Tumor ganas
Kelompok 10
Tutor
Ketua
Sekretaris
Penulis
Anggota
: dr Tom Surjadi
: Nike Pebrica
: Yovita Setiadi
: Vicky
: Hana Maria
Septinesya YW
Elvina Elizabeth
Maria Flaviany
Rizky Fatimah
Deborah Intan
Edy Sanjaya
Ocman Vicky
Kelvin Guo
Tumor Ganas
Tumor ganas merupakan jenis penyakit
mematikan yg terus menghantui kehidupan
masyarakat modern. Dari tahun ke tahun penderita
tumor ganas terus meningkat, baik di kalangan
pria maupun wanita. Pada pria penyakit itu
menyerang berbagai organ tubuh, misalnya secara
berurutan dari yg paling byk adalah: 1. prostat,
2. paru-paru, 3. usus besar& rektum, 4. saluran
kemih, 5. limfoma non-hodgkin, 6. melanoma pada
kulit, 7. rongga mulut, 8.ginjal, 9. leukemia,
10. lambung dan organ lainnya. Pada wanita yg
terbanyak diderita adalah: 1. payudara, 2.usus
besar& rektum, 3. endometrium, 4. indung telur,
5. limfoma non- hogkin, 6.melanoma pada kulit, 7.
kandung kemih, 8. pankreas, 9. leher rahim dan
organ tubuh lainnya (Philip T. Hagen, M.D: 2002,
h.200)
Unfamiliar terms
Tumor ganas : pertumbhan baru suatu jaringan
dengan multiplikasi sel-sel yang tidak
terkontrol dan progresif; disebut juga
neoplasma.
Limfoma non-hodkin : tumor yang berasal dari
kelenjar getah bening.
Melanoma : tumor yang berasal dari melanosit
di kulit atau organ lain.
Koma : keadaan dimana seperti terbius/tidur
dalam,dimana pasien tidak bisa dibangunkan
sama sekali karena gangguan respon.
Shock : gangguan keseimbangan fisik atau
mental yang timbul mendadak.
Masalah
Apa yg dapat dilakukan rumah
sakit/ keluarga tentang kasus
ini?
Kondisi:
Ketidakmampuan ekonomi keluarga
membiayai perawatan pasien
Penyakit yg diderita Siti
termasuk penyakit ganas yang
sulit ditangani
Curah pendapat
Agama tidak menyetujui euthanasia
Beberapa kelompok menyetujui euthanasia
atas dasar belas kasihan dan untuk
meringankan pasien/ keluarganya dari segi
economy/ phsycology.
Menurut pemicu, pasien sebaiknya dibawa
pulang tetapi tetap diberikan perawatan yg
maksimal dan dokter harus tetap mengontrol
keadaan pasien (dokter keluarga)
Tidak melakukan euthanasia karena hidup
dan mati di tangan Tuhan
Melakukan konselling yang tepat -> pilihan
tetap di tangan keluarga pasien
Mind- map
Learning Objectives
1.Menjelaskan definisi euthanasia
secara umum, etimologis &
terminologis
2.Menjelaskan beberapa contoh
euthanasia yg pernah terjadi
3.Menjelaskan pandangan agama
tentang jiwa& euthanasia
4.Menjelaskan tindakan& sikap
dokter
LO 1:
Menjelaskan definisi
euthanasia secara umum,
etimologis & terminologis
Euthanasia
Tindakan memidahkan kematian seseorang dengan
sengaja tanpa merasakan sakit, karena kasih
sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan
si sakit, baik dengan cara positif maupun
negative, dan biasanya tindakan ini dilakukan
oleh kalangan medis.
Secara umum ( Etimologi )
Bahasa Yunani eu (baik) & tanathus (kematian)
Mengakhiri hidup seseorang dengan cara yg
mudah dan tanpa rasa sakit.
Mercy killing/ mati dengan tenang
Sumpah Hippokrates berbunyi: "Saya tidak akan menyarankan
dan atau memberikan obat yang mematikan kepada siapapun
meskipun telah dimintakan untuk itu".
Secara Terminologi
Berpindah ke alam baka dengan tenang dan aman, tanpa
penderitaan, untuk yang beriman dengan nama Allah
Mengakhiri kehidupan/ meringankan penderitaan orang
yang sakit dengan memberikan obat penenang
Mengakhiri penderitaan& hidup seseorang atas
kehendak pasien sendiri, permintaan keluarga dgn/
tanpa persetujuan pasien
Macam- macan tindakan euthanasia:
1.Euthanasia aktif: tindakan mempercepat kematian,
baik dengan memberikan suntikan ataupun melepas
alat- alat pembantu medik.
2.Euthanasia pasif: memutuskan untuk tidak mengambil
tindakan/ secara sengaja tidak memberikan bantuan
medis. Cth: menghentikan terapi karena tidak ada
lagi biaya
Jenis euthanasia
1.Penderita sadar dan dapat menyatakan
kehendak/ tidak sadar dan tidak
dapat menyatakan kehendak
(incompetent)
2.Penderita tidak sadar tetapi pernah
menyatakan kehendak dan diwakili
orang lain (transmitted judgement)
3.Penderita tidak sadar tetapi
kehendaknya diduga oleh orang lain
(substituted judgement)
Pemicu:
Kasus ini termasuk euthanasia
pasif karena pihak keluarga
memutuskan untung merawat Siti
di rumah/ memberhentikan
bantuaan medis dari rumah sakit
LO 2:
Euthanasia Pasif
Terri Schiavo (41 tahun),
florida, meninggal dunia 13
hari setelah Mahkamah Agung
Amerika memberi izin mencabut
pipa makanan (feeding tube)
yang memungkinkan pasien dalam
keadaan koma masih dapat hidup
Euthanasia di Indonesia
Kasus Hasan Kusuma
22 oktoher 2004, Hasan Kusuma engajukan
permohonan ke Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat untuk melakukan euthanasia pada
istrinya, Again Isna. Again telah koma
selama 2 bulan dan suaminya tidak mampu
lagi menanggung beban biaya perawatan.
