Anda di halaman 1dari 45

BAB XII

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-1

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan
Paket
Lokasi
Tahun Anggaran
Pada Satuan Kerja

:
:
:
:
:

Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Mandiri 3 R 1 Paket


JKDS - 5
Desa Pengasih Kecamatan Pengasih Kab Kulonprogo
2011
Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB 1
PERSYARATAN UMUM
PASAL 1
Ruang Lingkup Pekerjaan
Umum
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan gambar-gambar,
yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan
dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut Dokument-dokumen Kontrak, serta
semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan materail
tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai,
harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun
bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau materail tersebut dijumpai.

PASAL 2
Lokasi Pekerjaan
2.1.

Pekerjaan ini adalah

Pembangunan

Tempat

Pengelolaan Sampah Mandiri


3 R 1 Paket ( Paket : JKDS - 5 )

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-2

2.2 Lokasi pekerjaan ini adalah

: Desa Pengasih Kecamatan Pengasih Kab Kulonprogo


PASAL 3
Ikhtisar Pekerjaan

Bagian ini akan menguraikan lingkup kerja yang termasuk kedalam paket, olume pekerjaan
akan diuraikan secara terpisah didalam Bill of Quantity. Kontraktor

harus melakukan

peninjauan, pengukuran ulang, atau setidaknya mendapatkan gambar as-build drawings


dari keadaan sebelumnya.
Penjelasan secara detail mengenai lingkup kerja

untuk pekerjaan Pembangunan Tempat

Pengelolaan Sampah Mandiri 3R, antara lain :


a.

Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan
1)

Pengukuran dan pematokan

2)

Sewa Brak kerja/Direksi Kit/Gudang

3)

Papan nama proyek


Pekerjaan Tanah:

b.

1)

Galian tanah

2)

Urugan Pasir

3)

Timbunan Tanah

c.

Pekerjaan Pasangan
1)

Lantai Kerja 1:3:5

2)

Pekerjaan Bertulang 1:2:3 Pondasi Foot Plate


Beton 1:2:3
Tulangan
Begesting

3)

Pekerjaan Bertulang 1:2:3 Sloof 20x25


Beton 1:2:3
Tulangan
Begesting

4)

Pas. Batukali pondasi 1:4

5)

Pas. 1/2 batu bata 1:4

6)

Acian

7)

Cor Lantai Beton beton 1:3:5


Tulangan

8)

Pemasangan Paving Block

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-3

d.

Pekerjaan Konstruksi
1)

Konstuksi Baja untuk MRF

2)

Pengadaan Pengecetan

e.

Pekerjaan Perlengkapan
1)

Motor roda tiga

2)

Pengadaan mesin Pencacah sampah

3)

Pengadaan mesin Pengayak sampah

PONDASI
FOOT PLATE
Dari Beton Bertulang lebar 100 cm, panjang 100 cm dan tebal 25 cm, dengan
besi tulangan Dim 12 mm jarak 15 cm, dibawahnya diberi lapisan batu kosong 15
cm, Rasio Campuran Beton 1 semen : 2 Pasir : 3 batu split ( pecah mesin
ukuran 2-3 cm ).

JALAN MASUK DAN PARKIRAN


Pasangan batu kali dengan ukuran lebar bawah 50 cm dan lebar atas 30 cm.
Posisi siar tegak di pinggir luar bangunan ( lihat detai pondasi jalan dan
parkiran . gambar 11 )

KOLOM
UTAMA BANGUNAN MRF ( Bangunan Pengelolaan Sampah)
Dari beton bertulang dengan besi tulangan 8 12 mm dan begel 10 jarak
antara 20 cm. Ukuran penampang 30 cm X 30 cm dan campuran 1 ( semen ) :
2 ( pasir ) : 3 ( Koral )pecah mesin, Kolom penyangga tiang utama di buat /
dibangun mulai dari pondasi foot plate hingga 50 cm berada diatas tanah asli
dan diberi angkur mur baut dengan 12 mmdan panjang 50 cm.

PAGAR KELILING MRF


Dari beton bertulang dengan besi tulangan 4 10 mm dan begel 8 jarak
antara 20 cm. Ukuran penampang 10 cm X 15 cm dan campuran 1 ( semen ) :
2 ( pasir ) : 3 ( Koral ) pecah mesin

SLOOF
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-4

BANGUNAN MRF
Dari beton bertulang dengan besi tulangan 6 12 mm dan begel 8 jarak
antara 15 cm. Ukuran penampang 20 cm X 25 cm dan campuran 1 ( semen ) :
2 ( pasir ) : 3 ( Koral ) pecah mesin

STRUKTUR BAJA
TIANG UTAMA KONSTRUKSI
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250X75X5X7 mm, baja Krakatau
Steel atau setara. Tinggi 4 meter dihitung dari tempat kedudukan kolom
penyangga tiang utama dan di beri plat pengaku.

KUDA-KUDA
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250X75X5X7 mm, baja Krakatau
Steel atau setara dengan sambungan las pada plat pengaku serta sambungan
baut pada konstruksinya.Antar kuda -kuda diberi ikatan angin dengan besi 16
mm .

GORDING
Dari baja profil Kanal dengan dimensi 100X50X20X2X3 mm, baja Krakatau Steel
atau setara dengan sambungan las antara gording dengan plat siku dan kudakuda, dimensi siku-siku 100X100X10 mm.Antar gording diberi penyetabil
/Trecstang dari besi dimensi 12 mm

PENGAKU
Mengikuti bagian pada joint dimasing masing konstruksi.

LANTAI
BANGUNAN UTAMA PENGOLAHAN SAMPAH (MRF)
Lantai dari Beton bertulang ketebalan 15 cm dengan campuran 1 : 3 :4 dengan
besi tulangan 8 mm jarak 20 cm rata satu lapis.

DINDING
PAGAR KELILING MRF
Dari batu bata lokal ukuran standar atau yang mendekati dengan kualias bata
kelas I ( baik ), dengan plester dan aci. Setiap 3 meter di beri kolom praktis
dengan ukuran 10x15 cm ( keterangan spek kolom di poin Kolom ).

ATAP BANGUNAN UTAMA MRF


BANGUNAN UTAMA MRF
Dari ZINGKZLUM ketebalan 0,4 mm
JALAN MASUK DAN PARKIRAN
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-5

Urugan tanah dengan lapis paling atas Paving Blok segi 4, kualitas paving sekelas K 225
dengan terlebih dahulu dilapisi pasir urug setebal 7 cm. Pasangan Paving di kancing
nat/sambunganya dengan pasir halus.

PASAL 4
Persyaratan Umum
Sebelum memulai pekerjaan pokok kontraktor terlebih dahulu harus menyiapkan penawaran.
Pekejaan pekerjaan tersebut meliputi :
1. Pengukuran Dan Pematokan
1)

Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan garis dan
kemiringan jalan, lebar bahu dan saluran drainase sesuai dengan penampang
melintang standard yang diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi/Pengawas sebelum memulai konstruksi. Patok yang digunakan
berukuran minimal (5 x 7) cm2

2)

Alat ukur yang digunakan adalah waterpas NAK- 2 atau yang sederajat beserta
perlengkapannya sebanyak 1 set.

2.

Pembuatan Direksi Keet/Brak Pekerja


Untuk setiap proyek, Kontraktor harus menyediakan akomodasi kantor yang cocok dan
fasilitas yang memenuhi untuk kebutuhan proyek.

3.

Photo Proyek
1)

Kontraktor diwajibkan membuat photo proyek sesuai dengan kemajuan


pekerjaan (pada saat 0 %, 50 %, 100 %) pada titik yang sama dan arah yang sama,
disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas.

2)

Photo proyek dibuat berwarna, dicetak yang jelas dan bersih ukuran post
card.

4.

Jadwal Pelaksanaan
1) Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan, kontraktor wajib membuat Rencana

Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S Curve

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-6

bahan / tenaga dan harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukkan (SPK) diterima kontraktor.
2) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 3 (tiga) kepada Direksi
/Konsultan Pengawas. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding di
kantor kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan.
3) Direksi / Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
5.

Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan


1)

Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik


proyek, Direksi / Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.
Untuk maksud-maksud tersebut, kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu
atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan kontraktor.

2)

Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi /


Konsultan Pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

3)

Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran.

6.

Kualitas Pekerjaan
1)

Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik dan hanya
tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap jenis pekerjaan diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan bersangkutan.

