LANDASAN TEORI
II.1.
Audit
II.1.1.
Pengertian Audit
Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu audire yang berarti mendengar atau
2. Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A., pengertian auditing
adalah :
Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang
dapat diukur mengenai suatu satuan usaha yang dilaksanakan oleh seorang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi dimaksud dengan kriterisa-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing
seharusnya dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. (Arens
dan Loebbecke, 2003:5)
Di dalam pengertian tentang pengauditan diatas terdapat beberapa poin penting
yang harus diperhatikan yaitu:
1. Suatu proses sistematis
Berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan
terorganisir. Dengan demikian, auditing dilaksanakan dengan suatu urutan
langkah yang direncanakan, teroganisir, dan bertujuan.
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
Berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan
tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk perorangan atau
entitas yang membuat asersi tersebut.
3. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi
10
Merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini
merupakan subjek pokok auditing. Asersi meliputi informasi dalam laporan
keuangan, laporan operasi intern, dan surat pemberitahuan pajak (SPT).
4. Derajat kesesuaian asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan
Menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat diidentifikasi dan
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ekpresi kesesuaian ini
dapat berbentuk kuantitatif, seperti jumlah kekurangan dana kas kecil, atau
dapat juga berbentuk kualitatif, seperti kewajaran (atau keabsahan) laporan
keuangan. Selain itu, standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk
menilai asersi atau pernyataan. Kriteria dapat berupa peraruran-peraturan
spesifik yang dibuat oleh badan legislatif, anggaran atau ukuran kinerja
lainnya yang ditetapkan oleh manajemen. Generally Accepted Accounting
Priciples (GAAP = Prinsip-prinsip Akuntansi yang Belaku Umum) yang
ditetapkan oleh Financial Accounting Standard Boards (FASB = Badan
Standar Akuntansi Keuangan) serta badan-badan pengatur lainnya.
5. Penyampaian hasil kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Hasil akhir diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukan derajat
kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. Penyampaian
hasil ini dapat meningkatkan atau menurunkan derajat kepercayaan pihakpihak yang berkepentingan. Dalam lingkungan bisnis, mereka adalah para
pemegang saham, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat
luas.
11
II.1.2.
Jenis-Jenis Audit
Jenis-jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang
tercakup dalam definisi auditing yang telah disampaikan diata. Menurut Sukrisno Agoes
(2008:10), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka dapat dibedakan atas:
1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas
laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang
hanya terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan
keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas
perusahaan.
Ditinjau dari jenis pemeriksaannya maka dapat dibedakan atas :
1. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap
kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan dan kebijakan
operasional yang telah ditetapkan oleh dengan maksud untuk mengetahui
apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-
12
Jenis-Jenis Auditor
Auditor pada umum nya diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Auditor Intern
Auditor Intern bertugas dan berstatus sebagai pagawai pada perusahaan
tempatnya bekerja. Laporan Audit Manajemen umumnya berguna bagi
manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor
biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.
2. Auditor Pemerintah
Auditor yang menjadi pegawai pemerintah terutama pada badan badan yang
secara fungsional bertanggung jawab atas pengawasan kekayaan/keuangan
negara. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK). Badan Pemeriksa Keuangan adalah badan yang tidak tunduk pada
13
14
Publik Indonesia (IAPI). IAPI mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang,
dimulai dari didirikannya Ikatan Akuntan Indonesia di tahun 1957 yang merupakan
perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama. Perkembangan profesi dan organisasi
Akuntan Publik di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari perkembangan perekonomian,
dunia usaha dan investasi baik asing maupun domestik, pasar modal serta pengaruh
global. Secara garis besar sejarah perkembangan profesi dan organisasi akuntan publik
di Indonesia memang sangat dipengaruhi oleh perubahan perekonomian negara pada
khususnya dan perekonomian dunia pada umumnya.
Setelah hampir 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia,
tepatnya pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
sebagai organisasi akuntan publik yang independen dan mandiri dengan berbadan
15
hukum yang diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa IAI Kompartemen
Akuntan Publik.
