Anda di halaman 1dari 41

TUGAS INDIVIDU

SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

RAGAM MOTIF BATIK


NUSANTARA

JAUHAR ZAINAL A
VIII-A
SEKOLAH MENEGAH PERTAMA NEGERI 6 KOTA BOGOR
SEKOLAH STANDAR NASIONAL ( SSN )
Jl. Dr. Semeru-Gang Kelor No.4 Telp.(0251) 8326965 Fax.(0251) 8320980 Bogor 16111

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr. wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama

nikmat

kesempatan

dan

kesehatan

sehingga

kami

dapat

menyelesaikan laporan ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan


kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Laporan ini dibuat dalam rangka mengenal motif batik khas Indonesia. Motif
batik khas Indonesia dibagi menjadi dua yaitu, motif batik berdasarkan corak
dan motif batik berdasarkan asal daerah.
Dalam proses pengenalan batik khas Indonesia atau Nusantara ini, tentunya
kami mendapatkan bimbingan, arahan, dan pengetahuan, untuk itu rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada pembimbing
kami yang sekaligus merupakan guru kami, yaitu Bapak Misbahudin, SPd
NIP : 196306101986131001 Pembina/VI-A mata pelajaran Seni Budaya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu kami dalam proses penganalan batik khas
Indonesia atau Nusantara. Semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Wassalamualikum wr. wb.
Bogor, 21 September 2013

Jauhar Zainal Arifin


iii

DAFTAR ISI

Cover

Kata pengantar

Ii

Daftar Isi

iii

1. Batik

2. Etimologi

3. Sejarah teknik batik

4. Budaya batik

5. Cara pembuatan

6. Jenis batik

7. Motif batik

8. Lihat pula

CONTOH MOTIF BATIK NUSANTARA

Penutup

Daftar Pusaka

vi

iv

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

1. Batik

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa
mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kaindengan
menggunakan
malam untuk
mencegah
pewarnaan
sebagian
dari
kain.
Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian
kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk
penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai
keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait,
oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2
Oktober,2009.

2. Etimologi
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang
bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".

3. Sejarah teknik batik

Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Detail ukiran kain yang dikenakanPrajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa
Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang
rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.
Seni
pewarnaan
kain
dengan
teknik
perintang
pewarnaan
menggunakan malam adalah
salah
satu
bentuk
seni
kuno.
Penemuan
di Mesirmenunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan
diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk
pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti
T'ang (618-907) serta di India dan Jepangsemasa Periode Nara (645-794). Di Afrika,
teknik
seperti
batik
dikenal
oleh Suku
Yoruba di Nigeria,
serta Suku
Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak
zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap
baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri
tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan
diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A.
Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa
tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu
dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi
diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad
ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa
dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting
ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik
dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad
ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit
yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini
menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat
dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda
dalam
literatur Melayu abad
ke-17, Sulalatus
Salatin
menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk
berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis
bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia
membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan
pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan
kecewa. Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam
buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah
menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873
seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang
diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan
di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik
dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik
otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,
sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan
menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di
Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.

4. Budaya batik

Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif parang yang dipakai Kartini
adalah pola untuk para bangsawan
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa
pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata
pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif
perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki
ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir
yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung",
dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu.
Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini,
beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga Keraton Yogyakarta dan
Surakarta.

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik Cirebon bermotif mahluk laut

Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh


penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton jawa

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini
masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden
Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

a. Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak
hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai
pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.
Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga
memopulerkan corakphoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada
batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti
bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta
kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik
tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara
adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

5. Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat
dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain
seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan
cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakancanting untuk motif halus, atau
kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.
Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan,
biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain
yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

6. Jenis batik

Pembuatan batik cap dapat dilakukan dengan cara antara lain.

a. Menurut teknik
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3
bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang
dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis
ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada
kain putih.

b. Menurut asal pembuatan


Batik Jawa
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya
daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai
motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motifmotif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi
mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama
animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di
daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

7. Motif Batik

Batik Tiga Negeri

Batik Jawa Hokokai,


1942-1945

Batik Buketan asal


Pekalongan dengan
desain pengaruh
Eropa

Batik Buketan

a. Berdasarkan daerah asal

Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik

Aceh
Bali
Banten
Banyumas
Belanda
Brebes
Cirebon
Jepang
Jepara / Batik Kartini
Jombang

Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik

Kediri
Kudus
Madura
Malang
Minangkabau
Pekalongan
Solo
Tasik
Tulungagung

Batik
Batik
Batik
Batik
Batik

Pringgondani
Kawung
Sida Luhur
Sida Asih
Semen Rama

b. Berdasarkan coraknya

Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik
Batik

Kraton
Sudagaran
Cuwiri
Petani
Tambal
Sida Mukti
Sekar Jagad

8. Lihat Pula
a. Merk

Batik Keris
Batik Arjuna Weda

Batik Lasem

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

b. Tokoh

Iwan Tirta
K.R.T. Hardjonagoro
Bagong Kussudiardjo
Eman Suparman

Ibu Sud
Tuty Cholid
Edward Hutabarat

Kampung batik Laweyan


Kampung Batik Trusmi
Pasar Beringharjo
Pasar Kliwon, Surakarta

Museum Ullen Sentalu

c. Pameran

Karnaval Batik Solo


Solo Batik Fashion
Putra Putri Batik Nusantara
Sentra[sunting]

