ARTIKEL PENELITIAN
Oleh :
SITI FATCHIYAH
0111731
ABSTRAK
Fatchiyah, Siti; Hubungan antara Pengetahuan Lansia dengan Kepatuhan
Kunjungan Posyandu Lansia pada Lansia di Kelurahan Ngempon Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang.
Pembimbing I; Heni Setyowati, S.SiT. M.Kes., II; Auli Tarmali, SKM., M.Kes.
Lansia merupakan proses menua yang menyebabkan penurunan kemampuan
fisik, psikologis, sosial, spiritual, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Posyandu lansia merupakan kegiatan peran serta
masyarakat yang ditunjukan pada masyarakat, terutama masyarakat lansia, dengan
sasaran langsung lansia umur 60-69 tahun. Data kunjungan posyandu lansia
menunjukkan bahwa cakupan kunjungan posyandu lansia di kelurahan Ngempon
Kabupaten Semarang masih kurang. Data dari tahun 2012 sampai 2013 menunjukkan
tidak ada kenaikan yang signifikan, bahkan ada yang menurun pada bulan
tertentu.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan
kepatuhan kunjungan posyandu lansia.
Desain Penelitian ini menggunakan studi diskriptif korelasi dengan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian adalah semua lansia yang ada di Kelurahan
Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yaitu sebanyak 259 lansia. Jumlah
sampel sebanyak 72 lansia dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
primer dan sekunder dengan menggunakan angket dan menggunakan buku kunjungan
posyandu lansia. Analisa Univariat disajikan menggunakan tabel distribusi frekuensi
sedangkan analisa Bivariat menggunakan uji chi square
Hasil penelitian diperoleh p-value = 0,000 < (0,05) maka Ho ditolak, dan
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan lansia dalam
melaksanakan kunjungan posyandu lansia di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang.
Diharapkan petugas kesehatan dengan kerjasama masyarakat dapat melakukan
evaluasi dengan cara menekankan pada kegiatan posyandu lansia dan meningkatkan
pelayanan terhadap kesehatan para lansia agar kesehatannya tetap terjaga dengan baik.
Kata Kunci
Posyandu
adalah
kegiatan
kesehatan dasar yang diselenggarakan
dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dibantu oleh petugas kesehatan disuatu
wilayah
kerja
puskesmas,
balai
kelurahan, maupun tempat-tempat lain
yang mudah didatangi oleh masyarakat.
Posyandu merupakan langkah yang
cukup
strategis
dalam
rangka
pengembangan kualitas sumber daya
manusia bangsa Indonesia agar dapat
membangun dan menolong dirinya
sendiri, sehingga perlu ditingkatkan
pembinaannya. Untuk meningkatkan
pembinaan posyandu sebagai pelayanan
KB dan kesehatan yang dikelola untuk
dan oleh masyarakat dengan dukungan
pelayanan teknis dari petugas perlu
ditumbuh kembangkan perlu serta aktif
masyarakat dalam wadah Lembaga
Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD)
(Ismawati. dkk, 2010).
Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan dari puskesmas yang baru
lahir sehubungan dengan lansia yaitu
posyandu lansia. posyandu lansia
sebagai pelayanan kesehatan paripurna
yang solid dan bertanggung jawab
mempunyai upaya kesehatan paripurna
dasar yaitu upaya menyeluruh pada
lanjut usia (Marifatul, 2011).
Posyandu lansia merupakan
perwujudan
pelaksanaan
program
pengembangan
dari
kebijakan
pemerintah
melalui
pelayanan
kesehatan bagi lansia, sebagai suatu
forum komunikasi dalam bentuk peran
serta masyarakat usia lanjut, keluarga,
tokoh masyarakat dan organisasi social
dalam penyelenggaraannya, dalam
upaya peningkatan tingkat kesehatan
secara optimal. Posyandu lansia adalah
pos
pelayanan
terpadu
untuk
masyarakat usia lanjut disuatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang
digerakan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan (Cahyo Ismawati. dkk, 2010).
