Modul Prakt DBT Rev Asr Win 0213
Modul Prakt DBT Rev Asr Win 0213
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
I. MEDIA TANAM
1. Pendahuluan
Media tanam adalah tempat suatu tanaman ditumbuhkan atau
tempat suatu tanaman dibudidayakan. Media tanam dapat berupa
tanah atau bukan tanah. Media tanam diartikan sebagai media yang
digunakan untuk menumbuhkan tanaman/bahan tanaman, tempat
akar atau bakal akar tumbuh dan berkembah. Media tanam juga
digunakan tanaman sebagai tempat akar berpegang agar tajuk
tanaman dapat tegak dan kokoh berdiri di atas media tersebut. Selain
itu, media tanam digunakan sebagai sarana untuk tanaman tumbuh
karena tanaman mendapatkan makanan dengan cara menyerap unsur
hara yang terkandung di dalam media tanam.
Media tanaman yang paling umum digunakan adalah tanah. Tanah
mengandung butiran mineral dan bahan organik, air dan udara. Bila
komposisi unsur tersebut dalam keadaan yang tepat, maka tanah
tersebut dapat mendukung pertumbuhan suatu jenis tanaman dengan
baik. Selain tanah, terdapat beberapa jenis media tanam yang lain
yang dapat digunakan sebagai media tanam, baik secara mandiri atau
sebagai campuran, antara lain sekam padi, arang sekam padi, sabut
kelapa, kompos, humus, arang kayu, styrofom, vermikulit, pasir,
kerikil, rockwool, serbuk gergaji, kayu, dan peat moss. Bahan tersebut
mempunyai
sifat
yang
berbeda-beda.
Agar
tanaman
yang
dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik, persiapan media tanam
merupakan salah satu langkah awal yang harus diperhatikan.
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan
jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang
tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda merupakan hal
yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan
kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus
dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup
udara dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Jenis media tanam yang digunakan untuk setiap budidaya
tanaman tidak sama. Beberapa tanaman hortikultura menggunakan
media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit
kelapa atau batang pakis. Bahan tersebut juga tidak hanya digunakan
secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan
lain, misal, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu
hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan
pecahan batu bata. Berdasar jenis bahan penyusun, media tanam
dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.
a. Media Tanam Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik
kebanyakan berasal dari komponen organisme hidup, misal bagian
dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu.
2
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
3
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
5. Pupuk kandang
Pupuk kandang berasal dari kotoran hewan, mengandung unsur
hara makro seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) dan
unsure hara mikro. Pupuk kandang juga memiliki kandungan
mikroorganisme yang mampu merombak bahan organik.
6. Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco peat berasal dari kulir luar buah kelapa
atau biasa disebut sabut kelapa. Sabut kelapa mampu mengikat
dan menyimpan air, mengandung unsu hara esensial, seperti
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan
fosfor (P). Sabut kelepa juga mengandung tannin yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Media
tanam cocopeat sanggup menahan air hingga 73%.
7. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji gabah tanaman padi. Sekam padi
bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar)
yang memiliki tingkat porositas sama. Penggunaan sekam bakar
untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba
patogen telah mati selama proses pembakaran. Sekam bakar
juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi Sekam mentah
sebagai media tanam mudah mengikat air, tidak mudah lapuk,
merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman dan
tidak mudah menggumpal t sehingga akar tanaman dapat
tumbuh dengan sempurna..
8. Humus
Humus adalah hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro
dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Humus
sangat membantu dalam proses penggemburan tanah dan
memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi.
b. Bahan Anorganik
Bahan tanam anorganik adalah bahan yang berasal dari
proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan
tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik,
biologi-mekanik, dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukuran, mineral yang berasal dari
pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu
kerikil, berukuran lebih dari 2 mm, pasir berukuran 50 /-1- 2 mm,
debu berukuran 2-50u dan tanah liat berukuran kurang dari 2u.
Bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan sintetis atau kimia.
Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media
tanam yaitu :
1. Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal polimer yang sering digunakan
sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan
media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu
diganti, disiram atau diupuk.
4
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk
menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai
dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian
benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang
tanaman.
Pasir memiliki pori berukuran besar (makro) oleh karena itu
mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi
dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir
sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Media
pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih
intensif.
