Anda di halaman 1dari 3

Load shedding adalah teknik pengontrolan atau pemutusan beban berdasarkan priori

tas apabila terjadi gangguan yang telah diimplementasikan pada beberapa lokasi d
i eksisting sistem.
Sistem yang menggunakan program. Disini yang dibandingkan adalah kebutuhan dan k
emampuan pemasok.
Black start-up, tidak pakai steam turbin generator (PLTU), karena waktu startnya
lama.
Untuk black start up biasanya menggunakan mesin diesel atau gas turbin generator
.
Load Sharing
Alat pembagi beban (Load Sharing) merupakan peralatan otomatis yang menyeragamka
n operasi governor dalam menaikkan atau menurunkan power mesin atau daya generat
or pembangkit listrik sesuai dengan perubahan bebannya, dan sangat diperlukan bi
la memiliki lebih dari dua generator dengan karakteristik yang berbeda yang bero
perasi secara paralel.
Dengan alat pembagi beban generator, maka setiap generator mempunyai faktor peng
gunaan (beban maksimum dibagi kapasitas generator) yang sama dan kecil yang bera
rti bagus. Perubahan beban akibat pemasukan atau pengeluaran generator dari sist
em paralel generator-generator akan dirasakan sama oleh setiap generator dalam s
istem tersebut, tanpa overload atau overspeed. Alat pembagi beban generator hany
a bisa diterapkan pada generator set-engine yang mempunyai governor dan bisa dik
embangkan untuk sistem kontrol yang lebih lanjut seperti kontrol dengan distribu
ted control system (DCS).
Singkatnya Load Sharing merupakan suatu sistem dalam pengoperasian pembangkit ya
itu pembagian beban secara bersama oleh beberapa generator atau lebih, adapun tu
juan dari system load sharing ini adalah untuk menjaga kontinuitas (kelancaran)
tenaga listrik dan sebagai proteksi untuk pengamanan dari generator itu sendiri
apabila terjadi penurunan atau kenaikan beban. Atau dapat juga dikatakan Fungsi
dari Load Sharing ini yaitu Agar Generator pada saat sinkron dapat mensupply beb
an dengan seimbang dengan generator lain maka masing masing generator dianjurkan
untuk memiliki load sharing terutama untuk sistem automatic.
Prinsip Alat Pembagi Beban Generator (Load Sharing)
Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga generator menghasilkan keluara
n arus yang dapat diatur dari 0 persen sampai dengan 100 persen kemampuannya. Ja
di masukan ke mesin penggerak sebanding dengan keluaran arus generatornya atau d
engan kata lain pengaturan governor 0 persen sampai dengan 100 persen sebanding
dengan arus generator 0 persen sampai dengan 100 persen pada tegangan dan frekue
nsi yang konstan.rin
Governor bekerja secara hidrolik/mekanis, sedangkan sinyal masukan dari keluaran
arus generator berupa elektris, sehingga masukan ini perlu diubah ke mekanis de
ngan menggunakan elektric actuator untuk menggerakkan motor listrik yang menghas
ilkan gerakan mekanis yang diperlukan oleh governor.
Pada beberapa generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya disamakan te
gangan, frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya, perubahan beban listrik tidak
akan dirasakan oleh masing-masing generator pada besaran tegangan dan frekuensi
nya selama beban masih dibawah kapasitas total paralelnya, sehingga tegangan dan
frekuensi ini tidak digunakan sebagai sumber sinyal bagi governor.si
Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing generator sebagai sumber si
nyal pembagian beban sistem paralel generator-generator tersebut. Saat diparalel
kan pembagian beban generator belum seimbang/sebanding dengan kemampuan masing-m
asing generator. Alat pembagi beban generator dipasang pada masing-masing rangka
ian keluaran generator, dan masing-masing alat pembagi beban tersebut dihubungka
n secara paralel satu dengan berikutnya dengan kabel untuk menjumlahkan sinyal a
rus keluaran masing-masing generator dan menjumlahkan sinyal kemampuan arus masi
ng-masing generator.
Arus keluaran generator yang dideteksi oleh alat pembagi beban akan merupakan pe
tunjuk posisi governor berapa persen , atau arus yang lewat berapa persen dari k