Berdirinya Institut Akuntan Publik Indonesia adalah respons terhadap dampak
globalisasi, dimana Drs. Ahmadi Hadibroto sebagai Ketua Dewan Pengurus Nasional
IAI mengusulkan perluasan keanggotaan IAI selain individu. Hal ini telah diputuskan
dalam Kongres IAI X pada tanggal 23 Nopember 2006. Keputusan inilah yang menjadi
dasar untuk mengubah IAI Kompartemen Akuntan Publik menjadi asosiasi yang
independen yang mampu secara mandiri mengembangkan profesi akuntan publik. IAPI
diharapkan dapat memenuhi seluruh persyaratan International Federation of Accountans
(IFAC) yang berhubungan dengan profesi dan etika akuntan publik, sekaligus untuk
memenuhi persyaratan yang diminta oleh IFAC sebagaimana tercantum dalam Statement
of Member Obligation (SMO).
Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota asosiasi
yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah Republik Indonesia
melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai
organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi
akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan
publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan
publik di Indonesia
II.2.2.
tentang laporan keuangan yang diauditnya. Adanya kepercayaan atas independensi dan
kompetensi auditor, menyebabkan pengguna jasa audit dapat mengandalkan diri pada
16
laporan yang dibuat oleh auditor. Bentuk badan usaha KAP yang dikenal di Indonesia
ada dua macam :
1. KAP dalam bentuk Perseorangan. KAP bentuk ini hanya dapat didirikan dan
dijalankan oleh seorang akuntan publik yang juga sekaligus bertindak
sebagai pimpinan.
2. KAP dalam bentuk Persekutuan Perdata atau Persekutuan Firma. KAP
bentuk ini hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 orang akuntan publik
dan 75% dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu
disebut Rekan (Partner) dan salah seorang sekutu bertindak sebagai
Pemimpin Rekan.
Yang bertanggungjawab pada KAP Perseorangan adalah akuntan publik yang
bersangkutan, sedangkan yang bertanggungjawab pada KAP Persekutuan Perdata atau
Persekutuan Firma adalah dua orang atau lebih akuntan publik yang masing-masing
merupakan rekan dan salah satu dari mereka bertindak sebagai rekan pimpinan.
II.2.3.
mampu
akuntan publik serta dapat menarik manfaat yang bernilai dari kenyataan
bahwa akuntan publik bersifat tidak memihak dan objektif.
2. Jasa Atestasi
Jasa atestasi merupakan salah satu jasa dimana kantor akuntan publik
mengeluarkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan
tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
Tumbuhnya pengakuan atas keahlian dalam pengalaman akuntan publik
telah meningkatkan permintaan jasa atestasi yang beragam. Menurut
Mulyadi (2002:5) Jasa atestasi ini dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
a. Audit
Jasa audit ini meliputi upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
mendasari laporan keuangan historis yang memuat asersi yang dibuat
oleh manajemen entitas tersebut. Dalam menghasilkan jasa audit ini,
auditor memberikan pernyataan pendapat positif tentang laporan
keuangan tersebut sudah disajikan secara wajar dan sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Kriteria yang digunakan adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Hasil pengumpulan bukti
menentukan tingkat keyakinan yang dapat dicapai oleh auditor.
Banyaknya jumlah bukti kompeten dan relevan yang dapat dikumpulkan,
maka semakin tinggi pula tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor.
Seringkali jasa ini disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik
18
karena jasa ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal
dalam masyarakat.
b. Pemeriksaan
Istilah pemeriksaan digunakan untuk menguraikan jasa lain yang muncul
dalam pernyataan positif suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang
dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh jasa
pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan (1) laporan keuangan
prospektif (bukan historis), (2) asersi manajemen tentang efektivitas
struktur pengendalian intern entitas, dan (3) kepatuhan entitas terhadap
peraturan tertentu.
c. Review
Jasa review terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen
entitas serta analitis komparatif atas informasi keuangan. Dengan
demikian tingkat keyakinan yang diberikan oleh akuntan dalam laporan
hasil review lebih rendah dibandingkan dengan tingkat yang diberikan
dalam jasa audit dan pemeriksaan. Tujuan review adalah untuk
memberikan keyakinan negatif sebagai lawan dari pernyataan positif yang
diberikan pada suatu audit. Terkadang jasa ini dilakukan atas laporan
interim perusahaan publik dan laporan tahunan perusahaan nonpublik.
