Anda di halaman 1dari 32

28

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

BAB 2
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

2.1.

Tinjauan Umum

Organisasi proyek adalah suatu perpaduan usaha secara sistematika yang saling
berkaitan dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas dan sampai batas
waktu tertentu untuk mencapai/membangun sebuah bangunan atau infrastruktur
tertentu. Dalam suatu proyek perlu adanya sebuah sistem organisasi dan
manajemen yang baik untuk mendapatkan suatu hasil yang diinginkan dengan
kualitas yang baik. Pekerjaan pengendalian proyek ini dilaksanakan oleh
Manajemen Konstruksi (MK) atau konsultan pengawas sebagai sistem kontrol
yang akan mengendalikan dan menyelesaikan masalah teknis maupun non teknis.
Manajemen proyek adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengkoordinasian dan pengontrolan dengan mengintegrasikan ilmu dan
pengetahuan agar dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perencana, kontraktor, dan pengawas harus bisa mengelola proyek
sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.
Dalam manajemen dan organisasi proyek pembangunan Marquis De Lafayette
Apartement & Condotel Semarang ini, ada tiga hal yang saling terkait yaitu:
a.

Perencanaan, yaitu kegiatan merencanakan atau mendesain suatu


bangunan disertai dengan gambar dan hitungan yang telah ditangani oleh
konsultan perencana arsitektur, design, serta mechaninal & electrical.

b.

Pelaksanaan,

yaitu

kegiatan

mengorganisasi

dan

mengkoordinasi

pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pada
manajemen dan organisasi proyek pembangunan Marquis De Lafayette
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
12

13

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Apartement & Condotel Semarang, pelaksanaan dikerjakan oleh PT. PP


(Persero), Tbk.
c.

Pengendalian, yaitu membandingkan hasil pekerjaan (output) dengan


rencana yang telah ada. Jika tidak sesuai, maka dapat segera diambil langkah
untuk mengatasi keadaan tersebut. Tugas pengendalian pada proyek
pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang
dipegang oleh konsultan pengawas PT. Pahala Agung yang sekaligus
merupaka owner dari proyek ini.

2.2.

Unsur-unsur Pengelola Proyek

Pada proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel


Semarang ini, pemilik proyek (owner) menunjuk seseorang untuk mengerjakan
proyek melalui proses pelelangan (tender) terlebih dahulu.
Adapun unsur-unsur pengelola dalam Proyek Pembangunan Marquis De
Lafayette Apartement & Condotel Semarang terdiri dari :
a.

Pemilik proyek (Owner)

b.

Konsultan Perencana

: PT. Pahala Agung

Konsultan Arsitektur

: PT. Megatika International

Konsultan Struktur

: PT. Rekacipta Kinematika

Konsultan MEP

: PT. Metakom Pranata

Konsultan QS

: PT. Korra Antarbuana

c.

Pengawas (Supervisor)

: PT. Pahala Agung

d.

Kontraktor Pelaksana

: PT. PP (Persero), Tbk

2.2.1. Pemilik Proyek


Pemilik proyek merupakan pihak yang mempunyai ide dan memiliki sarana untuk
mewujudkan ide tersebut sehingga memberikan hasil sesuai dengan tujuannya. Ide
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

14

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

tersebut disampaikan kepada seorang ahli atau badan hukum untuk mengerjakan
ide tersebut sesuai dengan rencana dan besarnya biaya.
Fungsi dari pemilik proyek (Owner) adalah melakukan pembayaran atas prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi (tim manajemen
konstruksi, dan tim pelaksana) berdasarkan perjanjian yang telah disepakati
bersama. Struktur organisasi pemilik proyek pada konsultan yang ditunjuk dapat
dilihat pada gambar 2.1.

KP
OE
NNMM
SI
UL
LI
TK
A
NP
PR
EO
NY
GE
AK
W
A
S
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemilik Proyek (Owner)

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

15

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Pada Pekerjaan Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement &


Condotel Semarang ini sebagai pemilik proyek adalah PT. Pahala Agung yang
mempunyai wewenang dan kewajiban sebagai berikut :
a.

Mempunyai wewenang penuh dalam menentukan dan mengangkat


konsultan perencana, pengawas dan kontraktor utama dalam pembangunan
proyek tersebut.

b.

Memiliki ide dan gagasan dalam penyediaan areal dan biaya perencanaan,
pengawasan dan pelaksanaan pekerjan serta memiliki kewenangan penuh
terhadap proyek, berhak menerima atau menolak pekerjaan yang tidak sesuai
dengan gambar rencana.

c.

Menyediakan biaya bagi realisasi proyek termasuk pembayaran bagi pihak


yang terlibat sesuai kontrak.

d.

Bersama-sama pengawas memonitoring perkembangan proyek dan berhak


memberi instruksi kepada pelaksanaan sesuai dengan mekanisme yang ada.

e.