3. Kerikil
Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya
tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan
membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada
prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Kerikil memiliki
kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah
basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara
rutin.
Saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis yang menyerupai batu
apung, yakni memiliki rongga udara sehingga memiliki bobot
yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis adalah cukup baik dalam
menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga
baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan
sirkulasi udara dalam media tanam.
4. Pecahan batu bata
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media
tanam. Ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media
tanam dibuat kecil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3
cm. Ukuran yang semakin kecil juga akan membuat sirkulasi
udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung
lebih baik.
Media pecahan batu bata tidak mudah melapuk, cocok
digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki
kemampuan drainase dan aerasi yang baik.
5. Spons (floralfoam)
Spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan
ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini
tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau
disiram air akan menjadi berat
Media tanam spons mudah menyerap air dan unsur hara
esensial yang diberikan dalam bentuk larutan. Media ini tidak
tahan lama karena mudah hancur. Berdasarkan kelebihan dan
kekurangan tersebut, spons sering digunakan sebagai media
tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower)
5
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
6. Tanah
Tanah adalah bahan lepas yang tersusun dari batuan yang
telah melapuk dan mineral lainnya dan juga
bahan
organic
yang telah melapuk yang menyelimuti
sebagian
besar
permukaan bumi. Tanah liat adalah memiliki pori berukuran
kecil (mikro) yang lebih banyak daripada pori yang berukuran
besar (makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang
cukup kuat. Pori mikro adalah pori halus yang berisi air kapiler
atau udara. Sementara pori makro adalah pori kasar yang berisi
udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap
pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan
sirkulasi air atau udara menjadi lamban.
7. Vermikulit dan perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari
pemananasan kepinga mika serta mengandung potasium dan
Halium. Vermikulit merupakan media tanam yang memiliki
kemampuan kapasitas tukar kation tinggi, terutama dalam
keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat
menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika
digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan
sebagai campuran media tanam, vermikulit dapat menurunkan
berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa
dengan mudah diserap oleh akar tanaman.
Perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki
kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai
campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit,
yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.
Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam
sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk
mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.
8. Gabus (styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari
kopolimerstyren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media
tanam. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan
ukuran (1 x 1 x 1) cm.
2. Tujuan
a. Mengetahui berbagai jenis media tanam organik dan an organik
b. Mempelajari sifat beberapa jenis media tanam dan komposisi
media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
3. Metode
a. Pelaksana Praktikum
Peserta
praktikum
adalah
mahasiswa
Agroekoteknologi dan Agribisnis semester 2
Program
Studi
6
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
b. Metode Pelaksanaan
1. Perlakuan Media Tanam
Terdiri dari 10 jenis media tanam yaitu :
- tanah
- pasir
- tanah + pasir (1 : 1)
- tanah + pupuk kandang (1 : 1)
- tanah + kompos (1 : 1)
- arang sekam
- pecahan batu bata
- kerikil sintesis
- cacahan pakis
- cocopeat
2. Poting Media Tanam
- Siapkan 10 jenis media tanam, bersihkan dari bahan yang
bukan media tanam
- Semua jenis media tanam ditempatkan dalam polibag hitam
diameter 20 cm.
- Polibag diisi media tanam hingga terisi 4/5 tinggi polibag atau
dengan menyisakan 5 cm dari atas polibag (jangan diisi
penuh/rata tinggi polibag)
- Setiap perlakuan media tanam diulang 6 kali
3. Kelompok
Setiap kelompok (maksimum 20 mahasiswa) mempersiapkan 10
jenis media tanam yang diulang 6 kali (60 polibag)
(Catatan untuk Dosen & Asisten Praktikum : Semua kelompok
dari peserta praktikum membuat perlakuan media tanam
sebagaimana tersebut diatas.