d. Museum

Museum Batik Yogyakarta


Museum Batik Danar Hadi

e. Busana khas terbuat dari batik

Blangkon
Kebaya

Iket
Samping

Malam
Akar wangi

f. Peralatan batik

Soga
Lerak
Canting

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

CONTOH
MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang keberadaannya sudah diakui
oleh UNESCO. Walau begitu kita harus tetap melestarikan, mencintai, serta memahami
pentingnya Batik Nusantara guna tidak ada yang tidak ada yang bangsa lain yang
mengakui akan batik.
Di Indonesia terdapat banyak ragam motif batik. Corak motif batik Nusantara hampir
seluruhnya berasal dari wilayah Indonesia. Jadi kita harus lebih mengenal tentang batik
Nusantara.
Berikut adalah beberapa ragam motif batik Nusantara.

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik Cuwiri
Batik Cuwiri merupakan motif batik yang
menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya
batik ini digunakan untuk semekan dan kemben,
juga digunakan pada saat upacara mitoni. Motif
batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru
dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecil-kecil
dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan
dihormati.
Motif Batik Cuwiri

Batik Kraton
Batik Kraton merupakana cikal bakal dari
semua jenis batik yang berkembang di Indonesia.
Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batikbatik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga
pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan
kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk
digunakan oleh orang biasa seperti motif Batik
Parang Barong, Batik Parang Rusak termasuk Batik
Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
Motif Batik Kraton

Batik Sekar Jagad


Motif Sekar Jagad adalah salah satu motif
batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna
kecantikan dan keindahan sehingga orang lain
yang melihat akan terpesona. Ada pula yang
beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya
berasal dari kata kar jagad yang diambil dari
bahasa Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga
motif ini juga melambangkan keragaman di
seluruh dunia.

Motif Batik Sekar Jagad

Batik Pringgondani
Pringgondani
sendiri
merupakan
nama
kesatriyan
tempat
tinggal
Gatotkaca
putera
Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam
warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila)
dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil
yang diselingi dengan naga.
Motif Batik Pringgondani

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik Kawung
Yang menjadi ciri khas dari motif Kawung adalah
berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau
kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling)
yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini
juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus
(teratai) dengan empat lembar daun bunga yang
merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan
umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif
Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk
bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu.

Motif Batik Kawung

Batik Sida Luhur


Motif-motif
berawalan
sida
(dibaca
sido)
merupakan golongan motif yang banyak dibuat para
pembatik.
Kata
sida
sendiri
berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif
berawalan sida mengandung harapan agar apa yang
diinginkan bisa tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido
Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan
yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
Motif Batik Sida Luhur

Batik Sida Asih


Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak
dibuat para pembatik. Kata sida sendiri berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif
berawalan sida mengandung harapan agar apa yang
diinginkan bias tercapai. Makna dari motif Sida Asih
(dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia
mengembangkan
rasa
saling
menyayangi
dan
mengasihi antar sesama.
Motif Batik Sida Asih

Batik Semen Rama


Dimaknai sebagai penggambaran dari kehidupan
yang semi (kehidupan yang berkembang atau
makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok
pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen
yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuhtumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah
ornament yang berhubungan dengan udara, seperti
garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang
ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut
Motif Batik Semen Rama
atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament
tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan
paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga

10

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para
suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi
angkara murka.

Batik Sida Mukti


Sida Mukti meruapakan motif batik yang
biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya
digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan.
Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda.
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan
golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata
sida sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan
demikian, motif-motif berawalan sida mengandung
harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah
satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan
untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Motif Batik Sida Mukti

Batik Tambal
Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal
atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan
hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju
kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu,
kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu
kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan
menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif
tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang
sakit dianggap ada sesuatu yang kurang, sehingga
untuk mengobatinya perlu ditambal.

Motif Batik Tambal

Batik Petani
Merupakan batik yang dibuat sebagai selingan
kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi
ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini
kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun
temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini
dikerjakan secara tidak profesional karena hanya
sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke
saudagar.

Motif Batik Petani

Batik Sudagaran
Merupakan motif larangan dari kalangan keraton
yang membuat seniman dari kaum saudagar untuk
menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat
saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga
motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain

Motif Batik Sudagaran

11

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas
benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga
dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta
kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran
mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek
(bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Truntum
Kain ini dipakai oleh orang tua pengantin dalam
upacara pernikahan. Truntum berarti menuntun,
diharapkan sipemakai/orang tua mempelai mampu
memberikan petunjuk dan contoh kepada putraputrinya untuk memasuki kehidupan baru berumah
tangga yang penuh liku-liku.Begini bentuk Modern Batik
dengan Motif Truntum

Motif Batik Truntum

Ciptoning
Diharapkan pemakainya menjadi orang yang
bijak, mampu memberikan petunjuk tentang keluhuran
budi dari jalan yang benar sesuai dengan Yang Maha
Kuasa
Motif Batik Cipotining

Sido Mulyo
Bermakna dharma, kemakmuran dan melindungi
buminya. Begini bentuk Modern Batik dengan Motif Sido
Mulyo.

