Anda di halaman 1dari 10

RANGKAIAN LISTRIK

Titis Wahyu Utami1, Budi Riza Putra2


1
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor 16680, Indonesia
2
Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor 16680, Indonesia
Alamat korespondensi: titisutami27@gmail.com

ABSTRAK
Rangkaian listrik terdiri dari beberapa komponen listrik, yaitu komponen
aktif dan komponen pasif. Percobaan ini menggunakan komponen pasif resistor
dan kapasitor serta komponen aktif transistor. Hasil pengukuran 15 resistor hanya
terdapat 9 resistor yang berada pada rentang resistansi yang dapat ditoleransi. Dua
buah kapasitor diukur tegangannya untuk mengetahui tegangan maksimum yang
dapat dibebankan pada suatu kapasitor. Transistor NPN yang digunakan
merupakan jenis transistor bipolar, yang terdiri dari terminal emitor, basis, dan
kolektor. Resistor yang disusun secara seri akan bertindak sebagai pembagi
tegangan sedangkan resistor yang disusun paralel akan bertindak sebagai pembagi
arus. Tegangan dari kapasitor seri akan sebanding dengan tegangan total yang
dibebankan pada setiap katapasitor, sedangkan tegangan dari kapasitas paralel
akan sebanding dengan tegangan yang diberikan dari sumber tegangan. Rangkaian
listrik yang menggunakan transistor dengan menggunakan dua hambatan yang
berbeda menghasilkan nyala lampu LED yang lebih redup pada resistor yang
lebih kecil resistansinya.
Kata Kunci: kapasitor, rangkaian listrik, resistor, transistor.

PENDAHULUAN
Rangkaian listrik merupakan interkoneksi dari elemen listrik yang
dihubungkan dalam rangkaian tertutup sehingga arus listrik dapat mengalir terus
menerus. Arus listrik akan mengalirkan muatan tiap satuan waktu. Muatan
tersebut menunjukkan kuantitas dari suatu respon listrik. Arus listrik terdapat
dalam dua jenis, yaitu arus searah yang konstan (direct current, DC) dan arus

bolak-balik (alternating current). Variabel lain pada rangkaian listrik selain arus
adalah tegangan (voltage). Tegangan menunjukkan aliran muatan yang melalui
elemen rangkaian listrik dan dibutuhkan energi agar muatan tersebut mengalir.
Tegangan tersebut sebanding dengan kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan
muatan dari suatu terminal ke terminal lainnya (Dorf dan Svobodo 2010). Suatu
rangkaian listrik dapat disusun seri atau paralel dengan mengikuti hukum Ohm
yang menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar
berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material tersebut.
Perbandingan

tegangan

dengan

arus

tersebut

menghasilkan

konstanta

proporsionalitas resistansi (R) dengan satuan ohm ().


Komponen listrik berdasarkan kinerjanya dibagi menjadi dua, yaitu
komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif merupakan komponen
yang tidak dapat memasok daya rata-rata lebih besar dari nol selama interval
waktu yang tidak terbatas. Komponen aktif merupakan komponen yang memiliki
kemampuan untuk memasok daya rata-rata lebih besar dari nol untuk suatu
perangkat eksternal yang diambil dari interval waktu yang tidak terbatas (Hayt et
al. 2010). Resistor dan kapasitor merupakan contoh komponen pasif, sedangkan
transistor dan diode merupakan contoh komponen aktif.
Resistor adalah komponen elektrik yang berfungsi untuk memberikan
hambatan terhadap aliran arus listrik. Resistor akan menghambat komponen yang
diberi teganagan agar tidak dialiri arus yang besar, selain itu juga dapat digunakan
sebagai pembagi tegangan. Kapasitor merupakan komponen yang terbuat dari dua
pelat konduktor yang terpisah dengan jarak tertentu. Kapasitor akan terisi muatan
listrik saat diberikan sumber tegangan dan ketika sumber tegangan diputus maka
kapasitor akan tetap berisi muatan listrik (Zuhal dan Zhanggischan 2004).
Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas tiga terminal, yaitu
sebuah bahan tipe p dan diapit oleh dua bahan tipe n (transistor NPN) atau terdiri
atas sebuah bahan tipe n dan dua bahan tipe p (transistor PNP). Transistor terdiri
dari dua jenis, yaitu transistor bipolar yang terdiri dari terminal emitor (E), basis
(B), dan kolektor (C) (Surjono 2007) dan tansistor efek medan yang terdiri dari
terminal drain (D), source (S), dan gate (G) (Surjono 2008).

Percobaan ini bertujuan mempelajari dan merangkai komponen-komponen


rangkaian listrik serta mengetahui dan membandingkan besaran-besaran listrik
secara teoritis dan hasil pengukuran selama percobaan.