Berhak mencabut tugas konsultan perencana, pengawas, dan kontraktor


utama apabila dipandang ketiga lembaga tersebut tidak mampu melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan menggantikannya dengan lembaga yang lain.

f.

Menerima pekerjaan yang telah selesai dan menyetujuinya.

2.2.2. Konsultan Perencana


Konsultan Perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari
pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar
bestek atau gambar konstruksi. Dalam proyek ini pihak Konsultan Perencana
adalah PT. Korra Antarbuana (QS), PT Megatika International (Arsitektur), PT.
Rekacipta Kinematika (Struktur), dan PT. Metakom Pranata (MEP).
Pada proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang, ada 4 konsultan perencana yang ditunjuk yang memiliki tugas dan
wewenang masing-masing antara lain :

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

16

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

a.

Konsultan Arsitektur
PT. Megatika International merupakan konsultan arsitektur yang ditunjuk oleh
owner sebagai konsultan perencana dalam hal arsitektur dan estetika dari
proyek pembangunan, yang memiliki tugas dan wewenang adalah sebagai
berikut:

Membuat gambar/desain dan dimensi bangunan secara lengkap dengan


spesifikasi teknis, fasilitas dan penempatannya.

Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada bangunan


proyek ini.

Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara


administrasi untuk pelaksanaan proyek.

Membuat perencanaan dan gambar-gambar ulang atau revisi bilamana


diperlukan.

Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya


apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

b.

Konsultan Struktur
PT. Rekacipta Kinematika merupakan konsultan struktur yang ditunjuk oleh
owner sebagai konsultan perencana dalam hal merencanakan dan merancang
struktur yang sesuai dengan keinginan owner melalui kontraktor utama, baik
struktur atas maupun struktur bawah dengan berbagai pertimbangkan. Tugas
dan wewenang PT. Rekacipta Kinematika adalah sebagai berikut:

Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah


ditetapkan sebelumnya.

Membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar


detail serta rincian volume pekerjaan.

Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa


konstruksi.

c.

Konsultan MEP

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

17

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

PT. Metakom Pranata merupakan konsultan MEP yang ditunjuk oleh owner
sebagai konsultan perencana dalam bidang mechanical, electrical, dan
plumbing proyek pembangunan, yang memiliki tugas dan wewenang adalah
sebagai berikut:

Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta


berbagai perlengkapan seperti misalnya AC, perlengkapan penerangan,
plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan sound system
sesuai dengan keadaan dan fungsi bangunan.

Memberikan

penjelasan

pada

waktu

rapat,

menyusun

dokumen

pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala dan melaporkannya pada


kontraktor utama.
d.

Konsultan QS
PT. Korra Antarbuana merupakan konsultan yang ditunjuk oleh owner sebagai
konsultan perencana yang mengatur biaya, waktu, kontrak untuk pekerjaan
dalam proyek serta serta bernegosiasi. Adapun alasan untuk menggunakan jasa
Konsultan QS ini karena pemilik proyek tidak punya suatu badan atau orang
yang biasa mengatur pendanaan.

2.2.3. Konsultan Pengawas


Dalam proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang, konsultan pengawas merupakan owner dari proyek apartment &
condotel ini yaitu PT. Pahala Agung. Konsultan memiliki tugas mengawasi
pekerjaan di lapangan. Tujuan badan pengawas adalah mengkoordinasikan
pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan di lapangan agar sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan. Struktur organisasi konsultan pengawas dapat
dilihat pada gambar 2.2.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

18

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

PROJECT DIRECTURE
Ir. Bambang Herdiantoro

PROJECT
MANAGER
Fajar Avianto
Heri Setiawan

QS
Farida
Tjahjaputra

PROJECT EXCECUTIVE
Kanti Monica

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Fungsi konsultan pengawas proyek pembangunan Marquis De Lafayette
Apartement & Condotel Semarang adalah:
a. Melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap konstruksi,
baik ditingkat program maupun tingkat operasional.
b. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
Pimpinan Proyek/Pimpinan Bagian Proyek.
c. Tidak dapat merangkap sebagai konsultan perencana pada pekerjaan yang
bersangkutan.
PT. Pahala Agung sebagai konsultan pengawas mempunyai tugas antara lain:
a.

Mengendalikan dan mengawasi pekerjaan sehari-hari di lapangan.

b.

Mengontrol pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan gambar kerja


(bestek) dan membuat laporan tentang kemajuan proyek.

c.

Mengontrol pekerjaan sesuai dengan time schedule yang dibuat oleh


pelaksana.

d.

Mengevaluasi dan menyetujui revisi gambar yang diajukan perencana.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

19

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

e.