Motif Batik Sido Mulyo

Sido Mulyo Semen


Sido berarti terus-menerus, sedangkan mulyo
berarti kecukupan dan kemakmuran. Diharapkan yang
memakai
batik
ini
diberikan
kecukupan
dan
kemakmuran

Motif Batik Sido Mulyo Semen

Wahyu Temurun
Diharapkan pemakainya selalu mendapatkan petunjuk
dalam menghadapi kehidupan oleh Yang Maha Kuasa

Motif Batik Wahyu Temurun

12

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Udan Liris
Udan liris berarti hujan gerimis, merupakan
simbol kesuburan. Begini bentuk Modern Batik dengan
Motif Udan Liris.

Motif Batik Udan Liris

Nitik
Diharapkan pemakai kain motif ini menjadi orang yang
bijaksana.

Motif Batik Nitik

Parang
Parang
berarti
senjata,
menggambarkan
kekuasaan. Bahkan Jessica Alba memakai batik dengan
Motif Parang .

Motif Batik Parang

Batik Gringsing
Kata Gringsing adri motif ini berasal dari kata
Gring yang artinya sakit dan sing yang artinya tidak.
Oleh karena itu, arti dari motif ini adalah menolah
segala penyakit.

Motif Batik Gringsing

Grompol
Grompol dalam bahasa Jawa berarti berkumpul
atau bersatu. Melambangkan harapan orang tua agar
semua hal yang baik akan berkumpul, yaitu rejeki,
kebahagiaan, kerukunan hidup, ketentraman untuk
kedua keluarga pengantin. Selain itu, juga bermakna
harapan supaya pasangan keluarga baru itu dapat
berkumpul atau mengingat keluarga besarnya ke
mana pun mereka pergi. Harapan yang lain agar
semua sanak saudara dan para tamu akan berkumpul
sehingga pesta pernikahan berjalan meriah.

Motif Batik Grompol

13

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Abimanyu
Abimanyu merupakan putra Arjuna (Pandawa). Ia
akan mempunyai keturunan (Parikesit) yg akan
menurunkan ksatria yg menjadi raja-raja Jawa. Motif ini
menyiratkan harapan agar pemakainya dapat memiliki
sifat sifat kesatria seperti sang Abimanyu.
Motif Batik Abimanyu

Batik Aceh
Motif batik Aceh rata-rata menampilkan unsur
alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani
seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan
sebagainya. Warna-warna berani pada batik Aceh inilah
yang menjadi ciri khas batik Aceh.
Motif-motif
pada
batik
Aceh
umumnya
melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif
Pintu Aceh misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu
Pengrajin Batik Aceh
yang rendah. Kenyataannya, rumah adat Aceh memang
berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan
yang lapang. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap
rumah adat. Motif tersebut mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung
mudah
menerima
perbedaan.
Selain motif-motif tersebut juga terdapat beragam motif dan corak khas Aceh yang
indah dari batik Aceh, antara lain Pintu Aceh, Bungong Jeumpa, Awan Meucanek,
Pucok Reubong, dan lain-lain.

Batik Jambi
Berbeda dengan batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain
panjang, batik Jambi biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau
sebagai selendang/syal. Warna khas yang biasa dijumpai pada batik Jambi adalah
merah, biru, hitam, dan kuning. Motifnya pada umumnya diambil dari alam, seperti
tumbuhan, hewan, dan aktivitas sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang

14

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

terkenal antara lain adalah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak
ngeram, dan tampok manggis. Berikut ini adalah motif-motif Batik Jambi yang
beraneka ragam. Lebih tertarik yangmanakah Anda?

Batik Bengkulu
Motif batik khas Bengkulu, konon,
merupakan sebuah adopsi campuran
dari motif kaligrafi Jambi dengan
Cirebon. Adopsi itu membentuk sebuah
desain batik khas Bengkulu. Batik khas
Bengkulu secara umum terdiri dari dua
jenis. Pertama adalah batik Besurek
dengan motif khasnya berupa tulisan
kaligrafi. Dan kedua adalah batik Pei Ka
Ga Nga atau disebut juga dengan batik
Ka Ga Nga yang memiliki motif berupa
tulisan asli masyarakat Rejang Lebong.
Beberapa motif dasar dari batik Besurek
antara lain: motif kaligrafi (diambil dari
huruf-huruf
kaligrafi.
Untuk
batik
Besurek modern, biasanya kaligrafinya
tidak bermakna); motif bunga rafflesia;
motif burung kuau (bergambar burung
yang terbuat dari rangkaian huruf-huruf

kaligrafi); motif relung paku; dan motif


rembulan. Berikut ini beberapa motif
batik Besurek:

15

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik Riau
Di Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun
1990-an namun sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula
yang namanya batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek
ini warna-warnanya terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau. Corak dan
motifnya antara lain adalah bunga bintang, sosou, cempaka, dan kenduduk. Ini adalah
beberapa motif dari batik Tabir Riau:

