Anda di halaman 1dari 12

Penyakit

Kulit pada Genitalia Eksterna


KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

Livia Kurniati Saputra


112013163

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebun Jeruk Jakarta Barat

Daftar Isi

Dermatosis Inflamasi ............................................................................................. 1

Dermatitis kontak ............................................................................................... 1
Neurodermatitis Sirkumpsripta .......................................................................... 1
Intertrigo ............................................................................................................ 2
Erupsi Obat ........................................................................................................ 2
Psoriasis ............................................................................................................. 3
Dermatitis Seboroik ............................................................................................ 4
Lichen Planus ..................................................................................................... 4
Lichen Sclerosus ................................................................................................. 4

Infeksi Superfisial yang Sering Ditemukan ............................................................. 5

Arthropods ......................................................................................................... 5
Pedikulosis Pubis .................................................................................................. 5
Skabies .................................................................................................................. 5

Infeksi Fungal (Tinea Cruris) ................................................................................ 6

Candidiasis ............................................................................................................ 6
Infeksi Bakteri (Pyoderma) .................................................................................... 7
Infeksi Viral ........................................................................................................... 8

Kutil Kelamin ...................................................................................................... 8
Moluskum Kontagiosum .................................................................................... 9
Herpes Simpleks ................................................................................................. 9

Daftar Pustaka .................................................................................................... 10



Dermatosis Inflamasi

Pasien dengan penyakit kulit pada genitalia eksternal harus ditanyai dan diperiksa untuk
kemungkinan keterlibatan pada area lain. Kemungkinan skabies harus selalu
dipertimbangkan pada kasus gatal di alat kelamin. Pasien yang sangat takut akan infeksi
genitalia seringkali mengobati lesi genital secara berlebihan. Menggaruk berulang dan
menggosok cenderung memperparah dan menambah komplikasi kondisi genital.

A. Dematitis Kontak
Dermatitis kontak, termasuk didalamnya adalah dermatitis iritan dan dermatitis
kontak alergi. Gejala dermatitis kontak alergi yang sebenarnya adalah gatal, eritema,
edem, dan berair. Penyebab yang mungkin adalah produk pembersih genitalia
wanita, kondom, dan tanaman (oak beracun dan ivy). Kompres sehari dua kali
dengan air dingin dan dilanjutkan dengan mengoleskan steroid topical seperti
hidrkortison 1% atau Pramosone 1% ( campuran hidrokortison 1% dengan salep
pramoxine biasanya akan efektif.



B. Neurodermatitis Sirkumkripta (Lichen Simplex Chronicus)
Predileksi untuk penyakit kulit kronik ini adalah labia mayor dan skrotum, yang biasa
dsebabkan karena siklus gatal- garuk. Keadaan stress akan mengeksaserbasi kondisi
ini. Pruritus anogenital mungkin dapat disebabkan karena radikulopati lumbosacral.
Kulit akan menjadi tebal. Menggaruk dapat dilakukan secara tidak sadar dan
dilakukan selama tidur. Pengobatannya sama dengan dermatitis kontak (sudah
dijelaskan di bagian sebelumnya) dan juga berhenti menggaruk. Tambahan obat
adlaah pramoxine hidroklorida 1%, krim dozepin topical 5% (Zonalon) atau eutectic
mixture of local anesthetic (EMLA- lidokain 2.5% dan prilokain 2.5%), penggunan

steroid topical juga dapat memberikan keuntungan. Capsaisin topikal 0.006% dapat
efektif juga.

C. Intertrigo
Intertrigo dideskripsikan sebagai plak lembab di area maserasi persisten. Seringkali
disertai dengan komplikasi berupa pertumbuhan bakteri dan jamur. Dapat terjadi di
selangkangan, lipatan kulit abdomen, di area inframamary , ketiak, dan apda
individu dengan obesitas. Lebih sering ditemukan di udara yang panas dan lembab.
Membaiarkan area terinfeksi terkena udara dapat membawa kesembuhan. Terapi
lebih lanjut dapat dengan merendam bagian terinfeksi dengan larutan Burrow 1 : 20
dingin, diikuti dengan salep nistatin ditambah salep hidrokortison 1%.



