Anda di halaman 1dari 8

Nama : Andriana Nur Aini

NIM

: 131810301010
SPEKTROFOTOMETER

Pengertian
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg
spesifik

dengan

menggunakan

monokromator

prisma

atau

kisi

difraksi

dengan

detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini,
metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Komponen utama dari spektrofotometer diantaranya yaitu sumber cahaya, pengatur
intensitas, monokromator, kuvet, detektor, amplifier dan indikator (recorder dan komputer).
Berikut merupakan macam-macam dari beberapa komponen utama spektrofotometer, yaitu :
1. Monokromator
Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang
dibutuhkan oleh pengukuran. Monokromator digunakan untuk memperoleh sumber sinar
yang monokromatis dari sumber cahaya. Monokromator berupa prisma ataupun grating.
Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat
digunakan celah. Jika celah posisinya tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan
untuk mendapatkan yang diinginkan.
Menurut DAY dan UNDERWOOD (1993), monokromator adalah peralatan optik yang
dapat mengisolasi suatu berkas sinar dari sumber kontinyu dengan kemurnian spektral yang
tinggi untuk semua panjang gelombang. Unsur terpenting pada sebuah monokromator adalah
sistem celah masuk, kemudian dikumpulkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga sinar
pararel jatuh pada prisma atau kisi difraksi, selanjutnya melalui jalan optik monokromatis
melewati contoh yang diperiksa.
Ada dua jenis monokromator, yang satu menggunakan prisma dan yang lainnya
menggunakan grating (kisi) sebagai pendispersi cahaya, yaitu :
a) Monokromator Prisma
Komponen

ini

dibuat

dari

bahan

quartz

untuk

daerah

ultraviolet

(UV),visible, dan infra red (IR) dekat. Prinsip kerja suatau prisma adalah apabila seberkas
sinar melewati dua medium yang berbeda, maka berkas sinar tersebut akan mengalami
pembelokan (refraksi). Besarnya refraksi tergantung pada index bias ini berubah-ubah dengan

panjang gelombang yang berbeda, cahaya biru akan lebih dibelokkan dari pada cahaya
merah.
b) Monokromator Grating (kisi)
Dispersi radiasi ultra violet dapat diperoleh dengan menjatuhkan sinar polikromatis
pada granting transmisi atau pada permukaan granting refleksi yang lebih praktis dan sering
digunakan. Tahap pertama pada pembuatan grating refleksi yaitu penyediaan master
granting yang tersusun dari lekukan paralel dengan jarak rapat disusun pada permukaan keras
yang telah dilapisi dengan peralatan seperti intan.
c) Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari
sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan
melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
d) Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan
merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
Macam-macam monokromator :

Prisma
kaca untuk daerah sinar tampak
kuarsa untuk daerah UV
Rock salt (kristal garam) untuk daerah IR
Kisi difraksi

Keuntungan menggunakan kisi :


Dispersi sinar merata
Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum

2. Detektor

Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran
yang dapat diukur. Detektor yang biasa digunakan adalah Foto Tube dan Layar Cell. Sinyal
listrik yang diberikan oleh detektor selanjutnya diubah oleh prosesor sehingga dapat
ditampilkan oleh alat baca.
Prinsip kerja detektor pada spectrophotometer adalah sinar energi foton yang jauh
mengenai dan mengubah energi tersebut menjadi suatu besaran yang dapat diukur, misalnya
penghitaman pelat foto, arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Sifat sifat detektor
yang ideal harus mempunyai kepekaan yang tinggi, perbandingan sinyal dan noise tinggi, dan
mempunyai respon tetap pada daerah panjang gelombang pengamatan.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :

Kepekan yang tinggi


Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor :

Detektor foto (Photo detector)


Photocell
Hototube
Hantaran foto
Dioda foto
Detektor panas
Selain itu, dikenal dua macam detektor yaitu detektor foton dan detector panas.

