Anda di halaman 1dari 14

Makalah Seminar Kerja Praktek

PROSES PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK TENAGA ANGIN


GRUP BARAT PLTH PANDANSIMO
Ridlwan Zein Wahyuardi Nugroho
1)

, Susatyo Handoko, ST. MT


2)
1

Mahasiswa dan
2

Dosen Jurusan Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


JL.Prof.Soedharto, Tembalang, Semarang
Email :
ridlwan32@gmail.com

Abstrak
Selama ini banyak pembangkit listrik menggunakan bahan bakar fosil, yang
mana jika digunakan terus
menerus akan habis. Semakin
berkembangnya IPTEK, maka ditemukannya energi angin dan matahari sebagai
bahan bakar pembangkit tenaga listrik.
PLTH Pandansimo merupakan pembangkit listrik yang renewable dan
merupakan salah satu
pembangkit terbaharukan terbesar di Indonesia dengan kapasi
tas maksimum 83 kW. PLTH ini dibangun
dengan kerjasama antara RISTEK, LAPAN, Wind Enegy dan UGM. Pembangkit
ini kombinasi antara Panel
Surya yang nenggunakan energi matahari dan angin yang menggerakkan turbin
angin yang masuk ke generator
dan dikonversi me
njadi listrik. Dan keduanya ini memiliki karakteristik dan prinsip kerja yang
berbeda
beda.
Dalam laporan ini akan membahas mengenai proses pembangkitan energi listrik
tenaga angin pada
grup barat dan monitoring pada turbin angin 1 kW no 5 dan no 21 Pemban
gkit Listrik Tenaga Hybrid
Pandansimo, Bantul. Seoga hasil ini dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Kata Kunci
: Panel S
urya, Pembangkitan, Turbin Angin

I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Angin adalah sumber energi yang
tersedia cukup berlimpah di alam.
Pemanfaatannya telah dimulai sejak tahun 5000

SM untuk menggerakkan baling


baling perahu
di Sungai Nil. Tahun 200 SM, Cina telah
memanfaatkan energi angin untuk pompa air,
dan di Timur Tengah telah dimanfaatkan untuk
mengg
iling biji
bijian. Pada abad ke
20, energi
angin telah banyak dimanfaatkan untuk
pengolahan makanan, pompa air, dan
pembangkit listrik.
Pembangkit listrik tenaga angin adalah
suatu pembangkit listrik yang
menggunakan
angin sebagai sumber energi untuk
mengh
asilkan energi listrik. Pembangkit ini
dapat mengkonversikan energi angin menjadi
energi listrik dengan menggunakan turbin
angin atau kincir angin. Sistem pembangkitan
listrik menggunakan angin sebagai sumber
energi merupakan sistem alternatif yang sangat
berkembang pesat, mengingat angin
merupakan salah satu energi yang tidak
terbatas di alam.
Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga
Angin adalah PLTH Pandansimo yang terletak
di Srandakan, Bantul. Dalam makalah ini
penulis akan membahas bagaimana proses
pemba
ngkitan
energi listrik tenaga angin pada
PLTH tersebut.
1.1.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah kerja praktek
ini adalah untuk mengetahui proses
pembangkitan enegi listrik grup barat PLTH
Pandansimo.

1.2.
Batasan Maslah
Mekanisme dan sistem kerja tenaga
hibrid
merupakan suatu kesatuan sistem yang
terintegrasi. Sehingga untuk mempelajari suatu
masalah tidak bisa lepas dari masalah lain.
Dalam membuat laporan keja pratek ini
penulis membatasi masalah yang akan dibahas
yaitu hanya membahas proses pembangki
tan
energ
i listrik tenaga angin.
II.
DASAR TEORI
2.1 PLTH
Hybrid System atau Pembangkit Listrik
Tenaga Hibrida (PLTH) merupakan salah satu
alternatif sistem pembangkit yang tepat
diaplikasikan pada daerah
daerah yang sukar
dijangkau oleh sistem pembangkit b
esar
seperti jaringan PLN atau PLTD.
PLTH ini memanfaatkan
renewable
energy
sebagai sumber utama (primer) yang
dikombinasikan dengan Diesel Generator
sebagai sumber energi cadangan (sekunder

