Anda di halaman 1dari 25

PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA

NAMA : YULIANA
PUSPITASARI
NIM
: 06121011025

PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING DENGAN
DIAGRAM VEE TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DI KELAS XI
SMA NEGERI 1 INDRALAYA

LATAR BELAKANG
Fisika merupakan salah satu cabang
IPA (sains) yang mempelajari tentang
peristiwa dan fenomena alam. Sains
atau IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan
penalaran sehingga mendapatkan
kesimpulan (Susanto, 2013:167).

Guru dituntut dapat memilih model


pembelajaran yang dapat memacu
semangat setiap siswa untuk secara aktif
ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.
Salah satu alternatif model pembelajaran
yang memungkinkan dikembangkannya
keterampilan berpikir siswa (penalaran,
komunikasi, dan koneksi) dalam
memecahkan masalah adalah Pembelajaran
Berbasis Masalah (Rusman, 2011:229).

Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin dijawab
melalui penelitian ini adalah
Adakah pengaruh model
pembelajaran problem based
learning dengan diagram vee
terhadap hasil belajar siswa di kelas
XI SMA Negeri 1 Indralaya?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah pengaruh model
pembelajaran problem based learning
dengan diagram vee terhadap hasil
belajar siswa di kelas XI SMA Negeri 1
Indralaya

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat
bagi :
Bagi guru sebagai salah satu alternatif
pendekatan pembelajaran dikelas saat
belajar Fisika
Bagi siswa diharapkan dapat memberikan
pengalaman baru belajar fisika yang
menyenangkan.
Bagi peneliti, sebagai bekal pengalaman
dalam mengajar di lapangan nantinya.

Tinjauan Pustaka
Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Adi (Suprihatiningrum, 2013:142) model


pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang menggambarkan prosedur dalam
mengorganisasikan pengalaman pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan menurut Joyce and Weil (Rusman,
2012:133) model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan
pelajaran, atau membimbing pelajaran di kelas
atau yang lain.

- Model Pembelajaran Problem Based


Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Menurut Tan (Rusman, 2011:229) Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam
pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir
siswa benar-benar dioptimalisasikan melalui proses
kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga
siswa dapat mengasah, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Sedangkan Margetson (Rusman, 2011:230)
mengemukakan bahwa kurikulum PBM membantu
untuk meningkatkan perkenbangan keterampilan
belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka,
reflektif, kritis, dan belajar aktif.

- Diagram Vee
Diagram Vee pada awalnya dirancang oleh D.
Bob Gowin pada tahun 1977 (Novak dalam
Kele dan zsoy, 2009). Diagram Vee sebagai
alat instruksional didukung oleh teori Ausubel
tentang belajar bermakna. Diagram Vee
adalah suatu cara atau alat yang digunakan
untuk membantu siswa selama praktek di
laboratorium, dimana siswa menghubungkan
pengetahuan awal atau informasi yang
diperoleh sebelumnya dengan pengetahuan
yang baru.

- Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Gagne & Bright (dalam
Suprihatiningrum, 2013:37) adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat
perbuatan belajar dan dapat diamati melalui
penampilan siswa (learners performance).
Hasil belajar juga diartikan sebagai perubahanperubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
(Susanto, 2013:5). Berdasarkan dari pendapat para ahli
tersebut, hasil belajar merupakan perubahan yang
terjadi pada diri siswa setelah melalui kegiatan belajar
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa
tersebut.

- Hipotesis
Ho
: Tidak ada pengaruh model
pembelajaran problem based
learning dengan diagram Vee
terhadap hasil belajar siswa
Ha
: Ada pengaruh model
pembelajaran problem based
learning dengan diagram Vee
terhadap hasil belajar siswa

Metodologi Penelitian
Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :


1. Variabel independen (bebas) yaitu : Model pembelajaran problem
based learning dengan Diagram Vee
2. Variabel dependen (terikat) yaitu : Hasil Belajar Siswa

Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian ini yaitu :


r
Y
X
X = Pengaruh Model pembelajaran problem
based learning dengan Diagram Vee
Y
= Hasil Belajar Siswa

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini


adalah metode kuantitatif eksperimen semu
(quasi eksperimental) dengan jenis desain
Nonequivalent Control Group Design.
Desain ini hampir sama dengan pretestposttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara
random (Sugiyono, 2010 : 108-116).