Pengetahuan
lansia
akan
manfaat posyandu ini dapat diperoleh
dari
pengalaman
pribadi
dalam
kehidupan sehari-harinya. Dengan
menghadiri kegiatan posyandu, lansia
akan mendapatkan penyuluhan tentang
bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah
kesehatan yang melekat pada mereka.
Dengan pengalaman ini, pengetahuan
lansia menjadi meningkat, yang menjadi
dasar pembentukan sikap dan dapat
mendorong minat atau motivasi mereka
untuk selalu mengikuti kegiatan
posyandu
lansia
(Dewi,
2010).
Pengetahuan para lansia di kelurahan
Ngempon dianggap kurang karena dari
wawancara dengan beberapa lansia.
Para lansia mengaku datang ke
posyandu lansia jika ada keluhan atau
merasa sakit, sehingga kunjungan
posyandu lansia di kelurahan Ngempon
tidak stabil.
Posyandu lansia di Kelurahan
Ngempon
Kecamatan
Bergas
Kabupaten Semarang mulai dibentuk
pada tahun 2001. Kegiatan posyandu
tersebut
awal
mulanya
hanya
penimbangan, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan. Pada tahun 2010 mulai
dibentuk posyandu lansia yang sudah
lengkap dengan kegiatan senam lansia.
Data kunjungan lansia dapat dilihat
pada tabel 1.1
Pengumpulan
Data
Jenis data dalam penelitian ini
berupa data primer yaitu data atau
materi yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti pada saat berlangsungnya
penelitian adalah kuesioner yang
disebarkan kepada responden dan hasil
catatan
kunjungan
lansia
untuk
mengetahui mengetahui hubungan
pengetahuan dengan kepatuhan lansia
dalam
melaksanakan
kunjungan
posyandu lansia di Kelurahan Ngempon
Kecamatan
Bergas
Kabupaten
Semarang.
Data sekunder adalah data yang
tidak diambil langsung dari sumbernya
melainkan di dapat dari pihak lain. Pada
penelitian ini data kunjungan posyandu
lansia berasal dari data sekunder yaitu
dari data kunjungan posyandu lansia
selama satu tahun yang diambil dari
buku catatan daftar hadir kunjungan
posyandu lansia.
Hasil Ukur
Skala
30
(<76%)
Cukup : Skor
31 - 40 (76%
sampai 100%)
Kepatuhan
Kunjungan
posyandu
lansia
Sejauhmana lansia
datang
sesuai
dengan ketentuan
yang
diberikan
oleh
tenaga
kesehatan, waktu
kunjungan lansia
ke posyandu lansia
1 bulan sekali
selama 1 tahun
Banyaknya
Nomina
kunjungan
l
dikategorikan
menjadi
2
kelompok,
yaitu:
Tidak patuh:
<10
Patuh: >10
an
h
se (%)
Kurang
48
66,7
Baik
24
33,3
Jumlah
72
100
Berdasarkan tabel 4.4, dapat
diketahui bahwa pengetahuan lansia
5
1,4
3
5
4
8,6
1
00
2
4
11. Posyandu
lansia
bertujuan
untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan lansia
12. Tujuan
posyandu
lansia
selain
meningkatkan kesehatan lansia juga
meningkatkan
komunikasi
antara
masyarakat usia lanjut
13. Kegiatan posyandu lansia diantaranya
adalah pemantauan status gizi lansia
14. Posyandu
lansia
memperhatikan
kesehatan mental lansia
15. Posyandu lansia memberikan penyuluhan
tentang kesehatan lansia kepada lansia
yang ada
16. Posyandu lansia melakukan rujukan
apabila terdapat penyakit lansia yang
memerlukan tindakan lebih lanjut
17. Posyandu
lansia
menyelenggarakan
senam lansia
18. Posyandu lansia juga menyelenggarakan
gerak jalan sehat bagi lansia
19. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
dengan memperhatikan kesehatan dan
gizi lansia dan kegiatan olah raga seperti
senam lansia
20. Posyandu lansia untuk mendeteksi dini
adanya gangguan kesehatan lansia
3
3,3
3
2
4
4,4
2
2
1
2
4
2
6
2
7
1
9
4
9
2
7
Berdasarkan tabel 6 dapat
diketahui
bahwa
pernyataan
pengetahuan lansia tentang posyandu di
Kelurahan Ngempon Kec. Bergas Kab.