DBT 2013 : 31 kelas sehingga
terdapat 62 kelompok praktikum)
4. Pengamatan
- Amati dan catat berat masing-masing media tanam pada
setiap poibag
- Amati dan catat volume masing-masing media tanam pada
setiap polibag
- Amati dan catat volume air yang diperlukan oleh setiap media
tanam untuk mencapai Air Kapasitas Lapang
5. Waktu Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat praktikum berlangsung (1 hari
praktikum)
7
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
Program
Studi
b. Metode Pelaksanaan
1. Perlakuan
Terdapat 3 pola perlakuan bahan tanam. Pada setiap pola
terdapat 6 jenis bahan tanam, yakni masing-masing 3 bahan
tanam generatif dan 3 bahan tanam vegetatif. Pola perlakuan
sebagai berikut :
8
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
Pola 1 :
a) Bahan tanam generatif
- Benih jagung (monokotil)
- Benih kacang tanah (dikotil epygeal)
- Benih kacang kapri (dikotil hypogeal)
b) Bahan tanam vegetatif
- Stek batang ubi kayu
- Stek daun sansaivera
- Umbi bawang merah
Pola 2 :
c) Bahan tanam generatif
- Benih jagung (monokotil)
- Benih kedelai (dikotil epygeal)
- Benih kacang kapri (dikotil hypogeal)
d) Bahan tanam vegetatif
- Stek batang tebu
- Stek daun cocor bebek
- Corm gladiol
Pola 3 :
e) Bahan tanam generatif
- Benih jagung (monokotil)
- Benih kacang hijau (dikotil epygeal)
- Benih kacang kapri (dikotil hypogeal)
f) Bahan tanam vegetatif
- Stek batang ubi jalar
- Stek daun sansaivera
- Stolon stroberi
2. Penanaman Bahan Tanam
- Bahan tanam disiapkan sesuai perlakuan
- Benih ditanam dengan memasukkan benih kedalam media
tanam sedalam 2 cm, tepat ditengah polibag, kemudian
ditutup media yang halus. Setiap lubang ditanam 2 benih.
Sebelum benih ditanam diberi pestisida Furadan 3 G.
- Stek batang ubi kayu dipotong 20 cm, pada bagian bawah
dipotong miring 45 .
- Stek batang tebu, dipotong 10 cm dan setiap potongan
mempunyai 1 mata tunas
- Stek batang ubi jalar dipotong 20 cm
- Stek daun dipotong 20 sm
- Stek ditanam pada media tanam sedalam 3 5 cm.
- Umbi, corm atau stolon ditanam dengan memasukkan bahan
tanam tersebut kedalam tanah sedalam 2 - 3 cm, kemudian
ditutup media yang halus.
- Setiap bahan tanam ditanam pada 10 jenis media.
9
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
3. Kelompok
Setiap kelompok terdiri maksimum 20 mahasiswa, menanam
setiap jenis bahan tanam pada 10 jenis media tanam,
sehingga 6 bahan tanam akan tertanam pada 60 polibag.
(Catatan Dosen & Asisten Praktikum : DBT 2013 : 31 kelas atau
terdapat 62 kelompok praktikum, dibagi menjadi 3 pola bahan
tanam, pola 1 = 21 kelompok, pola 2 = 21 kelompok dan pola 3
= 20 kelompok)
4. Pengamatan
- Saat benih atau bibit berkecambah
- Tipe pertumbuhan biji
- Amati pertumbuhan biji atau bibit selama 2 minggu (panjang
tunas, daun yang telah membuka sempurna)
5. Waktu Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 3 minggu
6. Pembersihan Bekas Praktikum
Setelah praktikum media dan bahan tanam selesai diamati
selama 3 minggu, semua polibag harus dibersihkan. Media
tanam dibongkar dan dikumpulkan pada satu tempat. Plastik
polibag bekas dikumpulkan dan diserahkan asisten.
10
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
11
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
2. Tujuan
a.
