XII-1
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan
Paket
Lokasi
Tahun Anggaran
Pada Satuan Kerja
:
:
:
:
:
BAB 1
PERSYARATAN UMUM
PASAL 1
Ruang Lingkup Pekerjaan
Umum
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan gambar-gambar,
yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan
dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut Dokument-dokumen Kontrak, serta
semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan materail
tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai,
harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun
bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau materail tersebut dijumpai.
PASAL 2
Lokasi Pekerjaan
2.1.
Pembangunan
Tempat
XII-2
Bagian ini akan menguraikan lingkup kerja yang termasuk kedalam paket, olume pekerjaan
akan diuraikan secara terpisah didalam Bill of Quantity. Kontraktor
harus melakukan
Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan
1)
2)
3)
b.
1)
Galian tanah
2)
Urugan Pasir
3)
Timbunan Tanah
c.
Pekerjaan Pasangan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Acian
7)
8)
XII-3
d.
Pekerjaan Konstruksi
1)
2)
Pengadaan Pengecetan
e.
Pekerjaan Perlengkapan
1)
2)
3)
PONDASI
FOOT PLATE
Dari Beton Bertulang lebar 100 cm, panjang 100 cm dan tebal 25 cm, dengan
besi tulangan Dim 12 mm jarak 15 cm, dibawahnya diberi lapisan batu kosong 15
cm, Rasio Campuran Beton 1 semen : 2 Pasir : 3 batu split ( pecah mesin
ukuran 2-3 cm ).
KOLOM
UTAMA BANGUNAN MRF ( Bangunan Pengelolaan Sampah)
Dari beton bertulang dengan besi tulangan 8 12 mm dan begel 10 jarak
antara 20 cm. Ukuran penampang 30 cm X 30 cm dan campuran 1 ( semen ) :
2 ( pasir ) : 3 ( Koral )pecah mesin, Kolom penyangga tiang utama di buat /
dibangun mulai dari pondasi foot plate hingga 50 cm berada diatas tanah asli
dan diberi angkur mur baut dengan 12 mmdan panjang 50 cm.
SLOOF
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
XII-4
BANGUNAN MRF
Dari beton bertulang dengan besi tulangan 6 12 mm dan begel 8 jarak
antara 15 cm. Ukuran penampang 20 cm X 25 cm dan campuran 1 ( semen ) :
2 ( pasir ) : 3 ( Koral ) pecah mesin
STRUKTUR BAJA
TIANG UTAMA KONSTRUKSI
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250X75X5X7 mm, baja Krakatau
Steel atau setara. Tinggi 4 meter dihitung dari tempat kedudukan kolom
penyangga tiang utama dan di beri plat pengaku.
KUDA-KUDA
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250X75X5X7 mm, baja Krakatau
Steel atau setara dengan sambungan las pada plat pengaku serta sambungan
baut pada konstruksinya.Antar kuda -kuda diberi ikatan angin dengan besi 16
mm .
GORDING
Dari baja profil Kanal dengan dimensi 100X50X20X2X3 mm, baja Krakatau Steel
atau setara dengan sambungan las antara gording dengan plat siku dan kudakuda, dimensi siku-siku 100X100X10 mm.Antar gording diberi penyetabil
/Trecstang dari besi dimensi 12 mm
PENGAKU
Mengikuti bagian pada joint dimasing masing konstruksi.
LANTAI
BANGUNAN UTAMA PENGOLAHAN SAMPAH (MRF)
Lantai dari Beton bertulang ketebalan 15 cm dengan campuran 1 : 3 :4 dengan
besi tulangan 8 mm jarak 20 cm rata satu lapis.
DINDING
PAGAR KELILING MRF
Dari batu bata lokal ukuran standar atau yang mendekati dengan kualias bata
kelas I ( baik ), dengan plester dan aci. Setiap 3 meter di beri kolom praktis
dengan ukuran 10x15 cm ( keterangan spek kolom di poin Kolom ).
XII-5
Urugan tanah dengan lapis paling atas Paving Blok segi 4, kualitas paving sekelas K 225
dengan terlebih dahulu dilapisi pasir urug setebal 7 cm. Pasangan Paving di kancing
nat/sambunganya dengan pasir halus.
PASAL 4
Persyaratan Umum
Sebelum memulai pekerjaan pokok kontraktor terlebih dahulu harus menyiapkan penawaran.
Pekejaan pekerjaan tersebut meliputi :
1. Pengukuran Dan Pematokan
1)
Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan garis dan
kemiringan jalan, lebar bahu dan saluran drainase sesuai dengan penampang
melintang standard yang diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi/Pengawas sebelum memulai konstruksi. Patok yang digunakan
berukuran minimal (5 x 7) cm2
2)
Alat ukur yang digunakan adalah waterpas NAK- 2 atau yang sederajat beserta
perlengkapannya sebanyak 1 set.
2.
3.
Photo Proyek
1)
2)
Photo proyek dibuat berwarna, dicetak yang jelas dan bersih ukuran post
card.
4.
Jadwal Pelaksanaan
1) Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan, kontraktor wajib membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S Curve
XII-6
bahan / tenaga dan harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukkan (SPK) diterima kontraktor.
2) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 3 (tiga) kepada Direksi
/Konsultan Pengawas. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding di
kantor kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan.
3) Direksi / Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
5.
2)
3)
Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran.
6.
Kualitas Pekerjaan
1)
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik dan hanya
tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap jenis pekerjaan diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan bersangkutan.