D. Erupsi Obat
Kebanyakan erupsi obat bermanifestasi di seluruh tubuh, tapi dapat pertama- tama
muncul di selangkangan. Fixed drug eruption yang biasa terjadi akibat laksatif
(phenophtalein), sulfonamide, atau obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), sering
muncul di daerah genital. Obat- obatan ini seringkali dikonsumsi hanya waktu-
waktu tertentu, sehingga terkadang keterlibatan obat- obatan ini seringkali
terlewatkan. Dua persen dari ulkus genital adalah akibat dari fixed drup eruption.
Lesi biasa mulai muncul sehari setelah terpapar obat dan muncul sebagai macula
merah terang yang dengan cepat berubah menjadi kapalan dan erosive. Erosi yang
terjadi superficial dan lebag (biasa >1 cm). Fixed drup eruption muncul di tempat
yang sama setiap setelah terpapar obat. Pengobatannya adlaah dengan
memberhentikan obat penyebab.


E. Psoriasis
Psoriasis dapat melibatkan daerah- daerah lipatan (inverse psoriasis), seperti
selangkangan dan lipatan di pantat. Pada daerah yang lembab lesi psoriasis
berwarna merah dan tidak bersisik. Gatal dapat sangat intens maupun tidak gatal
sama sekali. Plak soliter dapat diemukan di glans penis, yang menyebabkan
kebingungan dengan dysplasia grade tinggi (erythroplasia of Queyrat). Diagnosis
dapat ditegakkan dengan inspeksi dan memperhatikan area lain yang mungkin
terlibat seperti kulit kepala, siku, lutut, dan kuku. Krim hidrokortison 1% ditambah
dnegan krim imidazole (klotrimazole 1%; mikonazole 1&; ketoconazole 2%) baisanya
efektif. Kondisi ini kornik dan sering relaps terutama setelah berhubungan seksual
yang diakibatkan tereksposnya lesi psoriasis dengan Candida . Mencuci glans setelah
berhubungan seksual sangat penting untuk mencegah psoriasis di penis. Lesi kulit
pada artritis reaktif identical dengan psosriasis dan sering mengenai glans penis
(balanitis sirsiner). Human immunodeficiency virus (HIV) juag sering menyebabkan
psoriasis pada daerah genitalia.


F. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik mengenai daerah berambut dan biasa melibatkan bagian dasar
penis, paha dalam, dan area pubis. Pengobatannya sama dengan psoriasis di
selangkangan.

G. Lichen Planus
Lichen Planus dapat mengenai glans penis dan labia mayor juga labia minor serta
mukosa vagina. Genitalia mungkin merupakan satu- satunya daerah yang terkena.
Lesi berbentuk polygonal, berwarna keunguan, berbentuk papul yang bagian
atasnya mendatar berdiameter 0.5- 1 cm, dengan striae putih pada permukaan yang
mengilap. Lesi pada vagina seringkali erosive. Lesi dapat asimptomatik, gatal,
ataupun nyeri jika erosive. Erosi pada vulva biasanya bersamaan dengan penyakit
erosive oral (sindrom vulvovaginal-gingival). Kondisi mungkin terlihat mirip dengan
lichen sclerosus (LS) sehingga sulit dibedakan secara klinis. Biopsi mungkin
diperlukan. Kontikosteroid potensi super dan salep takrolimus topical 0.1% mungkin
dapat menolong untuk meringankan gejala dan menyembuhkan erosi. PEnyakit ini
dapat sembuh dalam waktu bulan sampai tahun.



H. Lichen Sclerosus
LS hamper selalu mengenai region anogenital, dimana pruritus berat atau erosi yang
menyakitkan mungkin terbentuk. LS pada glans penis (balanitis xerotica obliterans)
dapat berujung pada fimosis dan stenosis uretra. Squamous cell carcinoma pada
genitalia dapat memperberat LS pada anak- anak dan dewasa. PAda tahap awal
pengobatan diberikan dua kali sehari dengan tappering off hingga sekali sehari, lau
ebberapa kali dalma seminggu. Pengobatan dilangsungkan selama 6 minggu. Akan

terjadi atrofi pada kulit genital meskipun telah digunakan steroid. Begitu pasien
remisi, steroid potensi sedang atau salep dapat digunakan untuk rumatan.
Testoteron tepikal tidak menguntungkan. LS apda masa kanna- kanak dapat tidak
membaik pada pubertas ataupun sesudah dewasa.