).
Gambar
1
.
Sistem PLTH yang mengkombinasikan
Tenaga Surya,
Tenaga Angin, dan Diesel Generator

Perancangan PLTH Pandansimo ini


dibagi menjadi dua grup, yaitu grup 1 dan grup
2. Grup 1 atau grup barat terdiri dari 21 unit
kincir angin 1 kW dan panel surya 150 unit @
15 kW. Grup 2 atau grup timur terdiri dari 1

unit
kapasitas maksimal 10 kW, 6 unit dengan
kapasitas maksimal perunit 2,5 kW, 4 unit
kapasitas maksimal perunit 1 kW, sedangkan
panel surya dipasang di grup 2 adalah 2 kW.
2.2 PLTB
(Angin)
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
yang
mengkonversikan energi angin me
njadi
energi listrik dengan menggunakan turbin
angin atau kincir angin.
2.2.1 Turbin Angin
Turbin angin yang digunakan
pembangkit listrik tenaga bayu / angin (PLTB)
tersusun dari berbagai komponen.
2.2.1
.1 Komponen Turbin Angin
Berikut akan dijelaskan
bagian
bagian
dari turbin angin
:
Gambar
2
.
Bagian
bagian Turbin Angin

1.
Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga
pisau. Angin bertiup di atas
menyebabkan pisau
pisau untuk
mengangkat dan berputar.
2.
Rotor
Pisau dan terhubung bersama
sama

disebut
rotor.
3.
Pitch
untuk mengontrol kecepatan rotor dan
menjaga rotor berputar dalam angin
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
untuk menghasilkan listrik.
4.
Brake
Digunakan untuk menjaga putaran
pada poros setelah
gearbox
agar
bekerja pada titik aman sa
at terdapat
angin yang besar
.
5.
low speed shaft
Mengubah poros rotor kecepatan
rendah sekitar 30
60 rotasi per menit
6.
Gear Box
gearbox adalah bagian mahal (dan
berat) dari turbin angin dan insinyur
generator mengeksplorasi direct
drive
yang beroperas
i pada kecepatan
rotasi yang lebih rendah dan tidak
perlu kotak gigi
7.
Generator
Berfungsi mengkonversi energi putar
menjadi energi listrik.
8.
Controller
Pengontrol mesin mulai dengan
kecepatan angin sekitar 8

16 mil per
jam (mph) dan menutup mesin turbin
sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada
kecepatan angin sekitar 55 mph di
atas, karena dapat rusak karena angin
yang kencang.
9.
Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan
mengirimkan data kecepatan angin ke
pengontrol.
10.
Wind Vane
Tindakan arah angin dan
berkomunik
asi dengan
yaw drive
untuk menggerakkan turbin dengan
koneksi yang benar dengan angin
11.
Nacelle
Nacelle
berada di atas menara dan
berisi
gear box
, poros kecepatan
rendah dan tinggi, generator, kontrol
dan rem.
12.
High speed Shaft
Drive generator
. Poros yang
berhubungan langsung dengan rotor
generator.
13.
Yaw Drive
Yaw drive yang digunakan untuk
menjaga rotor menghadap ke arah
angin sebagai perubahan arah angin.
14.
Yaw Motor
Kekuatan dari

drive yaw
.
15.
Tower
Menara yang terbuat dari baja tabung,
beton atau kisi baja.
Karena kecepatan
angin meningkat dengan tinggi,
menara tinggi memungkinkan turbin
untuk menangkap lebih banyak energi
dan menghasilkan listrik lebih banyak.
2.2.1
.2 Karakteristik Turbin Angin
Gambar 3.8 menunjukan pembagian
daerah kerja dari turbin angin
. Berdasarkan
gambar 3.8 ini, daerah kerja angin dapat dibagi
menjadi 3, yaitu (a) cut
in speed (b) kecepatan
kerja angin rata
rata (kecepatan nominal) (c)
cut
out speed. Secara ideal, turbin angin
dirancang dengan kecepatan cut
in yang
seminimal mungkin,
kecepatan nominal yang
sesuai dengan potensi angin lokal, dan
kecepatan cut
out yang semaksimal mungkin.
Gambar
3
.
Karakteristik Kerja turbin Angin

