Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BioTrends/Vol.4/No.1/Tahun 2009
15
Proses secara
Mikrobial
Mikroorganis
Khamir dan
me yang berperan
bakteri asam asetat yang
secara aktif pada
tumbuh dalam asam
hijauan di dalam silo
laktat dan asam asetat
sangat
akan menyebabkan
beranekaragam.
naiknya pH. Apabila
Sumber htp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/59/LacticMikroorganisme
pH naik, maka mikroba
acid-3D-balls.png/200px-Lactic-acid-3D-balls.png
anaerobik yang
aerobik lainnya dapat
utama di dalam silo
tumbuh dengan cepat
paling merusak di dalam silo adalah
adalah bakteri asam laktat. Bakteri
pada sisa substrat yang tersisa.
Clostridia. Beberapa Clostridia
ini termasuk dalam 4 genera, yaitu
Sebagai gambaran yang lebih
memfermentasikan asam laktat dan
kompleks, beberapa khamir dan
Lactobacillus, Pediococcus,
gula menjadi asam butirat, yang
Enterococcus dan Leuconostoc.
bacilli dapat tumbuh secara
lainnya memfermentasikan asam
Karakteristik umum bakteri tersebut
anaerobik, memfermentasikan gula
amino menjadi amonia dan amina.
adalah memfermentasikan gula
menjadi etanol dan produk lainnya.
Banyak dari jalur fermentasi
menjadi asam laktat dan tumbuh
Hal ini dapat menciptakan populasi
menyebabkan kehilangan energi
dengan baik dalam lingkungan yang
yang tinggi dari mikroba-mikroba
dan BK yang nyata. Pertumbuhan
anaerobik. Fermentasi tersebut
tersebut, yang walaupun dengan
Clostridia juga dihambat oleh pH
merupakan mekanisme utama yang
proses penanganan silo yang baik,
yang rendah. Kelompok bakteri
menyebabkan pH hijauan menurun
suatu saat mereka siap untuk
anaerobik lainnya adalah
dan juga menghambat pertumbuhan
merusak silase pada saat oksigen
Enterobakteria. Bakteri ini
bakteri anaerobik perusak. Spesies
masuk ke dalam silo, misalnya pada
memfermentasikan gula terutama
dan strainnya bervariasi dalam
saat silo dalam proses
menjadi asam asetat, dan
jumlah produk lain seperti asam
pengosongan.
menciptakan kehilangan energi dan
asetat dan etanol (alkohol) yang
BK hijauan yang lebih tinggi bila
Proses secara Kimiawi
diproduksi selama pertumbuhan,
dibandingkan dengan bakteri asam
ketahanan terhadap oksigen dan
Dua proses kimia, yaitu
laktat. Bakteri ini juga dapat
macam senyawa yang dapat
reaksi Maillard dan hirolisis asam
dihambat oleh pH rendah di bawah
difermentasikan.
dari hemiselulose dapat
5.
berpengaruh terhadap kualitas
Beberapa bakteri asam
silase, Reaksi Maillard umumnya
Jika ada oksigen, mikrobalaktat akan memfermentasikan
dikenal sebagai reaksi browning.
mikroba perusak diantaranya
asam-asam amino menjadi amonia
Gula bereaksi dengan asam amino,
khamir, kapang dan beberapa
dan atau amina. Secara alami,
melepaskan panas dan membentuk
bakteri aerob mungkin akan
bakteri asam laktat yang
molekul-molekul besar yang sulit
menggunakan gula pada tanaman,
memfermentasikan gula dan
dicerna. Jika temperatur dibawah
o
produk-produk fermentasi atau
menghasilkan asam laktat
60 C laju reaksi kimia ini lambat dan
senyawa-senyawa lain yang
tidak mempengaruhi kualitas silase
(homofermentatif) adalah lebih
16
BioTrends/Vol.4/No.1/Tahun 2009
Pembuatan silase
merupakan salah satu
cara untuk mengatasi
masalah kesulitan
penyediaan pakan
ternak. Hijauan yang
akan diawetkan harus
dipersiapkan dengan
baik, seperti umur
hijauan, kadar air yang
tepat, tempat
pemeraman yang rapat
serta ketersediaan
mikroorganisme yang
mendukung terjadinya
proses fermentasi pada
hijauan tersebut.
Inokulan silase
digunakan sebagai aditif
yang sangat berguna
dalam meningkatkan
kualitas silase
BioTrends/Vol.4/No.1/Tahun 2009
17
18
*Shanti Ratnakomala
Staf Peneliti Pusat Penelitian
Bioteknologi LIPI
Jl. Raya Bogor Km. 46, Cibinong 16911
E-mail: shanti_ratna01@yahoo.com
DAFTAR PUSTAKA
Hill, H.A. 1989. Microbial ecology of
lactobacilli in silage. In
Food for Thought, Proc.
2nd Forage Symp., pp. 4764. Pioneer Hi-Bred Intl,
Muck, R.E. 1989. Effect of
inoculation level on alfalfa silage
quality. Trans. ASAE 32:1153-1158.
Muck, R.E. 1991. Predicting lactic
acid bacterialnumbers on
alfalfa at six farms. Trans.
ASAE 34:1647-1653.
Muck, R.E. 1993. The role of silage
additives in making high
quality silage. In Silage
Production from Seed to
Animal, NRAES-67, pp.
106-116. Northeast
Regional Agric. Engng.
Service, Ithaca, NY.
Nagel, S.A., and G.A. Broderick.
1992. Effect of formic acid
or formaldehyde treatment
of alfalfa silage on nutrient
utilization by dairy cows. J.
Dairy Sci. 75:140-154.
Pitt, R.E., and R.E. Muck. 1995.
Enumeration of lactic acid
bacteria on harvested
alfalfa at long and short
wilting times. Trans. ASAE
38:1633-1639.
Tanaka, O., S. Ohmomo, Y. Zong,
K. Nishiyama, K. Doi, and
S. Ogota. 1995.
Relationship between
fermentation quality of
BioTrends/Vol.4/No.1/Tahun 2009
Science is
organized
knowledge.
Wisdom is
organized
life.
(Immanuel Kant)