2)

Selama pekerjaan berlangsung Direksi / Konsultan Pengawas berhak sewaktuwaktu memerintahkan secara tertulis kepada kontraktor :
a)

Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan dalam waktu tertentu bahanbahan/materiil yang dianggapnya tidak sesuai dengan kontrak.

b)

Penggantian bahan-bahan material yang cocok dan sesuai.

c)

Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test-test


terdahulu atau pembayaran di muka) dari sembarang pekerjaan yang menurut
Direksi / Konsultan Pengawas secara material maupun keahliannya tidak cocok
dengan kontrak.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-7

3)

Pengujian hasil pekerjaan.


a) Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji
dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang
ditetapkan.
b) Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Kontraktor.

7.

Gambar Kerja (Shop Drawing)


1) Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction drawing)

belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan terlaksana, maka


Kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop drawing) yang memperlihatkan
secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.
2) Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
3) Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan
yang dilakukan Kontraktor.
8.

Gambar Hasil Revisi (As Built Drawing)


1)

Semua yang belum terdapat dalam Gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah Pemberi Tugas / Direksi / Konsultan Pengawas ataupun tidak,
Kontraktor

harus

membuat

gambar-gambar

yang

sesuai

dengan

apa

yang

dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan


pekerjaan yang dilaksanakan.
2)

Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 berikut termasuk gambar asli
dan semua biaya pembuatannya ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.

9.

Pemeliharaan Pekerjaan
1)

Jangka waktu pemeliharaan adalah 60 (enam puluh) hari kalender dihitung dari
tanggal penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100%). Dalam jangka waktu
tersebut, Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang tidak baik dan melengkapi
kekurangan-kekurangannya yang dilakukan oleh Kontraktor akibat tidak baiknya
pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya mutu bahan seperti tertulis dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ini atas
biaya Kontraktor.

2)

Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Direksi / Konsultan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-8

Pengawas Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut, maka


Pemimpin

Proyek

berhak menyuruh

pihak

ketiga (Kontraktor

lainnya)

untuk

mengerjakan atas beban Kontraktor.


10. Penyerahan Pekerjaan
Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan apabila
seluruh pekerjaan telah dapat berfungsi secara sempurna dan dapat diterima oleh
Pemberi Tugas. Selain itu seluruh kewajiban Kontraktor seperti memberi latihan operasi
kepada petugas

yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dan kewajiban lainnya telah

dilaksanakan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

PASAL 5
Pekerjaan Tanah
1.

Pekerjaan Galian
a. Uraian Umum
1) Pekerjaan ini akan terdiri dari galian, penanganan, pembuangan atau penumpukan
dari tanah atau batuan atau yang berdekatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
yang memuaskan dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
2) Galian Biasa akan terdiri dari semua galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian
Batu.
b. Keamanan Pekerjaan Galian
1) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin keselamatan tenaga
kerja yang melaksanakan pekerjaan galian dan masyarakat umum.
2) Perlengkapan pertolongan pertama (P3K) harus tersedia pada tempat pekerjaan
galian.

c. Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian


1) Semua bahan-bahan yang sesuai yang digali dalam batas-batas proyek, kapan saja
mungkin, harus digunakan dalam cara yang paling efektif untuk pembentukan
timbunan dan urugan kembali.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-9

2) Bahan-bahan galian yang mengandung tanah organik tinggi, tanah gambut,


sejumlah besar akar, atau bahan-bahan tumbuhan lainnya yang menurut pendapat
Direksi / Konsultan Pengawas akan mencegah pemadatan bahan-bahan yang
dihampar di atasnya atau menyebabkan penurunan atau kegagalan yang tidak
diinginkan, harus digolongkan sebagai tak memenuhi syarat.
3) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua pengaturan dan biaya untuk
pembuangan bahan-bahan yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkatan dan perolehan izin dari pemilik atau penghuni tanaht tersebut, dimana
pembuangan itu dilaksanakan.
d. Pemulihan Tempat Kerja dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
1) Bahan-bahan yang diperoleh kembali dari pekerjaan sementara tersebut tetap
menjadi milik Kontraktor atau dapat, dan jika disetujui sebagai layak oleh Direksi /
Konsultan Pengawas, dimasukkan ke dalam pekerjaan permanen dan dibayar
menurut Jenis Pembayaran yang bersangkutan yang dimasukkan dalam Jadwal
Penawaran.
2) Semua lubang galian tambahan, tempat galian batu atau daerah sisa galian yang
digunakan oleh Kontraktor harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur.
e. Prosedur Penggalian
1) Prosedur Umum
Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian yang
ditentukan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas
dan harus meliputi pembuangan semua bahan-bahan yang ditemukan, termasuk
tanah, batuan, batu-bata, batu beton, pasangan batu dan bahan-bahan lain yang
tidak diperlukan.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan-bahan dibawah dan diluar batas galian.

2.

Pekerjaan Urugan / Timbunan


a. Uraian

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


10

XII-

1) Pekerjaan ini akan terdiri dari perolehan, pengangkutan, penempatan dan


pemadatan tanah. Galian dan Urugan Kembali untuk Struktur dan untuk penimbunan
pada umumnya sebagaimana diperlukan untuk pembentukan tempat proyek menurut
garis, kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui.
2) Timbunan dengan bahan-bahan terpilih akan digunakan pada daerah yang berawa,
saluran air dan lokasi serupa dimana bahan-bahan timbunan biasa yang lebih plastis
akan lebih sukar untuk dipadatkan secara memuaskan.
b. Kondisi Tempat Kerja
1)

Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan penempatan dan pemadatan, bahwa timbunan selama pembangunan
harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang drainase dari aliran air
hujan dan bahwa pekerjaan yang diselesaikan mempunyai drainase yang baik. Air
dari tempat kerja harus dikeluarkan kedalam sistem drainase.

2)

Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup
untuk pengendalian kelembaban timbunan selama operasi penempatan dan
pemadatan.

c. Pembetulan Pekerjaan yang Kurang Memuaskan


1)

Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam batas kadar air yang
ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi / Konsultan Pengawas harus
dikoreksi.

2)

Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditentukan oleh batas
kadar air yang ditetapkan di dalam atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas, harus diperbaiki dengan menggaru bahan-bahan disusul
dengan pengerjaan dengan mesin perata berulang-ulang.

d. Pembatasan Cuaca
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun, dan
tak ada pemadatan yang boleh dilakukan stelah hujan atau sebaliknya bila kadar air
bahan-bahan berada diluar batas yang ditentukan.
e. Bahan-Bahan dan Peralatan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


11

XII-

1)

Sumber Bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan yang digunakan harus :
Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
Sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe dan mutu yang dipersyaratkan dalam
Gambar, atau yang secara khusus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.

2)

Timbunan Biasa
Timbunan yang digolongkan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari tanah atau
bahan-bahan batuan yang digali yang disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas
sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat dari Spesifikasi ini.

3)

Peralatan
Peralatan pemadatan mekanis yang disyaratkan adalah minimum mesin gilas
(vibrator roller) 3 roda dengan kekuatan 10 ton. Tipe peralatan pemadatan lainnya
mungkin diperbolehkan sesuai kondisi lapangan.

f. Penempatan dan Pemadatan Timbunan


1)

Penempatan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan
lapisan yang ditentukan.
b) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah
timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya
hanya dengan izin tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

2)

Pemadatan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan
harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan
layak serta disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas sampai suatu kepadatan
yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b) Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi / Konsultan
Pengawas, sebelum lapisan berikutnya ditempatkan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


12

XII-

c) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat yang
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dari bahan-bahan lepas tidak
lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat
pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang disetujui.

PASAL 6
Pekerjaan Beton Non Struktural
Dan Pekerjaan Pasangan
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan sempurna.
b. Persyaratan Bahan
1) Semen Portland

Semen yang dipakai adalah Portland Cement (PC) harus memenuhi


syarat-syarat mutu seperti tercantum dalam standar Nasional Indonesia (SNI 152049-1994) atau memenuhi standar mutu dan cara uji semen Portland (SNI 150302-2004) dan masih dalam kantong utuh

Kualitas semen harus baik, tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dalam
penimbunan di gudang

Semen yang digunakan adalah semen PC.

Disarankan agar setiap zak semen berisi 50 Kg.

Bila digunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus
diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten

Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama


harus dijaga agar tidak menjadi lembab, dan penempatannya harus ditempat yang
kering

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


13

XII-

Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh
dipakai.