2.2.2 Sistem Elektrik PLTB


(Angin)
Secara umum sistem kelistrikan dari
PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu

kecepatan
konstan dan kecepatan berubah.
Gambar
4
.
Sistem PLTB Kecepatan Konstan
(
Fixed
Speed
)

Gambar 4
merupakan sistem
kecepatan konstan (
Fixed
Speed
) dari sitem
pembangkit tenaga angin. Sistem ini
beroperasi pada kecepatan putar turbin yang
konstan
dan menghasilkan daya maksimum
pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini
biasanya menggunakan generator
tak
serempak (
unsynchronous generator
), dan
cocok diterapkan pada daerah yang memiliki
potensi kecepatan angin yang besar.
Gambar
5
.
Sistem PLTB
Kecepatan Berubah
/
Variable Speed
(Rotor Magnet Permanen).

III.
Proses Pembangkitan Energi Listrik
Tenaga Angin
3.
1 Sistem Pembangkit Listrik tenaga
Angin

Pembangkit Listrik tenaga Hybrid yang


berlokasi di kawasan Pantai baru pandansimo
ini. Kincir
yang digunakan merupakan Kincir
angin / Turbin Angin putaran rendah, dapat
dilihat dari spesifikasi turbin bahwa rata
rata
turbin angin yang
digunakan adalah turbin
angin kapasitas daya 1 kW. Ini berarti
kecepatan angin maksimum 12 m/s, daya yang
dihasilka
n turbin kapasitas maksimal 1 kW.
Dikarenakan kecepatan rata
rata angin tahunan
di kwasan pesisir pantai baru sekitar 5 m/s
dalam kondisi cuaca normal.
3.1.1
Turbin Angin
Turbin angin pada grup timur masing
masing memiliki 3 sudu dan ekor, dimana ekor
te
rsebut berfungsi sebagai orientasi arah angin.
Pada turbin no 21 lilitan pada generator sudah
tidak asli buatan pabrik.
Spesifikasi Turbin angin grup barat sebagai
berikut:
Tabel
1
Spesifikasi Turbin Angin Grup Barat

SPESIFIKASI ELEKTRIK
Tipe Sistem
1
kW/240 V
P
max

1 kW
V
max

240 V

I
max

4,17 A
Kecepatan angin
cut in
3,5 m/s < v angin <
25 m/s
Kecepatan Angin
cut off
V angin < 3,5 m/s
dan v angin > 25
m/s
Kecepatan Rotasi
375 rpm
Generator 3 phasa
1500 watt
Sifat Magnet
Generator
Magnet Permanen
SPESIFIKASI FISIK
Tinggi Menara
15 m
Jumlah Sudu
3 buah
Panjang Sudu
1450 mm
Berat Sudu
2,45 kg
Bahan Sudu
Fiber Reinforced
Pengarah Turbin
Plat Ekor
Dari penjelasan diatas dapat dihitung:
Den
gan cos phi = 1
Nilai Itotmp = 21 x 4,17 = 87,5 A
V
konstan = 240 V

Daya maksimum (Pmax)


Pmp = V x Imp total = 240 x 87,5 =

21 kW

Kapasitas daya pembangkit:


