Anda di halaman 1dari 9

Kasasi adalah pembatalan atas keputusan Pengadilan-pengadilan yang lain yang dilakukan

pada tingkat peradilan terakhir dan dimana menetapkan perbuatan Pengadilan-pengadilan lain
dan para hakim yang bertentangan dengan hukum, kecuali keputusan Pengadilan dalam perkara
pidana yang mengandung pembebasan terdakwa dari segala tuduhan, hal ini sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 16 UU No. 1 Tahun 1950 jo. Pasal 244 UU No. 8 Tahun 1981 dan UU
No. 14 Tahun 1985 jo. UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
Kasasi lebih tepat diartikan "naik banding" ketimbang "banding".Bila Anda tidak puas dengan
vonis dari Pengadilan Negeri,Anda bisa mengajukan kasasi ke Pengadilan Tinggi. Bila masih
tidak puas dengan vonis dari Pengadilan Tinggi,dapat mengajukan kasasi ke Mahkamah
Agung.Mahkamah Agung sebagai badan terakhir bagi kita utk memperoleh keadilan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan arti negarawan adalah 1. ahli dl


kenegaraan; ahli dl menjalankan negara (pemerintahan); pemimpin politik yg secara
taat asas menyusun kebijakan negara dng suatu pandangan ke depan atau
mengelola masalah negara dng kebijaksanaan dan kewibawaan: beliau merupakan
pahlawan besar dan agung;
kenegarawanan n hal yg berhubungan dng orang-orang yg mengurus suatu
negara: sikap ~ amat diperlukan dl menghadapi persoalan kemasyarakatan
Wikipedia menjelaskan negarawan atau stateman dalam beberapa arti.
A statesman is usually a politician or other notable public figure who has had a long
and respected career in politics or government at the national and international
level. As a term of respect, it is usually left to supporters or commentators to use the
term. When politicians retire, they are often referred to as elder statesmen.
Statesmanship also conveys a quality of leadership that organically brings people
together and of eldership, a spirit of caring for others and for the whole.
The words statesman or stateswoman are applied loosely to any head of state, any
senior political figure, or anyone who in a given moment exhibits a certain quality of
statesmanship.

Apakah negarawan itu?

Sudah pasti, negarawan berasal dari kata negara, yaitu seorang yang memiliki kemampuan mengelola negara.
Cuma, apa syarat-syarat menjadi negarawan, apa kriteria seorang negarawan atau apa ciri-ciri seorang
negarawan? Semakin mendetail pertanyaan tentang negarawan, jawaban orang-orang semakin tidak jelas atau
kacau. Semua berpendapat secara subjektif.
Seorang negarawan yaitu seorang manajer bangsa dan negara, seorang pemimpin bangsa dan negara,seorang
komunikator bangsa dan negara,seorang informator bangsa dan negara dan seorang yang mampu berpikir dan
bertindak objektif, rasional dan faktual.
Kriteria seorang negarawan
Antara lain:
1.Haruslah seorang manajer bangsa dan negara
2.Haruslah seorang pemimpin bangsa dan negara
3.Haruslah seorang komunikator bangsa dan negara
4.Haruslah seorang yang informatif tentang bangsa dan negara
5.Haruslah seorang yang objektif, rasional dan faktual demi kepentingan bangsa dan negara
Ad.1.Haruslah seorang manajer bangsa dan negara
Sebagai seorang manajer bangsa dan negara harus memenuhi beberapa syarat.
Syarat-syarat
-Memahami ,menghargai dan melaksanakan ideologi negara
-Memahami ,menghargai dan melaksanakan konstitusi negara
-Memahami,menghargai dan melaksanakan Bhineka Tunggal Ika
-Memahami, menghargai dan melaksanakan NKRI
-Memahami, menghargai dan melaksanakan tradisi, adat dan budaya bangsa dan negara Indonesia.
Jadi, seorang negarawan adalah seorang yang cinta bangsa dan negara, bercita-cita menjadi bangsa yang
mandiri, tidak mau didikte negara lain baik Amerika, Arab maupun negara-negara asing lainnya. Seorang
negarawan adalah seorang yang memiliki nasionalisme yang tinggi. Karena seorang negarawan adalah milik
rakyat, maka dia harus melepaskan diri dari semua jabatan di partai politiknya. Seorang negarawan harus
mengakui dan menghargai adanya pluralitas (keberagaman). Seorang manajer bangsa dan negara pada
umumnya diusulkan dan dipilih rakyat dan bukan atas dasar mencalonkan diri berdasarkan ambisi pribadi.
Ad.2.Haruslah seorang pemimpin bangsa dan negara
Seorang negarawan haruslah seorang pemimpin bangsa dan negara.

