertipikasi untuk kegiatan
PRODA 2015
Kebijakan
Redistribu
si Tanah
dan Access
Reform
Penyusunan
pedoman
pelaksanaan pilot
project RA
Draft pedoman
pelaksanaan pilot project
RA
Koordinasi
lintas
sektor dan
daerah :
Sertipikasi
Tanah
Transmigr
asi
Rapat Koordinasi
konfirmasi
pemetaan
permasalahan
tanah pada
kawasan
transmigrasi
Disepakatinya pemetaan
permasalahan tanah pada
kawasan transmigrasi
Monitoring
pelaksanaan
sertipikasi Proda
Tahun 2015, serta
penyiapan
sertipikasi Proda
untuk tahun 2016
di Provinsi
Kalimantan Timur
(Dilaksanakan
pada TA. 2015)
Akan
dilaksanakan
rapat koordinasi
pada minggu ke II
November dan
Rapat koordinasi
di daerah pada
minggu ke III
November
Rapat koordinasi
untuk
mendapatkan data
detail terkai
permasalahan
agar dapat
dipetakan.
Diagendakan pada
72
No
Kegiatan
Utama
Sub Kegiatan
Target
Kendala
Tindak Lanjut
minggu ke II
November
Publikasi
dan
Sosialisasi
Penyusunan
Majalah Agraria
Indonesia
Tersususnnya draft
Telah disusun Format Majalah
majalah Agraria Indonesia Agraria Indonesia serta
dalam bentuk soft copy
muatannya
Percepatan
penulisan artikel
dan pencetakan
majalah dalam
bentuk hard copy
sebanyak 1
Eksemplar
ditargetkan pada
Minggu ke II
November 2014
73
Total
Total
Absent
Sakit
Izin
Forget Func
Rata
Hour(s)
Day(s)
Day(s)
Day(s)
Total FF
Indra
197,85
FF dengan
Ket
-
FF tanpa
Ket
-
Riani Nurjanah
197,85
Chandrawulan Padmasari
213,27
12
Idham Khalik
196,15
Gita Nurahmi
148,37
Dea Chintantya
103,75
Gina
196,08
Sukino
207,38
Redha Sofia
195,70
Maman Hadiyanto
208,93
Sukwad
249,60
Mahfudin
428,52
Widodo
240,92
Agung
216,43
Cindie Ranotra
236,72
241,93
201,35
271,13
Zaharatul Hasanah
222,88
Astri Yulianti
169,05
Pratiwi Khoiriyah
192,87
Bersih
Kasar
9.28
10.35
5.12
9.05
9.5
9.86
9.52
8.87
9.18
9.21
10.02
8,80
9.74
10.11
9.22
9.18
9.39
10.31
10.88
9.54
8.98
11.74
18,37
9,71
4.23
8,53
8,67
8,95
8,53
8.32
8,51
8.75
9.31
9,85
9, 01
8.73
8.85
9,86
10.03
9.03
8,09
10,39
Keterangan:
Rata-rata bersih : Total Jam Kerja dibagi jumlah hari masuk
Rata-rata kasar: Total Jam Kerja dibagi jumlah hari Kerja
Overtime sudah masuk dalam Total jam Kerja
74