d. Prosedur yang Disepakati
19
20
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau
saran profesional (professional advice) yang memerlukan respon segera,
berdasarkan pada pengetahuan mengenai klien, keadaan, masalah teknis
terkait, representasi klien, dan tujuan bersama berbagai pihak. Contoh
jasa jenis ini adalah review dan komentar terhadap rencana bisnis buatan
klien dan pemberian saran tentang perangkat lunak komputer yang cocok
digunakan oleh klien (berdasarkan investigas lebih lanjut oleh klien)
b. Jasa pemberian saran profesional (advisory services)
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah mengembangkan temuan,
simpulan, dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh
klien. Contoh jenis jasa ini adalah review operasional dan improvement
study, analisis terhadap suatu sistem akuntansi, pemberian bantuan dalam
proses perencanaan strategik, dan definisi persyaratan yang harus
dipenuhi oleh suatu sistem informasi.
c. Jasa implementasi
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah mewujudkan rencana kegiatan
menjadi kenyataan. Sumber daya dan personel klien digabung denagn
sumber daya dan personel praktisi untuk mencapai tujuan implementasi.
Praktisi bertanggung jawab kepada klien dalam hal pelaksanaan dan
manajemen kegaitan perikatan. Contoh jenis jasa ini adalah penyediaan
jasa instalasi sistem komputer dan jasa pendukung yang berkaitan,
21
d. Jasa transaksi
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan jasa yang
berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien yang umumnya
dengan pihak ketiga. Contoh jenis jasa adalah jasa pengurusan kepailitan,
jasa penilaian, penyediaan informasi untuk mendapatkan pendanaan,
analisis kemungkinan penggabungan usaha atau akuisisi, dan jasa
pengurusan perkara pengadilan.
e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah menyediakan staf yagn
memadai (dalam hal kompentensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa
pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh klien.
Staf tersebut akan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan
mengharuskan demikian. Contoh jenis jasa ini adalah manajemen fasilitas
pemrosesan data, pemrograman komputer, perwalian dalam rangka
kepailitan, dan aktivitas controllership.
f. Jasa produk
22
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan bagi klien
suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi,
penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu. Contoh jenis jasa ini
adalah penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan
implementasi perangkat lunak komputer, dan penjualan dan instalasi
metodologi pengembangan sistem.
II.2.4.
23
berbeda dari ajsa atestasi akuntan publik terhadap asersi pihak ketiga. Dalam
jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu kesimpulan mengenai keandalan
suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain, yaitu membuat
asersi (asserter). Dalam jasa konsultasi, para praktisi menyajikan temuan,
kesimpulan, dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultasi
ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya,
pekerjaan jasa konsultasi dilaksanakan untuk kepentingan klien. Standar jasa
konsultasi dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK).
e. Standar Pengendalian Mutu
Standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik
di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh
kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang diterbitkan Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan
Akuntan Indonesia. Dalam perikatan jasa profesional, kantor akuntan publik
bertanggung jawab untuk memenuhi berbagai standar relevan yang telah
diterbitkan oleh Dewan dan Kompartemen Akuntan Publik. Dalam
pemenuhan tanggung jawab tersebut, kantor akuntan publik wajib
mempertimbangkan
integritas
stafnya
dalam
menentukan
hubungan
memenuhi Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan normal
yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik. Dasar pemikiran yang melandasi penyusunan
etika profesional akuntan publik adalah kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan
masyarakat terhadap mutu akan jasa yang dilakukan oleh profesi, terlepas dari anggota
profesi yang melakukan jasa tersebut
II.3.
dapat menguntungkan perusahaan. Hal tersebut tercermin dalam laporan keuangan yang
disusunnya dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan yang disusun merupakan
bentuk pertanggungjawaban darihasil pekerjaannya selama suatu periode. Para manajer
tergoda untuk menyajikan laporan keuangan yang berat sebelah, mengandung hal-hal
yang tidak benar, dan mungkin menyembunyikan informasi-informasi tertentu kepada
pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan itu, termasuk investor,
kreditor. Oleh karena itu masyarakat keuangan membutuhkan jasa profesional akutan
publik untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Atas dasar informasi keuangan yang andal, masyarakat akan memiliki dasar yang kuat
untuk menyalurkan dana mereka ke usaha-usaha yang beroperasi secara efisien dan
27
memiliki posisi keuangan yang sehat. Untuk itu masyarakat menghendaki agar laporan
keuangan yang diserahkan kepada mereka diperiksa lebih dulu oleh auditor independen.