Batik Padang
Di Padang, batiknya yang terkenal bernama batik tanah liek/tanah liat.
Dinamakan demikian karena dalam proses pewarnaannya, batik ini dicelupkan ke
dalam tanah liat. Namun, seiring dengan permintaan pasar, batik tanah liek ini tidak
hanya berwarna cokelat saja. Batik ini pada akhirnya juga diwarnai menggunakan
sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja seperti kulit jengkol, kulit rambutan,
gambir, kulit mahoni, dan lain-lain. Bahannya pun ada
yang terbuat dari katun ataupun sutera. Motifnya juga
bermacam-macam antara lain tumbuhan merambat
atau akar berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung,
dan lain-lain. Ini dia beberapa motif dari batik Tanah
Liek:
Motif Batik Tanah Liek

Batik Lampung
Mungkin lebih banyak orang mengenal Lampung dari kain tenun tapis-nya. Tapi
jangan salah, Lampung juga memiliki batik dengan corak tersendiri. Batik ini lahir
melalui proses panjang yang dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang
budayawan, bersama kawan-kawannya. Motif batik Lampung yang paling terkenal dan

16

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

sering menjadi rebutan kolektor asing adalah motif perahu dan pohon kehidupan.
Ini adalah beberapa contoh motif dari batik Lampung:

Batik Ciamis
Sedangkan untuk motif Batik Ciamis adalah
campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah
sendiri terutama motif dan warna Garutan

Motif Batik Ciamis

Batik Cirebon
Di Cirebon terdapat Batik Pesisiran, Batik Keratonan dan Batik Trusmi. Warna
kain secara garis besar cerah dan ceria, merah, pink, biru langit, hijau pupus. Warna
batik tradisional terpusat pada tiga warna yaitu krem, hitam, dan cokelat. Batik
Keratonan biasanya berwarna coklat soga atau keemasan.

17

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik Pesisir dipengaruhi oleh budaya Cina. Motifnya


lebih bebas, melambangkan kehidupan masyarakat
pesisir yang egaliter. Motifnya banyak ditandai dengan
gambar flora dan fauna seperti binatang laut dan
darat, ikan, pepohonan, daun daunan. Batik Pesisiran :
Batik bethetan Kedung Wuni Pekalongan, Motif Sarung
Cirebonan,
Bethetan
Demak.
Batik
keraton
dipengaruhi oleh Hindu dan Islam. Motifnya cenderung
berupa batu-batuan (wadas), kereta singa barong,
naga seba, taman arum dan anyam alas. Batik
Keraton : Batik Gangang.
Dua motif Cirebon yang terkenal adalah Corak
Singa Wadas dan Mega Mendung. Motif Singa Wadas
adalah corak resmi kesultanan Cirebon (Kasepuhan)
yang memperlihatkan bentuk Singa Barong dari
keraton Kasepuhan. Motif ini kental dengan warna
coklat, hitam dan krem.

Motif Batik Cirebon

Motif Mega Mendung yang tidak ditemui di daerah lain, yaitu motif berbentuk
awan yang bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.
Motif ini mendapat pengaruh dari keraton-keraton di Cirebon. Motif ini kaya akan
warna merah, biru, violet, dan keemasan. Motif batik
cirebon lainnya: motif kerang murek, gunung jati,
taman terate, ayam alas, patran kangkung, wayang
katura, kapal kandas, antares, cerita panji, kompeni,
gapura
gewor,
kembang
alas,
lung
kembang
kasunanan, naga seba, rajeg wesi, peksi naga liman,
simbar menjangan, taman arum sunyaragi, taman sari
kasepuhan, wayang masina.
Motif Batik Mega Mendung

Batik Garut atau Garutan


Warna cerah dan penuh pada sisi lainnya,
menjadi ciri khas batik Garutan. Didominasi warna
dasar krem atau gading (gadingan), biru, dan soga
agak merah. Adanya warna ungu pada corak / desain
batik garutan.
Motif batik Garutan adalah Limar, Merak Ngibing
yang menggambarkan sepasang burung merak sedang
Motif Batik Garut
menari. Kemudian ada corak bulu ayam yang
memperlihatkan ekor ayam yang panjang dan
dilengkung setengah lingkaran. Selain itu, ada juga lereng adumanis, lereng suuk,
lereng calung, lereng daun, cupat manggu, bilik, sapu jagat, lereng peteuy dan

18

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

lainnya. Motif-motif yang dihadirkan berbentuk geometrik sebagai ciri khas ragam
hiasnya. Bentuk-bentuk lain dari motif batik Garut adalah flora dan fauna. Bentuk
geometrik umumnya mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau belah
ketupat.