Infeksi Superfisial yang Sering Ditemukan

A. Athropods
a. Pedikulosis Pubis
Pedikulosis pubis dapat ditransmisikan secara seksual maupun nonseksual. Sifat
gatal yang dirasakan mungkin intens, menyebabkan menggaruk dan pyoderma.
Telur kutu dapat ditemukan pada batang rambut di area pubis dan kelopak mata.
Pengobatan menggunakan krim permethrin 1% diaplikasikan lalu didiamkan
selama 10 menit kemudian dibilas. Bagian tubuh lain yang memiliki kemiripan
dengan area genital yang berarti adalah sebagian besar dari tubuh pria (daa,
abdomen, kaki, dan ketiak) juga perlu diobati. Sampo lindane 1% digunkana
selama 4 menit atau krim permethrin 5% yang didiamkan selama 8 jam
merupakan alternated lain. Partner seksual juga harus diperiksa dan diobati.
Semua pakaian, sprai dan handuk harus dicuci dan dikeringkan dengan panas
atau dry cleaned . Jika kutu masih ditemukan 1 minggu keudian maka pengobatan
harus diulang.



b. Skabies
Infestasi parasite manusia Sarcoptes scabiei biasanya menyebabkan gatal berat,
erupsi seluruh tubuh. Pada pria, sering ditemukan papul atau nodul yang sangat
gatal dengan krusta dibagian sentralnya pada batang penis atau glans dan
skrotum adlaah patognomonik untuk scabies. Nodulus ini mungkin persisten

selama beberapa minggu hingga bulan setelah pengobatan. Pada orang dewasa
scabies adalah penakit menular seksual. Pengobatan yang dipakai menggunakan
krim permethrin 5% di seluruh tubuh dari leher kebawah. Pengobatan dapat
diulang dalam waktu 1 minggu. Seluruh anggota rumah tangga dan seluruh
partner seksual juga harus diobati bersamaan. Semua pakaian, sprei, dan handuk
harus dicuci dan dikeringkan dengan panas atau dry cleaned. Steroid topical
potensi tinggi dapat digunakan untuk mengobati nodul genital


B. Infeksi Fungal (Tinea Cruris)
Tinea cruris bercirikan dengan batasnya yang tegas, pinggiran yang meninggi dan
sisik pada perifer, dapat dietmuakan apda paha bagian dalam dan selangkangan.
Tinea cruris tidak mengenai scrotum dan tidak begitu intens pada lipatan inguinal
(bagian terlembab). Rasa gatal mungkin intens. Pada pemeriksaan mikroskopik direk
pada kerokan kulit dengan menggunakan larutan kalium hidroksida (KOH) dapat
dijumpai hifa. Mikonazol, klotrimazol, ketoconazole, ekonazol, ciclopirox olamin,
terbinafine, atau butenafine merupakan pilihan pengobatan yang efektif. Krim
hidrokortison 1% dapat digunakan secara bersamaan. Pada kasus- kasus refrakter
pengobatan menggunakan antifungal oral dapat digunakan. Griseofulvin
ultramicronized (Grispeg) 250 mg dua kali sehari selama 4-6 minggu, itrakonazole
200 mg dua kali sehari dimnun bersama dengan makanan dan minuman asam
selama 7 hari, atau terbinadfine 250 mg satu kali sehari selama 2-4 minggu. Biasanya
adekuat dalam kasus yang berat sekalipun.

Kandidiasis

Lesi eritema, basah dengan gambaran vesikopustul berbentuk satelis adalah karakteristik
infeksi Candida albicans. Lesi terjadi pada bagian paha dalam dan pantat dengan predilekasi
dibagian terdalan dari lipatan- lipatan tersebut. Keterlibatan skrotum juga sering terjadi pad
akandidiasis. Kehamilan, diabetes mellltius, obesitas ,pengguaan antibitoik broad spectrum
merupakan factor predisposisi. Lesi pada kulit mungkinsekunder akbat infeksi vaginal. Lesi
terjadi dibawah preputium (balanitis candidal). Pemeriksaan mikrosokopik menggunakan
kerokan kulit dalam larutan KOH menunjukkan adanya spora kecil dan filemaen miselium.
Salep nistatin atau krim efektif pada sebagian besar kasus. Mikonasol, klorimazole,

ketoconazole, dan fluconazole dipakai dua kali sehari merupakan alternative terhadap
nistatin namun dapat menyebabkan rasa terbakar pada aplikasi. Nistatin dapat diapliaksikan
apda area erosive. Pada kasus- kasus berat yang mengenai wanita tablet fluconazole (100-
200 mg) sehari satu kali selama 1 minggu diikuti dengan 150 mg satu kali seminggu, sangat
efektif.