2) Agregat Halus
a)

Pasir Urug.
Pasir untuk pengurukan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus dan keras atau
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996.
Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran-butirannya harus dapat melalui
ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.

b)

Pasir Pasang.
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996.
Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran-butirannya harus dapat melalui
ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan

c) Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan terbebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan sebagainya. Kadar lulmpur tidak boleh melebihi 5%.
3) Agregat Kasar (batu pecah/split)
a)

Material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku
pijar, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
membentuk suatu beton atau adukan semen hidraulik. kerikil sebagai hasil
disintegrasi 'alami' dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 2/3 -1/2 cm

b)

Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan kimia yang merusak


dengan batasan sebagai berikut: kadar zat organik pada agregat tidak
memperlihatkan warna yang lebih gelap dari warna standar, penurunan kekuatan
beton lebih dari 5 %

c)

Bahan agregat harus disimpan sedemikian rupa untuk mencegah


kerusakan, atau intrusi bahan yang mengganggu.

d)

Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-197.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


14

XII-

Butiran-butiran split dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan


tertinggal di atas ayakan berlubang 20 mm.
Koral/Split hitam mengkilap keabu-abuan.

4) Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi Pekerjaan dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratprium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
5) Besi Beton
Besi/baja beton yang ditawarkan dari jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh
minimum 2.400 kg/cm2 ( U24 ) dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang penting
harus ditanyakan oleh test laboratorium resmi dan sah, bebas dari kotoran, lapisan
lemak/minyak dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dsb). Penampang besi
harus bulat serta memenuhi persyaratan SNI 07-0663-1995
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1)

Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton non struktural adalah K-225 dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.

2)

Pembesian
a) Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratan harus sesuai
PBI 1971.
b) Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
c) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam PBI 1971.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


15

XII-

d) Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan.
3)

Cara Pengadukan
a) Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b) Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Pekerjaan.
c) Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm
dan maksimum 10 cm.

4)

Pengecoran Beton.
a) Kontraktor

diwajibkan

melaksanakan

pekerjaan

persiapan

dengan

membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan


ukuran ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
b) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi
Pekerjaan.
c) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
5)

Pekerjaan Acuan / Bekisting


a) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.
b) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran dilakukan.
c) Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran
(tahi gergaji),

potongan kayu,

tanah/lumpur

dan sebagainya,

sebelum

pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan


beton.
d) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


16

XII-

e) Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
6)

Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.


Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Direksi
Pekerjaan. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

7)

Kontraktor dan Kualifikasi Pelaksanaan / Kontraktor


a) Pelaksana/kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaan sampai
dengan saat-saat penyerahan (selesai).
b) Pekerjaan

harus

dilakukan

tenaga-tenaga

ahli

pada

bidangnya.

Pelaksanaan/kontraktor harus qualified.


c) Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian
dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau
peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
8)

Contoh Bahan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.

9)

Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacad. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan
aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengnan jenisnya.
d) Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, kontraktor wajib mengganti atas beban
kontraktor.

10) Pengujian Mutu Pekerjaan


a) Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil benda
uji berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat ketentuan
dalam PBI01971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pekerjaan yang

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


17

XII-

akan ditunjuk Direksi Pekerjaan. Jumlah dan frekuensi pembautan kubus beton
serta ketentuan ketentuan lainnya sesuai PBI 1971.
b) Kontraktor diwajibkan membuat Trial Mix terlebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan beton.
c) Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
secepatnya.
d) Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab kontraktor.
11) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
a) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
b) Beton dilindungi dari kemungkinan cacad yang diakibatkan dari pekerjaan
pekerjaan lain.
c) Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
d) Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan
dalam PBI 1971).
2. Pekerjaan Pasangan
a.

Umum
Pekerjaan pasangan yang diuraikan dalam pasal ini diantaranya meliputi : pekerjaan
pasangan bata merah, pasangan batu kali, dan pasangan batu/ beton hiasan.
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan pekerjaan pasangan pada Direksi
Proyek

untuk

memperoleh persetujuannya. Contoh harus mencerminkan mutu,

texture, warna dan kekuatan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.
b.

Pasangan Batu Kali


1) Bahan
a) Batu kali/belah.
Batu yang dipakai harus bermutu baik, kuat, bersih, bersudut (tidak bulat), tidak
retak, tidak porous, mempunyai berat jenis tidak kurang dari 2,6 ton/m. Batu

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


18

XII-

kali yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah atau batu gunung yang keras.
Bilamana diminta perlu, Kontraktor harus mengajukan contoh batu kepada
Direksi

Proyek untuk bisa

diadakan

pengujian laboratorium atas biaya

Kontraktor.
b) Pasir.
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.

c) Portland Cement.
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
d) A i r.
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
2) Perbandingan Adukan
Perbandingan Adukan dan Penggunaan Adukan Bila tidak ditentukan lain,
campuran adukan adalah sebagai berikut :
a) Untuk pasangan batu kali biasa 1 PC : 4 pasir (type 1).
b) Untuk pasangan batu kali kedap air 1 PC : 2 pasir (type 2).
c) Campuran mortar :
(i)

Finishing Mortar 1 PC : 2 Pasir

(ii)

Plastering Mortar 1 PC : 2 Pasir (1,5 cm tebal)

(iii) Plastering Mortar 1 P1C : 3 Pasir (1,5 cm tebal)


d) Dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membubuhkan
kembali untuk dipakai lagi.
3) Syarat Pemasangan Batu Kali
a) Pekerjaan-pekerjaan pasangan hendaknya diselesaikan sesuai dengan bentuk
serta ukuran

seperti

yang

dicantumkan

pada

gambar-gambar. Apabila

setelah pekerjaan pasangan diselesaikan ternyata tidak sesuai dengan bentuk-

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


19

XII-

bentuk dan ukuran yang diperlihatkan dalam gambar - gambar, maka pasangan
tersebut harus dibongkar dan diganti oleh Kontraktor atas biayanya sendiri.
b) Jika ada masalah-masalah lapangan yang tidak sesuai dengan gambar bestek
atau syarat-syarat bestek, maka Kontraktor harus melapor terlebih dahulu
pada Direksi Pengawas. Tidak boleh diatasi sendiri tanpa persetujuan
Direksi Proyek.
c) Variasi (perubahan) kedalaman pondasi, dapat diterima atau diperintahkan
oleh Direksi Proyek jika ternyata keadaan pada suatu tempat pekerjaan
berbeda dengan

keadaan

yang

diharapkan semula,

dan

tambahan atau

pengurangan biaya akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah/kurang.


Perubahan kedalaman atau lebar pondasi tidak diizinkan tanpa persetujuan
Direksi Proyek.
d) Batu-batu dengan sambungan mortar harus dibasahi dengan air secara
merata selama 3 sampai 4 jam sebelum dipakai.
e) Batu-batu yang bulat akan diperbolehkan hanya dalam jumlah terbatas yang
dikombinasikan dengan yang bersudut ("angular")

dan tidak boleh dipakai

untuk tembok-tembok yang tebalnya kurang dari 40 cm.


f) Pemasangan batu dilakukan satu demi satu dan tiap-tiap susunan batu harus
mempunyai antara dan tidak boleh bersinggungan, agar spesie dapat masuk
pada celah-celah batu dan dapat membungkus setiap batu pasangan dengan
baik.
g) Ukuran spesie dan dimensi tidak boleh dirubah, kecuali atas perintah Direksi
Proyek. Jika terbukti ukuran spesie dan dimensi tidak sesuai dengan apa yang
disyaratkan, maka pekerjaan tidak dapat diterima.
h) Mortar pada sambungan-sambungan pasangan pertama-tama harus

diambil

sedalam 3 cm. Kemudian permukaan harus dibersihkan seluruhnya dengan


sikat kawat dan diisi dengan mortar type 1 PC : 2 Pasir, kecuali bila
ditentukan lain.
i) Pemasangan batu

tidak

boleh

dilakukan

pada

waktu

hujan yang bisa

menghanyutkan mortarnya.
j) Pemasangan pasangan batu kali tidak lebih tinggi dari 1 m dalam sehari.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