Batik Indramayu : Batik Dermayon , Batik Paoman


Awalnya Batik Paoman hanya memiliki dua warna, yakni warna kain dan warna
motif. Warna motif pun masih tradisional, seperti biru tua atau coklat tua. Kini warnawarna pada Batik Paoman lebih beragam.
Ciri yang menonjol dari Batik Indramayu adalah ragam flora dan fauna diungkap
secara datar, dengan banyak lengkung dan gari-garis yang meruncing (riritan), latar
putih dan warna gelap dan banyak titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, serta
bentuk isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Motif wadasan, iwak ketong, parang
rusak. Motif-motif batik di Indramayu, banyak mendapat pengaruh besar dari gambar
atau kaligrafi dari kawasan Arab, Cina atau daerah Jawa Tengah/Jawa Timur. Mayoritas
motif batik yang digunakan pada Batik Indramayu
menggambarkan kegiatan nelayan di tengah laut.
Beberapa motif batik yang mencirikan motif Batik
Pesisir khas Indramayu di antaranya adalah Etong
(ikan, udang, cumi, kepiting, dll), Kapal Kandas,
Ganggeng
(ganggang
laut),
Kembang
Gunda
(tumbuhan yang hidup di pinggir pantai), dan Loksan.
Motif batik khas Indramayu juga ada yang
menggambarkan kegiatan sehari-hari seperti Motif
Swastika, Motif Merak Ngibing, Motif Kereta Kencana,
dan Motif Jati Rombeng.

Motif Batik Kembang Gunda

Ragam hias geometris pada Batik Indramayu,


antara lain: banji, kembang kapas, sijuring, pintu raja,
obar-abir dan kawung.

Batik Sumedang atau Batik Kasumedangan


Dengan
warna
kain
merah,
motif
batik
Kasumedangan yaitu berpola ceplokan motif utama
pada latar vertikal, horisontal atau polos, dan
menemukan makna-makna simbolis dari motif-motif
tersebut.

Motif Batik Sumedang

19

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik Tasikmalaya : Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug), Batik


Sukaraja/Sukapura (Batik tulis khas tasikmalaya)
Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru,
hijau, orange dan soga. Dan warnanya cerah namun
tetap klasik dengan dominasi biru. Batik Sukapura :
berciri khas warna merah, hitam, coklat.Motifnya kental
dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan
burung, selain itu ada juga motif Merak-ngibing, Calaculu, Pisang-bali, Sapujagat, Awi Ngarambat.
Motif Batik Tasikmalaya
Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri yaitu
bermotif alam, flora, dan fauna. Batik Tasik hampir
sama dengan Batik Garut hanya berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang
warnanya.

Batik Khas Kuningan


Motif kuda Si Windu
dan
ikan
dewa
yang
merupakan
ikan
khas
Cigugur Kab.Kuningan.Batik
Kuningan di kenal dengan
nama
batik
Paseban
Kuningan. Produksi batik ini
Motif Batik Khas Kuningan
berlokasi di daerah Cigugur.
Motif-motif tersebut dibuat
dan
dirancang
oleh
Pangeran
Djatikusumah.
Pangeran
Djatikusumah
melakukan
penelusuran
batik
Paseban
yang
dianggap
punah melalui
Motif Batik Khas Kuningan
pendalaman
seni
yang
ditemukan melalui ukir dan relief pada Gedung Paseban. Komposisi batik Paseban
Kuningan memiliki keunikan pada motif yang besar tanpa isen-isen dengan warna
gelap seperti hitam, biru tua dan merah hati. Beberapa motif diantaranya adalah motif
sekar galuh, pwah aci, dan oyod mingmang.
Pada akhir tahun 2011, beberapa motif batik Kuningan diresmikan dari sebuah
lomba cipta desain batik Kuningan. Salah satu dari motif-motif-motif baru tersebut
adalah motif ikan dewa.kini disepakati sebagai motif batik khas daerah Kuningan

20

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

sehingga bisa dikembangkan dan dijadikan pakaian resmi bagi kalangan PNS maupun
pegawai swasta bahkan para siswa sekolah yang ada di Kab.Kuningan.

Batik Banten
Motif khas Banten yaitu motif datulaya, dasar
belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam
figura sulur-sulur daun dengan warna dasar biru, variasi
motif pada figura sulur-sulur daun berwarna abu-abu
pada dasar kain warna kuning. Sebenarnya ada 75
ragam hias batik Banten tang berbentuk tumpal dan
belah ketupat, namun sekarang hanya 12 motif yang
diproduksi yaitu : datulaya, pamaranggen, pasulaman,
kapurban, pancaniti, mandalikan, pasepen, surasowan,
kawangsan, srimanganti, sabakingking, dan pejantren.

Motif Batik Datulaya

Motif Pamiluto
Kegunaan :
Dipakai pada saat upacara pertunangan.
Makna filosofis :
Pamilut = Perekat.
Agar pasangan merasa saling terikat.

Motif Ciptoning
Kegunaan :
Untuk acara resmi.
Makna filosofis :
Agar si pemakai menjadi orang bijak dan mampu
memberikan petunjuk jalan yang benar.

Motif Wahyu Tumurun Cantel


Kegunaan :
Dipakai pengantin pada waktu temu pengantin.
Makna filosofis :
Wahyu = Anugrah, Tumurun = Turun.
Dengan menggunakan kedua kain ini, kedua
pengantin diharapkan mendapatkan anugrah Tuhan
YME berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera

21

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

serta mendapatkan petunjuk-Nya.

Motif Wahyu Tumurun


Kegunaan :
Busana daerah.
Makna filosofis :
Agar si pemakai mendapatkan wahyu atau
anugrah.

Motif Udan Liris


Kegunaan :
Busana daerah
Makna filosofis :
Agar si pemakai diharapkan dapat menghindari
hal-hal yang kurang baik.