Kasus di luar keinginan pasien akhirnya
ditolak. Setelah menjalani perawatan
intensif, kondisi terakhir pasien, 7
januari 2005, telah mengalami kemajuan dan
pemulihan
LO 3:
Menjelaskan pandangan
agama tentang jiwa&
euthanasia
Pandangan Agama
terhadap Jiwa
Jiwa adalah energi mental yg memiliki kekuatan untuk
dapat memotivasi terjadinya proses perilaku yg
menjadi bentukan aktivitas yg dilakukan sehari- hari
Ajaran agama pada umumnya sangat menghargai jiwa,
lebih- lebih jiwa manusia. Jiwa meskipun merupakan
hak asasi manusia, tetapi ia adalah karunia Tuhan.
Karena itu, setiap diri manusia sama sekali tidak
berwewenang dan tidak boleh melenyapkan jiwa tanpa
kehendak Tuhan Yang Maha Esa
Agar supaya manusia tidak memandang remeh jiwa
seseorang, maka Tuhan memberikan ancaman bagi mereka
yg meremehkannya.
Tindakan menghilangkan jiwa milik org lain/ diri
sendiri adalah perbuatan melawan Tuhan
Euthanasia secara
Katolik
Gereja Katolik berpendapat bahwa tidak diperbolehkan
mempercepat kematian seseorang, walaupun secara medis
ia tidak dapat disembuhkan dan dilakukan atas
permintaan pasien sendiri (Iman Katolik. Konferensi
Waligereja Indonesia, hal. 73)
Euthanasia itu pelanggaran berat hukum Allah, karena
berarti pembunuhan manusia yang disengaja dan dari
sudut moril tidak dapat diterima (Evangelium Vitae,
No. 65)
Belas kasihan yang sejati mendorong untuk ikut
menanggung penderitaan sesama. Belas kasihan itu
tidak membunuh orang, yang penderitaannya tidak dapat
kita tanggung
(Evangelium Vitae, No. 66)
Agama Islam
Ajaran agama Islam melarang secara keras
tindakan Euthanasia karena merupakan
pembunuhan, dengan alasan apapun, karena
kehidupan manusia bukan menjadi hak milik
pribadi/ milik orang lain tapi kehidupan
adalah merupakan karunia Tuhan.
Al- Quran: Allah berfirman: Dan
sesungguhnya benar- benar Kami-lah yang
menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah)
yang mewarisi. (QS. Al-Hijr, 15: 23) Dan
bahwasnya Dia-lah (Allah) yang mematikan dan
menghidupkan. (QS. Al- Najm 53: 44)
Agama Kristen
Secara tegas menolak euthanasia
aktif (entah suntik mati/ bunuh
diri bantuan). Alasannya karena
Tuhanlah yang memberikan manusia
nafas kehidupan (kej 2:7), maka
Tuhan jugalah yang berhak
memanggilnya kembali.
Hidup dan mati adalah hak
prerogatif Tuhan sebagai Sang
Khalik
Agama Buddha
Melanggar sila Buddha ke- 1 jangan membunuh
Agama buddha mempercayai reinkarnasi. Karma yang
buruk akan mempengaruhi kehidupan berikutnya.
Agama Buddha sangat menekankan larangan untuk
membunuh makhluk hidup. Ajaran ini merupakan moral
fundemental dari Sang Buddha. Maka, euthanasia
adalah perbuatan yg sangat tidak dibenarkan.
Ajaran Buddha menekankan welas kasih (karuna).
Mempercepat kematian seseorang secara tidak
alamiah merupakan pelanggaran terhadap perintah
utama ajaran Buddha. Tindakan jahat itu akan
mendatangkan karma buruk kepada siapapun yang
terlibatdalam tindakan euthanasia tersebut.
Agama Hindu
Didasarkan pada ajaran tentang karma, moksa dan ahimsa
Karma: sesuatu konsekuensi murni dari semua jenis
kehendak dan maksud perbuatan
Sebagai akumulasi terus menerus dari karma yang
buruk adalah menjadi penghalang moksa kebebasan dari
siklus reinkarnasi yg menjadi suatu tujuan utama dari
penganut ajaran hindu
Ahimsa: prinsip anti kekerasan/ pantang menyakiti
siapa pun juga
Bunuh diri adalah suatu perbuatan yg terlarang di
dalam ajaran Hinkdu dengan pemikiran bahwa perbuatan
tersebut dapat menjadi suatu faktor yang mengganggu
pada saat reinkarnasi oleh karena menghasilkan karma
buruk
LO 4:
Menjelaskan tindakan&
sikap dokter
Memberi konseling
Meningkatkan mutu pelayanan medis
dan memberikan informasi tentang
hak pasien
Memberi jalan alternatif lainnya
Memberi kebebasan kepada keluarga
dan pasien untuk memilih tindakan
Dokter harus menghargai pilihan
pasien