20

XII-

k) Pada setiap persambungan harus dibuatkan gigi- gigi dan bila dilanjutkan
persambungan itu harus terlebih dahulu dibersihkan dengan sikat kawat dan
disiram dengan air kemudian dengan air semen.
l) Semua bidang pasangan batu kali yang disiar hanya pada setiap alur
spesienya saja yang permukaannya tidak lebih menonjol dari permukaan batu
kalinya.
m) Sebelum disiar, alur-alur yang akan disiar harus dikorek-korek dahulu dan
disiram dengan air sampai basah.
n) Siar batu kali tidak diijinkan saling bertumpuan atau terjadi rongga-rongga,
seluruhnya harus dibatasi atau diisi dengan adukan.
o) Kecuali ditentukan lain, pekerjaan siaran pasangan batu kali dengan adukan 1
PC : 2 pasir, dengan tebal tidak lebih dari 1,5 cm.
p) Pada waktu penyelesaian akhir, permukaan batu-batu harus dibersihkan dari
sisa-sisa mortar.
4) Perawatan
a) Pasangan tak boleh kena air mengalir sebelum mortar menjadi keras (kuat).
b) Semua pasangan hendaknya dirawat dan dilindungi dari cuaca panas dengan
membasahi dengan air.
c) Pasangan yang berada diudara terbuka, selama waktu-waktu hujan terusmenerus diberi perlindungan dengan menutup bagian atasnya.
5) Penyisipan Bagian-bagian Logam (Metal Fixture) ke dalam Pasangan
a) Pada waktu

pelaksanaan

pasangan,

Kontraktor

dapat

diminta

untuk

menyisipkan perlengkapan yang terbuat dari besi baja atau bahan lain kedalam
pasangan batu tersebut, seperti : baut- baut, "sleves" angker, alat-alat penarik
("lugs"), dan lain sebagainya.
b) Sebagian pasangan akan dipasang dengan beton untuk memegang besi dan
baja itu pada posisinya.
c) Biaya untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Rekanan dan sudah
diperhitungkan dalam penawaran harga.
c.

Pasangan Batu Bata


1) Bahan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


21

XII-

a) Bata Merah
Batu bata yang dipakai harus matang pembakarannya. Bila direndam dalam air
akan tetap utuh tidak pecah atau hancur. Ukuran nominal batu bata adalah
6x12x24 cm mempunyai daya tekan ultimate sebesar 30 Kg/m2. Kontraktor
wajib memberikan contoh pada Direksi Proyek untuk diperiksa kualitas dan
ukurannya. Apabila bahan-bahan yang

datang dianggap tidak memenuhi

syarat oleh Direksi Proyek, Direksi Proyek berhak menolaknya dan Kontraktor
harus segera mengangkutnya keluar tempat pekerjaan.
b) Pasir
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
c) Portland Cement
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
d) A i r
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
2) Perbandingan Adukan dan Penggunaan Adukan
a) Perbandingan campuran adukan.
Bila tidak ditentukan lain, campuran adukan dibuat sebagai berikut :
Adukan untuk pasangan batu bata biasa 1 PC : 4 pasir, dan untuk pasangan
batu bata kedap air 1 PC : 2 pasir
b) Penggunaan adukan.
Adukan harus dicampur diatas permukaan yang keras dan terjaga dari
kemungkinan tercemar lumpur dan sebagainya. Semua pasangan bata mulai
balok pondasi beton sampai 30 cm di atas lantai dasar yang menggunakan
adukan 1 PC : 2 Pasir. Untuk pasangan bata lainnya dipakai adukan 1 PC : 4
Pasir kecuali bila dinyatakan lain. Seluruh dinding luar bangunan yang tak
terlindung overstek menggunakan pasangan bata dengan adukan 1 PC : 2
Pasir. Dilarang

memakai

adukan

yang sudah mulai

mengeras atau

membubukkannya kembali untuk dipakai lagi.


3) Syarat Pemasangan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


22

XII-

a) Cara-cara

pemasangan

bata harus baik, benar dan sesuai dengan

peruntukannya.
b) Waktu akan dipasang, bata harus mengandung banyak/jenuh air.
c) Pada pemasangan dinding harus dipasang uitzet, dimana dinding harus
betul-betul vertikal dan horizontal dan didirikan menurut masing-masing
ukuran, ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang tunjukkanpada
gambar, dan Kontraktor harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan
sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui Direksi Proyek.
d) Besi penulangan yang dipasang pada dinding tembok bata pada arah tegak
maupun datar yang berhubungan dengan kolom atau balok baja, dipasang
pada angkur 1/2 " yang dilas/diikat pada besi beton/balok baja, dan panjang
angkur minimum 60 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
e) Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm dengan baik dan
sambungan yang menerus dan rata.
f) Siar-siar dibuat rapi setebal 1 cm dan dikorek paling sedikit 0,5 cm sebagai
persiapan untuk plesteran dan untuk siar-siar tegak tidak diperbolehkan
bertemu dalam satu garis lurus.
g) Semua rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk

dapat

melanjutkan pekerjaan pasangan.


4) Perawatan
a) Dinding-dinding yang sudah terpasang harus dilindungi dari

pengaruh-

pengaruh bahaya luar.


b) Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari
setelah didirikan.
c) Jika pemasangan ternyata tidak sesuai dengan gambar dan persyaratan yang
telah ditentukan, maka Kontraktor harus membuat lagi sampai betul dan
biayanya menjadi tanggungan Kontraktor.
d.

Pekerjaan plesteran
Semua dinding dalam dan luar dipelester dengan spesi 1Pc : 5Ps, kecuali pelesteran
trasram dengan spesi 1Pc : 2Ps.
Pasangan pondasi yang muncul diatas permukaan tanah harus diplester dengan
spesi 1pc : 5ps dan diaci.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


23

XII-

Pekerjaan sponengan dikerjakan dengan 1Pc : 3Ps, cor-coran beton yang kelihatan
dipelester dengan spesi 1Ps : 3Ps.
1)

Bahan
a) Pasir
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
b) Portland Cement
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.
c) A i r
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural.

2)

Syarat Pelaksanaan
Material pelesteran ini (kecuali PC) sebelum diaduk terlebih dahulu harus diayak
(maksimal 3mm x 3mm).
Pekerjaan pelesteran dikerjakan setelah pekerjaan penutup atap selesai.
Pekerjaan acian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata dan rapi. Pekerjaan
acian dilakukan dengan raskam kayu sehingga permukaan rata dan halus.
Pelesteran harus selalu dibasahi / disiram merata hingga selalu lembab sampai
pasangan pelesteran menjadi kuat (tidak retak rambut).
Permukaan beton sebelum di plester harus dibuat kasar terlebih dahulu.
Diwajibkan kepada Penyedia Jasa, jika terdapat macam pelesteran yang belum
tercantum dalam RKS dan gambar yang dianggap meragukan untuk dimintakan
petunjuk dan penjelasannya kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan
Perencana

PASAL 8
Pekerjaan Beton
1. Umum

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


24

XII-

a.

Uraian
Pekerjaan yang ditetapkan dalam pasal ini akan terdiri dari konstruksi perkerasan lantai
beton semen portland dengan tulangan sebagaimana disyaratkan pada lantai beton
yang dipersiapkan dan diterima sesuai dengan spesifikasi ini, dan menurut garis-garis,
ketinggian, kelandaian, ukuran, penampang melintang dan penyelesaian akhir yang
terlihat pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknik.

b.

Standar Rujukan
Standar rujukan yang berlaku pada pasal sebelumnya harus berlaku pada pasal ini
dengan penambahan penambahan seperti pada Tata cara penghitungan struktur

beton bertulang untuk bangunan gedung (SNI 03 2847 - 2002)

2. Bahan-Bahan
a. Semen Portland
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural. pada PASAL 6
b. Air
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural. pada PASAL 6
c. Agregat Halus
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural. pada PASAL 6
d. Agregat Kasar (batu pecah/split)
Persyaratan bahan disamakan dengan yg digunakan pada pekerjaan beton non
struktural. pada PASAL 6
e.

Campuran Tambahan
1)

Penggunaan plastisator ataua bahan-bahan tambahan untuk mengurangi air atau


campuran tambahan lainnya tidak akan diizinkan untuk dipakai pada beton, kecuali
dengan izin tertulis dari Direksi Teknik. Jika digunakan harus sesuai dengan
AASHTO M 154 atau M 194.

2)

Campuran campuran tambahan yang mempercepat proses dan yang

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


25

XII-

mengandung calcium Chlorida tidak boleh digunakan.


f.

Membran Kedap Air


1)

Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari pelapisan plastik yang tidak
tembus setebal 125 mikron dan dimana suatu bahan tumpang tindih dari lapis
bawah diperlukan, maka hal ini harus sekurang kurangnya 300 mm.

2)

Tulangan anyaman kawat baja harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dari


AASHTO M 55. Tulangan ini harus disediakan dalam lembaran-lembaran daftar
dan merupakan suatu jenis yang disetujui oleh Direksi Teknik.