BAHAN DAN METODE


Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah resistor dengan berbagai ukuran,
kapasitor dengan berbagai ukuran, berbagai jenis transistor, kabel koneksi,
beberapa lampu LED, catu daya dengan berbagai variasi tegangan, pcb bread, dan
multimeter.

Prosedur Percobaan
Resistor
Percobaan penentuan resistansi resistor diawali dengan menyiapkan 15
jenis resistor yang berbeda. Kemudaian nilai resistansinya diukur secara teoritis
berdasarkan pita warna. Lalu resistor diukur resistansinya dengan menggunakan
multimeter. Hasil pembacaan secara teoritis dibandingkan dengan hasil
pengukuran.
Kapasitor
Percobaan diawali dengan menyiapkan beberapa kapasitor. Kemudian
diidentifikasi ukuran kapasitansi dan tegangan totalnya.
Transistor
Beberapa jenis transistor yang tersedia diamati jenis dan spesifikasinya.
Rangkaian listrik
Komponen listrik dirangkai secara seri dan paralel dengan menggunakan
dua buah resistor. Resistor yang digunakan masing-masing 267 ohm dan 100
ohm. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai teoritis.
Rangkaian kapastor
Tiga buah kapasitor dihubungkan secara seri dengan menghubungkan
antara kutub positif dengan kutub negatif antar kapasitor. Kemudian kapasitansi
total dan

kapasitansi pada C1, C2, dan C3 diukur dengan menggunakan

multimeter. Lalu rangkaian paralel kapasitor dibuat dengan menggunakan empat


buah kapasitor yang dihubungkan antara kutub positif dengan kutub positif antar
kapasitor. Kemudian kapasitansi total dan kapasitansi pada C 1, C2, dan C3 diukur
dengan menggunakan multimeter.
Rangkaian Transistor
Transistor dirangkai paralel dengan dua jenis resistor yang memiliki
hambatan 1000 dan 270 . Kemudian dua buah lampu LED dan transistor
ditempatkan ke dalam rangkaian. Lalu dialiri arus listrik dan lampu yang menyala
tersebut diamati.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan rangkaian listrik ini menggunakan tiga buah komponen, yaitu
resistor, kapasitor, dan transistor. Resistor dan kapasitor mewakili komponen pasif
dan transistor mewakili komponen aktif. Resistor dan kapasitor dapat
dikelompokkan sebagai komponen pasif karena kemampuannya untuk menyerap
energi dari luar, sedangkan transistor bertindak sebagai komponen aktif karena
kemampuannya untuk memasok energi dari luar ((Dorf dan Svobodo 2010).
Percobaan pengukuran resistansi beberapa resistor diawali dengan
menentukan besarnya resistansi resistor dari pita warna yang menunjukkan
resistansi resistor secara teoritis. Berdasarkan hasil percobaan pada tabel 1, lima
belas resistor tersebut mempunyai pita toleransi yang sama, yaitu 5%, artinya
setiap resistor tersebut memiliki resistansi pengukuran yang dapat ditoleransi pada
5% dari nilai resistansi teoritisnya. Perbandingan nilai resistansi teoritis dengan
hasil percobaan dapat ditunjukkan pada tabel 2. Berdasarkan tabel tersebut
terdapat 8 resistor yang mempunyai resistansi pengukuran sesuai dengan nilai
resistansi teoritis karena nilai resistansi yang diukur sesuai dengan rentang
resistansi teoritis yang diberikan, yaitu resistor nomor 1, 6, 8, 9, 10, 13, 12, 14,
dan 15. Resistor yang lain menghasilkan resistansi yang lebih besar atau lebih
kecil dari nilai resistansi yang dapat ditoleransi oleh resistor tersebut. Hal ini
dapat disebabkan adanya galat sistematis selama pengukuran, yaitu multimeter
yang digunakan kurang stabil selama pengukuran. Hal ini dapat diatasi dengan