Syarat-syarat
-Harus bisa memberikan contoh yang baik.
-Hidup sederhana dan tidak bermewah-mewah, berani dan tegas.
-Lebih memprioritaskan APBN untuk kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi atau golongannya.
Mampu memilih menteri-menterinya berdasarkan profesionalitas dan bukan atas dasar pertimbangan politik.
-Harus merakyat. Harus mau membaur dengan rakyat.
-Mau mendengarkan aspirasi rakyat. Harus berjiwa demokratis.
- Kalau di demo harus berani tampil dan menerima para pendemonya. Seorang pemimpin
-Mampu memotivasi bangsa dan tidak selalu curhat
-Mampu menggerakkan seluruh bawahannya agar semua kebijakannya bisa terealisasi
Ad.3.Haruslah seorang komunikator bangsa dan negara
Seorang negarawan haruslah seorang komunikator.
-Mampu berkomunikasi secara internasional, regional, lokal maupun person to person. Mampu berkomunikasi
dengan berbagai pihak, baik lawan maupun kawan.
Syarat-syarat
-Mau menerima kritik-kritik setajam apapun juga.
-Mampu mengkomunikasikan program-program pemerintah yang telah, akan dan sudah dilaksnakan.
-Berkata jujur dan tidak sekadar membanggakan statistik yang hanya mewakili angka-angka ekonomi makro
-Harus mampu menunjukkan kejujurannya dalam berkomunikasi.
Ad.4.Haruslah seorang yang informatif tentang bangsa dan negara
Seorang negarawan haruslah menyampaikan informasi yang jujur.
Syarat-syarat
-Keuangan negara harus transparan
-Pelaksanaan pemilu dan pilkada harus transparan
-Penggunaan uang APBN harus transparan
-Memungkinkan pihak lain mengaudit keuangan negara

-Menyampaikan informasi yang jujur tentang situasi bangsa dan negara


Ad.5.Haruslah seorang yang objektif, rasional dan faktual
Seorang negarawan haruslah mampu berpikir objektif, rasional dan faktual
Syarat-syarat
-Harus bisa mengefisienkan APBN (mengurangi pemborosan) dan mengusahakan anggaran pembangunan lebih
besar daripada anggaran rutin
-Harus pandai mencari uang secara mandiri, tidak menambah utang tetapi justru berusaha mengurangi utang
negara
-Harus memprioritaskan pengelolalaan semua kekayaan ekonomi dan kekayaan alam dikelola bangsa Indonesia
sendiri. Jika perlu melakukan nasionalisasi secara bertahap
-Meningkatkan kualitas SDM melalui jalur pendidikan dan pelatihan
-Meningkatkan kualitas UKM/UMKM antara lain memudahkan perizinan, menyediakan fasilitas, pajak ringan dan
suku bunga kredit bank yang rendah.
-Memprioritaskan pembangunan infrastruktur di berbagai bidang.
-Ciri-ciri negarawan:
Diusulkan, dicalonkan dan dipilih rakyat. Bukannya mencalonkan diri berdasarkan ambisi pribadi.
Kesimpulan:
-Seorang negarawan adalah seorang politisi tetapi seorang politisi bukan negarawan
-Negarawan menggunakan politik (bukan partai politik) untuk kepentingan bangsa dan negara sedangkan politisi
menggunakan politik (partai politik) untuk kepentingan menang dan kalah.
-Seorang negarawan tidak harus sekaliber Albert Einstein, BJ Habibie atau orang-orang jenius lainnya.Juga tidak
harus setenar Rhoma Irama ataupun Michael Jackson. Sebab, orang yang jenius atau terkenal belum tentu
seorang negarawan.

. Kabinet Presidensil

Adapun yang dimaksud kabinet presidensil ialah, suatu kabinet dimana pertanggung
jawaban atas kebijaksanaan pemerintahan dipegang oleh presiden sendiri. Presiden
merangkap memegang jabatan perdana menteri . Para menteri tidak bertanggung
jawab kepada DPR, melainkan kepada presiden. Menteri-Menteri dalam
menjalankan tugasnya harus bertanggung jawab langsung kepada presiden. oleh
karena itu, kedudukan menteri-menteri hanyalah sebagai pembantu presiden saja
dalam menjalankan tugasnya sebagai presiden.
Contoh kabinet presidensil Amerika Serikat, Republik Indonesia menurut UUD 1945.
b. Kabinet Ministerial
Kabinet Ministerial adala suatu kabinet yang dalam menjalankan kebijaksanaan
pemerintahan baik seorang menteri secara sendiri-sendiri maupun secara bersamasama seluruh kabinet bertanggung jawab langsung kepada DPR.
Akibatnya ialah, jatuh dan bangunnya para menteri tersebut sangat tergantung dari
kepercayaan yang diberikan oleh DPR kepada kabinet itu.
Contohnya kabinet ministerial : Negara-negara Eropa Barat umumnya, Republik
Indonesia Serikat UUDS 1945.
Apabila dilihat dari cara pembentukkannya, maka kabinet ministerial dapat dibagi
menjadi:
1. Kabinet Parlementer
2. Kabinet Ekstra Parlementer
Yang dimaksud dengan Kabinet Parlementer ialah suatu kabinet yang dibentuk
dengan memperhatikan dan memperhitungkan suara-suara yang hidup di dalam
parlemen. Sedangkan yang dimaksud Ekstra Parlemen ialah suatu kabinet yang
pembentukkannya dengan tidak memperhatikan dan memperhitungkan suara-suara
serta keadaan dalam parlemen.
Selanjutnya jika dilihat dari komposisinya (susunan keanggotaannya) kabinet
parlementer dapat dibedakan dalam :
a. Kabinet Koalisi, yaitu kabinet yang anggota-anggotanya terdiri atas berberapa
partai yang bersama-sama mempunyai wakil yang duduk dalam DPR yang
jumlahnya lebih dari separuh jumlah anggota DPR selurunhya.

