Anda di halaman 1dari 11

Tugas Individu

Oleh:
AHMATULLAH
12.071.014.064

FAKULTAS ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2014

1. Struktur MPKP
a. Peran Kepakla Ruang dalam tahap:
1) Pengkajian : Mengidentifikasi

masalah

terkait

fungsi

manajamen
2) Perencanaan :
Fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan

Menunjuk ka Tim
Mengikuti serah terima klien
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
Mengidentifikasi
jumlah
perawat
yang

3)

berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien


Merencanakan strategi pelaksanaan keeperawatan
Merencanakan lgistik ruangan/failitas ruangan
Melakukan pendokumentasian
Implementasi :

dibutuhkan

Fungsi pengorganisasian

Merumuskan system penugasan


Menjelaskan rincian tugas ketua Tim
Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan diruang

rawat
Mengatur

dan

mengendalikan

logistik

ruangan/fsilitas

ruangan
Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
Mendelegasikan tugas kepada ketua Tim
Fungsi pengarahan:
Mmebrikan pengarahan kepada ketua Tim
Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap anggota Tim

Memberi pujian kepada anggota Tim yang melaksanakan

tugas dengan baik


Membimbing bawahan
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim
Melakukan supervisi
Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan

dengan yankep diruangan


Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

4) Evaluasi
Fungsi pengendalian:
Mengevaluasi kinerja katim
Memberikan umpan balik pada kinserja katim
Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tidak
lanjut
Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan
Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b. Perawat Primer
Menerima pasien
Mengkaji kebutuhan pasien untuk asuhan
Membuat tujuan
Membuat rencana keperawatan
Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana asuhan
kepada PA yang menjadi anggota timnya.
Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas
bersama PA yang menjadi anggota timnya.
Melakukan kolaborasi dengan t9im kesehatan lainnya.
Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan
keperawatan.

Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain

ataupun perawat lain


Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
Menerima dan menyesuaikan rencana
Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
Melakukan pendokumentasian (catatan

perkembangan,

catatan tindakan keperawatan)


c. Perawat Asosiat
Mengikuti konferens untuk menerima penjelasan tentang
asuhan yang direncanakan oleh PP.
Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh
PP
Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP
tentang

klien

untuk

keperluan

asuahan

keperawatan

selanjutnya.
Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam
catatan tindakan keperawatan.
d. Tugas dan Peran Clinical Care Manajer seperti:
membimbing PP dan PA tentang implementasi MPKP (ronde)
memberi masukan saat diskusi kasus pada PP dan PA
bekerja sama dengan kepala ruang
mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP
mengevaluasi implementasi MPKP
2. Tingkatan pada MPKP
a. MPKP III
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua
profesional dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik
keperawatan berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut
juga dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian
klinis.
b. MPKP II

Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai


kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi
kepada perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil
penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.
c. MPKP I
Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan,
metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah
kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang
disebut tim primer.
d. MPKP Pemula
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal
pengembangan yang akan menuju profesional I.
3. Metode penugasan:
a. Metode Tim
Adalah

suatu

bentuk

sistem/metoda

penugasan

pemberian asuhan keperawatan, dimana Kepala Ruangan


membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok atau
tim,

yang

diketuai

professional/berpengalaman.

oleh

seorang

Metoda

ini

perawat

digunaklan

bila

perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang


pendidikan dan kemampuannya.
Ketua

tim

mempunyai

tanggung

jawab

untuk

mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan


dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan metoda

penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan


yang

berpusat

kepada

pasien.

Ketua

Tim

melakukan

pengkajian dan menyusun rencana keperawatan pada setiap


pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan
asuhan

keperawatan

berdasarkan

rencana

asuhan

keperawatan yang telah dibuat. Oleh karena kegiatan


dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim
seringkali melakukan pertemuan bersama dengan anggota
timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-kejadian
yang dihadapi dalam pemberian asuhan keperawatan.