Infeksi Bakteri (Pyoderma)

Staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi pada area
geital. Kultur dapat mengonfirmasi diagnosis. S. aureus menghasilkan 2 tipe lesi primer,
pustule folikuler (folikulitis), dan lepuhan superfisial (impetigo).
Folikulitis Staphylococcal dimulai sebagai infeksi superfisial ari folikel lalu bertambag dalam
(furunkulosis). Biasanya akut namun dapat juga kronik atau rekuren. Folikulitis kronik biasa
disebabkan Staphylococcus yang terbawa melalui nasal. Abses yang dalam baisanya jarang
disbeabkan hanya bakteri semata dan merupakan tanda dalanya kelainan supuratif kronik,
seperti inflammatory bowel disease, limfogranuloma venerum, atau hidradenitis supurativa.
Folikulitis rekuren pada daerah selangkangan sering terjadi pada acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS).
Pengobatan topical saja biasa tidak cukup untuk mengobati folikulitis bacterial. Dicloxaxillin
atau cephalosporin generasi I merupakan pengobatan pilihan. Padai ndividu yang alergi
dengan penisilin dapat diobati dengan doksisilin. Community acquired methicillin- resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) juga dapat diobati dengan doksisiklin. PEngobatan
dilanjutkan hingga seluruh lesi sudah sembuh. Menambahakan rifampin pada pengobatan
tersebut juga dierekomendasikan untuk rekurensi yang sering.

Staphylococcal impetigo dimulai dengan lepuh superfisial yang dengan cepat akan pecah
menyisakan erosi yang berkrusta dan basah. Pengobatan sama dengan folikulitis
staphylococcal tapi dengan durasi yang lebih singkat.

Infeksi Viral

A. Kutil Kelamin
Kutil kelamin eksternal, disebabkan human papilloma viruses (HPV), adalah penyakti
menular seksual tersering. Satu persen dari orang dewasa yang aktif secara seksual
memiliki kutil kelamin, dan hampir 10% dapat dipastikan penyebabnya adalah HPV,
dengan mengggunakan teknik sensitif sepertif polymerase chain reaction (PCR). Kulit
kelamin, conydloma acumnata disebabkan HPV resiko rendah (biasa tipe 6 dan 11).
Paling sering ditemukan d vulva, dibawah preputium, dan batang penis. Mukosa
vagina, anus, dan mulut juga dapat terinfeksi.
Karena pengobatan yang ada hanya dapat menghilangkan lesi (kutil) dan bukan agen
penyebab (virus) maka tingkat rekurensi cukup sering (> 25%). Sebagai tambahan,
pengobatan pasangan seksual dari orang yang terindeksi tidak memiliki efek pada
outcome pengobatan orang yang lebih dahulu terkena. Kutil dapat sembuh secara
spontan. Tidak lagi direkomendasikan untuk mencari dan mengobati kutil kelamin
eksternal subklinis, yang biasa dapat kita lihat menggunakan rendaman cairan asam
atau diidentifikasi dengan teknik imunologis yang special. Tujuan pengobatan adalah
menyediakan interval yang ebbeas kutil dengan ketidaknyamanan minimal dan
mencegah sekuele jangka panjang pada pasien. Pada pasangan monogami opsi
untuk tidak melakukan pengobatan harus didiskusikan. HPV resiko tingga biasa tipe
16 dan 18 menyebabkan papulosis bowenoid , papula hiperpigmentasi menatar
pada kulit genitalia. Papulosis bowenoid intraepitel adalah lesi intraepitel tingkat
tinggi dan berhubungan dengan diplasia penis, vaginal, dan servikal. PEmeriksaan
ginekologi dengan pap smear wajib dilakukan. Paulosis bowenoid dapat diobati
sama dengan kutil kelamin eksternal.
Terdapat dua jenis terapi dasar, yaitu berbasis pasien dan berbasis petugas
kesehatan. Terpai berbasis pasien menggunakan antara podophyllotoxin atau
imiquimod. Podophyllotoxin digunakan dua kali sehari selama 3 hari dalam 6 -10
minggu. Setengah jumlah pasien dapat menghilangkan kutilnya dengan 1 siklus
terapi. Terapi ini lebih tidak mengirittas dan lebih efektif dibandingkan dengan