Program
Studi
b. Metode Pelaksanaan
1. Perlakuan
Terdapat 6 pola tanam, sebagai berikut :
Pola 1
Jagung dan ubi jalar monokultur, jarak tanam masing- masing
70 x 30 cm
Pola 2
Jagung dan ubi jalar monokultur, jarak tanam masing- masing
70 x 40 cm
Pola 3
Jagung dan ubi jalar monokultur, jarak tanam masing- masing
70 x 50 cm
Pola 4
Jagung tumpangsari dengan kangkung dan ubi jalar
tumpangsari dengan kacang tunggak, jarak tanam masingmasing 70 x 30 cm
Pola 5
Jagung tumpangsari dengan kangkung dan ubi jalar
tumpangsari dengan kacang tunggak, jarak tanam masingmasing 70 x 40 cm
Pola 6
Jagung tumpangsari dengan kangkung dan ubi jalar
tumpangsari dengan kacang tunggak, jarak tanam masingmasing 70 x 50 cm
(Catatan Dosen & Asisten Praktikum : jarak tanam 70 x 30 cm
berarti jarak antar baris 70 cm dan jarak dalam baris 30 cm. Baris
memanjang searah panjang petak)
2. Persiapan Tanam
- Setiap kelompok mengolah 2 lahan berukuran 4,2 x 6 m
- Lahan 1 disiapkan untuk tanaman jagung dan lahan 2 untuk
tanaman ubi jalar
12
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
3. Tanam
- Buat garis imajiner jarak tanam jagung dan ubi jalar dengan
membuat ajir/patok tanda
- Siapkan simpul penanda jarak tanam dalam barisan, dengan
membuat simpul penanda pada seutas tali raffia sesuai jarak
tanam dalam baris
- Buat lubang tanam jagung dan ubi jalar dengan tugal melalui
pertolongan simpul penanda jarak tanam pada tali raffia
- Tanam benih jagung setiap lubang tanam 3 biji, dengan jarak
tanam sesuai perlakuan
- Tanam bibit ubi jalar dengan panjang stek batang 20 30 cm
- Tanaman tumpangsari kangkung dan kacang tunggak
ditanam dalam barisan,
diantara 2 lubang tanam
tanaman jagung atau ubi jalar.
- Bersamaan tanam dilakukan pemberian pupuk dasar dengan
dosis 150 kg SP36/ha, 100 kg KCL/ha dan 100 kg urea/ha
(1/3 dosis dari 300 kg urea/ha).
(Catatan Dosen & Asisten Praktikum : pupuk merupakan materi
praktikum IV. Pemupukan)
7. Pemeliharaan tanaman
- Apabila ada benih atau bibit yang tidak tumbuh segera
lakukan penyulaman, paling lambat 1 minggu setelah tanam
- Untuk tanaman jagung, setelah 14 hari dilakukan
penjarangan dengan menyisahkan 2 tanaman per lubang
tanam
- Pada kedua tanaman, penyiangan dilakukan 2 kali, yakni 14
hst dan 35 hst, dengan mencabut rumput atau dicangkul
- Setelah dilakukan penyiangan tanaman dipupuk N (urea)
susulan 1 pada 14 hst dan susulan 2 pada 35 hst.
- Pada tanaman jagung, setelah tanaman dipupuk maka
tanaman harus digulud/dibumbun agar drainase dan aerase
bagus, tanaman tidak mudah roboh dan mengendalikan
gulma
13
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
8. Kelompok
Setiap kelompok (maksimum 20 mahasiswa), mengolah 2 lahan
untuk menanam tanaman jagung dan ubi jalar.
(Catatan Dosen & Asisten Praktikum : DBT 2013 : 31 kelas
atau terdapat 62 kelompok praktikum, dibagi menjadi 6 pola
tanam, sehingga setiap pola tanam akan ditanam oleh 10 -11
kelompok)
9. Pengamatan
- Pengamatan dilakukan mulai 21 hst.
- Peubah pertumbuhan : jagung = tinggi tanaman dan jumlah
daun; ubi jalar = panjang tanaman dan jumlah daun
- Peubah panen : jagung = berat tongkol dengan dan tanpa
klobot; ubi jalar = berat dan jumlah umbi ubi jalar
10.
Waktu Pengamatan
Pengamatan dilakukan sejak 21 hst hingga tanaman panen 70
hst.
14
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
IV. MULSA
1. Pendahuluan
Mulsa (mulch) adalah bahan atau material penutup tanah pada
tanaman budidaya yang banyak digunakan petani pada area yang
terbatas maupun perkebunan dengan areal yang luas.
Mulsa
bermanfaat untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan
pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman
budidaya dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal. Fungsi mulsa
antara lain untuk mempertahankan agregat tanah dari hantaman air
hujan, memperkecil erosi permukaan tanah, mencegah penguapan air,
dan melindungi tanah dari terpaan sinar matahari. Mulsa organik
dapat membantu memperbaiki sifat fisik tanah terutama struktur
tanah sehingga memperbaiki stabilitas agregat tanah.