Motif Truntum Sri Kuncoro


Kegunaan :
Digunakan oleh orang tua pengantin pada waktu
temu pengantin.
Makna filosofis :
Truntum = Menuntun.
Sebagai orang tua berkewajiban menuntun
kedua mempelai memasuki hidup baru yang
banyak liku-liku.

Motif Tritik Jumputan


Kegunaan :
Busana daerah.
Makna filosofis :
Agar si pemakai terlihat luwes dan serasi.

22

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Tirta Teja


Kegunaan :
Pakaian.
Makna filosofis :
Tirta = Air, Teja = Cahaya.
Agar si pemakai terlihat lebih bercahaya.

Motif Tambal Kanoman


Kegunaan :
Dipakai oleh golongan muda.
Makna filosofis :
Agar si pemakai terlihat serasi dan mendapatkan
banyak rejeki.

Motif Soko Rini


Kegunaan :
Upacara tujuh bulanan.
Sebagai alat untuk menggendong bayi.
Makna filosofis :
Agar si pemakai mendapatkan kesenangan yang
kokoh dan abadi.

Motif Slobog
Kegunaan :
Upacara kematian.
Upacara pelantikan para pejabat pemerintah.
Makna filosofis :
Melambangkan harapan agar arwah yang
meninggal mendapatkan kemudahan dan
kelancaran dalam perjalanan menghadap Tuhan
YME, sedangkan keluarga yang ditinggalkan juga
diberikan kesabaran dalam menerima musibah kehilangan salah satu keluarganya.
Selain itu juga memiliki arti lain yaitu, melambangkan harapan agar selalu diberi
petunjuk dan kelancaran dalam menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.

23

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Sido Mukti Luhur


Kegunaan :
Upacara tujuh bulanan.
Sebagai alat untuk menggendong bayi.
Makna filosofis :
Sido Mukti = Gembira, kebahagiaan.
Sehingga bayi yang di gendong merasa tenang dan
mendapat kebahagiaan.

Motif Sido Mukti Ukel Lembat


Kegunaan :
Upacara bertemunya pengantin.
Makna filosofis :
Orang yang memakai akan menjadi mukti.

Motif Sido Asih Sungut


Kegunaan :
Bertemunya mempelai.
Makna filosofis :
Sido = Jadi, Asih = Sayang.
Agar hidup dalam rumah tangganya dipenuhi rasa
kasih sayang.

Motif Sido Asih Kemoda Sungging


Kegunaan :
Upacara tujuh bulanan
Sebagai alat untuk menggendong bayi.
Makna filosofis :
Agar disayangi setiap orang.

Motif Sido Asih


Kegunaan :
Bebas.
Makna filosofis :
Agar si pemakai disenangi banyak orang.

24

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Semen Romo Sawat Gurdo Cantel


Kegunaan :
Upacara tujuh bulanan.
Pakaian pesta.
Makna filosofis :
Agar si pemakai selalu mendapatkan berkah
Tuhan.

Motif Semen Romo Sawat Gurdo


Kegunaan :
Busana daerah.
Makna filosofis :
Agar si pemakai terlihat menjadi lebih menarik.
Diposkan oleh Batik Thok Surabaya Tidak ada
komentar:

Motif Semen Mentul


Kegunaan :
Pakaian sehari-hari.
Makna filosofis :
Orang yang memakai pada umumnya tidak
mempunyai keinginan yang pasti.

Motif Semen Gurdo


Kegunaan :
Untuk pesta dan busana daerah.
Makna filosofis :
Agar si pemakai mendapatkan berkah dan terlihat
berwibawa.

Motif Semen Kuncoro


Kegunaan :
Pakaian harian keraton.
Makna filosofis :
Agar si pemakai akan memancarkan kebahagiaan.

25

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Sekar Polo


Kegunaan :
Untuk pakaian sehari-hari
Makna filosofis :
Agar si pemakai akan dapat memberikan dorongan
atau pengaruh terhadap orang lain.

Motif Sekar Manggis


Kegunaan :
Upacara tradisional Jawa
Makna filosofis :
Agar si pemakai diharapkan akan memberikan
kesan serasi bagi si pemakai.

Motif Sekar Keben


Kegunaan :
Pakaian harian kalangan abdi dalam keraton.
Makna filosofis :
Agar si pemakai memiliki pandangan yang luas dan
berpikiran kedepan.

Motif Sekar Asem


Kegunaan :
Pakaian upacara adat Jawa.
Makna filosofis :
Asem = Senyum (Jawa : Mesem).
Orang yang memakai akan selalu hidup bahagia dan
bersifat ramah.

Motif Sapit Urang


Kegunaan :
Sebagai koleksi dari lingkungan keraton.
Makna filosofis :
Orang yang menggenakannya diharapkan
mempunyai kepribadian yang baik dan hidupnya
tidak sembrono.

26

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Prabu Anom Parang Tuding


Kegunaan :
Upacara tujuh bulanan.
Makna filosofis :
Agar si pemakai mendapatkan kedudukan yang
baik, awet muda dan simpatik.

Motif Kurung
Kegunaan :
Busana daerah.
Makna filosofis :
Orang yang menggenakannya diharapkan menjadi
gagah dan berwibawa serta memiliki kepribadian
yang kuat.