Detektor panas biasa dipakai untuk mengukur radiasi inframerah termasuk thermocouple dan
bolometer. Detektor berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan dan telah
diubah menjadi energi listrik oleh fotomultiplier. Hasil pengukuran detektor dilakukan
penguatan dan dicatat oleh alat pencatat yang berupa printer dan pengamat angka. Ada dua
macam detektor sebagai berikut :

Detektor Cahaya atau Detektor Foton

Detector foton bekerja berdasarkan efek fotolistrik, dalam hal ini setiap foton akan
membebaskan elektron (satu foton satu electron) dari bahan yang sensitif terhadap cahaya.
Bahan foton dapat berupa Si/Ga, Ga/As, Cs/Na.

Detektor Infra Merah dan Detektor Panas

Detector infra merah yang lazim adalah termokopel. Efek termolistrik akan timbul jika dua
logam yang memiliki temperatur berbeda disambung jadi satu.

Terdapat beberapa jenis detector pada spektrofotometer :


Jenis detector
Phototube

range (nm)
150 1000

Sifat pengukuran Penggunaan


arus listrik UV

Photomultiplier

150 1000

arus listrik UV/Vis

Solid state
Thermocouple

350 3000
600 20.000

arus listrik IR

Thermistor

600 20.000

hambatan listrik IR

Tabel 1. Jenis-jenis detektor berdasarkan panjang gelombang


Terdapat alat lain pada spektrofotometer AAS, yaitu nebulizer dan filter. Desain alat AAS
yaitu :

Berikut merupakan penjelasannya :


1. Nebulizer
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengalirkan sampel ke nyala dan terhubung
dengan burner (pembakar). Fungsi nebulizer yaitu untuk mengkabutkan larutan sampel atau
larutan standar hingga diperoleh aerosol.

Nebulizer biasanya terbuat dari stainless steel karena memiliki ketahanan tinggi dan
harganya yang lebih murah, namun memiliki kelemahan yaitu terkorosi oleh sampel asam.
Untuk mengatasi korosi, pengkabutan dibuat dari platina yang harganya mahal namun tahan
korosi.
Desain alat yaitu :

Prosesnya: larutan yang akan dinebulisasi dilewatkan dalam pipa kapiler oleh venture
dengan hembusan jet of air melewati bagian atas dari kapiler, gas mengalir pada tekanan
tinggi agar didapatkan aerosol yang bagus.
Kebanyakan nebulizers pneumatik analisis menggunakan prinsip penting yang sama
(induksi) untuk menyemprotkan suatu cairan. Ketika gas pada tekanan yang lebih tinggi
keluar dari lubang kecil (orifice) menjadi gas pada tekanan rendah, membentuk sebuah gas ke
daerah bertekanan rendah, dan mendorong gas dari tekanan rendah jauh dari lubang. Hal ini
menciptakan arus di daerah gas bertekanan rendah, dan menarik beberapa gas dari tekanan
rendah ke tinggi. Pada orifice, gas tekanan rendah ditarik menciptakan hisapan yang cukup,
yang tergantung pada tekanan diferensial, ukuran lubang, dan bentuk lubang. Dalam semua
nebulizers induksi pneumatik, hisapan di dekat lubang yang digunakan untuk menarik cairan
kedalam aliran gas. Cairan dipecah menjadi tetesan tetesan kecil dalam proses tersebut.
Saat ini terdapat 5 nebulizer dengan induksi pneumatik dan 3 macam nebulizer noninduksi.
Macam-macam nebulizer induksi yaitu :

1. Concentric nebulizer
Nebulizer konsentris memiliki kapiler pusat berisi cairan dan kapiler luar berisi gas.
Gas menarik cairan ke dalam aliran gas melalui proses induksi, dan cairan ini diubah menjadi
kabut halus ketika bergerak ke dalam aliran gas. Secara teori, gas dan cairan dapat diaktifkan
dengan gas di pusat kapiler dan cairan pada kapiler luar. Tetapi, umumnya mereka bekerja
lebih baik dengan gas di bagian luar dan cairan di dalamnya. Nebulizer konsentris diresmikan
dan diperkenalkan pertama kali di Kanada pada tanggal 18 April 1873. Desainnya lebih besar
tapi pada dasarnya sama dengan nebulizer analisis modern. Yang pertama dikembangkan
untuk spektrometer adalah desain kaca yang dikembangkan oleh Dr. Meinhard dari California
pada tahun 1973. Saat ini banyak perusahaan memproduksi konsentriks kaca, dan sejak tahun
1997, Teflon concentrics telah tersedia.