mengkalibrasi kembali multimeter sebelum digunakan dan memastikan resistor


yang akan digunakan dalam kondisi yang baik.
Percobaan kedua adalah pengukuran tegangan pada dua buah kapasitor.
Hasil pengukuran tegangan kapasitor tersebut ditunjukkan oleh tabel 3.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut nilai tegangan semakin menurun dengan
meningkatnya kapasitansi yang diukur. Nilai tegangan yang dihasilkan
menunjukkan tegangan yang dapat dibebankan pada suatu kapasitor. Seharusnya
semakin meningkatnya kapasitansi suatu kapasitor maka tegangan yang dapat
dibebankan semakan meningkat.
Transistor yang digunakan dalam percobaan adalah transistor NPN.
Transistor NPN terdiri dari sebuah bahan tipe p dan diapit oleh dua bahan tipe n.
Transistor ini menggunakan terminal emitor (E), basis (B), dan kolektor (C).
Percobaan rangkaian resistor seri dan paralel dilakukan untuk mengetahui
pengaruh susunan resistor terhadap arus dan tegangan yang terukur. Suatu resistor
yang disusun seri akan bertindak sebagai pembagi tegangan dan resistor yang
disusun paralel akan bertindak sebagai pembagi arus. Hal ini dapat terjadi karena
pada suatu rangkaian seri arus pada semua titik dalam suatu rangkaian adalah
tetap, sedangkan tegangannya totalnya akan ekuivalen dengan sumber tegangan.
Rangkaian paralel bertindak sebagai pembagi arus karena tegangan pada seemua
titik dalam rangkaian adalah tetap, sedangkan arus totalnya ekuivalen dengan
sumber arus ((Dorf dan Svobodo 2010). Berdasarkan hasil percobaan pada tabel 4
diketahui bahwa nilai hambatan, arus, dan tegangan tidak sesuai dengan hasil
perhitungan teoritis. Hal ini dapat disebabkan adanya galat sistematik selama
percobaan, yaitu alat multimeter yang digunakan tidak stabil sehingga diperlukan
kalibrasi ulang sebelum penggunaannya.
Tegangan kapasitor seri merupakan penjumlahan dari tegangan pada setiap
titik pada kapasitor, sedangkan pada rangkaian paralel tegangan yang dibebankan
pada setiap titik pada kapasitor akan ekuivalen dengan tegangan sumber (Dorf dan
Svobodo 2010). Tegangan total pada rangkaian seri dan paralel hasil percobaan
yang ditunjukkan oleh tabel 6 tidak sesuai teori. Tegangan total yang dibebankan
pada rangkaian seri seharusnya merupakan penjumlahan dari tegangan pada setiap
titik pada kapasitor, yaitu sebesar 3,84 V. Namun tegagan total yang terbaca pada

multimeter sebesar 0,74 V. Tegangan pada setiap titik pada kapasitor rangkaian
paralel seharusnya sama dengan tegangan sumber, yaitu sebesar 0,11 V. Namun
hasil pengukuran tegangan setiap titik pada kapasitor lebih kecil atau lebih besar
dari nilai tersebut. Nilai tegangan yang tidak sesuai tersebut dapat disebabkan oleh
adanya galat sistematik selama percobaan, yaitu multimeter yang digunakan tidak
stabil sehingga perlu dilakukan kalibrasi ulang.
Hasil percobaan pada gambar 1 menunjukkan rangkaian listrik yang
menggunakan transistor, dua buah resistor yang berbeda (1000 dan 270 ), dan
dua buah lampu LED yang dihubungkan dengan sumber tegangan menghasilkan
nyala lampu LED yang berbeda. Lampu LED yang dihubungkan dengan resistor
dengan resistansi yang lebih besar (1000 ) menghasilkan nyala lampu LED lebih
redup daripada nyala lampu LED dengan resistor dengan resistansi yang lebih
rendah (270 ). Hal ini dapat terjadi karena arus yang melintasi rangkaian
tersebut dihambat oleh adanya resistor. Semakin besar resistor yang digunakan
dalam rangkaian maka arus yang mengalir akan semakin kecil dan nyala lampu
akan semakin redup.

SIMPULAN
Rangkaian listrik pada percobaan menggunakan komponen pasif transistor
dan komponen aktif resistor dan kapasitor. Hasil pengukuran 15 resistor
dihasilkan 9 resistor yang sesuai dengan rentang nilai resistansi teoritis. Besarnya
tegangan yang terukur pada kapasitor menunjukkan tegangan yang dapat
dibebankan pada suatu kapasitor. Transistor NPN yang digunakan memiliki tiga
terminal, yaitu emitor, basis, dan kolektor. Resistor yang disusun seri akan
membagi tegangan yang mengalir dalam rangkaian, sedangkan rangkaian paralel
akan membagi arus yang mengalir dalam rangkaian. Tegangan kapasitor seri
merupakan penjumlahan tegangan yang dapat dibebankan pada setiap kapasitor,
sedangkan tegangan kapasitor paralel akan sama dengan tegangan yang dihasilkan
oleh sumber tegangan. Intensitas nyala lampu bergantung pada resistor yang
digunakan. Semakin besar resistor maka nyala lampu akan semakin redup.

DAFTAR PUSTAKA
Dorf RC, Svoboda JA. 2010. Introduction of Electric Circuit 8th Ed. Amerika
(US): John Wiley & Son Inc.
Hayt WH, Jr, Kemmerly JE, Durbin SM. 2005. Rangkaian Listrik Jilid 2.
Jakarta (ID): Erlangga. Kastawan W, Penerjemah. Terjemahan dari
:Engineering Circuit Analysis.
Surjono HD. 2007. Elektronika: Teori dan Penerapan. Jember (ID): Cerdas Ulet
Kreatif.
-------------. 2008. Elektronika Analog. Jember (ID): Cerdas Ulet Kreatif.
Zuhal, Zhanggischan. 2004. Prinsip Dasar Elektroteknik. Jakarta (ID): Gramedia.

