Parameter yang diuji dalam proses analisa air tanah meliputi 3 parameter
yaitu:
a.
diukur
turbidimetri
intensitas
dengan
dimana
cahaya
menggunakan
sumber
yang
cahaya
dipantulkan
turbidimeter
dilewatkan
oleh
dengan
pada
metode
sampel
bahan-bahan
dan
penyebab
tidak sedap menunjukkan kualitas air tidak bagus (tidak menggunakan alat
dan tanpa ada satuan).
3. Warna (color)
Prinsip analisis parameter ini dapat dilakukan secara visual dengan
menggunakan metode organoleptik sama halnya seperti parameter bau
melainkan dengan indra penglihatan (Trisnawulan, dkk., 2007). Standar
baku mutu maksimum untuk kualitas warna adalah 15 TCU (True Colour
Unit). Air tanah yang memiliki nilai lebih besar dari 15 TCU menunjukkan
kualitas air tanah yang tidak bagus.
4. Suhu (temperatur)
Pengukuran suhu tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas air tanah.
Prinsip
dari
analisis
ini
dengan
menggunakan
metode
termometri
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
air
di
dalam
menghantarkan
arus
listrik.
angka
pengukuran
PH
hasil
dari
pengukuran.
sampel
air
Selain
menggunakan
tanah
dapat
PH
dilakukan
meter
dengan
rumah
tangga
maupun
untuk
penggunaan
industri.
3. Alkalinitas (alkalinity)
Penyusun
alkalinitas
perairan
adalah
anion
bikarbonat
(HCO 3-),
Dalam
merupakan
katalis
hidup
yang
mempengaruhi
7. Nitrit (NO2-)
Nitrit
merupakan
bentuk
peralihan
antara
amonia
dan
nitrat
(nitrifikasi) dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena
itu nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit
pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/L. Kadar nitrit
yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan
(Anonim, 2006). Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya poses
biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut
rendah (Effendi, 2003). Seperti halnya pada pengujian nitrat, Pengujian
Nitrit ini juga dilakukan dengan prinsip spektrofotometri menggunakan
spektrofotometer.
8. Amonia ( NH3)
Amonia jarang ditemukan pada perairan yang mendapatkan cukup
pasokan oksigen. Bahan-bahan organik dapat terkandung di dalam air
sumur salah satunya disebabkan oleh kedalaman sumur yang rendah (3-4
m) sehingga air permukaan yang banyak mengandung bahan-bahan
organik hasil limbah domestic mudah masuk ke dalam tanah yang bersifat
porous. Kadar ammonia yang diperbolehkan dalam air kurang dari 90
mg/L. Pengujian kadar ammonia dalam air tanah ini juga dilakukan
dengan prinsip spektrofotometri menggunakan spektrofotometer.
Fosfat (PO43-)
Pengujian kadar fosfat dalam air tanah ini dilakukan dengan prinsip
spektrofotometri
menggunakan
spektrofotometer
berdasarkan
nilai
fosfat
dalam
perairan
dapat
menyebabkan
eutrofikasi
Penentuan kadar logam berat dalam hal ini kadar besi (Fe) dalam
sample air tanah atau air sumur dapat dilakukan dengan metode
spektrofotomerri menggunakan instrument Spektrofotometrik Serapan
Atom (SSA) yang didasarkan pada Hukum Lambert Beer, yaitu
banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat.
Apabila kadar besi dalam sample melebihi ambang batas yang telah
ditentukan oleh dinas kesehatan, maka air tersebut dinyatakan telah
tercemar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002, kadar besi yang diperbolehkan
adalah 0,3 mg/L.
10. Mangan
Penentuan kadar logam dalam hal ini kadar Mangan (Mn) dalam
sample air tanah atau air sumur dapat dilakukan dengan metode
spektrofotomerri menggunakan instrument Spektrofotometrik Serapan
Atom (SSA). Adanya kandungan Mn dalam air menyebabkan warna air
tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak
dengan
udara.
Di
samping
dapat
mengganggu
kesehatan
juga
Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam.
Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk industri,
karena kecenderungan air untuk mengandungnya dalam jumlah yang
cukup besar untuk membentuk kerak air yang keras pada ketel dan alat
pengubah panas.
Konsentrasi standar maksimal yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan R.I untuk SO4 dalam air minum adalah sebesar 200-400 mg/L.
Sulfur anorganik terutama terdapat dalam bentuk sulfat (SO4), yang
merupakan bentuk sulfur utama di perairan dan tanah.
c.
kandungan bakteri E. Coli pada air tanah adalah sebesar 100 sel/ml.
Faktor-faktor yang mempengaruhi titik sampel dengan jumlah bakteri E.
coli yaitu jarak septictank jauh, aktifitas penduduk sekitar yang tidak
banyak melibatkan penduduk seperti pertanian, pembuangan limbah
rumah tangga melalui saluran pembuangan yang sesuai dengan kriteria,
dan konstruksi ring sumur.
2. Total Coliform
Total Coliform merupakan indikator bakteri pertama yang digunakan
untuk menentukan aman tidaknya air untuk dikonsumsi. Bila coliform
dalam air ditemukan dalam jumlah yang tinggi maka kemungkinan
adanya
bakteri
patogenik
seperti
Giardia
dan
Cryptosporidiumdi
dalamnya. Standar baku mutu kandungan total coliform pada air tanah
adalah sebesar 1000 sel/ml. Analisa terhadap kadar jumlah bakteri E. coli
Amblesan tanah
airtanah
yang
terus
meningkat
menyebabkan
Bandung,
Semarang,
Pasuruan,
Mojokerto
menunjukkan
Daerah Kendal meliputi Kec. Kaliwungu, kota Kendal MAS nya antara
+1,0 hingga 21,16 m.bmt dengan penurunan antara 0,20 0,55
m/tahun.
keseimbangan
hidrostatik
antara
airtanah
tawar
dan
pengambilan
airtanah
yang
mengganggu
keseimbangan
air
laut
teramati
didaerah
pantai
Jakarta,
Semarang,
sejak
beberapa
tahun
terakhir,
terutama
pada
daerah
tersebut
masih memerlukan
penelitian dan
Terjadinya genangan air laut di daerah pantai, dan banjir di bagian Muara
Kali Karang yang sebelumnya belum pernah terjadi.