Gambar Nebulizer konsentriks


2. Cross Flow Nebulizer
Cross Flow Nebulizers memiliki kapiler gas ditetapkan pada sudut kanan ke kapiler
cair. Gas ditiup melintasi kapiler cair dan ini menghasilkan tekanan rendah yang menarik
cairan ke dalam aliran gas. Secara umum hisap ini mirip dengan apa yang diproduksi dalam
nebulizer konsentris. Manfaat dari aliran salib adalah bahwa kapiler cairan memiliki ID yang
lebih besar memungkinkan untuk partikel lebih untuk melewati tanpa memasukkan nebulizer.
Kelemahannya adalah bahwa kabut biasanya tidak halus atau konsisten.
3. Entrained nebulizer
Saat ini tidak ada nebulizers analitik yang menggunakan teknik ini, tetapi beberapa
proses pembakaran minyak menggunakannya.
4. V-groove Nebulizer
V Groove nebulizer mirip dengan aliran silang dalam cairan yang dialirkan dalam
kapiler pada sudut kanan kapiler gas, tapi cairan yang dituangkan ke alur vertikal akan

mengalir melewati lubang gas. Gas menarik cairan ke dalam aliran gas dan membentuk kabut
halus. V-groove biasanya menghasilkan tetesan yang lebih besar daripada dengan concentrics
atau lintas arus.
5. Parallel Path Nebulizer
Desain ini dikembangkan oleh John Burgener dari Burgener Research Inc sini, aliran
gas dan sampel dijalankan melalui nebulizer di kapiler paralel. Di ujung nebulizer, cairan
ditarik ke dalam aliran gas dan kemudian tersebar ke ruang sebagai kabut.
Sedangkan macam-macam nebulizer non-induksi yaitu :
1. Enhanced parallel path nebulizers
Desain ini dikembangkan oleh John Burgener dari Burgener Researc. Pada alat ini,
aliran gas dan sampel dijalankan melalui nebulizer di kapiler paralel. Di ujung nebulizer,
cairan ditarik ke dalam aliran gas dengan tegangan permukaan di sepanjang corong yang
meneruskannya

ke dalam aliran gas. Hal ini memungkinkan gas dan cairan untuk

berinteraksi di tengah aliran gas di mana kecepatan aliran gas tertinggi, menghasilkan transfer
yang lebih baik dari energi dari gas ke cairan, dan menghasilkan ukuran tetesan halus.
2. Flow blurring nebulizers

Alat ini adalah salah satu jenis terbaru dari nebulizer yang tidak menggunakan induksi
untuk mencampur sampel dan gas. Sebaliknya, atomisasi pneumatik digunakan di sini, yang
menghasilkan mikro-pencampuran cairan menggunakan sel refluks. Hal ini berarti, ada
pencampuran turbulen dari cairan dan gas yang menghasilkan sensitivitas yang besar dan
sangat efisien. OneNeb adalah satu-satunya contoh semacam ini.
3. Piezoelectric vibrating mesh

Sejak 2011, variasi ini dari nebulizer ultrasonik telah tersedia. Ada membran yang
bergetar yang memiliki lubang mikro di dalamnya. Sampel masuk melalui belakang dan
didorong melalui lubang-lubang sebagai membran bergetar. Hal ini membuat kabut halus
dengan ukuran tetesan sebanding dengan ukuran lubang. Metode ini tidak memerlukan aliran
gas, dan digunakan bersama dalam sebuah ruang. Jika tetesan kurang dari 5m maka tetesan
terlalu kecil untuk menempel pada dinding ruang dan ruang tetap kering.
Referensi
http://husnulrahmaddin.blogspot.com/
http://anekakimia.blogspot.com/2011/06/instrumen-kimia-aas-atomic-absorption.html

http://pangestu-ayupangestu.blogspot.com/2011/12/spektrofotometer-uv-vis-dan.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Analytical_nebulizer

Anda mungkin juga menyukai