2)
Selama pekerjaan berlangsung Direksi / Konsultan Pengawas berhak sewaktuwaktu memerintahkan secara tertulis kepada kontraktor :
a)
Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan dalam waktu tertentu bahanbahan/materiil yang dianggapnya tidak sesuai dengan kontrak.
b)
c)
XII-7
3)
7.
Semua yang belum terdapat dalam Gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah Pemberi Tugas / Direksi / Konsultan Pengawas ataupun tidak,
Kontraktor
harus
membuat
gambar-gambar
yang
sesuai
dengan
apa
yang
Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 berikut termasuk gambar asli
dan semua biaya pembuatannya ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.
9.
Pemeliharaan Pekerjaan
1)
Jangka waktu pemeliharaan adalah 60 (enam puluh) hari kalender dihitung dari
tanggal penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100%). Dalam jangka waktu
tersebut, Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang tidak baik dan melengkapi
kekurangan-kekurangannya yang dilakukan oleh Kontraktor akibat tidak baiknya
pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya mutu bahan seperti tertulis dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ini atas
biaya Kontraktor.
2)
XII-8
Proyek
berhak menyuruh
pihak
ketiga (Kontraktor
lainnya)
untuk
PASAL 5
Pekerjaan Tanah
1.
Pekerjaan Galian
a. Uraian Umum
1) Pekerjaan ini akan terdiri dari galian, penanganan, pembuangan atau penumpukan
dari tanah atau batuan atau yang berdekatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
yang memuaskan dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
2) Galian Biasa akan terdiri dari semua galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian
Batu.
b. Keamanan Pekerjaan Galian
1) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin keselamatan tenaga
kerja yang melaksanakan pekerjaan galian dan masyarakat umum.
2) Perlengkapan pertolongan pertama (P3K) harus tersedia pada tempat pekerjaan
galian.
XII-9
2.
XII-
Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan penempatan dan pemadatan, bahwa timbunan selama pembangunan
harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang drainase dari aliran air
hujan dan bahwa pekerjaan yang diselesaikan mempunyai drainase yang baik. Air
dari tempat kerja harus dikeluarkan kedalam sistem drainase.
2)
Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup
untuk pengendalian kelembaban timbunan selama operasi penempatan dan
pemadatan.
Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam batas kadar air yang
ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi / Konsultan Pengawas harus
dikoreksi.
2)
Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditentukan oleh batas
kadar air yang ditetapkan di dalam atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas, harus diperbaiki dengan menggaru bahan-bahan disusul
dengan pengerjaan dengan mesin perata berulang-ulang.
d. Pembatasan Cuaca
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun, dan
tak ada pemadatan yang boleh dilakukan stelah hujan atau sebaliknya bila kadar air
bahan-bahan berada diluar batas yang ditentukan.
e. Bahan-Bahan dan Peralatan
XII-
1)
Sumber Bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan yang digunakan harus :
Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
Sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe dan mutu yang dipersyaratkan dalam
Gambar, atau yang secara khusus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
2)
Timbunan Biasa
Timbunan yang digolongkan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari tanah atau
bahan-bahan batuan yang digali yang disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas
sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat dari Spesifikasi ini.
3)
Peralatan
Peralatan pemadatan mekanis yang disyaratkan adalah minimum mesin gilas
(vibrator roller) 3 roda dengan kekuatan 10 ton. Tipe peralatan pemadatan lainnya
mungkin diperbolehkan sesuai kondisi lapangan.
Penempatan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan
lapisan yang ditentukan.
b) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah
timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya
hanya dengan izin tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
2)
Pemadatan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan
harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan
layak serta disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas sampai suatu kepadatan
yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b) Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi / Konsultan
Pengawas, sebelum lapisan berikutnya ditempatkan.
XII-
c) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat yang
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dari bahan-bahan lepas tidak
lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat
pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang disetujui.
PASAL 6
Pekerjaan Beton Non Struktural
Dan Pekerjaan Pasangan
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan sempurna.
b. Persyaratan Bahan
1) Semen Portland
Kualitas semen harus baik, tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dalam
penimbunan di gudang
Bila digunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus
diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten
XII-
Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh
dipakai.
2) Agregat Halus
a)
Pasir Urug.
Pasir untuk pengurukan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus dan keras atau
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996.
Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran-butirannya harus dapat melalui
ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.
b)
Pasir Pasang.
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996.
Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran-butirannya harus dapat melalui
ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan
c) Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan terbebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan sebagainya. Kadar lulmpur tidak boleh melebihi 5%.
3) Agregat Kasar (batu pecah/split)
a)
Material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku
pijar, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
membentuk suatu beton atau adukan semen hidraulik. kerikil sebagai hasil
disintegrasi 'alami' dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 2/3 -1/2 cm
b)
c)
d)
Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-197.
XII-
4) Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi Pekerjaan dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratprium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
5) Besi Beton
Besi/baja beton yang ditawarkan dari jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh
minimum 2.400 kg/cm2 ( U24 ) dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang penting
harus ditanyakan oleh test laboratorium resmi dan sah, bebas dari kotoran, lapisan
lemak/minyak dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dsb). Penampang besi
harus bulat serta memenuhi persyaratan SNI 07-0663-1995
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1)
Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton non struktural adalah K-225 dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
2)
Pembesian
a) Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratan harus sesuai
PBI 1971.
b) Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
c) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam PBI 1971.
XII-
d) Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan.
3)
Cara Pengadukan
a) Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b) Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Pekerjaan.
c) Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm
dan maksimum 10 cm.
4)
Pengecoran Beton.
a) Kontraktor
diwajibkan
melaksanakan
pekerjaan
persiapan
dengan
potongan kayu,
tanah/lumpur
dan sebagainya,
sebelum
XII-
e) Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
6)
7)
harus
dilakukan
tenaga-tenaga
ahli
pada
bidangnya.