E
Desain Penelitian O2

O1

K
O3

O4
Keterangan :
X
: perlakuan yang diberikan pada suatu kelompok dengan
menggunakan Model Pembelajaran problem based
learning
dengan diagram vee
O1 : nilai pretest kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2 : nilai posttest kelas eksperimen sesudah diberi perlakuan
O3 : nilai pretest kelas kontrol tanpa diberi perlakuan
O4 : nilai posttest kelas kontrol tanpa diberi perlakuan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri


1 Indralaya, Ogan Ilir, pada semester
Ganjil tahun ajaran 2015/2016.

Populasi dan Sampel


Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah


seluruh kelas XI SMA Negeri 1 Indralaya
semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
Sampel

Sampel pada penelitian ini dua kelas


yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai
kelas kontrol di SMA Negeri 1 Indralaya.

Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan Penelitian
Menentukan sekolah tempat penelitian
Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata
pelajaran
Mengobservasi kegiatan belajar mengajar dikelas
Menentukan permasalahan dalam penelitian
Studi pendahuluan terkait masalah yang akan diteliti
Melakukan kajian terhadap kurikulum mengenai materi yang
akan digunakan dalam penelitian
Membuat RPP dan memilih instrument penelitian
Mengadakan konsultasi dengan pembimbing tentang instrumen
yang akan digunakan
Melakukan uji coba instrumen penelitian
Mengadakan revisi terhadap instrument

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Memberikan tes awal untuk melihat


kemampuan awal siswa.
Memberi pembelajaran melalui model
pembelajaran kooperatif dengan diagram vee.
Melakukan tes akhir untuk melihat
kemampuan siswa setelah pembelajaran.
Tahap Akhir Penelitian

Menganalisis data hasil penelitian


Penyusunan laporan

Teknik Pengumpulan Data


Tes
Tes digunakan untuk melihat kemampuan siswa
dengan jenis tes pilihan ganda. Tes yang akan
diberikan pada saat awal (pretest) yang
diberikan pada saat awal pembelajaran sebelum
treatment diberikan, dan tes akhir (posttest)
yang mengukur sejauh mana efektivitas
penggunaan diagram Vee terhadap peningkatan
penguasaan siswa yang akan diberikan pada
akhir pembelajaran setelah diberi perlakuan.

Observasi
Lembar observasi berguna untuk mengetahui
aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran serta bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pembelajaran dengan digram Vee.
Dalam lembar observasi ini dicantumkan
indikator-indikator yang dapat dijadikan acuan
untuk mengamati kemampuan siswa selama
pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer
dan dibuat dalam bentuk checklist.

Teknik Analisa Data


Uji Validitas Tes
Menurut Suharsaputra (2012:98) validitas atau kesahihan
menunjukkan pada kemampuan suatu instrumen (alat
pengukur) mengukur apa yang harus diukur. Teknik yang
digunakan untuk mengetahui validitas instrumen adalah
dengan teknik korelasi product moment. Menurut Arikunto
(2012:87) rumus yang digunakan untuk mencari korelasi
product moment yaitu :

Keterangan :
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,
dua variabel yang dikorelasikan.

Reliabilitas
Menurut Suharsaputra (2012:104) reliabilitas berarti kedapat dipercaya
atau keajegan, suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel apabila
instrumen tersebut dipergunakan secara berulang menghasilkan hasil
ukur yang sama. Pengujian reliabilitas instrument tes dalam penelitian
ini peneliti menggunakan rumus K-R20. Menurut Arikunto (2012:115)
rumus K-R20 (kuder Richardson) adalah sebagai berikut :
Keterangan :
= reliabilitas tes secara keseluruhan
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 p)
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Taraf Kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui


soal yang digunakan termasuk tipe soal mudah, sedang atau
sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar. Menurut Arikunto (2012:223) cara
mengetahui indeks kesukaran soal digunakan rumus :

Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi
(Arikunto, 2012:226).
Menurut Arikunto (2012:228-229) rumus untuk menentukan indeks
diskriminasi sebagai berikut :
Keterangan :
J
= jumlah peserta tes
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Anda mungkin juga menyukai