Memberi saran dan peringatan kepada pelaksana apabila dinilai kurang


baik pelaksaannya atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

2.2.4. Kontraktor Pelaksana


Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan
proyek oleh pemberi tugas melalui prosedur lelang maupun ditunjuk secara
langsung. Segala pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai kontrak (rencana
kerja, syaratsyarat dan gambar) dengan biaya sesuai kontrak yang mereka
sepakati. Dalam proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement &
Condotel Semarang yang ditunjuk sebagai pelaksana adalah PT PP (Persero), Tbk.
Fungsi Kontraktor Pelaksana :
1. Melaksanakan konstruksi fisik pada tahap pelaksanaan.
2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemilik proyek.
Tugas dan wewenang Kontraktor Pelaksana antara lain :
1. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai
dengan

yang

telah

ditetapkan

dalam

dokumen

kontrak

perjanjian

pemborongan.
2. Membuat/mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syaratsyarat
yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong (gambar
kerja, bestek).
3. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada pemberi tugas.
4. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan.
6. Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau kekurangsempurnaan
pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua
biayanya.
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

20

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

7. Bertanggungjawab penuh kepada pengawas atau wakil pemilik yang ditunjuk


pemilik untuk melaksanakan proyek.
8. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan material dan peralatan
yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
9. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan
melaksanakan pemeliharaan pasca proyek sesuai dengan kontrak.
10. Menghadiri rapat koordinasi proyek.
11. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas
secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan,
prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan
bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan.
12. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu
pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan yang
diakibatkan oleh hal yang bersifat diluar dugaan dan mempertanggung
jawabkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek.
Semua tugas di atas harus dilaksanakan dan dimonitoring dengan baik demi
kelancaran penyelenggaraan pembangunan proyek. Pelaksana juga berkewajiban
mengajukan usul kepada pengawas dan pemilik proyek apabila ada kesulitan.
2.2.5. Hubungan Kerja
Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsurunsur pelaksana suatu proyek. Hubungan kerja ini diperlukan dalam usaha
mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan apa yang direncanakan, sehingga
pekerjaan bisa terkoordinir dengan baik.
Dalam hubungan kerja ini terdapat koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak
yang terkait. Koordinasi dan komunikasi dalam proyek bertujuan untuk
menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan wewenang semua pihak
sesuai peraturan yang ada, sehingga organisasi proyek dapat berfungsi sebagai
kesatuan yang harmonis, tangguh, dan bijak dalam mewujudkan setiap rencana.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

21

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Hubungan kerja antar unsur-unsur pelaksana proyek dapat dilihat pada Gambar
2.3. di bawah ini :
Owner
TIM TEKNIS &
ADMINISTRASI

PEMIMPIN
PROYEK

BENDAHARA
PROYEK

KONSULTAN
PERENCANA

KONSULTAN
PENGAWAS

KONTRAKTOR

PEMASOK

HUBUNGAN KONTRAKTUAL
HUBUNGAN FUNGSIONAL
HUBUNGAN STRUKTURAL
Gambar 2.3. Hubungan Antar Pihak dalam Proyek Pembangunan

2.3.

Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek

PT PP (Persero) memiliki tugas melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak


yang telah disepakati. Pelaksana proyek ini mempunyai tanggung jawab dan
kewajiban yang semuanya dikoordinasi oleh pemilik proyek dan diawasi oleh
pengawas proyek. Dimana pelaksana proyek ini merupakan suatu badan
organisasi yang memiliki struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi
saat di lapangan dapat memperjelas pembagian tugas dan menunjang kinerja
pelaksanaan proyek.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

22

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

2.3.1. Manajer Proyek (Project Manager)


Manajer Proyek atau Project Manager (PM) berkedudukan sebagai penanggung
jawab proyek. Manajer proyek dari proyek Marquis De Lafayette Apartement &
Condotel Semarang adalah Bapak Rachmad Wahyudi yang memiliki tugas dan
tanggung jawab adalah sebagai berikut:
a.

Mempersiapkan sistem quality dan analisis proyek dengan cara package


project.

b.

Menjelaskan kepada tim proyek mengenai QA prosedur dan QC prosedur.

c.

Mengatur sistem pelaksanaan proyek.

d.

Membuat master schedule dan memberi penghargaan dalam membuat


time schedule detail, bulanan, mingguan, harian, dan memonitor realisasinya
serta menemukan langkah-langkah yang harus diambil apabila terjadi
kesalahan atau penyimpangan.

e.

Menjaga dan menjamin quality status dari proyek.

f.

Mempersiapkan laporan-laporan progress dari setiap bagian.

g.

Mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan proyek baik dalam hal teknis


maupun non teknis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam
ruang lingkup internal dan eksternal.

h.

Mengelola dana proyek seefisien mungkin dengan mempertimbangkan


faktor kelayakan teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh
konsultan perencana.

i.

Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan pemilik proyek atau


badan yang ditunjuk oleh pemilik proyek dalam hal pekerjaan yang dilakukan.

j.

Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan di lapangan dengan rencana


pelaksanaan proyek.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

23

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

k.

Memberikan

laporan

dan

bertanggung

jawab

kepada

Project

Director/Operation Director.