Contoh Bahan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
9)
XII-
akan ditunjuk Direksi Pekerjaan. Jumlah dan frekuensi pembautan kubus beton
serta ketentuan ketentuan lainnya sesuai PBI 1971.
b) Kontraktor diwajibkan membuat Trial Mix terlebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan beton.
c) Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
secepatnya.
d) Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab kontraktor.
11) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
a) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
b) Beton dilindungi dari kemungkinan cacad yang diakibatkan dari pekerjaan
pekerjaan lain.
c) Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
d) Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan
dalam PBI 1971).
2. Pekerjaan Pasangan
a.
Umum
Pekerjaan pasangan yang diuraikan dalam pasal ini diantaranya meliputi : pekerjaan
pasangan bata merah, pasangan batu kali, dan pasangan batu/ beton hiasan.
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan pekerjaan pasangan pada Direksi
Proyek
untuk
texture, warna dan kekuatan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.
b.
XII-
kali yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah atau batu gunung yang keras.
Bilamana diminta perlu, Kontraktor harus mengajukan contoh batu kepada
Direksi
diadakan
Kontraktor.
b) Pasir.
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
c) Portland Cement.
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
d) A i r.
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
2) Perbandingan Adukan
Perbandingan Adukan dan Penggunaan Adukan Bila tidak ditentukan lain,
campuran adukan adalah sebagai berikut :
a) Untuk pasangan batu kali biasa 1 PC : 4 pasir (type 1).
b) Untuk pasangan batu kali kedap air 1 PC : 2 pasir (type 2).
c) Campuran mortar :
(i)
(ii)
seperti
yang
dicantumkan
pada
gambar-gambar. Apabila
XII-
bentuk dan ukuran yang diperlihatkan dalam gambar - gambar, maka pasangan
tersebut harus dibongkar dan diganti oleh Kontraktor atas biayanya sendiri.
b) Jika ada masalah-masalah lapangan yang tidak sesuai dengan gambar bestek
atau syarat-syarat bestek, maka Kontraktor harus melapor terlebih dahulu
pada Direksi Pengawas. Tidak boleh diatasi sendiri tanpa persetujuan
Direksi Proyek.
c) Variasi (perubahan) kedalaman pondasi, dapat diterima atau diperintahkan
oleh Direksi Proyek jika ternyata keadaan pada suatu tempat pekerjaan
berbeda dengan
keadaan
yang
diharapkan semula,
dan
tambahan atau
diambil
tidak
boleh
dilakukan
pada
waktu
menghanyutkan mortarnya.
j) Pemasangan pasangan batu kali tidak lebih tinggi dari 1 m dalam sehari.
XII-
k) Pada setiap persambungan harus dibuatkan gigi- gigi dan bila dilanjutkan
persambungan itu harus terlebih dahulu dibersihkan dengan sikat kawat dan
disiram dengan air kemudian dengan air semen.
l) Semua bidang pasangan batu kali yang disiar hanya pada setiap alur
spesienya saja yang permukaannya tidak lebih menonjol dari permukaan batu
kalinya.
m) Sebelum disiar, alur-alur yang akan disiar harus dikorek-korek dahulu dan
disiram dengan air sampai basah.
n) Siar batu kali tidak diijinkan saling bertumpuan atau terjadi rongga-rongga,
seluruhnya harus dibatasi atau diisi dengan adukan.
o) Kecuali ditentukan lain, pekerjaan siaran pasangan batu kali dengan adukan 1
PC : 2 pasir, dengan tebal tidak lebih dari 1,5 cm.
p) Pada waktu penyelesaian akhir, permukaan batu-batu harus dibersihkan dari
sisa-sisa mortar.
4) Perawatan
a) Pasangan tak boleh kena air mengalir sebelum mortar menjadi keras (kuat).
b) Semua pasangan hendaknya dirawat dan dilindungi dari cuaca panas dengan
membasahi dengan air.
c) Pasangan yang berada diudara terbuka, selama waktu-waktu hujan terusmenerus diberi perlindungan dengan menutup bagian atasnya.
5) Penyisipan Bagian-bagian Logam (Metal Fixture) ke dalam Pasangan
a) Pada waktu
pelaksanaan
pasangan,
Kontraktor
dapat
diminta
untuk
menyisipkan perlengkapan yang terbuat dari besi baja atau bahan lain kedalam
pasangan batu tersebut, seperti : baut- baut, "sleves" angker, alat-alat penarik
("lugs"), dan lain sebagainya.
b) Sebagian pasangan akan dipasang dengan beton untuk memegang besi dan
baja itu pada posisinya.
c) Biaya untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Rekanan dan sudah
diperhitungkan dalam penawaran harga.
c.
XII-
a) Bata Merah
Batu bata yang dipakai harus matang pembakarannya. Bila direndam dalam air
akan tetap utuh tidak pecah atau hancur. Ukuran nominal batu bata adalah
6x12x24 cm mempunyai daya tekan ultimate sebesar 30 Kg/m2. Kontraktor
wajib memberikan contoh pada Direksi Proyek untuk diperiksa kualitas dan
ukurannya. Apabila bahan-bahan yang
syarat oleh Direksi Proyek, Direksi Proyek berhak menolaknya dan Kontraktor
harus segera mengangkutnya keluar tempat pekerjaan.
b) Pasir
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
c) Portland Cement
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
d) A i r
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
2) Perbandingan Adukan dan Penggunaan Adukan
a) Perbandingan campuran adukan.