emampuan generator. Hasil bagi dari penjumlahan arus yang dideteksi alat-alat pe
mbagi beban dengan jumlah arus kemampuan generator -generator yang beroperasi pa
ralel dikalikan 100 ( persen ) merupakan nilai posisi governor yang harus dicapa
i oleh setiap mesin penggerak utama sehingga menghasilkan keluaran arus yang pro
prosional dan sesuai dengan kemampuan masing-masing generator
Bila ukuran generator sama maka jumlah arus yang dideteksi oleh masing-masing al
at pembagi beban dibagi jumlah generator merupakan arus beban yang harus dihasil
kan oleh generator setelah governornya diubah oleh electric actuator yang meneri
ma sinyal dari alat pembagi beban sesaat setelah generator diparalelkan .
I Instalasi Teknis Instalasi Teknis
Dalam prakteknya alat pembagi beban generator dipasang dengan bantuan komponen-k
omponen seperti berikut : trafo arus, trafo tegangan (sebagai pencatu daya), ele
ctric actuator, potensiometer pengatur kecepatan dan saklar-saklar bantu. Lihat
diagram pengkabelannya dalam Gambar berikut:
Lihat diagram pengkabelannya dalam Gambar berikut:
Gambar Connection diagram for load sharing and speed control pada generator 393
KVA, 3ph, 380V,50Hz yang diparalelkan dengan panel untuk 3 unit generator.
Trafo arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator sampai dengan se
besar arus sinyal yang sesuai untuk alat pembagi beban generator (biasanya maksi
mum 5 A atau = 100 persen kemampuan maksimum generator).
Trafo tegangan berfungsi sebagai sumber daya bagi alat pembagi beban, umumnya de
ngan tegangan 110 V AC, 50 Hz; dibantu adapter untuk keperluan tegangan DC. Elec
tric actuator merupakan peralatan yang menerima sinyal dari alat pembagi beban s
ehingga mampu menggerakkan motor DC di governor sampai dengan arus keluaran gene
rator mencapai yang diharapkan.
Potensiometer pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur frekuensi dan
tegangan saat generator akan diparalelkan atau dalam proses sinkronisasi. Tegang
an umumnya sudah diatur oleh AVR, sehingga naik turunnya tegangan hanya dipengar
uhi oleh kecepatan putaran mesin penggerak. Setelah generator dioperasikan paral
elkan atau sudah sinkron dengan yang telah beroperasi kemudian menutup Mccb gene
rator, fungsi potensiometer pengatur kecepatan ini diambil alih oleh alat pembag
i beban generator. Untuk lebih akuratnya pengaturan kecepatan dalam proses sinkr
onisasi secara manual, biasanya terdapat potensiometer pengatur halus dan potens
iometer pengatur kasar. Pada sistem kontrol otomatis pemaralelan generator dapat
dilakukan oleh SPM (Modul Pemaralel Generator) dengan mengatur tegangan dan fre
kuensi keluaran dari generator, kemudian mencocokan dengan tegangan dan frekuens
i sistem yang sudah bekerja secara otomatis, setelah cocok memberikan sinyal pen
utupan ke Mccb generator sehingga bergabung dalam operasi paralel. Untuk mencoco
kkan tegangan dan frekuensi dapat dilihat dalam satu panel sinkron yang digunaka
n bersama untuk beberapa generator dimana masing-masing panel generator mempunya
i saklar sinkron disamping SPM-nya.
Gambar Power generation control, Electro hydraulic governor for multiple unit, t
otal engine control and load management.
Pada Gambar ditunjukkan penggunaan alat pembagi beban generator dalam suatu sist
em kontrol tenaga generator, kontrol mesin penggerak dan managemen beban (file p
ower generation control). Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator
berfungsi sebagai alat manual proses pembagian (pelepasan & pengambilan) beban o
leh suatu generator yang beroperasi dalam sistem paralel. Misalnya *saklar 1 dit
utup untuk meminimumkan bahan bakar diesel yang berarti melepaskan beban. Saklar
3 ditutup untuk menuju pada kecepatan kelasnya (rated speed) yang berarti penga
mbilan beban dari generator yang perlu diringankan beban listriknya.
Setelah generator beroperasi secara paralel, generator-generator dengan alat pem
bagi bebannya selalu merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau penurun
an beban listrik, sehingga masing-masing generator menanggung beban dengan perse
ntase yang sama diukur dari kemampuan masing-masing.
Jenis-jenis Sistem Load Sharing
Ada beberapa jenis system Load sharing yaitu:
1. APS (Automatic Power Sharing)
Digunakan untuk pembagian beban saat beban bertambah.

Sistem ini digunakan bila terjadi penambahan beban-beban pada kilang dimana anta
ra satu generator dengan generator turbin membagi beban secara bersama-sama agar
tidak tidak terjadi pembebanan yang berlebih pada salah satu generator.
2. APC (Automatic Power Constant)
Digunakan saat operasi biasa
3. AFC (Automatic Frequency Control)
Digunakan untuk pengaturan frekuensi (ditetapkan konstan 50 Hz).
Sistem ini digunakan untuk mempertahankan frekuensi 50 Hz (cycle per second) dan
tidak boleh melebihi atau kurang dari nilai tersebut,sistem ini digunakan untuk
suplai-suplai beban tertentu yang memerlukan frekuensi tetap.
4. DROOP
Digunakan saat Trip atau terjadi gangguan.
Sistem ini digunakan pada saat terjadi gangguan pada system pembangkitan dimana
system proteksi mengambil alih kerja dengan cara menghentikan suplai tegangan pa
da peralatan yang mengalami gangguan dengan tujuan untuk mengisolasi system lain
nya yang tidak mengalami kerusakan atau gangguan.

Anda mungkin juga menyukai