Keterlibatan audit yang independen akan memberikan manfaat-manfaat antara lain,
menambah kredibilitas laporan keuangan, mengurangi kecurangan perusahaan, dan
memberikan dasar yang lebih dipercaya untuk pelaporan pajak dan laporan keuangan
lain yang harus diserahkan kepada pemerintah.
II.3.1.
pendapat atas kewajaran laporan keuangan klien, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan
tersebut, hal yang lazim dilakukan dalam audit adalah melakukan identifikasi sejumlah
tujuan audit yang spesifik bagi setiap akun yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Tujuan yang spesifik ini diambil dari asersi yang dibuat oleh manajemen dam dimuat
dalam laporan keuangan.
Ada 5 (lima) kategori asersi laporan keuangan yang telah diakui oleh Auditing
Standards Board (ASB) dalam SAS 31, Evidential Matter (AU 326.03), yaitu :
1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurence)
Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurence)
berkaitan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas memang benar-benar
ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat benar-benar telah
terjadi selama periode tersebut.
28
2. Kelengkapan (completeness)
Asersi mengenai kelengkapan (completeness) berkaitan dengan apakah seua
transaksi dan akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan benarbenar telah dicantumkan. Jika asersi keberadaan tidak benar maka akunakan
dinyatakan terlalu tinggi, sementara jika asersi kelengkapan tidak benar,
makaakun akan dinyatakan terlalu rendah. Asersi kelengkapan berkaitan
dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan dalam
laporan keuangan sedangkan asersi keberadaan berkaitan dengan penyebutan
angka yang seharusnya tidak dimasukkan.
3. Hak dan kewajiban (rights and obligations)
Asersi mengenai hak dan kewajiban (rights and obligations) berkaitan
dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memang telah
menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu.
4. Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)
Asersi mengenai penilaian atau alokasi (valuation or allocation) berkaitan
dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah
dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya.
5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
berkaitan dengan apakah komponen tertentu dalam laporan keuangan telah
digolongkan,
diuraikan,
dan
diungkapkan
sebagaimana
mestinya.
29
dalam Standar Profesional Akuntan Publik ( PSA 29 SA Seksi 508 ), ada lima jenis opini
akuntan atas audit laporan keuangan, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian ( Unqualified Opinion )
Dikatakan pendapat wajar tanpa pengecualian jika laporan keuangan
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas telah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku ( Unqualified Opinion with
Explanatory Language )
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan
seorang auditor menambahkan penjelasan ( bahasa penjelasan lain ) dalam
30
31
audit
laporan
keuangan
dilaksanakan,
auditor
perlu
mempertimbangkan apakah ia akan menerima atau menolak perikatan audit dari calon
kliennya. Jika auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari calon kliennya,
maka pelaksanaan audit laporan keuangan tersebut akan dilakukan dalam beberapa
tahap.
II.4.1.
tahap, yaitu :
33
2. Perencanaan audit
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya,
langkah berikutnya yang perlu ditempuh adalah merencanakan audit laporan
keuangan yang akan dilaksanakan. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh
oleh auditor dalam merencanakan auditnya :
a.
b.
c.
d.
e.
34
35
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan
dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
16 (SA 315)
Surat Perikatan Audit PSA 55 (SA seksi 320)
Pemahaman atas bisnis klien, sebagai pertimbangan untuk melaksanakan
5.
6.
seksi 319)
Perencanaan audit meliputi strategi menyeluruh terhadap pelaksanaan dan
lingkup audit PSA 05 (SA seksi 311)
36
7.
8.
9.
37