Psikologi-Belajar 2
Psikologi-Belajar 2
Proses Belajar
Latihan
Adanya Penambahan, perubahan Tingkah
Laku yang Baru
perubahan terjadi secara sadar
bersifat kontinu dan fungsional
positif dan aktif
bukan bersifat sementara
perubahan bertujuan dan terarah
mencakup seluruh aspek tingkah laku
Prinsip Belajar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Belajar =
Belajar =
Belajar =
Belajar =
Belajar =
Belajar =
Belajar =
Belajar =
pengalaman aktif
penemuan diri sendiri
konsekuensi dari pengalaman
kerjasama dan kolaborasi
proses evolusi
(kadang) proses yang menyakitkan
proses emosional dan intelektual
individual dan unik
Teori Belajar
Teori stimulus respon tidak
memperhitungkan faktor internal
Teori transformasi memperhitungkan
faktor internal
Teori transformasi
Memperhitungkan faktor internal dan faktor
eksternal dari diri subjek
Berlandaskan teori kognitif
teori neisser :
proses belajar adalah transformasi dari input
direduksi, diuraikan, disimpan, dipanggil
lagi, dan dimanfaatkan
tidak terbatas pada domain kognitif saja,
tetapi juga afektif, dan psikomotor
dalam bentuk permainan
Contd..
Kegiatan belajar adalah bersifat internal
yang dipengaruhi faktor eksternal
metode pengajaran, keluarga,
sekolah, materi dll
Teori Belajar
Behaviourisme
Kognitif
Sosial
Humanistik
Konstruktivisme
Behaviourisme
Teori belajar Behavioristik ( Watson dan E.R. Guthrie )
Mementingkan pengaruh lingkungan
Mementingkan bagian bagian
Mementingkan peranan reaksi (respon)
Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil
belajar
Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu
yang lalu
Mementingkan pembentukan kebiasaan
Pemecahan masalah dengan mencoba dan gagal
Jenis Respon
Respondent Behavior respon yang diperoleh
atau dibangkitkan oleh karena adanya stimulus.
Hal ini merupakan pandangan dari conditioning
classic, S R yang dikemukakan oleh Pavlov. Atau
lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson no
stimulus, no respon. Contoh responden behavior
adalah menyempitnya mata kalau ada sinar yang
tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada
makanan) dan lain sebagainya.
Operant Behavior yaitu perilaku yang dikeluarkan
tanpa adanya stimulus yang jelas.
Jenis conditioning
berdasarkan respon
Type S, yaitu kondisioning untuk responden behavior
karena reinforcement dikaitkan dengan stimulus. Stimulus
yang hendak dikondisikan (misalnya: sinar atau bel)
dikaitkan dengan stimulus tak terkondisi misalnya
makanan. Kondisioning jenis ini digunakan untuk responrespon otonom.
Type R yaitu kondisioning untuk operant behavior. Huruf R
dimasudkan untuk menekankan pentingnya respon untuk
mendatangkan reinforcement. Pandangan Skinner tentang
conditioning operant behavior ini sesuai dengan
pandangan Thorndike tentang law of effect. Jadi
reinforcement tergantung pada respon yang dilakukan oleh
organisme. Conditioning jenis kedua ini digunakan untuk
respon-respon jenis kerangka.
Behaviourisme
Setiap respon yang diikuti oleh stimulus
penguat cenderung diulang.
Stimulus penguat adalah segala sesuatu
yang dapat meningkatkan
dimunculkannya respon operan.
Jenis Reinforcment
Reinforcement positif, yaitu stimulus yang
pemberiannya terhadap operant behavior
menyebabkan perilaku itu akan diperkuat
atau dipersering untuk dimunculkan.
Reinforcement negative, yaitu stimulus yang
penghilangannya untuk stimulus-stimulus
yang tidak menyenangkan (aversive
stimulus) akan menyebabkan diperkuat atau
diperseringnya perilaku.
Fixed
Reinforcment
Interval
Variabel
Intermitted
reinforcment
Fixed
Ratio
Variabel
Humanistik
Abraham Maslow adalah peletak dasar dan Bapak yang
telah membesarkan Psikologi Humanistik.
Aliran Humanistik, disebut-sebut sebagai Mazhab ketiga
dalam perkembangan psikologi ini, lahir sebagai reaksi atas
teori-teori Behaviorisme (kental dengan sifat behavioristik,
asosianistik dan eksperimental) dan Psikoanalisis (depth
psychology dengan sifat klinis-pesimistik).
Pemikiran Maslow bukanlah penolakan mentah-mentah
terhadap karya para Freudian dan Behavioris. Melainkan
lebih ke suatu telaah terhadap sisi-sisi yang lebih
bermanfaat, bermakna dan dapat diterapkan bagi
kemanusiaan, yang kemudian menjadi titik tolak bagi
pengembangannya.
Humanistik
Teori belajar humanistik bahwa teori belajar apapun dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia
yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Hal ini
menjadikan teori belajar humanistik bersifat sangat elektif.
Banyak tokoh penganut aliran humansitik, diantaranya
adalah
Kolb yang terkenal dengan belajar empat tahap,
Honey dan Mumford dengan pembagian tentang macammacam siswa,
Habermas dengan tiga macam tipe belajar
Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan taksonomi
bloom.
Teori Maslow
pentingnya kesadaran akan perbedaan individu, dengan
memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan. Menggali dan
menemukan sisi-sisi kemanusiaan, pada taraf tertentu akan
sampai pada penemuan diri.
Proses belajar yang ada pada diri manusia adalah proses
untuk sampai pada aktualisasi diri (learning how to be).
Belajar adalah mengerti dan memahami siapa diri kita,
bagaimana menjadi diri sendiri, apa potensi yang kita miliki,
gaya apa yang anda miliki, apa langkah-langkah yang anda
ambil, apa yang dirasakan, nilai-nilai apa yang kita miliki
dan yakini, kearah mana perkembangan kita akan menuju.
Belajar di satu sisi adalah memahami bagaimana anda
berbeda dengan yang lain (individual differences), dan di
sisi lain adalah memahami bagaimana anda menjadi
manusia sama seperti manusia yang lain (persamaan dalam
specieshood or humanness).
Contd..
Belajar Praktis (practical learning) bagaimana
seseorang dapat berinterkasi dengan lingkungan
sosialnya, yaitu dengan orang-orang disekelilingnya
dengan baik. Kegiatan belajar lebih mengutamakan
terjadinya interaksi yang harmonis antara sesama
manusia. Pemahaman dan keterampilan seseorang
dalam mengelola lingkungan alamnya tidak dapat
dipisahkan dengan kepentingan manusia pada
umumnya. Interaksi yang benar antara individu
dengan lingkungan alamnya hanya akan tampak dari
kaitan atau relevansinya dengan kepentingan
manusia.