b. Kabinet Nasional, yaitu suatu kabinet yang anggota-anggotanya terdiri dari orangorang yang mewakili pelbagai macam partai dan aliran dalam negara, dan
mempunyai wakil dalam DPR.
c. Kabinet Partai, yaitu kabinet yang anggotanya terdiri dari anggota-anggota suatu
partai, yang mempunyai wakil dalam DPR lebih dari separuh jumlah seluruh anggota
DPR.
Adapun yang dapat kita golongkan ke dalam bentuk kabinet ekstra parlementer ialah
zaken kabinet atau kabinet kerja ( kabinet karya ), yaitu suatu kabinet yang anggotaanggotanya terdiri dari orang-orang ahli dalam lapangannya masing-masing tanpa
mengingat anggota dari partai mana mereka itu. kabinet semacam ini biasanya
mendapat tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

CIRI CIRI SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL


Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
Menteri menteri pembantu presiden diangkat dan bertanggungjawab pada presiden.
Menteri-menteri tidak bertanggungjawab pada DPR/ Parlemen.
Presiden tidak dapat dijatuhkan Parlemen sebaliknya Parlemen tidak dapat di bubarkan
Presiden.
Masa jabatan pemerintahan dapat ditentukan jangka waktunya.
Ciri ciri Sistem Pemerintahan Parlementer
Kekuasaan pemerintahan terletak ditangan PM
Kedudukan Presiden sebagai kepala negara yang tidak dapat diganggu gugat
Para menteri/ PM bertanggungjawab pada Parlemen
Kabinet/ para menteri dapat dijatuhkan parlemen sebaliknya paelemen dapat dibubarkan
oleh Presiden/kepala negara
Jangka waktu pemerintahan tidak dapat ditentukan
Pembentukan kabinet didasarkan pada kekuatan yang menguasai kersi Parlemen
Para anggota kabinet baik seluruhnya maupun sebagian merupakan anggota parlemen.

istem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS.


Secara singkat Sistem Pemerintahan Indonesia menurut Konstitusi RIS adalah Sistem
Pemerintahan Indonesia Parlementer yang tidak murni. Karena pada pasal 118 Konstitusi
RIS antara lain menegaskan:
a. Presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintahan baik bersamasama untuk seluruhnya, maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.
Ketentuan pasal ini menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem
pertanggungjawaban Menteri. Kendatipun demikian dalam pasal 122 Konstitusi RIS juga
dinyatakan bahwa DPR tidak dapat memaksa kabinet atau masing-masing Menteri untuk
meletakkan jabatannya.[19]

2. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUDS 1950


Sistem pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950 masih malanjutkan Konstitusi
RIS. Hal ini disebabkan UUDS 1950 pada hakikatnya merupakan hasil amandemen dari
konstitusi RIS dengan menghilangkan pasal-pasal yang bersifat federalis. Di dalam pasal 83
UUDS 1950 dinyatakan:
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintahan baik bersamasama untuk seluruhnya, maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.
Berkaitan dengan pasal di atas, pasal 84 UUDS 1950 menyatakan bahwa Presiden
berhak membubarkan DPR. Keputusan Presiden yang menyataka pembubaran itu
memerintah pula untuk mengadakan pemilihan Presiden baru dalam 30 hari. Konstruksi pasal
semacam ini mengingatkan pada sistem parlementer yang tidak murni.[20]
3. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 Sebelum Amandemen
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
b. Sistem Konstitusional.
c. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
d. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
f.
Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia
menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini
dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri
dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan.[21]
Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak
positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan
sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan
lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antarpejabat negara
dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata
kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara
daripada keuntungan yang didapatkanya.[22]
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional
atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan
bahwa konstitusi negara itu berisi:
1. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif
2. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.[23]
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau
amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang
bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari
yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat
kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah
diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.
4. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 Sesudah Amandemen

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen
keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945
dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang
baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya
Pemilu 2004.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.
1.

Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.

2.

Bentuk
presidensial.

3.

Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan
wakil presiden dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa jabatan lima tahun. Untuk masa
jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden akan dipilih secara langsung oleh rakyat
dalam satu paket.

4.

Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.

5.

Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.

6.

Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan


dibawahnya.[24]

pemerintahan

adalah

republik,

sedangkan

sistem

pemerintahan

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsure-unsur dari sistem pemerintahan


parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang
ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di
Indonesia adalah sebagai berikut.
1.

Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi,
DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.

2.

Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan


dari DPR.

3.

Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau


persetujuan dari DPR.

4.

Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran).
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan
Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.
Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral,

mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen
untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran[25].

Anda mungkin juga menyukai