terapi berbasis tenaga kesehatan yang menggunakan podophyllum resin. Ini


dikontraindikasikan pada kehamilan. Imiquimod adalah immune modulator yang
membuat produksi local interferon. Digunakan sehari sekali, 3x dalam seminggu
(biasa Senin, Rabu, dan Jumat). Respons pada pria 40% dan lebih dari 75% pada
wanita. Waktu untuk mencapai respons rata- rata adalah dua bulan. Terapi berbasis
dokter termasuk krioterapi nitrogen cair (repson sebanyak 75%, 50% remisi) dan
electrocautery (100% respons, 75% remisi) Terapi laser dan imunoterapi intralesi
atau sistemik adalah terapi lini keda dan jarang diindikasikan pada kutil kelamin
eksternal.



B. Molluskum Contagiosum
Molluskum kontagiosum adalah infeksi kulit yang merupakan penyakit menular
seksual apda orang dewasa. Karakteristiknya adalah papul yang ujungnya licin,
berdiameter 2-5 mm dengan depresi di sentral. Kebanyakan orang yang terinfeksi
memiliki 5- 15 lesi yang terletak di abdomen bagian bawah, paha atas, atau kulit
genitalia. Molluscum contagiosum tahap lanjut yang terjadi di luar area genital pada
orang dewasa jarang, kecuali pada pasien dengan gangguan kkebalan tubuh,
terutama mereka yang terkena HIV. Pengobatan yang dapat dilakukan adlaah
mendestruksi lesi dengan krioterapi atau electrodesiccation.

C. Herpes Simpleks
Herpes Simplex Virus (HSV) genital biasa disebabkan oleh HSV tipe 2, namun akhir-
akhir ini juag dilaporkan terjadi infeksi HSV 1 di genital akibat seks orogenital.
Kebanyakan infeksi tidak menimbulkan gejala pada awalnya. Kultur virus akan
mengonfirmasi diagnosis. Episode pertama HSV genital diobati dengan asiklovir

(200mg) lima kali sehari, valasiklovir (500mg) dua kali sehari atau famsiklovir (250
mg) dua kali sehari, selama 7 -10 hari.
Penyakit ini sering berulang, biasa didahului dengan sensasi ngilu pada daerah yang
akan terinfeksi (gejala prodromal). Ini biasa disebabkan oleh HSV 2. Bermanifestasi
sebagai sekelompok vesikel yang terletak local apda 1 sisi dan bertahan selama 1
minggu. Kebanyakan pasien tidak membutuhkan pengobatanjika kekambuhan
bersifat ringan. Jika perlu, valasiklovir (500 mg) dua kali sehari selama 3 hari atau
famsiklovir (1000 mg) dua kali sehari selama satu hari atau dapat digunakan untuk
memeperpendek dan memperingan erupsi. Untuk rekurensi yang sering (>6-12/
tahun) supresi mungkin lebih baik dibanding terapi intermiten. Asiklovir (400 mg)
dua kali sehari (atau 800 mg sekali sehari), valasiklovir (500 mg sampai 1 gram)
sekali sehari. Atau famsiklovir (250 mg) dua kali sehari dapat digunakan. PEngobatan
supresif dapat mengurangi kekambuhan sebanyak 85% dan mengurangi jumlah virus
sebanyak 95%. Ini akan menurunkan kemungkinan transmisi ke partner seksual
sebanyak 50%.
Virus herpes simpleks adalah penyebab tersering dari ulkus genital persisten. Pada
kasus yang ebrat, asiklovit intravena mungkin dibutuhkan. Resitensi asiklovir dapat
terjadi pada keadaan imunosupresif dan diobati dengan foscarnet.



Daftar Pustaka
1. Tanagho EA, McAninch JW. Smiths general urology. McGraw Hill Medical: San Fransisco;
2008.h645-8.



10

Anda mungkin juga menyukai