Semarang
sebagian
besar
tidak
mengetahui tentang
pengetahuan
posyandu meliputi penyelenggaraan
1
00
3
1,9
4
5
1
00
3,6
2
3
7,5
1
00
2,5
8,1
1
00
3,9
6,4
1
00
6,7
7,5
1
00
6,4
6,1
1
00
9,4
3,3
1
00
9,4
3,6
1
00
5,6
0,6
6
6,7
0,6
4
8
1
00
6
2,5
1
00
Jumlah
57
15
72
Persentase (%)
79,2
20,8
100
kunjungan Posyandu, yaitu sejumlah 57
lansia (79,2%), sedangkan yang patuh
dalam kunjungan posyandu sejumlah 15
lansia (20,8%).
Analisis Bivariat
Tabel 4.7 Hubungan antara Pengetahuan Lansia dengan Kepatuhan Lansia dalam
Kunjungan Posyandu Lansia di Kelurahan Ngempon Kec. Bergas Kab. Semarang, 2014
Pengetahuan
Lansia
Kurang
Baik
Total
Chi
Square
p-value
21,316
0.000
PEMBAHASAN
Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
Distribusi
frekuensi
berdasarkan umur responden di
Kelurahan Ngempon Kecamatan
Bergas
Kabupaten
Semarang,
diketahui bahwa lansia umur 60-64
tahun,
yaitu
sejumlah
45
lansia(62,5%) dan lansia umur 6568 tahun, yaitu sejumlah 27 lansia
(37,5%)
dari
72
lansia.
Bertambahnya umur seseorang
maka akan semakin banyak
pengalaman atau informasi yang
pernah didapat sehingga dapat
meningkatkan
pengetahuan
seseorang. Hal ini disebabkan
karena
dengan
semakin
bertambahnya umur seseorang maka
akan semakin luas pengetahuan atau
pengalaman yang pernah didapat
sehingga cara pandang seseorang
lebih terfokus bukan hanya teori
yang didapat dibangku pendidikan
tetapi juga pengalaman yang pernah
dialami.
Distribusi
frekuensi
berdasarkan pendidikan lansia di
Kelurahan Ngempon Kecamatan
Bergas
Kabupaten
Semarang,
diketahui bahwa lansia yang Tidak
4. Bagi masyarakat
Lansia hendaknya lebih aktif
dalam kegiatan posyandu lansia, serta
masyarakat hendaknya berturut serta
dalam memberikan motivasi dan
pemahaman tentang posyandu lansia
untuk meningkatkan pengetahuan lansia
dan lansia bisa mendeteksi diri tentang
penyakit yang muncul di lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E., dan Rismintari, S.
(2009). Asuhan Kebidanan
Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Arikunto, Suharsini. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan
Keperawatan
Gerontik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Departemen Kesehatan RI. (2006).
Pedoman Umum Pengelolaan
Posyadu. Jakarta
Dewi, M., dan A. Wawan. (2010). Teori
& Pengukuran Pengetahuan,
Sikap Dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika
Fathia zahrotul. (2011). Faktor-faktor
yang berhubungan dengan
Kedatangan Lansia Keposyandu
Lansia Al-masitoh di Dusun
Krajan Desa Bener Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang.
Skripsi, Stikes NWU
Ismawati, Cahyo. (2010). Posyandu &
Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Marifatul
A,
Lilik.
(2011).
Keperawatan
Lanjut
Usia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Niven,
Neil
(2002).
Psikologi
Kesehatan. Jakarta: ECG.
diakses tanggal
2013
28 Desember