Motif Parang Tuding


Kegunaan :
Upacara tujuh bulanan.
Digunakan untuk menggendong bayi.
Makna filosofis :
Parang = Batu Karang, Tuding = Menuding (Jawa :
Menunjuk).
Menunjukkan hal-hal yang baik dan menimbulkan
kebaikan.

Motif Parang Grompol


Kegunaan :
Busana daerah.
Makna Filosofis :
Si pemakai diharapkan akan mempunyai banyak
rejeki.

27

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Parang Kusumo Ceplok Mangkoro


Kegunaan :
Berbusana pria dan wanita.
Makna Filosofis :
Parang Kusumo = Bangsawan, Mangkoro =
Mahkota.
Si pemakai mendapat kedudukan, keluhuran dan
dijauhkan dari mara bahaya.

Motif Parang Curigo, Ceplok Kepet


Kegunaan :
Menghadiri pesta.
Makna Filosofis :
Curigo = Keris, Kepet = Isis.
Si pemakai diharapkan memiliki kecerdasan,
kewibawaan, serta ketenangan.

Motif Parang Barong


Kegunaan :
Dipakai oleh Sultan atau Raja.
Makna Filosofis :
Kekuasaan atau kewibawaan seorang Sultan atau
Raja.

Motif Parang Bligon, Ceplok Nitik Kembang Randu


Kegunaan :
Menghadiri pesta.
Makna Filosofis :
Parang Bligo = bentuk bulat berarti kemantapan
hati.
Kembang Randu = melambangkan si pemakai
memiliki kemantapan dalam hidup dan banyak
rejeki.

28

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Lerek Parang Centung


Kegunaan :
Upacara tujuh bulanan (Jawa : Mitoni).
Dipakai perempuan pada acara pesta.
Makna Filosofis :
Parang Centung = Sudah Pandai Ber-rias (Jawa :
Wis ceto macak), Kalau dipakai akan terlihat
cantik.

Motif Nogosari
Kegunaan :
Upacara tujuh bulanan (mitoni).
Makna Filosofis :
Nogosari adalah nama sejenis pohon. Motif ini
melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Motif Nitik Ketongkeng


Kegunaan :
Bebas.
Makna Filosofis :
Biasanya dipakai oleh orang tua untuk
mendapatkan rejeki dan serasi.

Motif Nogo Gini


Kegunaan :
Upacara temanten Jawa.
Makna Filosofis :
Apabila memakai kain tersebut diharapkan bisa
memberikan barokah (rejeki) pada sang pemakai.

29

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Nitik
Kegunaan :
Digunakan pada acara resmi.
Makna Filosofis :
Orang yang memakai diharapkan menjadi
bijaksana dan dapat menilai orang lain dengan
tepat.

Motif Lung Kangkung


Kegunaan :
Sebagai pakaian sehari-hari.
Makna Filosofis :
Diharapkan akan mendapatkan pulung (rejeki).

Motif Latar Putih Cantel Sawat Gurdo


Kegunaan :
Di gunakan untuk dipakai di acara resmi.
Makna Filosofis :
Menunjukkan suatu kewibawaan.

Motif Klitik
Kegunaan :
Digunakan untuk dipakai di acara resmi.
Makna Filosofis :
Menunjukkan suatu kewibawaan.

30

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Kembang Temu Latar Putih


Kegunaan :
Untuk berpergian dan untuk ber-pesta.
Makna Filosofis :
Kembang Temu = Kebapakan. Maka orang yang
memakai akan memiliki sifat dewasa.

Motif Kawung Picis


Kegunaan :
Digunakan di kalangan kerajaan.
Makna Filosofis :
Motif ini melambangkan harapan agar manusia
selalu ingat akan asal-usulnya. Motif Kawung
Picis juga melambangkan empat penjuru (pemimpin
harus dapat berperan sebagai pengendali perbuatan baik). Juga melambangkan bahwa
hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu yang terdapat pada diri manusia, sehingga
ada keseimbangan pada diri manusia.

Motif Kesatrian
Kegunaan :
Dipakai pengiring waktu upacara pengiringan
pengantin.
Makna Filosofis :
Agar pemakai terlihat gagah dan memiliki sifat
seperti ksatria.

Motif Jawah Liris Seling Sawat Gurdo


Kegunaan :
Digunakan untuk berbusana sehari-hari.
Makna Filosofis :
Pemakai Batik ini diharapkan dalam
kesehariannya akan dihujani rizky.

31

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Motif Jalu Mampang


Kegunaan :
Untuk menghadiri upacara pernikahan.
Makna Filosofis :
Memberikan dorongan semangat kehidupan dan
memberikan restu bagi pengantin.

Motif Harjuno Manah


Kegunaan :
Upacara Pisowanan (menghadap raja bagi
kalangan kraton).
Makna Filosofis :
Diharapkan orang yang memakai, apabila
mempunyai keinginan akan dapat terwujud.

Motif Grompol
Kegunaan :
Di pakai oleh Ibu mempelai putri pada saat
siraman.
Makna Filosofis :
Grompol, bermakna berkumpul/bersatu. Memakai
Batik jenis ini diharapkan berkumpulnya segala
sesuatu yang baik-baik, seperti rizky, keturunan,
serta kebahagiaan hidup.