Pin = 21 unit x 1000 w = 21 kW

Efisiensi pada v angin = 12 m/s


x 100 % = 100 %
3.1.2 Box Kontrol Turbin Angin
Setiap Turbin Angin pada grup barat
memiliki box kontrol masing
masing. Fungsi
dari box kontrol sendiri adalah untuk mengatur
kecepatan putaran pada kincir dan supply
tegangan dari turbin angin ke panel beban atau
rumah induk.
Gambar 6
Box kontrol

3
.1.3
Dummy Load
Dummy Load merupakan tempat untuk
pembuangan tegangan berlebih yang
dihasilkan oleh pembangkit. Apabila tegangan
yang dihasilkan pembangkit mencapai sekitar
260 V, maka tegangan akan dialihkan ke dumy
load. Pada PLTH Pantai Baru grup barat
j
umlah dumy load sebanyak 21 karena jumlah
Turbin Angin 21 unit, setiap Turbin Angin
meiliki dumy load masing
masing.
Gambar 7.
Dumy load

Rangkaian sederhana dumy load:


Gambar 8.
Ranglain sederhana dumy load

3
.1.
4 Data Logger
Merupakan suatu div
ice

atau peranti
yang dapat membaca berbagai macam jenis
sinyal input yang selanjutnya merekamnya
untuk disimpan dalam memori internal atau
dihubungkan langsung dengan komputer.
Kelebihan data logger dibandingkan dengan
peranti akuisisi
data umumnya adalah
karena
dapat dioperasikan secara terpisah dengan
komputer

.
Gambar 9.
Bagian
bagian Data Logger

Data logger ini sangat cocok untuk


lembaga penelitian seperti PLTH dengan
budget
terbatas namun menginginkan spek
akuisisi data yang baik. Selain itu, data loger
ini dapat digunakan untuk memantau
lingkungan yang mensyaratkan perekaman
data secara real
time dan terus menerus 24 jam
sehari.
Gambar 10.
Data logger PLTH Pandansimo

Penggunaan data logger paling sering adalah


untuk memonitoring kecepatan angin, arah
mata angin dan juga data menyimpan file 24
pada mmc card.
3
.1.5 Penyimpan Energi/Baterai
Pada Grup barat ini memiliki kapasitas
energi berupa baterai 160 unit dimana 80
unit
dengan kapasitas per unit 105Ah/12 V dan
113Ah/12 V. Baterai tersebut dipasang 4
rangak
ain paralel, dimana setiap rangk
aian

berisis 20 unit baterai dipasang seri. Jenis aki


atau baterai yang digunakan pada pembangkit
listrik di PLTH grup barat ini ad
alah aki basah
atau lead acid.
Pada baterai memiliki proses pengisian
dan pengosongan (
charging
atau
discharging
).
Tegangan
seben
arnya pada baterai 12 V adalah
13,8
14,7 V. Kondisi pada baterai ini
tergantung dari suhu dan kelembaban,
mengingat di PLTH t
ingkat kelemba
ba
n udara
cukup tinggi. Suhu tinggi menyebabakan
baterai cepat rusak.
Pada saat proses pengisian baterai pada
suhu ruangan melebihi 30 C. Tegangan yang
direkomendasikan pada baterai adalah 14,1 V.
Pada saat pengisian/
charging,
dan suhu
ruan
gan tetap dibawah 30 C, maka tegangan
pada saat charge disarankan 14,4
14,7 V
Jika proses charging baterai sudah
melebihi 14,7 V maka secara otomatis baterai
akan menghentikan proses pengisian.
Kapasitas baterai 105Ah, berati arus baterai
akan habis dala
m satu jam,
apabila beban
menggunakan arus sebesar 105 A.

Sedangkan
proses
pengosongan/
discharge
bater
a
i, level tegangan
yang direkomendasikan adalah 10,5 V.
Sehingga apabila pada proses discharging
sudah mencapai pada level tersebut maka
proses dischargi
ng dihentikan

.
Karena jika
baterai pada tegangan <10,5 V, maka baterai
akan mudah rusak.
Gambar 11
Perawatan aki

Anda mungkin juga menyukai