3)

Pondasi rakit batang harus sesuai dengan persyaratan dari AASHHTO M 54.
Bagian bagiannya harus dari ukuran dan batas antara yang diperlihatkan pada
gambar rencana.

g. Pencampuran Dan Penakaran


a. Desain Campuran
1)

Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan metode yang


ditetapkan dalam B5 CP 114 untuk beton, kadar semen harus 340 kg/m3.

2)

Perbandingan sebenarnya dari air bebas terhadap semen, untuk agregat


permukaan kering harus ditentukan oleh syarat - syarat kekuatan dan kemungkinan
dapat dilaksanakan. Tetapi dalam hal manapun tidak akan melebihi 0,55
berdasarkan massa.

b. Campuran Percobaan
1) Kontraktor harus menegaskan perbandingan campuran yang diusulkan dan bahanbahan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, disaksikan oleh Direksi
Teknik

dengan

menggunakan

jenis

instalasi

dan

peralatan

yang

sama

sebagaimana telah dipergunakan dalam pekerjaan.


2)

Campuran percobaan harus dapat dianggap dapat diterima asal saja dapat
memenuhi semua persyaratan sifat campuran yang ditetapkan dalam pasal 6.3. (3)
dibawah ini.

c. Persyaratan Sifat Campuran


1)

Sebagai kemungkinan lain jika disetujui oleh Direksi Teknik, Beton harus dari kelas
K 225 dengan kuat desak karakteristik sesuai dengan persyaratan persyaratan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


26

XII-

yang berlaku.
2)

Beton tersebut harus berasal dari jenis yang cocok dapat dikerjakan untuk
pemadatan penuh yang akan dicapai dari instahnsi yang digunakan, tanpa
pengaliran yang tak semestinya. Penurunan slump sebagaimana diukur harus tidak
kurang dari 20 mm dan tidak lebih besar dari 60 mm. Penurunan tersebut harus
dipertahankan di dalam toleransi + 20 mm dari nilai optimum yang disetujui oleh
Direksi Teknik. Beton yang tidak memenuhi persyaratan persyaratan penurunan
tersebut harus tidak ditempatkan dalam pelat pelat perkerasan beton.

h. Metode Konstruksi
a. Tulangan Baja

1) Tulangan baja harus sedemikian rupa sehingga daerah penampang melintang efektif
dari tulangan baja membujur tidak kurang seperti terlihat pada gambar rencana.
2) Kualitas dan distribusi harus dimodifikasi dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk
menyesuaikan dengan posisi bak kontrol, kotak permukaan, sambungan
sambungan atau pelat pelat dengan ukuran lebar atau panajng tidak normal.
3) Tulangan baja harus ditempatkan sedemikian rupa hingga setelah pemadatan beton
tersebut, maka selimut beton dibawah permukaan yang telah diselesaikan dari pelat
tersebut adalah 60 + 10 mm dan ini berakhir pada sekurang-kurangnya 40 mm dan
tidak lebioh dari 80 mm dari tepi pelat-pelat tersebut pada semua sambungan dalam
beton tersebut, kecuali sambungnan membujur dengan sambungan konstruksi.

b. Penempatan Beton
1) Pembatasan Pencampuran
a)

Beton tidak akan dicampur, ditempatkan atau diselesaikan kalau


penerangan alamiah tidak mencukupi, kecuali dengan sistem penerangan
buatan yang cocok dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk dioiperasikan.

b)

Beton harus dicampur hanya dalam jumlah yang diperlukan pada


saat itu. Kontraktor harus betanggung jawab pada pembuatan beton dengan
konsistensi yang disyaratkan.

c)

Mengencerkan kembali beton dengan menambahkan air atau


dengan cara lain secara normal tidak akan dapat diperkenankan. Tetapi bila
beton dikirim dalam truk ditambahkan pada bahan-bahan takaran dan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


27

XII-

pencampuran tambahan dilaksanakan


Untuk menaikan slump guna memenuhi persyaratan persyaratan yang
ditetapkan, bila diizinkan oleh Direksi Teknik, asalkan semua operasi ini
dilaksanakan dalam rentang waktu 45 menit dari pencampuran permulaan
agregat dan semen serta perbandingan air semen tidak dilampaui.
2) Penempatan
a)

Meskipun ada pemberitahuan tentang persetujuan untuk melanjutkan pekerjaan


dan memproses tahap pekerjaan selanjutnya, tidak boleh ada beton yang akan
ditempatkan, bila Direksi Teknik atau wakilnya tidak hadir dengan sebenarnya
untuk

menyaksikan

operasi

pencampuran

dan

penempatan

dalam

keseluruhannya.
b)

Tidak ada beton akan digunakan yang tidak ditempatkan pada posisinya yang
terakhir dalam acuan acuan dalam waktu 30 menit setelah air ditambahkan
pada campuran tersebut.

c)

Penempatan beton harus diteruskan tanpa berhenti sampai pada suatu


sambungan konstruksi yang diatur terlebih dahulu dan waktu disetujui atau
sampai pekerjaan tersebut diselesaikan.

d)

Beton harus ditempatkan pada suatu jumlah yang sedemikian rupa, sehingga
beton yang baru ditempatkan terpadu dengan beton yang telah ditempatkan
terlebih dahulu, sementara beton yang terakhir ditempatkan masih bersifat
plastik

i.

Pekerjaan Penyelesaian
a. Penyelsaian permukaan selama konstruksi awal perkerasan lantai beton.
1)

Setelah penyelesaian sambungan sambungan dan lintasan terakhir dari babak


finishing dan sebelum penerapan perawatan, maka permukaan beton yang akan
digunakan sebagai permukaan lantai harus rata.

2)

Penyelesaian dengan sikatan harus dibentuk dengan sebuah sapu kawat tidak
lebih besar dari 4,50 mm. Berkat kawat dari sapu yang digunakan harus pada
permulaannya berukuran panjang 100 mm dari kawat pada permulaannya
berukuran panjang 100 mm dari kawat pita berukuran 32 gauge. Sapu tersebut
harus terdiri dari 2 garis berkas pada pusat-pusat 20 mm dan berkas berkas
harus berada pada pusat-pusat 10 mm dan perimbangan off set lain. Berkas-

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


28

XII-

berkas tersebut harus masing-masing 14 kawat rata-rata. Sapu sapu akan


digantikan bila berkas yang terpendek telah aus hingga 90 mm.

b. Perawatan
1)

Segera setelah pekerjaan penyelesaian pengecoran lantai dan tepian maka


pekerjaan perawatan beton harus dimulai permukaan beton yang terbuka yang
baru diletakan harus dilindungi terhadap pengaruh sinar matahari, angin dan hujan
dengan menggunakan kerangka-kerangka yang ditutup dengan bahan bahan
refleksi panas dan hujan. Setiap kerangka harus didirikan segera setelah
penyelesaian perlakuan permukaan ditetapkan dan dengan cara sedemikian rupa
sehingga permukaan beton tidak terganggu.

2)

Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk menjamin waktu yang
tercepat saat permukaan tersebut dapat menahan penyebaran bahan yang
menyimpan lengas. Ini merupakan salah satu dari dua lapisan kain goni atau dua
anyaman katun atau sebuah lapisan pasir atau bahan penghisap tinggi lainnya
yang disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan apapaun yang digunakan harus dijaga
agar tetap basah untuk waktu tidak kurang dari 5 hari, sampai suatu tingkat yang
akan menjamin bahwa 100 % kelembaban dijaga pada permukaan beton.

c. Pembongkaran Acuan
1)

Acuan-acuan tidak akan dibongkar sampai beton yang baru ditempatkan telah
mengeras sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan acuan tersebut dibongkar dengan
hati-hati untuk menghindari kerusakan pada permukaan jalan.

2)

Segera setelah acuan-acuan tersebut dibongkar maka ujung ujung semua siar
muai harus dibersihkan dari beton dan seluruh kedalaman pelat tersebut.

3)

Setiap daerah yang menunjukan adanya kropok dalam tingkat kecil harus ditambah
dengan adukan yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian agregat halus
(1:2) berdasarkan berat. Bila Direksi Teknik menganggap bahwa kropok yang ada
sedemikian rupa hingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, maka kontraktor
harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya dengan bahan yang
dapat diterima atas biaya sendiri.

4)

Bagian yang dibongkar tersebut harus sampai kedalaman dan ukuran lebar
sepenuhnya dari pelat tersebut dan sekurang-kurangnya 3 meter panjang.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


29

XII-

j.