Batik Jawa Tengah


Ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Tengah:
Batik Semarang
Diproduksi para pengrajin di Kampung Batik, Kelurahan Bubakan, Kecamatan
Mijen, Semarang, batik Semarang juga menawarkan beragam motif yang khas
dibanding motif-motif batik dari daerah Jawa Tengah lainnya. Pada umumnya batik
Semarang berwarna dasar oranye kemerahan karena mendapat pengaruh dari China
dan Eropa. Selain itu, motif dasar batik Semarang banyak dipengaruhi budaya China
yang pada umumnya banyak menampilkan motif fauna yang lebih menonjol daripada
flora. Misalnya merak, kupu-kupu, jago, cendrawasih, burung phoenix, dan
sebagainya. Adapun motif Semarang yang menonjolkan ikon kota Semarang seperti
Tugu Muda, Lawang Sewu, Burung Kuntul, Wisma Perdamaian, dan Gereja Blenduk.

32

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Beberapa motif dari batik Semarang:

Batik Solo
Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di
Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain
kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman. Batik
Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun
dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap
banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal
sejak dari dahulu. Polanya yang terkenal antara lain Sidomukti dan Sidoluruh. Batik
Solo memiliki warna dominan cokelat soga kekuningan.
Beberapa motif dari batik Solo:

Batik Pekalongan
Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi
pembauran masyarakat Pekalongan, Jawa Tengah,
dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab,
India, Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa
jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu
kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan.
Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami India dan
Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi
peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan
batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan
Jepang. Warna cerah dan motif beragam membuat batik

33

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik
Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media
kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi
andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat,
atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera.
Beberapa motif batik Pekalongan:

Batik Pekalongan motif Jlamprang

Batik Rembang
Batik yang sangat terkenal di Rembang adalah batik Lasem. Batik Lasem ini
pasarannya pun sudah menembus pasar mancanegara. Berikut ini adalah motif-motif
dari batik Lasem

34

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik Tegal
Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik Tegalan adalah
berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar
atau motif rengrengan besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga
tampak eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar
kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang
mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan
bentuk khas anyaman bambu dalam warna agak gelap. Budaya berpakaian batik di
Tegal dibawa Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan
Surakarta. Amangkurat yang saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya
yang di antaranya perajin batik. Berikut ini beberapa motif dari batik Tegal atau
Tegalan:

Batik Yogyakarta
Di Yogyakarta khususnya, warna batik tradisional adalah biru-hitam, serta soga cokelat
dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun
tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang
difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari
campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal
warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning. Karakter
motif batik Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh
pada pakem. Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton
Yogya yang anti-kolonial. Beberapa motif dari batik Yogyakarta:
Batik Jogja Motif
Ambarsari

35

RAGAM MOTIF BATIK NUSANTARA

36

PENUTUP
Assalammulaikum wr. wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Begitu banyak dan beragamnya batik khas Indonesia yang menjadi warisan bangsa
kita yang sudah diakui UNESCO. Untuk itu kita harus selalu mencitai dan
melestarikan warisan bangsa kita agar tidak diakui oleh bangsa lain.
Demikianlah laporan yang berisi tentang definisi batik serta motif batik khas
Indonesia. Yang bertujuan untuk menyelesaikan tugas Seni Budaya Keterampilan
terhadap materi Batik, dimana guru pembimbing sekaligus guru kami yaitu Bapak
Misbahudin, SPd NIP : 196306101986131001

Pembina/VI-A mata pelajaran Seni

Budaya.
Dalam penulisan laporan ini mungkin ada salah kata ataupun penulisan, untuk itu
kami meminta maaf karena kami masih belajar. Kami ucapkan terima kasih kepada
pihak dan sumber yang telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan
laporan ini. Penulis berharap dengan membaca laporan ini, para pembaca dapat
melestarikan,

mencintai,

menanmbah

wawasan,

serta

memahami

tentang

pentingnya batik Khas Nusantara.


Wassalammulaikum wr. wb.

Bogor, 21 September 2013

Jauhar Zainal Arifin

DAFTAR PUSAKA
1. http://www.unesco.org/culture/ich/index.php?RL=00170
2. a b c Nadia Nava, Il batik - Ulissedizioni - 1991 ISBN 88-414-1016-7
3. http://pesonabatik.site40.net/Sejarah_Batik.html
4. a b Iwan Tirta, Gareth L. Steen, Deborah M. Urso, Mario Alisjahbana, 'Batik:
a play of lights and shades, Volume 1', By Gaya Favorit Press, 1996, ISBN
979-515-313-7, 9789795153139
5. Dewan sastera, Volume 31, Issues 1-6 By Dewan Bahasa dan Pustaka
6. The Malay Handloom Weavers: A Study of the Rise and Decline of Traditional
... By Maznah Mohamad
7. (Indonesia) Batik-batik bersejarah
8. (Indonesia) Batik Fraktal Kontemporer
9. Pogadaev, Victor (2002). "The Magic of Batik" in "Vostochnaya Kollektsiya"
(Oriental Collection), Spring 2002, p. 71-74.

vi

Anda mungkin juga menyukai