Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CONTOH
PERMOHONAN
JUDICIAL REVIEW
Kepada Yth.
KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta Pusat 10110
A.
KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI
1.
Perubahan UUD NRI 1945 telah menciptakan sebuah lembaga baru yang
berfungsi untuk mengawal konstitusi, yaitu Mahkamah Konstitusi, selanjutnya
disebut MK, sebagaimana tertuang dalam Pasal 7B, Pasal 24 Ayat (1) dan
Ayat (2), serta Pasal 24C UUD NRI 1945, yang diatur lebih lanjut dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5266), selanjutnya disebut UU MK (Bukti P-5).
CONTOH
PERMOHONAN
JUDICIAL REVIEW
3
2.
3.
4.
5.
B.
KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PARA PEMOHON
6.
8.
Bahwa oleh karena itu, Para Pemohon menguraikan kedudukan hukum (Legal
Standing) Para Pemohon dalam mengajukan permohonan dalam perkara a
quo, sebagai berikut:
Pertama, Kualifikasi sebagai Para Pemohon. Bahwa kualifikasi Pemohon I
sampai dengan Pemohon II adalah sebagai badan hukum privat.
Sedangkan Pemohon III berkualifikasi sebagai perorangan warga
negara Indonesia.
Kedua,
b.
bahwa
hak
dan/atau
kewenangan
dan/atau
e.
permohonan
maka
kerugian
dan/atau
10.
konstitusional
telah
dirugikan
pemenuhan
Hak
pada
sebesarbesarnya
masyarakat.
Terwujudnya
dianutnya
prinsip
usaha
bersama
dengan
asas
dalam
Rapat
Anggota,
akan
menyebabkan
koperasi
bersama
seperti
layaknya
saudara.
Dengan
memberikan
CONTOH
maka yang terjadi dalam penyelenggaraan koperasi bukan berdasar asas
PERMOHONAN
kekeluargaan lagi. Dalam hubungan yang demikian adalah bahwa antar
JUDICIAL REVIEW
anggota koperasi tidak memiliki hak dan kedudukan yang sama.
Hak dan kedudukan yang sama merupakan salah satu bagian asas
kekeluargaan. Unsur khas asas kekeluargaan sebagaimana kita ketahui
salah satunya adalah unsur hidup bersama para anggota demi kebaikan
bersama seluruh keluarga. Tentunya dengan pembatasan sebagaimana
yang telah disebutkan, maka unsur hidup bersama tersebut berpotensi
untuk hilang. Sehingga koperasi nantinya tidak ditentukan oleh anggota
tetapi oleh salah satu bagian dari koperasi yaitu pengawas. Dengan
demikian
pemohon
kehilangan
haknya
untuk
mengajukan
calon
pengurus.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah bahwa tidak semua anggota
koperasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pengurus
koperasi. Kesempatan yang sama menjadi pengurus merupakan salah
satu bagian pula bagian dari asas kekeluargaan yang mana untuk seluruh
anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pengurus
koperasi. Dengan pembatasan yang diberikan untuk mencalonkan
pengurus hanya oleh pengawas, maka akan menutup kemungkinan bagi
pemohon untuk mengusulkan diri menjadi pengurus. Tertutupnya
kesempatan bagi pemohon bahkan sudah dimulai dari tahap pencalonan
sehingga upaya untuk memajukan koperasi dengan cara menjadi
pengurus tidak dapat dilakukan. Mengingat bahwa koperasi merupakan
usaha bersama berdasar asas kekeluargaan, maka jelas dengan
diaturnya pencalonan pengurus oleh pasal a quo sangat merugikan hak
konstitutional pemohon.
b. Pasal 55 ayat (1) UU Perkoperasian meniadakan hak konstitusional
Pemohon III untuk melakukan usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan sebagaimana dijamin dalam Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945.
Koperasi didirikan bukan atas dasar untuk mencari kemakmuran bagi
individu yang sebesarbesarnya. Koperasi merupakan salah satu
kegiatan
ekonomi
untuk
mewujudkan
kesejahteraan
bersama.
untuk
memajukan
kesejahteaan
bersama
seiring
dengan
sejak
semula
berjuang
untuk
mengembangkan
koperasi.
berlakunya Pasal 50 ayat (1) huruf a Pasal 55 ayat (1), Pasal 56 ayat (1),
dan pasal 78 ayat (2)
10
II.
A.
PASAL 50 AYAT (1) DAN PASAL 56 AYAT (1) UU PERKOPERASIAN
BERTENTANGAN DENGAN PASAL 28 C AYAT (2) DAN PASAL 33 AYAT (1)
UUD NRI 1945 YANG MENJAMIN HAK KONSTITUSIONAL PARA PEMOHON
UNTUK MEMAJUKAN DIRI DALAM MEMPERJUANGKAN HAK SECARA
KOLEKTIF BERDASAR ATAS AZAS KEKELUARGAAN
14.
memperjuangkan
hak
secara
kolektif
berdasar
atas
azas
16.
Bahwa Pasal 28 C Ayat (2) UUD NRI 1945 secara jelas menentukan bahwa
Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya. Dengan dibatasinya hak setiap anggota untuk memajukan
dirinya untuk dipilih dalam Rapat Anggota sebagai Pengurus koperasi maka
anggota tersebut sudah kehilangan kesempatan untuk memperjuangkan
haknya membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. Terlebih lagi
dikaitkan dengan Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945 yang di dalamnya
terdapat azas kekeluargaan yang maknanya adalah brotherhood atau keukhuwah-an (yang bukan kinship nepotistik) sebagai pernyataan adanya
11
18.