Pengendalian Kualitas Lapangan


a. Umum
Kontraktor harus bertanggungjawab penuh untuk menjamin bahwa kualitas beton
sesuai dengan spesifikasi, Rencana Anggaran Biaya yang ditetapkan, BOQ, ataupun
gambar rencana, dan tanggung jawab tentang kualitas harus disertai dengan pengujian
yang dilaksanakan oleh kontraktor dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik dan
Konsultan Pengawas.

b. Pengujian untuk Sifat Mudah Dikerjakan


Satu pengujian atau lebih dari penurunan beton / slump test sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas, harus dilaksanakan atas setiap
takaran beton yang dihasilkan dan pengujian tersebut tidak akan dianggap telah
dilaksanakan kecuali dengan disaksikan dan disetujui oleh Direksi Teknik dan Konsultan
Pengawas.

c. Pengujian Kekuatan
1)

Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kekuatan untuk
setiap 20 m3 atau bagian dari padanya.

2)

Setiap pengujian harus termasuk pembuatan tiga contoh benda uji yang identik /
serupa untuk diuji pada umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari, dan 28 (dua puluh
delapan) har, dengan bentuk kubus atau silinder

3)

Bila jumlah dari beton yang ditempatkan dalam suatu hari menyediakan kurang dari
5 (lima) contoh pengujian maka contoh-contoh pengujian akan diambil dari 5
takaran yang dipilih secara acak / sembarangan, yaitu :

yang pertama dari contoh-contoh ini harus diuji pada umur 3 hari

yang kedua disusul dengan contoh yang diuji pada umur 7 hari

yang terakhir dengan contoh-contoh yang diuji pada umur 28 hari

PASAL 9
Pekerjaan Kayu
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
30

XII-

1. Umum
a. Persiapan
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka pemborong harus mempersiapkan rencana
kerja, material serta peralatan yang lengkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga
pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
b. Standard
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini harus
memenuhi syarat-syarat dalam :
o

Peraturan umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI - 3

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI- 5

Peraturan Bangunan Nasional dan Perlengkapannya

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah di bidang Perumahan

2. KAYU
a. Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan untuk bangunan harus
kayu dengan mutu A sesuai dengan P.K.K.I. Semua kayu harus bebas dari getah-getah,
cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak, bengkok dan sebagainya dan harus
sudah mengalami proses pengeringan udara minimal 3 bulan.
b. Kadar Air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan :
Harus lebih kecil atau sama dengan 15 % sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
kasar harus lebih kecil atau sama denga 20 %, harus dijaga agar supaya kadar air
tersebut konstan baik pada saat penyimpanan, pengerjaan maupun sampai pada
penyelesaian pekerjaan.
c. Penyimpanan kayu
Segera setelah kayu diterima ditempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar tidak
menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi. Kayu bundar harus

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


31

XII-

disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai jarak tidak kurang dari 7.5
cm dari batang yang berdampingan.
3. Ukuran Kayu
Ukuran-ukuran

kayu

harus

sesuai

dengan

yang

disyaratkan,

kecuali

penyim-

pangan-penyimpangan sedikit akibat penggergajian diperkebunan. Ukuran-ukuran yang


menyimpang harus disesuaikan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
4. Permukaan Kayu Yang Terbuka
Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya terbuka misalnya
pada pekerjaan meubelair, pintu, jendela dan sebagainya. Permukaannya harus dikerjakan
kembali jika tidak ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Semua kayu pada pekerjaan
konstruksi kayu harus dibiarkan kasar dari penggergajian jika tidak ditentukan bahwa
harus dikerjakan lagi.
5. Sambungan
a. U m u m
Semua sambungan harus dibuat dengan rapi agar diperoleh sambungan yang cocok
betul tanpa menggunakan pasak atau pengikat. Kecuali disyaratkan lain atau tertera
pada gambar rencana, maka sepotong kayu harus tidak disambung untuk seluruh
panjangnya, ujung-ujung harus dipotong tegak dan untuk bidang kontak harus saling
berhubungan dengan baik. Semua lubang-lubang baut dan lubang-lubang baut dan
lubang-lubang penyambung lainnya, dibor dengan teliti.

Semua lubang pen dan

sambungan-sambungan kayu dibentuk untuk cocok betul dan rapat.


b. Sambungan dengan besi
Kecuali disyaratkan lain pada gambar Rencana, semua baut-baut, strip, paku,
pelat,cincin baut dan lain-lain pekerjaan besi harus dibuat dari baja lunak (mild steel).
Setelah pabrikasi dan sebelum meninggalkan bengkel maka semua pekerjaan besi
harus digosok dan dibersihkan dan dimasukkan dalam minyak "kuiseed" keadaan
masih panas atau bahan lain yang telah disetujui. Baut harus mempunyai bentuk kepala
yang sesuai, persegi atau bundar yang diulir dengan ulir whitworth ukuran standard,
dimana ulir pada baut itu panjangnya minimum 4 kali diameter baut. Semua mur harus

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


32

XII-

pas betul tanpa spelling. Panjang baut yang tertera pada gambar rencana hanya ukuran
perkiraan, dan Pemborong harus menyediakan baut-baut dengan panjang yang cukup.
Ujung baut harus lebih dari setengah diameter melampaui mur, apabila berlebihan
maka kelebihan itu harus dipotong.
c. Perlindungan pada sambungan
Semua sambungan kayu yang nantinya terpengaruh oleh air ataupun pada
pekerjaan-pekerjaan kusen pintu dan jendela perlu mendapat perhatian pada
penyelesaian pekerjaan. Pada sambungan sekurang-kurangnya sebelum dipasang
harus dicat dulu dengan cat menie atau kalau ditentukan lain oleh Direksi misalnya
dengan minyak pengawet kayu. Lapisan menie tersebut sekurang-kurangnya dua
lapisan yang diberikan berturut-turut setelah lapisan pertama kering betul, setelah itu
dipasang hingga sesuai betul dan benar-benar rapat.
6. Pabrikasi
Pemborong harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan pekerjaan
pabrikasi juga termasuk penyediaan semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup, paku
dan lain sebagainya sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan
gambar

rencana.

Pemborong

harus

menyiapkan

pula

segala

keperluan

untuk

pemasangan seperti perancah-perancah dan lain sebagainya untuk mendukung dan


memasang konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.
7. Pengawetan Dan Pengecatan Kayu
Direksi dapat memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk meng-awetkan
kayu jika dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun
penggunaan ter. Semua sambungan pada ujung-ujung 2 kayu perlu mendapat perhatian
khusus dan pada penyelesaian pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada
sambungan-sambungan. Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu
sebelum mulai pekerjaan pengecatan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki
selama atau segera setelah hujan atau selama permukaan kayu masih basah. Diperlukan
sekurang-kurangnya 48 jam berselang setiap penggunaan minyak pada bagian yang
sama. Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus
kering dulu sebelum dipasang Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


33

XII-

terpengaruh oleh air hujan atau selama permukaan kayu atau besi masih basah. Setelah
sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan setiap
lapisan cat harus keing betul sebelum yang berikutnya diberikan.

PASAL 10
Pekerjaan Struktur Baja
1. Umum
Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar rencana dinyatakan
sebagai struktur baja, juga bagian-bagian yang menurut sifat strukturnya memakai baja,
seperti kolom, balok, rangka atap, rangka dinding dan lain-lain.
Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor harus membuat gambar kerja (shop
drawing) dari baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan struktur seperlunya.
Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang
baut, las, pengaku, ukuran-ukuran, dan lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama
untuk fabrikasi dan pemasangan. Detail sambungan harus dibuat secara lengkap oleh
kontraktor.
Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor harus membuat gambar kerja (shop
drawing) dari baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan struktur seperlunya.
Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang
baut, las, pengaku, ukuran-ukuran, dan lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama
untuk fabrikasi dan pemasangan. Detail sambungan harus dibuat secara lengkap oleh
kontraktor.
2. Material
a. Baja-baja profil dan pipa sesuai dengan Fe-360 atau BJ-37 menurut PPBBI atau ASTM
A-36, dengan tegangan leleh sebesar 3600 kg/cm2.
b. Baut baja biasa sesuai ASTM A-307
c. Baut baja tegangan tinggi sesuai dengan ASTM A-325 F (High Strength Friction Grip).
d. Elektroda las mengikuti AWS E-60XX atau mutu lebih tinggi.
3. Pabrikasi