Bila tidak ditentukan lain, campuran adukan dibuat sebagai berikut :
Adukan untuk pasangan batu bata biasa 1 PC : 4 pasir, dan untuk pasangan
batu bata kedap air 1 PC : 2 pasir
b) Penggunaan adukan.
Adukan harus dicampur diatas permukaan yang keras dan terjaga dari
kemungkinan tercemar lumpur dan sebagainya. Semua pasangan bata mulai
balok pondasi beton sampai 30 cm di atas lantai dasar yang menggunakan
adukan 1 PC : 2 Pasir. Untuk pasangan bata lainnya dipakai adukan 1 PC : 4
Pasir kecuali bila dinyatakan lain. Seluruh dinding luar bangunan yang tak
terlindung overstek menggunakan pasangan bata dengan adukan 1 PC : 2
Pasir. Dilarang
memakai
adukan
mengeras atau
XII-
a) Cara-cara
pemasangan
peruntukannya.
b) Waktu akan dipasang, bata harus mengandung banyak/jenuh air.
c) Pada pemasangan dinding harus dipasang uitzet, dimana dinding harus
betul-betul vertikal dan horizontal dan didirikan menurut masing-masing
ukuran, ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang tunjukkanpada
gambar, dan Kontraktor harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan
sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui Direksi Proyek.
d) Besi penulangan yang dipasang pada dinding tembok bata pada arah tegak
maupun datar yang berhubungan dengan kolom atau balok baja, dipasang
pada angkur 1/2 " yang dilas/diikat pada besi beton/balok baja, dan panjang
angkur minimum 60 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
e) Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm dengan baik dan
sambungan yang menerus dan rata.
f) Siar-siar dibuat rapi setebal 1 cm dan dikorek paling sedikit 0,5 cm sebagai
persiapan untuk plesteran dan untuk siar-siar tegak tidak diperbolehkan
bertemu dalam satu garis lurus.
g) Semua rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk
dapat
pengaruh-
Pekerjaan plesteran
Semua dinding dalam dan luar dipelester dengan spesi 1Pc : 5Ps, kecuali pelesteran
trasram dengan spesi 1Pc : 2Ps.
Pasangan pondasi yang muncul diatas permukaan tanah harus diplester dengan
spesi 1pc : 5ps dan diaci.
XII-
Pekerjaan sponengan dikerjakan dengan 1Pc : 3Ps, cor-coran beton yang kelihatan
dipelester dengan spesi 1Ps : 3Ps.
1)
Bahan
a) Pasir
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
b) Portland Cement
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
c) A i r
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
2)
Syarat Pelaksanaan
Material pelesteran ini (kecuali PC) sebelum diaduk terlebih dahulu harus diayak
(maksimal 3mm x 3mm).
Pekerjaan pelesteran dikerjakan setelah pekerjaan penutup atap selesai.
Pekerjaan acian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata dan rapi. Pekerjaan
acian dilakukan dengan raskam kayu sehingga permukaan rata dan halus.
Pelesteran harus selalu dibasahi / disiram merata hingga selalu lembab sampai
pasangan pelesteran menjadi kuat (tidak retak rambut).
Permukaan beton sebelum di plester harus dibuat kasar terlebih dahulu.
Diwajibkan kepada Penyedia Jasa, jika terdapat macam pelesteran yang belum
tercantum dalam RKS dan gambar yang dianggap meragukan untuk dimintakan
petunjuk dan penjelasannya kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan
Perencana
PASAL 8
Pekerjaan Beton
1. Umum
XII-
a.
Uraian
Pekerjaan yang ditetapkan dalam pasal ini akan terdiri dari konstruksi perkerasan lantai
beton semen portland dengan tulangan sebagaimana disyaratkan pada lantai beton
yang dipersiapkan dan diterima sesuai dengan spesifikasi ini, dan menurut garis-garis,
ketinggian, kelandaian, ukuran, penampang melintang dan penyelesaian akhir yang
terlihat pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknik.
b.
Standar Rujukan
Standar rujukan yang berlaku pada pasal sebelumnya harus berlaku pada pasal ini
dengan penambahan penambahan seperti pada Tata cara penghitungan struktur
2. Bahan-Bahan
a. Semen Portland
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural. pada PASAL 6
b. Air
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural. pada PASAL 6
c. Agregat Halus
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural. pada PASAL 6
d. Agregat Kasar (batu pecah/split)
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural. pada PASAL 6
e.
Campuran Tambahan
1)
2)
XII-
Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari pelapisan plastik yang tidak
tembus setebal 125 mikron dan dimana suatu bahan tumpang tindih dari lapis
bawah diperlukan, maka hal ini harus sekurang kurangnya 300 mm.
2)
3)
Pondasi rakit batang harus sesuai dengan persyaratan dari AASHHTO M 54.
Bagian bagiannya harus dari ukuran dan batas antara yang diperlihatkan pada
gambar rencana.
2)
b. Campuran Percobaan
1) Kontraktor harus menegaskan perbandingan campuran yang diusulkan dan bahanbahan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, disaksikan oleh Direksi
Teknik
dengan
menggunakan
jenis
instalasi
dan
peralatan
yang
sama
Campuran percobaan harus dapat dianggap dapat diterima asal saja dapat
memenuhi semua persyaratan sifat campuran yang ditetapkan dalam pasal 6.3. (3)
dibawah ini.
Sebagai kemungkinan lain jika disetujui oleh Direksi Teknik, Beton harus dari kelas
K 225 dengan kuat desak karakteristik sesuai dengan persyaratan persyaratan
XII-
yang berlaku.