2.3.2. QSHE (Quality, Health, Safety, and Enviroment)


QHSE merupakan sistem yang dibangun dalam proses pekerjaan agar dapat
mencapai standar kualitas produk dan jasa yang dapat memenuhi ekspektasi
pelanggan (quality), menjaga dan menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja,
pekerja terhindar dari penyakit akibat kerja (health), pekerja terhindar dari
kecelakaan kerja (safety), serta terciptanya lingkungan kerja yang sehat, aman,
dan terhindar dari pencemaran (environment).

Bapak Aulia Mirza merupakan controller dari bidang penerapan QHSE dalam
operasi logistic, yang mencakup tahapan dalam hierarchy of control, yang terdiri
dari elimination, substitution, minimisation, engineering control, adminitrative
control, dan personal protection equipment.

2.3.3. QC (Quality Control)


Quality control pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang adalah Bapak Dwi Indra Setyawan yang bertugas dan memiliki
wewenang adalah sebagai berikut.
a.

Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk


intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau owner
untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai dengan kriteria
yang diinginkan pemilik proyek bangunan.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

24

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

b.

Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana,


sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan
atau pemngadaan material yang mempengaruhi mutu hasil pekerjaan
dilapangan.

c.

Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan


maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status kepada
bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah melihat kualitas
bahan.

d.

Mengikuti

jalanya

pelaksanaan

pembangunan

sehingga

setiap

penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan


dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding perlakuan pengecekan
pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga apabila terjadi mutu yang kurang
baik harus dilakukan bingkar pasang yang dapat menyebabkan biaya
tambahan.
e.

Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah


sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.

f.

Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material


bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga material
terpilih sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak kerja.

g.

Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang


berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan.

2.3.4. Site Engineering Manager


Site engineering manager dipegang oleh Bapak Agung Nugroho yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab antara lain :
a. Penanggung jawab atas urusan teknik yang ada di lapangan
b. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain dari
lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian
rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan di lapangan

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

25

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

c. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen


kontrak
2.3.5. Metoda Pelaksanaan
Metoda pelaksanaan pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang adalah saudara Riko yang bertugas dan bertanggung jawab dalam hal:
a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
b. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan
harian kepada pelaksana pekerjaan.
c. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
d. Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.
e. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita
acara kemajuan pekerjaan dilapangan.
2.3.6. Perencanaan Teknik dan Material
Perencanaan teknik dan material pada proyek Marquis De Lafayette Apartement
& Condotel Semarang adalah saudara Hendra Pratama yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam hal:
a. Melakukan perhitungan waktu baku yang digunakan sebagai dasar dalam
melakukan perhitungan lead lime
b. Membuat perhitungan kebutuhan material untuk untuk jangka panjang proyek
c. Melakukan perencanaan kebutuhan material (MRP)
2.3.7. Perencanaan Biaya dan Administrasi Kontrak

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

26

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Perencanaan biaya dan administrasi kontrak pada proyek Marquis De Lafayette


Apartement & Condotel Semarang adalah saudara Rian Florenda yang bertugas
dan bertanggung jawab dalam hal:
a. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Manajer Proyek tentang
masalah administrasi proyek.
b. Mempersiapkan bahan-bahan untuk back-up data in-voice ke pemilik proyek.
c. Bekerjasama dengan engineer didalam mempersiapkan paket-paket pekerjaan.
d. Mempersiapkan surat perjanjian/kontrak kerja kepada masing-masing
kontraktor/spesialis.
e. Memeriksa kelengkapan administrasi in-voice kontraktor sebelum disetujui
oleh Manajer Proyek.
f. Mengadakan koordinasi kerja dengan masing-masing Site Manager.
g. Bekerjasama dengan Site Manager di dalam mempersiapkan laporan (weekly
report dan monthly report).
2.3.8. Pembelian
Masalah pembelian pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang adalah Bapak Joko yang bertugas dan bertanggung jawab
a. Bersama Site Engineering Manager membuat jadwal pengadaan bahan dan
peralatan proyek yang dibutuhkan.
b. Memberi informasi mengenai harga bahan bangunan dan harga sewa peralatan
yang diperlukan.
c. Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan bangunan.
d. Menyelenggarakan

administrasi

pergudangan

tentang

penerimaan,

penyimpanan, dan pemakaian bahan.


e. Melaksanakan pemeliharaan bahan dan peralatan sehingga siap pakai.
f. Mengadakan mobilisasi dan demobilisasi sesuai dengan jadwal penggunaan
alat dan bahan.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