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


34

XII-

a. Umum
Tukang-tukang yang digunakan harus dari tenaga tenaga ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk petunjuk Direksi /
Teknik / Konsultan Pengawasa dan ketelitihan utama diperlukan untuk menjamin bahwa
seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan. Direksi /
Teknik / Konsultan Pengawasa mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu
melakukan pemeriksaan pekerjaan, tidak satu pekerjaan dibongkar atau disiapkan
untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak
sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera
diperbaiki. Kontraktor pabrikasi harus memperkenankan kontraktor Montase untuk
sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai
cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan di tempat
pekerjaan. Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan
instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.
b. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitihan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pabrikasi. Semua pengukuran
harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita yang telah disetujui. Ukuran-ukuran
dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25
derajad C.
c. Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran,
bila perlu harus diperbaiki, sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat
seluruhnya.
d. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan hasrus diselesaikan siku
terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


35

XII-

bersih serta lurus dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan
gerinda. Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tepi harus diselesaikan
sedemikian sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.
e. Pekerjaan mesin perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm, sebanyakbanyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
f. Pekerjaan Las & pengawasan Pekerjaan Las
Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las, dibawah pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan Direksi Teknis mempunyai training dan pengalaman
yang sesuai untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu. Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Teknis/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.Detail-detail
khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan jenis dan ukuran
elektrodanya, tebalnya bagian-bagian,ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk
las tersebut harus diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum pekerjaan las listrik dapat
dilakukan. Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik, dan kecepatan busur listrik,
yang digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersbut
dan tidak akan dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas . Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotorankotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las.
Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya
harus disingkirkan.
g. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari meterial. Bila memungkinkan, maka
semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk
membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut
pas pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru
diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


36

XII-

dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh


kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan dapat dilepas bila perlu.Diameter
lubang untuk baut, kecuali baut pas, adalah 1,50 mm lebih besar dari pada diameter
yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus
dalam toleransi yang diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak
dibor menembus sekaligus untuk seluruh tebal elemen-elemennnya, maka lubang
dapat dibor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan diperbesar kemudian pada saat
montase percobaan.
h. Montase di bengkel (montase percobaan)
Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan)
pada halaman Kontraktor Pabrikasi yang terlindung dari cuaca untuk diperiksa oleh
Direksi Teknis mengenai alinyemen serta tepatnya seluruh bagian dan sambungan.
Kalau terjadi perbedaan kedudukan, maka batang yang berdampingan harus dimontase
bersama-sama pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakanperletakannya, gelegar melintang dan seluruh batang-batang penguat. Sambungan
sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang
disetujui seperti wartel, jack, baut-baut. Pemahatan yang dilakukan pada saat montase
hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan
untuk memperbesar lubang atau merusak material.
i. Memberi tanda untuk pemasangan akhir.
Setelah montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan Direksi Teknis, tetapi
belum dilepas, setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat).
Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama.
Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu, oleh
kontraktor pabrikasi diberikan dengan cuma-cuma kepada Direksi Teknis dan kontraktor
Montase dari bangunan itu, pada saat pengiriman - pengiriman pekerjaan baja itu.
j. Pengecatan di bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka
permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan
mesin perkakas dan pada perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


37

XII-

logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) atau
dengan cara lain yang disetujui. Setelah semua permukaan dalam keadaan bersih dan
kering, kemudian di cat dasar satu lapisan menie, atau bahan-bahan pelindung lainnya
kalau disyaratkan khusus untuk pekerjaan tertentu.
4. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (Montase Lapangan)
a. Penyediaan Baut-Baut dan sebagainya
Kontraktor kontraktor Pabrikasi akan menyediakan jumlah sepenuhnya dari mur-mur,
baut-baut, cincin baut dan sebagainya,yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
dilapangan dengan tambahannya 5% untuk setiap ukuran baut mur dan cincin baut.
Kontraktor Pabrikasi harus juga menyediakan baut stel lengkap dengan mur serta
cincinnya, sebanyak 50% dari jumlah keseluruhannya dari baut baja keras yang
diperlukan dilapangan untuk satu benteng. Pada saat pengiriman, Kontraktor Pabrikasi
akan mengajukan /penyerahan dengan cuma-cuma, untuk Direksi Teknis dan
Kontraktor Montase, serta letaknya dimana akan dipakai pada pekerjaan dari seluruh
baut-baut yang diserahkan.
b. Baut Mur dan Cincin Baut
Semua baut dan mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa, tepat,
konsentris dan siku dengan batangnya, dengan kepala serta mur yang hexagonal
(kecuali bila jenis kepala yang lain disyaratkan pada gambar rencana). Batang baut
haruslah lurus dan baik. Bila dipaksi baut pas, diameternya harus seperti diameter yang
tertera pada gambar rencana dan harus dikelompokan dengan cermat sesuai dengan
ukuran panjang batangnya yang tak berulir. Diameter lubang cincin baut adalah 1,50
mm lebih besar dari diameter baut. Baut stel haruslah baut hitam yang 1,50 mm lebih
kecil dari diamater baut. Baut stel haruslah baut hitam yang 1,50 mm lebih kecil dari
diameter lubang dimana digunakan. Baut baja keras, mur dan cincin baut, bila
disyaratkan untuk disediakan oleh Kontraktor Montase untuk dipakai dipekerjakan
haruslah dengan ukuran-ukuran seperti yang tertera pada gambar rencana.
c. Transport Dan Hanling
Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis. Sebelum penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


38

XII-

kerusakan, maka perhatian khusus diperlukan dalam pengepakan serta cara perkuatan
pada saat transport, handling dan montase percobaan pekerjaan besi itu.
d. Penyerahan, Penerimaan dan Menjaga Pekerjaan Ini
Kontraktor Pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi, dan
memperbaiki semua keruskan sampai diserahkan dan diterima baik oleh Kontraktor
Montase. Kontraktor Montase akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat
pekerjaan, atau ditempat penyerahan lain seperti disyaratkan dan akan membongkar,
mentransport ketempat pekerjaan bila perlu dan menyimpannya dengan aman bebas
dari

keruskan-kerusakan

hingga

akhirnya

terpasang.Kontarktor

Montase

akan

menyerahkan tanda terima dalam 2 (dua) rangkap untuk semua penyerahan, dan
bertanggungjawab untuk setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi
disebabkan oleh kelalaiannya dan kegagalannya untuk menerima pekerjaan besi bila
diminta demikian. Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan besi Kontraktor
Montase,akan segera menyampaikan kepada Direksi Teknis atau wakilnya, setiap
kehilangan atau ketidak cocokan dari barang-barang besi itu dan akan melaporkan juga
secara tertulis kepada Direksi Teknis setiap kerusakan serta cacat tanpa ditunda-tunda,
atau kalau tidak melakukan demikian serta cacat yang terjadi sebelum dan sesudah
serta cacat yang terjadi sebelum dan sesudah penyerahan, atas biayanya sendiri.
5. Pemasangan (Erection)
a.

Umum
Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan
dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau baut dan
atau las seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum cara, alat
dan sebagainya yang akan digunakan telah mendapat persetujuan Direksi Teknis.
Semua pekerjaan harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti. Drift
yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari lubang baut, dan digunakan
untuk membawa bagian-bagian pada posisinya yang tepat seperti disyaratkan dibawah
ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material
tidal diperkenankan.
Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


39

XII-

dengan menggunakan drift secara diisi dengan pendrift dan baut pembantu sebanyak
50% sebelum dikeling atau dibaut secara permanent.
Pada pemasangan dan pengepasan ini, sekurang-kurangnya dua lubang pada tiap
kelompok diisi pararel drift bila mungkin, dan sekurang-kurangnya 40% dari lubanglubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10% dari lubang pada suatu
kelompok dikeling atau dibaut dengan permanent sebelum baut montasa atau drift
diangkat (disingkirkan).
b.

Drift, Baut Stel Dan Sebagainya


Kontraktor Montase harus menyediakan untuk digunakan sendiri semua paralel drift
montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya ddaan disingkirkan
dari tempat pekerjaan setelah selesainya pekerjaan atau biaya sendiri.
Setelah selesai pekerjaan, akan diserahkan kepada Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas atas biaya Kontraktor Montase.

c.

Drift Paralel Untuk Montase


Batang tak berulir dari drift parallel yang digunakan pada Montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal material yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali diameter drift itu.

d.