Mulsa mempunyai berbagai keuntungan, baik dari aspek fisik
maupun kimia tanah. Secara fisik mulsa mampu menjaga suhu tanah
lebih stabil dan mampu mempertahankan kelembaban di sekitar
perakaran tanaman. Suhu tanah maksimum di bawah mulsa jerami
pada kedalaman 5 cm 10C lebih rendah dari pada tanpa mulsa,
sedangkan suhu minimum 1.9C lebih tinggi.
Mulsa dapat terbuat dari bahan an organik atau organik. Mulsa
an organik
atau sintetis kebanyakan berupa lembaran plastik
polyethylene berwarna perak pada satu sisi lembar dan berwarna
hitam pada lembar dibalik warna perak tersebut. Bahan mulsa an
organik yang lain bisa berupa kertas, kertas koran dan batu.
Batu
dengan nilai estetik biasa digunakan untuk menutup permukaan tanah
pada tanaman hias.
Mulsa organik
berupa tanaman
dan sisa
tanaman. Mulsa organik tanaman (cover crop) lazim menggunakan
tanaman leguminose seperti tanaman Mucuna mucunoides, Mucuna
brachteata, Arachis fogelii dan tanaman legume yang lain. Mulsa
organik dari sisa tanaman antara lain jerami, daun tanaman, serbuk
gergaji, kulit kayu dan sisa tanaman yang lain.
Mulsa plastik mulai banyak di gunakan pada budidaya tanaman
sayuran dan buah-buahan di Indonesia pada akhir dasawarsa ini
karena mampu meningkatkan produktifitas tanaman dan keuntungan
ekonomis. Mulsa plastik hitam perak sudah lazim digunakan dalam
budidaya stroberi di Bedugul Bali, budidaya melon dan semangka
serta budidaya cabe dan tomat di Jawa Timur, budidaya kentang di
dataran tinggi Dieng, Wonosobo dan budidaya kentang di Pengalengan,
Jawa Barat.
2. Tujuan
Mengetahui dan memahami penggunaan alat bantu berbagai
macam mulsa
15
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
3. Metode
c. Pelaksana Praktikum
Peserta
praktikum
adalah
mahasiswa
Agroekoteknologi dan Agribisnis semester 2
Program
Studi
d. Metode Pelaksanaan
1. Perlakuan
Pada 6 pola tanam
(materi praktikum III), separuh dari
guludan pada setiap petak diberi mulsa jerami
2. Pemberian Jerami
Sebarkan jerami diatas permukaan tanah yang merata, pada
guludan jagung dan ubi jalar pada 14 hst.
Upayakan semua permukaan tanah tertutup jerami
3. Kelompok
Kelompok sama dengan kelompok materi III
4. Pengamatan
- Pengamatan dilakukan mulai 21 hst.
- Amati perbedaan pertumbuhan dan hasil panen dari tanaman
yang diberi mulsa dan yang tidak diberi mulsa
- Peubah pertumbuhan : jagung = tinggi tanaman dan jumlah
daun; ubi jalar = panjang tanaman dan jumlah daun
- Peubah panen : jagung = berat tongkol dengan dan tanpa
klobot; ubi jalar = berat dan jumlah umbi ubi jalar
5. Waktu Pengamatan
Pengamatan dilakukan sejak 21 hst hingga tanaman panen 70
hst.
16
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
17
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
3. Metode
a. Pelaksana Praktikum
Peserta
praktikum
adalah
mahasiswa
Agroekoteknologi dan Agribisnis semester 2
Program
Studi
b. Metode Pelaksanaan
1. Pemberian Pupuk
- Rekomendasi kebutuhan pupuk anorganik untuk jagung manis
adalah :
Pupuk N (urea) : 300 kg ha-1
Pupuk P (SP-36): 150 kg ha-1
Pupuk K (KCl)
: 100 kg ha-1
- Pemupukan dilakukan 3 kali, pertama pada saat tanam yaitu
1/3 dosis N dan semua dosis P dan K, pemupukan kedua pada
umur 14 hst yaitu 1/3 dosis N dan pemupukan ketiga 35 hst
1/3 dosis N.
- Cara pemupukan adalah dengan membuat lubang di samping
tanaman dengan jarak sekitar 5 cm, pupuk ditaruh dalam
lubang kemudian ditutup dengan tanah.