2)
Beton tersebut harus berasal dari jenis yang cocok dapat dikerjakan untuk
pemadatan penuh yang akan dicapai dari instahnsi yang digunakan, tanpa
pengaliran yang tak semestinya. Penurunan slump sebagaimana diukur harus tidak
kurang dari 20 mm dan tidak lebih besar dari 60 mm. Penurunan tersebut harus
dipertahankan di dalam toleransi + 20 mm dari nilai optimum yang disetujui oleh
Direksi Teknik. Beton yang tidak memenuhi persyaratan persyaratan penurunan
tersebut harus tidak ditempatkan dalam pelat pelat perkerasan beton.
h. Metode Konstruksi
a. Tulangan Baja
1) Tulangan baja harus sedemikian rupa sehingga daerah penampang melintang efektif
dari tulangan baja membujur tidak kurang seperti terlihat pada gambar rencana.
2) Kualitas dan distribusi harus dimodifikasi dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk
menyesuaikan dengan posisi bak kontrol, kotak permukaan, sambungan
sambungan atau pelat pelat dengan ukuran lebar atau panajng tidak normal.
3) Tulangan baja harus ditempatkan sedemikian rupa hingga setelah pemadatan beton
tersebut, maka selimut beton dibawah permukaan yang telah diselesaikan dari pelat
tersebut adalah 60 + 10 mm dan ini berakhir pada sekurang-kurangnya 40 mm dan
tidak lebioh dari 80 mm dari tepi pelat-pelat tersebut pada semua sambungan dalam
beton tersebut, kecuali sambungnan membujur dengan sambungan konstruksi.
b. Penempatan Beton
1) Pembatasan Pencampuran
a)
b)
c)
XII-
menyaksikan
operasi
pencampuran
dan
penempatan
dalam
keseluruhannya.
b)
Tidak ada beton akan digunakan yang tidak ditempatkan pada posisinya yang
terakhir dalam acuan acuan dalam waktu 30 menit setelah air ditambahkan
pada campuran tersebut.
c)
d)
Beton harus ditempatkan pada suatu jumlah yang sedemikian rupa, sehingga
beton yang baru ditempatkan terpadu dengan beton yang telah ditempatkan
terlebih dahulu, sementara beton yang terakhir ditempatkan masih bersifat
plastik
i.
Pekerjaan Penyelesaian
a. Penyelsaian permukaan selama konstruksi awal perkerasan lantai beton.
1)
2)
Penyelesaian dengan sikatan harus dibentuk dengan sebuah sapu kawat tidak
lebih besar dari 4,50 mm. Berkat kawat dari sapu yang digunakan harus pada
permulaannya berukuran panjang 100 mm dari kawat pada permulaannya
berukuran panjang 100 mm dari kawat pita berukuran 32 gauge. Sapu tersebut
harus terdiri dari 2 garis berkas pada pusat-pusat 20 mm dan berkas berkas
harus berada pada pusat-pusat 10 mm dan perimbangan off set lain. Berkas-
XII-
b. Perawatan
1)
2)
Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk menjamin waktu yang
tercepat saat permukaan tersebut dapat menahan penyebaran bahan yang
menyimpan lengas. Ini merupakan salah satu dari dua lapisan kain goni atau dua
anyaman katun atau sebuah lapisan pasir atau bahan penghisap tinggi lainnya
yang disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan apapaun yang digunakan harus dijaga
agar tetap basah untuk waktu tidak kurang dari 5 hari, sampai suatu tingkat yang
akan menjamin bahwa 100 % kelembaban dijaga pada permukaan beton.
c. Pembongkaran Acuan
1)
Acuan-acuan tidak akan dibongkar sampai beton yang baru ditempatkan telah
mengeras sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan acuan tersebut dibongkar dengan
hati-hati untuk menghindari kerusakan pada permukaan jalan.
2)
Segera setelah acuan-acuan tersebut dibongkar maka ujung ujung semua siar
muai harus dibersihkan dari beton dan seluruh kedalaman pelat tersebut.
3)
Setiap daerah yang menunjukan adanya kropok dalam tingkat kecil harus ditambah
dengan adukan yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian agregat halus
(1:2) berdasarkan berat. Bila Direksi Teknik menganggap bahwa kropok yang ada
sedemikian rupa hingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, maka kontraktor
harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya dengan bahan yang
dapat diterima atas biaya sendiri.
4)
Bagian yang dibongkar tersebut harus sampai kedalaman dan ukuran lebar
sepenuhnya dari pelat tersebut dan sekurang-kurangnya 3 meter panjang.
XII-
j.
c. Pengujian Kekuatan
1)
Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kekuatan untuk
setiap 20 m3 atau bagian dari padanya.
2)
Setiap pengujian harus termasuk pembuatan tiga contoh benda uji yang identik /
serupa untuk diuji pada umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari, dan 28 (dua puluh
delapan) har, dengan bentuk kubus atau silinder
3)
Bila jumlah dari beton yang ditempatkan dalam suatu hari menyediakan kurang dari
5 (lima) contoh pengujian maka contoh-contoh pengujian akan diambil dari 5
takaran yang dipilih secara acak / sembarangan, yaitu :
yang pertama dari contoh-contoh ini harus diuji pada umur 3 hari
yang kedua disusul dengan contoh yang diuji pada umur 7 hari
PASAL 9
Pekerjaan Kayu
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
30
XII-
1. Umum
a. Persiapan
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka pemborong harus mempersiapkan rencana
kerja, material serta peralatan yang lengkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga
pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
b. Standard
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini harus
memenuhi syarat-syarat dalam :
o
2. KAYU
a. Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan untuk bangunan harus
kayu dengan mutu A sesuai dengan P.K.K.I. Semua kayu harus bebas dari getah-getah,
cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak, bengkok dan sebagainya dan harus
sudah mengalami proses pengeringan udara minimal 3 bulan.
b. Kadar Air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan :
Harus lebih kecil atau sama dengan 15 % sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
kasar harus lebih kecil atau sama denga 20 %, harus dijaga agar supaya kadar air
tersebut konstan baik pada saat penyimpanan, pengerjaan maupun sampai pada
penyelesaian pekerjaan.
c. Penyimpanan kayu
Segera setelah kayu diterima ditempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar tidak
menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi. Kayu bundar harus
XII-
disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai jarak tidak kurang dari 7.5
cm dari batang yang berdampingan.