27

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

g. Membuat laporan manajerial tentang penggunaan bahan dan peralatan selama


pelaksanaan proyek.
2.3.9. QS (Quantity Surveyor)
Tanggung jawab quantity surveyor dipegang oleh Bapak Irawan yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab antara lain :
a. Menyiapkan kontrak kepada pihak-pihak penyediakan jasa (kontraktorkontraktor dan konsultan-konsultan).
b. Bernegosiasi harga-harga bahan dan jasa kepada pihak penyedia jasa.
c. Memastikan lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaanpekerjaan dalam proyek.
d. Melaporkan hasil dari kontrak yang telah disetujui oleh penyedia jasa kepada
pemilik proyek.
2.3.10. ME (Mechanical & Electrical)
Tanggung jawab Mechanical & Electrical dipegang oleh saudara Tri Widianto
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :
a. Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor pada pekerjaan ME.
b. Mengawasi dan mengontrol supervisor kontraktor ME dalam pelaksanaan
tugas.
c. Membantu kontraktor membuat laporan mingguan di bidang ME.
d. Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang ME
e. Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor ME ataupun sub kontraktor
bila terjadi penyimpangan pekerjaan di bidang ME

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

28

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

2.3.11. Drafter
Tanggung jawab drafter dipegang oleh Bapak Sunaryo yang mempunyai tugas
dan tanggung jawab antara lain :
a. Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan dikoordinasi oleh
pelaksana
b. Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang dibutuhkan
untuk kegiatan pelaksanaan dilapangan
c. Menghitung volumen berdasarkan data lapangan dan melaporkan pada
administrasi teknik
d. Menjaga peralatan gambar yang digunakan dalam kondisi bagus

2.3.12. Penanggungjawab Barang dan Gudang


Penanggungjawab barang dan gudang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
mengenai kontrol seluruh barang yang keluar masuk di areal proyek.
Penanggungjawab barang dan gudang pada proyek Marquis De Lafayette
Apartement & Condotel Semarang adalah Bapak Eko Saharjono.
2.3.13. Site Operation Manager
Site operation manager proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang adalah Bapak Yudha Bakti, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan
b. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak
c. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi dan
efektifitas yang tinggi

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

29

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

d. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan pengendalian


dari pelaksanaan pekerjaan
2.3.14. Kepala Pelaksana
Kepala pelaksana proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang adalah Bapak Edi Sutrisno Sigit, yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Melaksanakan semua tugas yang telah diorder oleh Manager Proyek.
b. Mengawasi pekerjaan para pelaksana dan mandor apakah sudah sesuai dengan
bestek dan gambar bestek.
c. Memeriksa hasil opname borongan dan harian proyek yang telah dibuat oleh
pelaksana.
d. Melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan bestek, gambar bestek dan
RAB yang telah di acc oleh manajer proyek.
e. Memberi laporan semua hasil kegiatan pekerjaan proyek kepada manajer
proyek.
f. Memberikan pengarahan dan masalah teknik kepada para pelaksana.
g. Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan proyek yang bersifat khusus
(disesuaikan dengan kondisi dan keadaan dilapangan)
2.3.15. Pelaksana
Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai masalah-masalah
teknis dilapangan serta mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
bagiannya. Pelaksana pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang adalah Bapak Sutiyo Suprianto, yang mempunyai tugas dan kewajiban
sebagai berikut:
a. Mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan para pelaksana dilapangan dan
mencatat semua prestasi pekerjaan untuk dilaporkan kepada site manager
b. Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk menghindarkan kesalahan
pelaksanaan

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

30

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

c. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan pekerjaan


diproyek
2.3.16. Surveyor
Surveyor pada proyek Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang
adalah saudara Abd Gani, yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyek
b. Bertanggung jawab atas data-data pengukuran di lapangan
c. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek

2.3.17. Peralatan
Penanggung jawab peralatan pada proyek Marquis De Lafayette Apartement &
Condotel Semarang adalah Bapak Agus Ahmadi Kunto, yang mempunyai tugas
dan kewajiban sebagai berikut:
a.

Mengelola peralatan proyek seperti kendaraan dan alat berat sehingga alat
dapat tersedia dalam jumlah yang cukup pada saat dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu item pekerjaan, misalnya pada saat pemasangan tower
crane maka perlu tersedia alat tower crane dan mobil crane untuk membantu
pemasangan dan segera dikembalikan ke pemilik setelah selesai terpakai untuk
menghindari pembengkakan biaya sewa alat.

b.

Melakukan perawatan, pengecekan dan pemeliharaan alat-alat proyek sesuai


jadwal yang sudah ditetapkan sehingga alat dapat berfungsi dengan baik saat
digunakan serta pengurangan resiko kecelakaan akibat alat dalam kondisi
tidak baik.

c.

Mengoperasikan dan memobilisasi alat sesuai dengan keperluan pelaksanaan


pekerjaan dilapangan.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

31

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

d.

Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan peralatan setelah


melewati pengontrolan kuantitas dan kualitas alat oleh quantity qontrol dan
quality qontrol.

e.

Membuat dan mengisi buku harian operasional alat serta membuat laporan
harian, mingguan dan bulanan penggunaan alat yang berisi nama alat yang
digunakan, jumlah alat, waktu penggunaan serta untuk pekerjaan apa alat
tersebut digunakan.

f.