2. Kelompok
Kelompok sama dengan kelompok materi III
3. Pengamatan
Hitunglah kebutuhan pupuk anorganik per petak praktikum
apabila diasumsikan lahan yang terpakai untuk luasan drainase
dan jalan 10 %.
Hitung kebutuhan pupuk an organik pertanaman
4. Waktu Pengamatan
Pada saat tanam, 14 hst dan 35 hst
18
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
19
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
2. Tujuan
a. Mengetahui kriteria panen yang tepat dan benar
b. Mempelajari cara pengkemasan produk
3. Metode Pelaksanaan
1. Pelaksana Praktikum
Peserta
praktikum
adalah
mahasiswa
Agroekoteknologi dan Agribisnis semester 2
Program
Studi
2. Metode
1. Perlakuan
- Bahan yang digunakan adalah jagung manis dan ubi jalar
hasil panen
- Hasil panen ditimbang dan dibandingkan antar perlakuan
(mulsa dan tanpa mulsa, mono dan tumpangsari)
- Hasil panen diperlakukan tanpa dikemas plastik, dikemas
plastic wrapping dan disimpan dalam dalam suhu kamar
- Dikemas plastik, disimpan dalam suhu kamar
- Tanpa dikemas plastik, disimpan dalam lemari pendingin
(kulkas)
- Dikemas plastik, disimpan dalam lemari pendingin (kulkas)
2. Pengkemasan
- Sayuran dikemas dengan sterofoam, kemudian dibungkus
dengan plastic wrapping sesuai dengan perlakuan.
Sayuran disimpan disuhu dingin sesuai dengan perlakukan
selama 14 hari.
3. Kelompok
Kelompok sama dengan kelompok materi III
4. Pengamatan
- Bobot buah/umbi
- Warna, kondisi dan aroma
5. Waktu Pengamatan
Pengamatan dilakukan saat panen
20
MODUL PRAKTIKUM
DASAR BUDIDAYA TANAMAN
2013
VI.
1. Pendahuluan
Kompetensi mata kuliah Dasar Budidaya Tanaman yang berbobot
4 SKS diharapkan dapat dicapai mahasiswa dengan mengikuti
perkuliahan, praktikum dan tugas mingguan. Display atau Visualisasi
13 Topik Perkuliahan Dasar Budidaya Tanaman oleh mahasiswa
merupakan rangkaian kegiatan dalam praktikum Dasar Budidaya
tanaman yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
memamerkan ide, kreatifitas atau keterampilan yang terkait dengan
proses Budidaya Tanaman, sejak pemilihan komoditas tanaman
budidaya, persiapan lahan, penanaman hingga panen.
Dengan menampilkan bentuk nyata dari 13 topik Dasar Budidaya
Tanaman diharapkan mahasiswa dapat melihat secara nyata berbagai
bentuk aspek pertanian dalam suatu Budidaya Tanaman. Diharapkan
muncul berbagai tampilan teknologi Budidaya Tanaman yang mampu
melengkapi pencapaian kompetensi Dasar Budidaya Tanaman
2. Tujuan
Pencapaian kompetensi 13 topik Dasar Budidaya Tanaman melalui
kreativitas tampilan visual
3. Pelaksanaan
a. Kelompok sesuai dengan kelompok praktikum, selanjutnya
tentukan tema sesuai dengan 13 topik Dasar Budidaya Tanaman.
Dalam kegiatan ini, praktikan dipersilakan diskusi dengan asisten
masing-masing.
b. Siapkan materi yang akan dipamerkan. Waktu pajang 2 (dua) hari.
Selama pameran diperbolehkan menjual produk dengan catatan
produk harus terus ada untuk dipamerkan.
c. Selama waktu pajang, setiap kelompok display akan dinilai oleh
tim juri (3 juri per kelompok).
d. Penilaian meliputi : kejelasan kelompok (nomor kelompok dan
nama peserta), kesesuaian materi dengan salah satu topik Dasar
Budidaya Tanaman yang dipilih, kejelasan dan pemahaman
kelompok terhadap materi (terdapat alur pemikiran tentang tema
materi), kreatifitas tampilan materi. Skor setiap poin penilaian : 0
100.
e. Disediakan reward bagi 10 kelompok dengan nilai tertinggi
f. Setiap kelompok akan mendapatkan subsidi dana praktikum.