3. Ukuran Kayu
Ukuran-ukuran
kayu
harus
sesuai
dengan
yang
disyaratkan,
kecuali
penyim-
XII-
pas betul tanpa spelling. Panjang baut yang tertera pada gambar rencana hanya ukuran
perkiraan, dan Pemborong harus menyediakan baut-baut dengan panjang yang cukup.
Ujung baut harus lebih dari setengah diameter melampaui mur, apabila berlebihan
maka kelebihan itu harus dipotong.
c. Perlindungan pada sambungan
Semua sambungan kayu yang nantinya terpengaruh oleh air ataupun pada
pekerjaan-pekerjaan kusen pintu dan jendela perlu mendapat perhatian pada
penyelesaian pekerjaan. Pada sambungan sekurang-kurangnya sebelum dipasang
harus dicat dulu dengan cat menie atau kalau ditentukan lain oleh Direksi misalnya
dengan minyak pengawet kayu. Lapisan menie tersebut sekurang-kurangnya dua
lapisan yang diberikan berturut-turut setelah lapisan pertama kering betul, setelah itu
dipasang hingga sesuai betul dan benar-benar rapat.
6. Pabrikasi
Pemborong harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan pekerjaan
pabrikasi juga termasuk penyediaan semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup, paku
dan lain sebagainya sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan
gambar
rencana.
Pemborong
harus
menyiapkan
pula
segala
keperluan
untuk
XII-
terpengaruh oleh air hujan atau selama permukaan kayu atau besi masih basah. Setelah
sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan setiap
lapisan cat harus keing betul sebelum yang berikutnya diberikan.
PASAL 10
Pekerjaan Struktur Baja
1. Umum
Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar rencana dinyatakan
sebagai struktur baja, juga bagian-bagian yang menurut sifat strukturnya memakai baja,
seperti kolom, balok, rangka atap, rangka dinding dan lain-lain.
Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor harus membuat gambar kerja (shop
drawing) dari baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan struktur seperlunya.
Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang
baut, las, pengaku, ukuran-ukuran, dan lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama
untuk fabrikasi dan pemasangan. Detail sambungan harus dibuat secara lengkap oleh
kontraktor.
Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor harus membuat gambar kerja (shop
drawing) dari baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan struktur seperlunya.
Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang
baut, las, pengaku, ukuran-ukuran, dan lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama
untuk fabrikasi dan pemasangan. Detail sambungan harus dibuat secara lengkap oleh
kontraktor.
2. Material
a. Baja-baja profil dan pipa sesuai dengan Fe-360 atau BJ-37 menurut PPBBI atau ASTM
A-36, dengan tegangan leleh sebesar 3600 kg/cm2.
b. Baut baja biasa sesuai ASTM A-307
c. Baut baja tegangan tinggi sesuai dengan ASTM A-325 F (High Strength Friction Grip).
d. Elektroda las mengikuti AWS E-60XX atau mutu lebih tinggi.
3. Pabrikasi
XII-
a. Umum
Tukang-tukang yang digunakan harus dari tenaga tenaga ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk petunjuk Direksi /
Teknik / Konsultan Pengawasa dan ketelitihan utama diperlukan untuk menjamin bahwa
seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan. Direksi /
Teknik / Konsultan Pengawasa mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu
melakukan pemeriksaan pekerjaan, tidak satu pekerjaan dibongkar atau disiapkan
untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak
sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera
diperbaiki. Kontraktor pabrikasi harus memperkenankan kontraktor Montase untuk
sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai
cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan di tempat
pekerjaan. Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan
instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.
b. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitihan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pabrikasi. Semua pengukuran
harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita yang telah disetujui. Ukuran-ukuran
dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25
derajad C.
c. Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran,
bila perlu harus diperbaiki, sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat
seluruhnya.
d. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan hasrus diselesaikan siku
terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus
XII-
bersih serta lurus dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan
gerinda. Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tepi harus diselesaikan
sedemikian sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.
e. Pekerjaan mesin perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm, sebanyakbanyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
f. Pekerjaan Las & pengawasan Pekerjaan Las
Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las, dibawah pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan Direksi Teknis mempunyai training dan pengalaman
yang sesuai untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu. Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Teknis/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.Detail-detail
khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan jenis dan ukuran
elektrodanya, tebalnya bagian-bagian,ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk
las tersebut harus diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum pekerjaan las listrik dapat
dilakukan. Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik, dan kecepatan busur listrik,
yang digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersbut
dan tidak akan dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas . Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotorankotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las.
Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya
harus disingkirkan.
g. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari meterial. Bila memungkinkan, maka
semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk
membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut
pas pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru
diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang
XII-
XII-
logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) atau
dengan cara lain yang disetujui. Setelah semua permukaan dalam keadaan bersih dan
kering, kemudian di cat dasar satu lapisan menie, atau bahan-bahan pelindung lainnya
kalau disyaratkan khusus untuk pekerjaan tertentu.
4. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (Montase Lapangan)
a. Penyediaan Baut-Baut dan sebagainya
Kontraktor kontraktor Pabrikasi akan menyediakan jumlah sepenuhnya dari mur-mur,
baut-baut, cincin baut dan sebagainya,yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
dilapangan dengan tambahannya 5% untuk setiap ukuran baut mur dan cincin baut.
Kontraktor Pabrikasi harus juga menyediakan baut stel lengkap dengan mur serta
cincinnya, sebanyak 50% dari jumlah keseluruhannya dari baut baja keras yang
diperlukan dilapangan untuk satu benteng. Pada saat pengiriman, Kontraktor Pabrikasi
akan mengajukan /penyerahan dengan cuma-cuma, untuk Direksi Teknis dan
Kontraktor Montase, serta letaknya dimana akan dipakai pada pekerjaan dari seluruh
baut-baut yang diserahkan.
b. Baut Mur dan Cincin Baut
Semua baut dan mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa, tepat,
konsentris dan siku dengan batangnya, dengan kepala serta mur yang hexagonal
(kecuali bila jenis kepala yang lain disyaratkan pada gambar rencana). Batang baut
haruslah lurus dan baik. Bila dipaksi baut pas, diameternya harus seperti diameter yang
tertera pada gambar rencana dan harus dikelompokan dengan cermat sesuai dengan
ukuran panjang batangnya yang tak berulir. Diameter lubang cincin baut adalah 1,50
mm lebih besar dari diameter baut. Baut stel haruslah baut hitam yang 1,50 mm lebih
kecil dari diamater baut. Baut stel haruslah baut hitam yang 1,50 mm lebih kecil dari
diameter lubang dimana digunakan. Baut baja keras, mur dan cincin baut, bila
disyaratkan untuk disediakan oleh Kontraktor Montase untuk dipakai dipekerjakan
haruslah dengan ukuran-ukuran seperti yang tertera pada gambar rencana.
c. Transport Dan Hanling
Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis. Sebelum penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari
XII-
kerusakan, maka perhatian khusus diperlukan dalam pengepakan serta cara perkuatan
pada saat transport, handling dan montase percobaan pekerjaan besi itu.
d. Penyerahan, Penerimaan dan Menjaga Pekerjaan Ini
Kontraktor Pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi, dan
memperbaiki semua keruskan sampai diserahkan dan diterima baik oleh Kontraktor
Montase. Kontraktor Montase akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat
pekerjaan, atau ditempat penyerahan lain seperti disyaratkan dan akan membongkar,
mentransport ketempat pekerjaan bila perlu dan menyimpannya dengan aman bebas
dari
keruskan-kerusakan
hingga
akhirnya
terpasang.Kontarktor
Montase
akan
menyerahkan tanda terima dalam 2 (dua) rangkap untuk semua penyerahan, dan
bertanggungjawab untuk setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi
disebabkan oleh kelalaiannya dan kegagalannya untuk menerima pekerjaan besi bila
diminta demikian. Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan besi Kontraktor
Montase,akan segera menyampaikan kepada Direksi Teknis atau wakilnya, setiap
kehilangan atau ketidak cocokan dari barang-barang besi itu dan akan melaporkan juga
secara tertulis kepada Direksi Teknis setiap kerusakan serta cacat tanpa ditunda-tunda,
atau kalau tidak melakukan demikian serta cacat yang terjadi sebelum dan sesudah
serta cacat yang terjadi sebelum dan sesudah penyerahan, atas biayanya sendiri.
5. Pemasangan (Erection)
a.
Umum
Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan
dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau baut dan
atau las seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum cara, alat
dan sebagainya yang akan digunakan telah mendapat persetujuan Direksi Teknis.
Semua pekerjaan harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti. Drift
yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari lubang baut, dan digunakan
untuk membawa bagian-bagian pada posisinya yang tepat seperti disyaratkan dibawah
ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material
tidal diperkenankan.
Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan
XII-
dengan menggunakan drift secara diisi dengan pendrift dan baut pembantu sebanyak
50% sebelum dikeling atau dibaut secara permanent.
Pada pemasangan dan pengepasan ini, sekurang-kurangnya dua lubang pada tiap
kelompok diisi pararel drift bila mungkin, dan sekurang-kurangnya 40% dari lubanglubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10% dari lubang pada suatu
kelompok dikeling atau dibaut dengan permanent sebelum baut montasa atau drift
diangkat (disingkirkan).
b.
c.
d.
Kerangka Baja
Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian rupa,
sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendutseperti tertera pada gambar
rencana.
Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali
sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanen.
Pemasangan permanent baut tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Direksi Teknis,
dan pada umumnya sebelum bentang itu telah terpasang dengan gelegar melintang,
batang penguat, dan baut-baut stel seperti yang disyaratkan.
Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat permanent.
e.
Pemasangan
XII-
Setiap sambungan dibuat bersama sama dengan baut stel sehingga berbagai
bagian serta berbagai pelat berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh.
Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel dan minimal 10% atau pada
setiap potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drift parallel. Baut baja
keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala
baut, dan sebuah dibawah mur. Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang
dengan cekungnya menghalang keluar. Memasukan dan mengencangkan baut baja
keras diatur sedemikian sehingga selalu rapat dan tidak dapat dimulai sebelum
sambungan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis atau wakilnya. Mur
harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as lubang.
Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap
as baut lebih dari 3,50 derajad, memakai cincin baut yang miring (taperd) dapat
dilakukan bila perlu. Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak
melebihi 4,5 mm. Baut stel yang digunakan untuk membaut permulaan dapat
seterusnya digunakan pada sambungan.
2)
Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci-kunci yang
digerakkan dengan mesin. Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui dan dapat
menunjukan bila tercapai torque yang disyaratkan. Kunci pas mesin harus dari jenis
yang telah disetujui yang akan slip bila tegangan atau torque yang tertera pada lebel
dibawah ini telah tercapai. Kunci pas harus sering dichek dan harus disesuaikan
untuk mencapai tegangan atau torque yang disyaratkan atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
6. Pengecatan Baja
a.
Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang di kerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakan
XII-
Pembersihan Permukaan
Seluruh permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan
blasting atau cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan
menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lain-lain yang melengket
padanya. Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup
dengan cat dasar dan dicat segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi. Bila
terjadi oksidasi (karatan), permukaan harus dibersihkan kembali sebelum pengecatan
dasar dilakukan.
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang disetujui atau dengan cara yang
disyaratkan oleh Direksi Teknis. Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut,
lembab atau berdebu atau pada cuaca yang lain yang jelek, kecuali diusahakan
tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai dengan pendapat Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas, untuk melawan pengaruh-pengaruh cuaca tersebut terhadap pekerjaan.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak
diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah kering betul.
Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar dalam tempo kurang lebih enam bulan
tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar.
PASAL 11
PEKERJAAN PERLENGKAPAN
1. Syarat - Syarat Teknis Umum
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
42
XII-
1.1
Yang dibutuhkan adalah suatu motor tiga roda untuk mengangkut sampah dari
setiap rumah menuju lokasi 3R, mesin pencacah sampah untuk mencacah
sampah hasil dari sampah rumah tangga , dan mesin pengayak sampah untuk
mengayak sampah hasil dari komposting, dimana alat tersebut akan disediakan
dan diantarkan sesuai perjanjian kontrak;
1.2 Motor tiga roda, Mesin pencacah sampah dan Mesin pengayak sampah yang
ditawarkan diutamakan produk dalam negeri dan atau produk luar negeri yang
mempunyai perwakilan resmi di NKRI sebagai distributor/keagenan yang
dikuatkan oleh suatu surat penunjukan sebagai distributor/keagenan dari negara
asal pembuat alat berat tersebut serta dibuktikan dengan Surat dari DEPERINDAG
sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek ;
1.3 Motor tiga roda, Mesin pencacah sampah dan Mesin pengayak sampah yang
ditawarkan harus mempunyai pabrik perakitan/manufacture di Indonesia
dibuktikan dengan surat ijin dari DEPERINDAG/Dinas Perindustrian/Instansi yang
berwenang ;
1.4 Barang-barang / Motor tiga roda, Mesin pencacah sampah dan Mesin pengayak
sampah tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus persen) baru;
1.5 Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang/ Motor tiga roda,
Mesin pencacah sampah dan Mesin pengayak sampah yang ditawarkan secara
lengkap seperti jenis engine, transmisi, kapasitas daya angkut, sistem elektrik,
rangka mesin, Daya Mesin Penggerak, Putaran silinder penghancur, garansi dan
lain sebagainya sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya;
1.6 Penyedia barang/jasa harus menyebutkan merk , type/model secara jelas sesuai
dengan barang /alat berat yang ditawarkan;
1.7 Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari barang yang ditawarkan, brosur
harus asli, berhuruf latin, dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah ( bila
diperlukan kontraktor harus bisa menjelaskan ) ;
1.8 Seluruh surat keterangan/pernyataan yang berkaitan dengan alat berat yang
ditawarkan harus asli dan harus diterbitkan oleh distributor/agen.
1.9 Barang yang ditawarkan harus ada dan dilampirkan surat pelayanan purna jual di
pulau Jawa, dan garansi pabrik minimal 1 ( satu ) tahun atau 2000 jam operasi
terhitung sejak penyerahan barang dari penyedia barang/jasa ;
1.10 Untuk barang / alat berat yang ditawarkan harus dilengkangkapi dengan Surat
Dukungan Pabrik ( POA ) Asli ; Adapun POA dapat diterbitkan oleh Distributor
Utama/Agen Utama atau Distributor Cabang/Agen Cabang yang dikuatkan oleh
suatu surat penunjukan keagenan/distributor dari pabrik negara asal/agen utama.
Dan apabila penawar penyedia barang/ jasa itu dari pabrik/distributor/agen utama
maupun distributor/agen cabang harus dilampirkan sertifikat menejemen mutu SNI
19-9001 : 2001 ( ISO 9001 - 2000 ) , POA harus menyebutkan kesanggupan
jangka waktu pengiriman barang dimaksud beserta kelengkapannya;
Jarak sumbu
: 1965 mm
: 127.5 mm
XII-
: Teleskopik
: Tromol
: Min 10 Liter
Tipe mesin
: SOHC
Kapasitas silinder
: 150 cc
Kopling
Gigi transmisi
Starter
Aki
: 12 Volt 9 A
Sistem pengapian
: AC / CDI
: 145 x 125 x 35 cm
: 300 kg
: 450 / 12
: 400 / 12
: Pemotongan
Sistem Pengeluaran
Transmisi
Jenis Kerangka
: Besi Siku 50 x 50 mm
: 8 HP atau 11 HP
Efisiensi penghancuran
: Min 90%
XII-
Kapasitas
: 5-10 m / jam
Bahan Rangka
Bahan Saringan
Penggerak
: Mesin Diesel 5 Hp
Gear Reducer
XII-