CONTOH
PERMOHONAN
12
JUDICIAL REVIEW
c. Pasal 29:
(1) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat
Anggota.
Atas ketentuan pemilihan Pengurus sebagaimana diatur dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tersebut, selama ini tidak ada komplain atau
keluhan dari anggota koperasi. Justru ketentuan tersebut mencerminkan
demokrasi dalam tubuh koperasi. Ketentuan Pasal Pasal 50 ayat (1) huruf a
Pasal 56 ayat (1) UU Perkoperasian hanya akan melibas kehidupan
demokrasi dalam koperasi dengan menciptakan diktator (dictatuur) yang
bernama Pengawas, hidup dan berkembang dalam tubuh koperasi.
19.
berlaku
masyarakatlah
doktrin
demokrasi
ekonomi,
bahwa
kemakmuran
semua
di
bawah
pimpinan
atau
penilikan
anggota-anggota
masyarakat. (Meutia Farida Hatta Swasono; 2012:7) Maka dari itu, koperasi
yang
menjadi
soko
guru
perekonomian
nasional
tidak
boleh
13
B.
PASAL 55 AYAT (1) UU PERKOPERASIAN BERTENTANGAN DENGAN
PASAL 33 AYAT (1) UUD NRI 1945 YANG MENJAMIN HAK
KONSTITUSIONAL PARA PEMOHON UNTUK MELAKUKAN USAHA
BERSAMA BERDASAR ATAS AZAS KEKELUARGAAN
20.
21.
tekadnya
akan
kuat
membela
kepentingan
koperasinya.
koperasi.
individualisme.
Individualitas
Individualisme
lain
ialah
sekali
sikap
dari
yang
individualisme
mengutamakan
kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan orang lain dan kalau perlu
mencari keuntungan bagi diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan
orang lain. Individualitas menjadikan seorang anggota koperasi sebagai
pembela dan pejuang yang giat bagi koperasinya. Dengan naik dan maju
koperasinya, kedudukannya sendiri ikut naik dan maju. Dalam pelajaran dan
usaha
koperasi
di
bidang
manapun
juga,
ditanam
kemauan
dan
kepercayaan pada diri sendiri dalam persekutuan untuk melaksanakan selfhelp dan autoaktivia untuk kepentingan bersama.
22.
undang-undang
tidak
memahami
jiwa
koperasi
yang
14
penumpukan
modal
dan
menyisakan
kesenjangan
15
regulasi dengan membentuk UU Perkoperasian justru memperkuat sendisendi dasar koperasi bukan malah mengganti sendi-sendi koperasi tersebut
dengan onderdil bangunan badan usaha yang lain.
Pembentuk undang-undang perlu mencamkan cita-cita Bung Hatta dengan
mengembangkan koperasi. Bung Hatta mencitakan perekonomian rakyat
yang kecil-kecil hendaklah berbentuk koperasi dan mulai mengolah yang
kecil-kecil pula. Kerjasama dan tolong menolong yang menjadi pembawaan
koperasi memberi jaminan bagi kedudukannya dan perkembangannya.
Dari bentuk koperasi yang kecil-kecil itu yang masing-masing dilaksanakan
dengan aktiva yang teratur dan solidarita perekonomian, koperasi yang
kecil-kecil itu akan meningkat berangsur-angsur ke atas sampai sanggup
melaksanakan perekonomian kecil dan menengah. Akhirnya perekonomian
rakyat yang teratur dengan organisasi koperasi dapat memasuki medan
perekonomian
besar,
seperti
yang
dilahirkan
oleh
perkembangan
C.
PASAL 78 AYAT (2) UU PERKOPERASIAN BERTENTANGAN DENGAN
PASAL 33 AYAT (1) UUD NRI 1945 YANG MENJAMIN HAK
KONSTITUSIONAL PARA PEMOHON UNTUK MELAKUKAN USAHA
BERSAMA BERDASAR ATAS AZAS KEKELUARGAAN
25.
26.
16
dalam Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945 yang bangunan perusahaanya
adalah koperasi. Menurut M Hatta (1977:15), dalam asas kekeluargaan
terkandung makna hubungan antar anggota koperasi satu sama lain harus
mencerminkan orang-orang bersaudara, sekeluarga. Rasa solidarita harus
dipupuk dan diperkuat sehingga setiap anggota mempunyai individualita
(insaf akan harga dirinya). Dengan demikian setiap anggota mempunyai hak
yang sama, tidak ada perbedaan/tidak terbatas atas modal yang disimpan di
Koperasi.
Dr. Fauget dalam bukunya The Cooperative Sector, 1951 menegaskan
adanya 4 prinsip yang setidak-tidaknya harus dipenuhi oleh setiap badan
yang menamakan diri koperasi. Pertama, adanya ketentuan tentang
perbandingan yang berimbang dalam hasil yang diperoleh atas pemanfaatan
jasa-jasa oleh setiap pemakai dala koperasi. Kedua, adanya ketentuan atau
peraturan
persamaan
pengaturan
tentang
kesukarelaan.
hak
antara
keanggotaan
Keempat,
Adanya
para
anggota.
organisasi
ketentuan
Ketiga, Adanya
yang
atau
berdasarkan
peraturan
tentang
baik
17
18
Hormat kami,
KUASA HUKUM PARA PEMOHON :
CONTOH
PERMOHONAN
JUDICIAL REVIEW