Keuntungan :
Melibatkan

semua

anggota

tim

dalam

asuhan

keperawatan pasien.
Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang
dapaty dipertanggung jawabkan.
Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding
sistem penugasan lain.
Pelayanan yang diperoleh

pasien

adalah

bentuk

pelayanan professional.
Kerugian :
Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan.
Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan

pertemuan/konferensi, karena anggotanya terbagi-bagi


dalam shift.

Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas,

dibandingkan dengan anggota tim.


b. Metode Fungsional
Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dinama
fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap perawat
pelaksana, misalnya seorang perawat ditugaskan khusus
untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk
mengganti verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital,
dan sebagainya. Tindakan ini didistribusikan berdasarkan
tingkat kemampuan masing-masing perawat pelaksana. Oleh
karena itu kepala Ruangan terlebih dahulu mengidentifikasi
tingkat kesulitan tindakan tersebut, selanjutnya ditetapkan
perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan
yang dimaksudkan. Setiap perawat pelaksana bertanggung
jawab langsung kepada kepala Ruangan. Tidak ada perawat
pelaksana yang bertanggung jawab penuh untuk asuhan
keperawatan pada seorang pasien.
Keuntungan :
Menyelesaikan

singkat.
Tepat metoda

banyak
ini

pekerjaaan

bila

ruang

dalam
rawat

waktu
memiliki

keterbatasan/kurang tenaga keperawatan professional.


Perawat lebih terampil, karena orientasi pada tindakan
langsung dan selalu berulang-ulang dikerjakan.

Kerugian :
Memilah-milah asuhan keperawatan oleh masing-masing

perawat.
Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab.
Hubungan perawat-pasien sulit terbentuk.
Pelayanan tidak professional.
Pekerjaan monoton, kurang tantangan.

c. Metode Primer
Keperawat primer adalah suatu metoda pemberian
asuhan

keperawatan

dimana

perawat

perofesional

bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan


keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Tanggung jawab
meliputi pengkajian pasien, perencanaan , implementasi, dan
evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah
sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas
utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.
Keperawat primer ini akan menciptakan kesepakatan
untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif,
dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien.
Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan
pasien di bawah tanggung jawab perawat primer , dan
perawat asosiet yang akan mengimplementasikan rencana
asuhan keperawatan dalam timdakan keperawatan.
Keuntungan :

Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung

jawab dan tanggung gugat meningkat.


Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan.
Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
Terciptanya kolaborasi yang baik.
Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat

perbantuan.
Metoda ini mendukung pelayanan professional.
Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian :
Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat

pelaksana harus perawat professional.


Biaya yang diperlukan banyak
d. Metode Kasus
Yaitu

pengorganisasian

pelayanan

atau

asuhan

keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang


perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu
tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung
jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan
tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf
perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi
asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya
di ruang isolasi dan ICU.

Kekurangan metode kasus :


Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa
perawat

yang

terbatas

sehingga

tidak

mampu

memberikan asuhan secara menyeluruh


Membutuhkan banyak tenaga.
Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak
sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama
perawat penaggung jawab klien bertugas.
Kelebihan metode kasus:

Kebutuhan pasien terpenuhi.


Pasien merasa puas.
Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

DAFTAR PUSTAKA
Marquis, Huston, (2000), Leadership roles and management functions in
nursing theory & application, 3rd edition, Lippincott Williams &
Wilkins:Philadelphia.
Afandi, M, Pembelajaran model praktek keperawatan profesional
pendekatan modifikasi keperawatan primer, PSIK FK UMY, diakses
pada 20 Desember 2014
Nursalam,

2007, Manajemen

keperawatan

aplikasi

dalam

praktik

keperawatan profesional, ed.2, Jakarta: Salemba Medika.


Nursalam,

2011, Manajemen

keperawatan

aplikasi

dalam

praktik

keperawatan profesional, ed.3, Jakarta: Salemba Medika.


Ali, Zaidin. 2001. Dasar Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta :
Widya Medika
http://www.nursingbegin.com/konsep-model-asuhan
profesional/ , diakses pada 20 Desember 2014.

keperawatan-

Anda mungkin juga menyukai