Melakukan pengamanan, perbaikan dan penyimpanan peralatan diproyek serta


membuat data inventaris peralatan yang ada di proyek.

g.

Melakukan pengecekan atau kalibrasi pada alat ukur seperti waterpass dan
teodolit secara berkala sesuai prosedur sehingga alat ukur yang digunakan
benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

h.

Memberikan informasi mengenai alternative penggunaan alat untuk


mendapatkan harga termurah serta menunjang keberhasilan pelaksanaan
pembangunan proyek.

2.3.18. Site Administration Manager


Site administration manager proyek dipegang oleh Bapak Happy Yanuar, yang
memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:
a.

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di


lapangan

b.

Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran


proyek

c.

Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek

d.

Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan


proyek

2.3.19. Keuangan dan Umum

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

32

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Penanggung jawab keuangan dan umum pada proyek Marquis De Lafayette


Apartement & Condotel Semarang adalah saudara Nur Fajriyah, yang mempunyai
tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a.

Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai bulanan


sampai dengan pekerja harian dengan spesialisai keahlian masing-masing

b.

sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.


Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan

c.

pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain.


Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar

d.

oleh owner sebagai pemilik proyek.


Melayani tamu-tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan tugas

e.

umum.
Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta

f.

tunjangan karyawan
Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau kepolisian
mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
2.3.20. Akuntansi
Penanggung jawab akuntansi pada proyek Marquis De Lafayette Apartement &
Condotel Semarang adalah saudara eko setianto, yang mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut:
a. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
b. Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan
banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta
menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian keuangan pusat.
c. Membantu site administration manager terutama dalam hal keuangan dan
sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan
dengan baik.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

33

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

d. Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat proyek


dan sejenisnya.
e. Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor
f. Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data-data
proyek.

Struktur Organisasi dari pihak Kontraktor Pelaksana dapat dilihat pada gambar
2.4. berikut ini

Gambar 2.4. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

1.3. Rencana Kerja


Rencana kerja adalah gambaran tentang kejadian yang akan berlangsung di
proyek dari awal sampai akhir proyek. Adanya rencana kerja, pengendalian
proyek lebih mudah dan berjalan lancar.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

29

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Kesinambungan kegiatan pekerjaan dapat diatur sehingga tidak ada kegiatan yang
bersamaan dalam satu tempat dan dalam satu waktu yang sama. Dengan
perencanaan kerja, pengawasan dapat berjalan dengan baik sehingga apabila
terjadi penyimpangan pekerjaan dapat dengan mudah diketahui dan dapat dicari
penyelesaiannya.
Dalam pembuatan rencana kerja proyek pembangunan Marquis De Lafayette
Apartement & Condotel Semarang, faktor-faktor penghambat diperhatikan antara
lain :
a. Keadaan cuaca yang tidak mengiijinkan untuk meneruskan pekerjaan,
misalnya hujan lebat.
b. Lokasi pekerjaan yang terbatas dan masalah sosial terkait lokasi proyek yang
berada di kawasan padat penduduk
c. Kondisi tanah yang rawan longsor
d. Keterlambatan penyediaan bahan material.
e. Kenaikan harga akibat kenaikan harga BBM
2.4.1. Network Planning (Time Schedule)
Network planning (NWP) adalah suatu rencana penyusunan jaringan pekerjaan
yang menggunakan alur, urutan waktu, dan jenis aktivitas. Prosedur penyusunan
Network planning (NWP) secara umum adalah sebagai berikut :
a. Menyusun daftar kegiatan yang ada di proyek.
b. Menghitung volume tiap pekerjaan.
c. Mempelajari saling ketergantungan setiap pekerjaan dan penyusunan diagram
network.
d. Menentukan jalur kritis diagram, dimana rentetan kegiatan yang diperkirakan
tidak boleh terlambat dan mempengaruhi setiap kegiatan yang lain.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

30

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Istilah yang dijumpai dalam pembuatan Network planning (NWP) suatu proyek
adalah :
a. Durasi (duration)
Adalah lama suatu pekerjaan dapat diselesaikan.
b. Dummy
Adalah kegiatan semu yang saling tergantung dan tidak membutuhkan waktu
dan tenaga kerja.
c. Free floating
Adalah

jumlah

waktu

pelaksanaan

yang

dapat

diperpanjang

tanpa

mempengaruhi aktivitas berikutnya atau keseluruhan.


2.4.2. Kurva S
Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai
pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap
waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah
dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan
yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S.
Bobot masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus :

Bobot pekerjaan

Jumlah harga suatu jenis pekerjaan


x 100 %
Total jumlah harga pekerjaan

Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam


pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan
pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam
pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya.
Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut :

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

31

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

a. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang, dan yang
akan diselesaikan.
b. Mengontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada
perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan
dan mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik
jika kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.
c. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan
apakah sesuai dengan rencana.