Kerangka Baja
Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian rupa,
sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendutseperti tertera pada gambar
rencana.
Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali
sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanen.
Pemasangan permanent baut tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Direksi Teknis,
dan pada umumnya sebelum bentang itu telah terpasang dengan gelegar melintang,
batang penguat, dan baut-baut stel seperti yang disyaratkan.
Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat permanent.

e.

Penggunaan Baja Keras, Baja-Baut Untuk Pemasangan Akhir


1)

Pemasangan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


40

XII-

Setiap sambungan dibuat bersama sama dengan baut stel sehingga berbagai
bagian serta berbagai pelat berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh.
Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel dan minimal 10% atau pada
setiap potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drift parallel. Baut baja
keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala
baut, dan sebuah dibawah mur. Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang
dengan cekungnya menghalang keluar. Memasukan dan mengencangkan baut baja
keras diatur sedemikian sehingga selalu rapat dan tidak dapat dimulai sebelum
sambungan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis atau wakilnya. Mur
harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as lubang.
Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap
as baut lebih dari 3,50 derajad, memakai cincin baut yang miring (taperd) dapat
dilakukan bila perlu. Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak
melebihi 4,5 mm. Baut stel yang digunakan untuk membaut permulaan dapat
seterusnya digunakan pada sambungan.
2)

Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci-kunci yang
digerakkan dengan mesin. Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui dan dapat
menunjukan bila tercapai torque yang disyaratkan. Kunci pas mesin harus dari jenis
yang telah disetujui yang akan slip bila tegangan atau torque yang tertera pada lebel
dibawah ini telah tercapai. Kunci pas harus sering dichek dan harus disesuaikan
untuk mencapai tegangan atau torque yang disyaratkan atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis.

6. Pengecatan Baja
a.

Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang di kerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


41

XII-

Cat lapangan terdiri dari :


1) Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat
bengkel, seperti diperintahkan oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, yang
telah rusak pada saat transport atau pemasangan serta bidang-bidang lain seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, dimana cat dasarnya telah rusak.
2) Pemakaian cat dasar dan bahan sejenis seperti yang disyaratkan dalam
Pengecatan di bengkel pada boidang-bidang yang tertera pada 1 diatas.
3) Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk
seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
b.

Pembersihan Permukaan
Seluruh permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan
blasting atau cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan
menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lain-lain yang melengket
padanya. Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup
dengan cat dasar dan dicat segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi. Bila
terjadi oksidasi (karatan), permukaan harus dibersihkan kembali sebelum pengecatan
dasar dilakukan.
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang disetujui atau dengan cara yang
disyaratkan oleh Direksi Teknis. Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut,
lembab atau berdebu atau pada cuaca yang lain yang jelek, kecuali diusahakan
tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai dengan pendapat Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas, untuk melawan pengaruh-pengaruh cuaca tersebut terhadap pekerjaan.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak
diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah kering betul.
Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar dalam tempo kurang lebih enam bulan
tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar.

PASAL 11
PEKERJAAN PERLENGKAPAN
1. Syarat - Syarat Teknis Umum
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
42

XII-

1.1

Yang dibutuhkan adalah suatu motor tiga roda untuk mengangkut sampah dari
setiap rumah menuju lokasi 3R, mesin pencacah sampah untuk mencacah
sampah hasil dari sampah rumah tangga , dan mesin pengayak sampah untuk
mengayak sampah hasil dari komposting, dimana alat tersebut akan disediakan
dan diantarkan sesuai perjanjian kontrak;
1.2 Motor tiga roda, Mesin pencacah sampah dan Mesin pengayak sampah yang
ditawarkan diutamakan produk dalam negeri dan atau produk luar negeri yang
mempunyai perwakilan resmi di NKRI sebagai distributor/keagenan yang
dikuatkan oleh suatu surat penunjukan sebagai distributor/keagenan dari negara
asal pembuat alat berat tersebut serta dibuktikan dengan Surat dari DEPERINDAG
sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek ;
1.3 Motor tiga roda, Mesin pencacah sampah dan Mesin pengayak sampah yang
ditawarkan harus mempunyai pabrik perakitan/manufacture di Indonesia
dibuktikan dengan surat ijin dari DEPERINDAG/Dinas Perindustrian/Instansi yang
berwenang ;
1.4 Barang-barang / Motor tiga roda, Mesin pencacah sampah dan Mesin pengayak
sampah tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus persen) baru;
1.5 Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang/ Motor tiga roda,
Mesin pencacah sampah dan Mesin pengayak sampah yang ditawarkan secara
lengkap seperti jenis engine, transmisi, kapasitas daya angkut, sistem elektrik,
rangka mesin, Daya Mesin Penggerak, Putaran silinder penghancur, garansi dan
lain sebagainya sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya;
1.6 Penyedia barang/jasa harus menyebutkan merk , type/model secara jelas sesuai
dengan barang /alat berat yang ditawarkan;
1.7 Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari barang yang ditawarkan, brosur
harus asli, berhuruf latin, dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah ( bila
diperlukan kontraktor harus bisa menjelaskan ) ;
1.8 Seluruh surat keterangan/pernyataan yang berkaitan dengan alat berat yang
ditawarkan harus asli dan harus diterbitkan oleh distributor/agen.
1.9 Barang yang ditawarkan harus ada dan dilampirkan surat pelayanan purna jual di
pulau Jawa, dan garansi pabrik minimal 1 ( satu ) tahun atau 2000 jam operasi
terhitung sejak penyerahan barang dari penyedia barang/jasa ;
1.10 Untuk barang / alat berat yang ditawarkan harus dilengkangkapi dengan Surat
Dukungan Pabrik ( POA ) Asli ; Adapun POA dapat diterbitkan oleh Distributor
Utama/Agen Utama atau Distributor Cabang/Agen Cabang yang dikuatkan oleh
suatu surat penunjukan keagenan/distributor dari pabrik negara asal/agen utama.
Dan apabila penawar penyedia barang/ jasa itu dari pabrik/distributor/agen utama
maupun distributor/agen cabang harus dilampirkan sertifikat menejemen mutu SNI
19-9001 : 2001 ( ISO 9001 - 2000 ) , POA harus menyebutkan kesanggupan
jangka waktu pengiriman barang dimaksud beserta kelengkapannya;

2. SPESIFIKASI Motor Roda 3


Panjang x lebar x tinggi

: 3000 x 1250 x 1250 mm

Jarak sumbu

: 1965 mm

Jarak terendah ke tanah

: 127.5 mm

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


43

XII-

Tipe suspensi depan

: Teleskopik

Tipe suspensi belakang

: Spiral daun Shock Absorber

Rem Depan & Belakang

: Tromol

Kapasitas tangki bahan bakar

: Min 10 Liter

Tipe mesin

: SOHC

Kapasitas silinder

: 150 cc

Kopling

: Basah tipe majemuk

Gigi transmisi

: Min 4 kecepatan bertautan tetap

Starter

: Pedal dan elektrik

Aki

: 12 Volt 9 A

Sistem pengapian

: AC / CDI

Panjang x lebar x tinggi bak Min

: 145 x 125 x 35 cm

Daya angkut manimal Min

: 300 kg

Ukuran ban (dimensi) depan

: 450 / 12

Ukuran ban (dimensi) belakang

: 400 / 12

Suku cadang tersedia


Jaringan service tersedia diwilayah pemasaran

3. SPESIFIKASI Mesin Pencacah Sampah


Cara Penghancuran

: Pemotongan

Sistem Pengeluaran

: 3 Buah Besi Plat Pelontar

Transmisi

: Puly Diameter 177 mm dan V-Belt B 50 ( 2 buah )

Jenis Kerangka

: Besi Siku 50 x 50 mm

Jenis Pisau Pencacah

: Baja Karbon dengan sistem Knock Down

Daya Mesin Penggerak

: 8 HP atau 11 HP

Putaran silinder penghancur : 1480 1700 rpm


Kapasitas

: 800 1200 kg/jam

Konsumsi Bahan Bakar

: 1,9 2,8 L/jam

Efisiensi penghancuran

: Min 90%

4. SPESIFIKASI Mesin Pengayak Sampah

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


44

XII-

Kapasitas

: 5-10 m / jam

Bahan Rangka

: Besi UNP 65, Besi Siku, Plat Mild Steel

Bahan Saringan

: Besi Plat berlubang 6 mm

Penggerak

: Mesin Diesel 5 Hp

Gear Reducer

: Type 60, ratio 1:30

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


45

XII-

Anda mungkin juga menyukai