LAMPIRAN
Tabel 1 Pengukuran resistansi berbagai resistor
No

Warna Pita

Resistansi

Resistansi

Pita 1

Pita 2

Pita 3

Pita 4

teoritis ()

pengukuran ()

Hijau

Biru

Merah

Emas

56005%(J)

5480

Merah

Hitam

Hijau

Emas

200000005%(J)

1029000

Merah

Hitam

Emas

Emas

205%(J)

19

Merah

Hitam

Kuning

Emas

2000005%(J)

99500

Kuning

Merah

Hitam

Emas

4205%(J)

42

Hijau

Biru

Merah

Emas

560005%(J)

55300

Coklat

Hitam

Hitam

Emas

105%(J)

10,6

Merah

Ungu

Coklat

Emas

2705%(J)

267

Coklat

Hitam

Merah

Emas

10005%(J)

994

10

Merah

Merah

Orange

Emas

220005%(J)

21800

11

Merah

Hitam

Orange

Emas

200005%(J)

9950

12

Hijau

Biru

Kuning

Emas

5600005%(J)

561000

13

Coklat

Hitam

Coklat

Emas

1005%

97,9

14

Kuning

Ungu

Merah

Emas

47995%(J)

4680

15

Merah

Merah

Merah

Emas

22005%(J)

2160

Tabel 2 Perbandingan nilai resistansi teoritis dengan resistansi percobaan


No

Rentang Resistansi teoritis ()

Resistansi

R - %toleransi ()

R + %toleransi ()

pengukuran ()

5320

5880

5480

1900000

2100000

1029000

19

21

19

190000

210000

99500

399

441

42

53200

58800

55300

9,5

10,5

10,6

256,5

283,5

267

950

1050

994

10

20900

23100

21800

11

19000

21000

9950

12

532000

588000

561000

13

95

105

97,9

14

4559,05

5038,05

4680

15

2090

2310

2160

Tabel 3 Pengukuran tegangan kapasitor


No

Kapasitansi (F)

Tegangan (V)

4700

89600000

6800

55900000

Tabel 4 Pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian resistor seri


Resistansi
teoritis ()

Resistansi

Tegangan

Tegangan

pengukuran

teoritis

pengukuran

()

(V)

(V)

239

12

136

367

Arus

Arus

pengukuran

teoritis (A)

(A)

0,0327

0,57

Contoh Perhitungan
Resistansi teoritis
= 1 + 2 = 267 + 100 = 367

9
=
= 0,0245

367

Tabel 5 Pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian resistor paralel


Resistansi

Resistansi

Tegangan

Tegangan

Arus

Arus

teoritis

pengukuran

teoritis

pengukuran

teoritis

pengukuran

72,75

0,116

12

0,12

0,1649

1,03

Contoh Perhitungan
1

= + = 276 + 100 = 72,75


1

9
=
= 0,1237

72,75

Tabel 6 Pengukuran tegangan pada rangkaian kapasitor seri dan paralel


Jenis rangkaian

Seri

Paralel

Pengukuran

Tegangan (V)

Total

0,74

C1

0,04

C2

3,19

C3

0,61

Total

0,11

C1

0,05

C2

1,83

C3

0,83

C4

0,03

Gambar 1 Rangkaian listrik dengan transistor

10

Anda mungkin juga menyukai

  • Sensor Kimia
    Sensor Kimia
    Dokumen8 halaman
    Sensor Kimia
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • FTIR
    FTIR
    Dokumen10 halaman
    FTIR
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • Pengukuran Arus Puncak
    Pengukuran Arus Puncak
    Dokumen7 halaman
    Pengukuran Arus Puncak
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • Pengukuran Arus Puncak
    Pengukuran Arus Puncak
    Dokumen7 halaman
    Pengukuran Arus Puncak
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • FTIR
    FTIR
    Dokumen10 halaman
    FTIR
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • Ssa
    Ssa
    Dokumen10 halaman
    Ssa
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • Rangkaian Listrik Fix
    Rangkaian Listrik Fix
    Dokumen10 halaman
    Rangkaian Listrik Fix
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • FTIR
    FTIR
    Dokumen10 halaman
    FTIR
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • FTIR
    FTIR
    Dokumen10 halaman
    FTIR
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat
  • SPEKTRAL
    SPEKTRAL
    Dokumen4 halaman
    SPEKTRAL
    Titiez Utami
    Belum ada peringkat