Berikut ini adalah kurva S untuk proyek Pembangunan Marquis De Lafayette


Apartement & Condotel Semarang :

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

32

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Gambar 2.5. Kurva S Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette


Apartement & Condotel Semarang

2.5. Pengendalian dan Pengawasan Proyek

Pengawasan dan pengendalian dalam suatu proyek konstruksi merupakan sesuatu


yang penting dilaksanakan secara ketat untuk menghindari hal-hal yang
merugikan terutama bila berada dalam kondisi rentang waktu yang sempit karena
pada saat-saat itulah sering terjadi kelalaian untuk mutu yang harus dicapai.

Umumnya pengawasan proyek bersifat preventif sejauh mana peningkatan


pekerjaan dan memeriksa apakah pekerjaan tersebut sudah memenuhi spesifikasi
gambar rencana dan tujuan yang telah dibuat.Sedangkan pengendalian perlu
dilakukan sebagai tindak lanjut dari pengawasan untuk mengontrol kualitas
pekerjaan agar sesuai dengan rencana.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

33

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Tujuan yang ingin dicapai oleh proyek pembangunan Marquis De Lafayette


Apartement & Condotel Semarang dari pengendalian ini adalah:
1.

Agar memperoleh bangunan yang sesuai dengan standar mutu, serta


memperhatikan ketentuan dan prosedur dari instansi yang berwenang dalam
masalah pengendalian mutu.

2.

Waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan time schedule sehingga pihak


pemilik proyek maupun pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya
keterlambatan (pengendalian waktu).

3.

Peningkatan efisien pekerjaan sehingga dapat meminimalkan pengeluaran


keuangan proyek (pengendalian biaya).

2.5.1. Pengendalian Mutu (Quality Control)


Pengendalian mutu pada proyek pembangunan Marquis De Lafayette Apartement
& Condotel Semarang ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan
pengarahan pelaksanaan serta uji mutu bahan material selama pelaksanaan
berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan. Dari pengendalian mutu
diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan
yang tercantum dalam kontrak kerja.
Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor (PT. PP (Persero))
dan pengawas (PT. Pahala Agung). Kontraktor melakukan pengendalian dan
pengawasan melalui tim-tim yang telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi
kontraktor. Setiap tim melakukan pengendalian mutu sesuai dengan tugas dan
wewenangnya masing-masing. Setiap tim memberikan laporan secara berkala
kepada Project Manajer untuk dilaporkan kepada Direktur Utama.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

34

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

2.5.2. Pengendalian Biaya (Budget Control)


Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada
proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan.
Pengendalian biaya yang diterapkan pada proyek pembangunan Marquis De
Lafayette Apartement & Condotel Semarang ini adalah dengan penekanan
pengeluaran dalam beberapa hal :
a. Material atau Bahan
Dalam pemakaian bahan diusahakan seefisien mungkin dan diusahakan tidak
terjadi pembuangan material secara berlebihan. Hal tersebut dapat dicapai dengan
memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan yang digunakan. Pengadaan
bahan di lokasi proyek harus sesuai dengan kepentingannya. Jadwal kedatangan
material berdasarkan volume kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah dan jenis
material yang diperlukan sehingga tidak terjadi pemuatan material secara
percuma, misalnya: pasir atau kerikil yang datang diperiksa oleh pengawas apakah
volume material tersebut sesuai dengan volume yang direncanakan, yaitu dengan
cara mengukur bak truk dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di
dalamnya.
Pengendalian material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang
dihasilkan apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja. Pengendalian
material yang digunakan pada proyek apartement dan condotel ini, misalnya
bahan material pasir yang dipakai sesuai dengan persyaratan agregat halus yang
diperlukan atau tidak, pemeriksaan diawasi oleh pengawas proyek. Dan saat
dilakukan Pile Driving Analyze tes apakah hasilnya sesuai dan segala prosedur tes
diawasi oleh pihak pengawas proyek.
b. Peralatan

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

35

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Perencanaan secara cermat terhadap jenis peralatan yang dipakai sangat


diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan
pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya akan berpengaruh pada biaya operasi yang
akan dikeluarkan. Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai dengan
jumlah dan volume pekerjaan yang telah direncanakan. Jika terdapat
keterlambatan waktu kedatangan peralatan maka hal ini disebabkan adanya
masalah teknis.
c. Tenaga Kerja
Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal
antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volume pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Pada proyek yang ditinjau dapat diamati jumlah tenaga kerja yang
digunakan sesuai dengan pekerjaan, hal ini dapat dibuktikan dengan ketepatan
waktu pekerja dalam masuk, istirahat dan libur saat jam/hari kerja.
Dari point-point tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian biaya pelaksanaan
pada Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang ini telah dilaksanakan dengan baik.

