KELOMPOK B7
KETUA
SEKRETARIS :
ANGGOTA:
110 2 0 1118 1
110 2 0 1118 9
F A K U L TA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TAS YAR S I
JA K A RTA
2013/2014
BENJOLAN DI PAYUDARA
Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah
RS YARSI karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mulamula sebesar biji rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit,
hanya kadang terasa pegal. Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam
empat bulan terakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat penderita tumor ganas
payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal
karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai anak. Sebulan ini timbul luka koreng
berbau di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga merasa sesak sebulan terakhir
yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kgvital sign lain dalam
batas normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih kurang
8x7x7 cm3 di kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau de
orange, ulkus, retraksi papilla mamae, dan nipple discharge. Teraba limfonodi aksilla 2
buah, ukuran 1 cm, saling melekat satu dengan yang lain. Pada pemeriksaan Rontgen
thoraks didapatkan coin lesion di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura. USG
abdomen tidak didapatkan nodul. Biopsy insisi memastikan pasien menderita kanker
payudara (stadium terminal) kemudian menjalani operasi simple mastectomy
dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimana seharusnya pasien menghadapi
penyakit berat dan terminal yang dideritanya dari sisi agama Islam?
LO 1.1 Definisi
LO 1.2 Epidemiologi
Berdasarkan
penelitian
kanker payudara
lebih sering
terjadi di
kuadran lateral
atas, kemudian
sentral
(subareolar) dan
payudara kiri
lebih sering
terkena
dibandingkan
dengan
payudara kanan
LO 1.3 Etiologi
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun
demikian, pada penelitian mengidentifikasi sejumlah faktor yang
dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi:
a. Jenis kelamin.
b. Usia
c. Riwayat kanker sebelumnya, terutama kanker payudara atau
tumor payudara
d. Riwayat keluarga dengan kanker mammae dan genetik.
e. Riwayat menstruasi
f. Riwayat reproduksi .
g. Obesitas dan diet tinggi lemak
h. Paparan radiasi
i. Penggunaan hormon dari luar tubuh.
LO 1.4 Klasifikasi
1.
2.
3.
.
1.
.
.
.
....-
1)
Stadium
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan,
ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan
diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
LO 1.5
Patofisiologi
a)
b)
c)
Benjolan di payudara
Keras
: permukaan licin pada fibroadenoma atau kista.
inflamasi non-infektif.
Kenyal : kelainan fibrokistik.
Lunak : lipoma.
Perubahan kulit
Bercawak : mengarah ke karsinoma.
Kelihatan benjolan
: kista, karsinoma, fibroadenoma besar.
Peau de orange
: tanda khas kanker.
Hiperemis: infeksi (jika terasa panas).
Ulkus
: kanker lama (terutama pada pasien geriatri).
Kelainan puting/areola
Retraksi
: fibrosis karena kanker.
Inversi baru : retraksi fibrosis karena kanker.
LO1.7 Diagnosis
Anamnesis
Riwayat keluarga
Adakah faktor-faktor resiko dan faktor-faktor etiolgi
Keluhan-keluhan, gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Tujuannya adalah untuk mencari benjolan, dilakukan pada
kurang lebih 1 minggu dari siklus menstruasi
Inspeksi
Palpasi mamae
Dilakukan pada posisi berbaring
Menggunakan falang medial dan distal jari
II.III. IV
Dipalpasi 3 macam tekanan sesuai
dengan kedalaman (superfisial, tengah
dan profunda)
Dilakukan dengan vertikal (dari kranial iga
2 sampai distal iga 6) atau sirkuler (dari
papilla ke puncak axilla atau sebaliknya)
Palpasi KGB
Dilakukan pada posisi duduk
Tangan pasien dilemaskan, disanggah oleh
tangan yang sama pada tangan pemeriksa
dan dipalpasi oleh jari tangan yang satunya
Lokalisasi benjolan
Menurut Haagensen (2002), lokalisasi
benjolan karsinoma ppayudara kebanyakan
terdapat pada upper outer quadrant / lateral
atas
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor padat
penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah
ada penyulit kanker atau penyakit sekunder, dan juga untuk persiapan
terapi yang akan dilakukan baik itu tindakan bedah maupun tindakan medik.
Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan, antara lain :
Darah lengkap
Urin lengkap imunoglobulin
Tes fungsi hati SGOT SGPT jika tinggi berarti ada metastase ke liver
Tes fungsi ginjal
Gula darah
Faal hemostatik
Protein serum
Alkali fosfatase jika tinggi dalam darah mengindikasikan adanya
metastasis ke liver, saluran empedu dan tulang
Elektrolit serum
LDH
Asam urat
Serum
Tumor marker ca mammae Carsinoembrionik antigen (CEA), cancer
antigen (CA) 15-3, dan CA 27-29, sensitif tapi tidak spesifik
Sitologi
Mammografi
Ketepatan 83% - 95% tergantung teknisi
dan radiologist. Terkadang terjadi negatif
palsu dikarenakan jaringan payudara mirip
dengan jaringan kanker, tapi harus
perhatikan tanda-tanda klinisinya
Untuk skrening dilakukan minimal usia
40tahun , dilakukan tiap 1-2 tahun
Untuk diagnosis apabila ditemukan
abnormalitas payudara baik melalui SADARI
maupun melalui pemeriksaan oleh dokter
Diagnosisi pasti
Eksisional biopsi
Untuk stadium dini
Dilakukan pemeriksaan PA
Keakuratan 97,65% (Muchlis, 2002)
Tidak ada false positive
Insisional biopsi untuk stadium ganas
atau lanjut
FNAB
Needle core biposy pada Jarum Silvermann
Diagnosis banding
Fibroadenoma
Pada usia 1530 tahun
Padat kenyal, mobile, bulet lonjong, berbatas tegas
Pertumbuhan lambat,tidak nyeri
Tidak ada perubahan kulit
Pengobatan eksisi tumor
Fibrokista
Gejala nyeri timbul menjelang haid
Ukurannya dipengaruhi pada saat menstruasi
Ditemukan pada usia pertengahan usia
Kistasarkoma filoides
Tidak bermetastase
Bentuk haid lonjong permukaan berbenjol
Batas tegas, ukuran 20-30 cm
Pengobatan simple mastektomi
Galactocele
Bukan neoplasia, tapi massa berisi asi
mengental yang terjadi karena adanya
sumbatan duktus laktiferus
Biasanya terjadi pada ibu yang sedang /
baru selesai masa laktasi
Mastitis
infeksi kelenjar payudara biasanya pada
ibu menyusui
LO 1.8 Penatalaksanaan
Terapi Kuratif
Terapi kuratif adalah tujuan utama terapi
pada pasien kanker untuk menghilangkan
kanker tersebut.
Terapi Paliatif
Terapi paliatif diberikan jika tujuan utama
terapi kuratif tidak tercapai, Tujuan terapi
paliatif adalah untuk mengurangi gejala, dan
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
kanker pada pasien yang tidak mungkin
sembuh
Pembedahan
Pada stadium I, II dan III terapi bersifat
kuratif. Semakin dini terapi dimulai, semakin
tinggi akurasinya. Pengobatan pada stadium
I, II, dan III adalah operasi primer, sedangkan
terapi lain bersifat adjuvant.
Untuk stadium I dan II, pengobatan
adalah radikal mastektomi atau radikal
mastektomi modifikasi dengan atau
tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant.
Mastektomi Radikal
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit
diatas tumor dan 2 cm di sekitarnya, glandula
mammae (seluruh payudara), fasia M. pectoralis
mayor, M. pectoralis mayor, M. Pectoralis minor
disertai dengan diseksi aksila.
Mastektomi Sederhana atau Simple Mastectomy
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit di
atas tumor dan 2 cm di sekitarnya, dan glandula
mammae. Pada stadium IIIa, operasi berupa
mastektomi sederhana.
Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi adjuvan
Radioterapi paliatif
Terapi hormonal
Obat Antiesterogen
Inhibitor Aromatase
Obat sejenis progestrogen
LO 1.9 Pencegahan
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara
merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang
sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan
primer ini juga bisa berupa pemeriksaan
SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang
dilakukan secara rutin sehingga bisa
memperkecil faktor risiko terkena kanker
payudara.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap
individu yang memiliki risiko untuk
terkena kanker payudara.
LO 1.10 Prognosis
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
Stadium Kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Tipe Histopatologi
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang
lebih baik dibandingkan invasif.
Reseptor Hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan
hormon memiliki prognosis lebih baik.
5-years survival rate
Stadium
Survival rate (%)
0
99
I
98
II a
82
II b
65
III a
47
III b
44
IV
14
LO 1.11 Komplikasi
2:222
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertobat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri(QS.Al-Baqarah:222)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Daftar Pustaka
Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. EGC. Jakarta
Price SylviaA, Wilson Lorraine M.2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Sudoyo, W aru dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 5.Jakarta:Interna
Publishing