2.5.3. Pengendalian Waktu (Time Control)


Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol agar
pelaksanaan proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang
didalamnya dibantu pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis
dalam suatu kerangka target waktu. Pada lintasan kritis tidak boleh terjadi
keterlambatan waktu, karena akan mempengaruhi umur proyek. Dalam
monitoring dan pengendalian waktu juga digunakan bar chart dan network
planning yang selanjutnya akan digunakan Critical Path Method (CPM), untuk

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

36

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

dapat mengendalikan waktu dengan tepat. Pengendalian terhadap waktu


pelaksanaan dititikberatkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu yang
ditetapkan. Pengendalian waktu sangat penting terutama menyangkut waktu
pelaksanaan proyek.
a. Man Power Schedule
Man power schedule merupakan bagian yang menganalisis kebutuhan tenaga
kerja untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule pada proyek Marquis
De Lafayette Apartement & Condotel Semarang disusun berdasarkan bobot
kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang
pekerja untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan waktu
(hari/minggu/bulan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan yang dibutuhkan,
dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas alat. Kebutuhan pekerja saat awal
kegiatan akan mengalami peningkatan sampai pertengahan kegiatan dan akan
menurun saat akhir pekerjaan.
b. Material Schedule
Material schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule.
Material schedule menyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan
untuk jangka waktu tertentu. Penyusunan material schedule diperlukan untuk
menjamin ketersediaan material dan peralatan yang diperlukan di lapangan. Jenis
material yang diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek.
Dalam proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel
Semarang pengendalian waktu secara riil dapat dimonitoring langsung dengan
kurva S sehingga dapat diketahui perencanaan, pelaksanaan, dan

kemajuan

pekerjaan proyek, serta kontrol terhadap waktu bisa dikendalikan. Bentuk


material schedule yang diterapkan dalam kurva S merupakan grafik hubungan
antara bobot prestasi pekejaan dengan waktu pelaksanaan.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

37

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

Untuk mengetahui prestasi pekerjaan, caranya dengan menghitung bobot tiap jenis
pekejaan dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi
kemudian dibuat rencana waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan masing-masing
pekerjaan, kemudian menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan
terlebih dahulu.
Selama Kerja Praktek dilakukan, pengendalian waktu pelaksanaan tersebut telah
dilakukan dengan baik. Pengawasan pekerjaan yang dilakukan meliputi:
a) Pengawasan Pekerjaan Penulangan
Pengawasan

pekerjaan

penulangan

meliputi

pekerjaan

pemotongan,

pembengkokan, perangkaian tulangan, pengecekan diameter tulangan,


pengecekan

jarak

antar

tulangan,

penyambungan

tulangan,

jari-jari

pembengkokan tulangan serta pemeriksaan kesesuaian hasil perakitan dengan


desain gambar.
b) Pengawasan Pekerjaan Bekisting
Pengawasan pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam pembuatan bekisting, dalam proyek ini digunakan papan
triplek dari kayu meranti yang memiliki tebal 15 mm. Pengecekan

juga

dilakukan pada balok-balok kayu yang digunakan sebagai bekisting. Dalam


pemasangan bekisting kolom, harus dilakukan dengan teliti dengan mengukur
ukuran kolom dari as ke as sehingga didapat kolom yang simetris dan
seragam. Papan yang digunakan dalam bekisting plat adalah papan yang kuat
menahan beban beton sehingga papan tidak melengkung dan menghasilkan
permukaan yang rata.
c) Pengawasan Pekerjaan Cor
Pada proyek ini pemadatan dilakukan dengan dua cara, yaitu pemadatan
manual dan pemadatan dengan vibrator. Dengan manual menggunakan kayu

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

38

Laporan Kerja Praktek


Pembangunan Marquies De Lafayette Apartemen, Mall, dan Condotel
Jalan Pemuda no 45-51, Semarang
EMILIA ARIZKA PUTRI I0112038

panjang ataupun besi yang ditusuk-tusukkan ke beton atau yang sedang dicor.
Pemadatan manual ini dilakukan pada daerah pengecoran yang jangkauannya
masih mudah. Sedangkan pemadatan dengan vibrator

menggunakan alat

vibrator menyerupai tongkat getar elektrik. Pemadatan dengan vibrator ini


dilakukan pada daerah pengecoran yang sulit dijangkau dengan cara manual.
c. Equipment Schedule
Equipment Schedule disusun berdasarkan kegiatan pada time schedule. Equipment
Schedule menyatakan jumlah dan jenis peralatan yang dibutuhkan untuk jangka
waktu tertentu. Penyusunan Equipment Schedule diperlukan untuk menjamin
ketersediaan peralatan yang diperlukan di lapangan. Jenis peralatan yang
diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek. Equipment schedule pada
Proyek Pembangunan Marquis De Lafayette Apartement & Condotel Semarang
ini telah dilaksanakan dengan baik. Ini dilihat dari jadwal kebutuhan peralatan,
jadwal pemakaian peralatan, dan jadwal pendatangan material yang tersusun
dengan baik, sehingga tidak ada keterlambatan dalam pengembalian peralatan dan
kebutuhan material selalu tercukupi.

BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Anda mungkin juga menyukai