PENDAHULUAN
Alamat
Telepon
: (022)-7272081, 7563439
Faksmile
: (022)-7275294
Handphone
: 0821-27393666
: kanim_bandung@imigrasi.go.id
kanim_bandung82@imigrasi.go.id
Website
: imigrasi.go.id
1.1.2
1.1.3
komoditas perkebunan. Untuk mengatur arus warga asing ke wilayah Hindia Belanda,
pemerintah kolonial pada tahun 1913 membentuk kantor Sekretaris Komisi Imigrasi, dan
pada tahun 1921 diubah menjadi kantor dinas imigrasi. Dinas Imigrasi produk Hindia
Belanda diserahterimakan kepada pemerintahan Indonesia pada tanggal 26 Januari 1950,
dengan Kepala Jawatan Imigrasi dipegang oleh Mr. H. J. Adiwinata.
Kantor Pusat Jawatan Imigrasi dibentuk di Jakarta pada tanggal 26 Januari 1960.
Sedangkan kantor-kantor imigrasi daerah dibentuk oleh Direktorat Jendral Imigrasi pada era
reformasi karena meningkatnya tugas keimigrasian di daerah provinsi, kota atau kabupaten
maupun di negara sebagai dampak pelaksanaan otonomi daerah dan perkembangan yang
terjadi di beberapa negara.
Kantor imigrasi terdiri dari beberapa kelas yang berbeda, klasifikasi kantor imigrasi
dilakukan berdasarkan lokasi penempatan kantor-kantor tersebut, diantaranya ada Kelas
I/Kelas I Khusus biasanya berada di ibukota provinsi, sedangkan kelas II berada di kabupaten
atau kotamadya, dan Kelas III berada di lokasi-lokasi tertentu lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Kantor Imigrasi yang berada di Bandung merupakan Kantor Imigrasi Kelas I, karena
Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat. Sedangkan kantor imigrasi lainnya
tersebar di daerah dan di luar negeri memiliki jumlah keseluruhan 115 yang diantaranya 7
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus, 38 Kantor Imigrasi Kelas I, 60 Kantor Imigrasi Kelas II ,
dan 10 Kantor Imigrasi Kelas III.
(Sumber : www.imigrasi.go.id diakses 24/02/2014)
1.1.4
1.1.5
Karena itu, diperlukan sebuah penelitian terhadap sistem antrian yang diterapkan oleh Kantor
Imigrasi Kelas I Bandung yang berjudul: ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK
MENGUKUR EFISIENSI PADA UNIT PELAYANAN PASPOR DI KANTOR IMIGRASI
KELAS I BANDUNG BULAN APRIL 2014
Aspek Teoritis
Memberikan sumbangsih pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan mengenai
sistem antrian pelayanan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung dan tingkat efisiensinya.
Selanjutnya, dapat digunakan sebagai dasar ataupun referensi penelitian yang berkaitan
dengan sistem antrian pelayanan permohonan paspor di Kantor Imigrasi.
1.5.2
Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana evaluasi ataupun masukan terhadap kinerja
pelayanan dari sistem antrian yang terjadi di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung, Jawa Barat.
4
Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah, serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan sistem antrian dalam
pengambilan keputusan perusahaan berkaitan dengan peningkatan sistem dan fasilitas.
Sehingga, nantinya dapat memberi gambaran mengenai efisiensi model antrian untuk
mewujudkan pelayanan yang lebih baik bagi perusahaan maupun pelanggan. Selain itu,
diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai model dan sistem antrian
pelayanan publik yang diterapkan di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan dimana menggambarkan tinjauan objek studi, latar belakang
masalah yang mendasari dari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta
sistematika penulisan pelatihan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Manajemen Operasi
Manajemen operasi memegang peranan penting dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu
dipahami pengertian dari manajemen operasi. Pengertian manajemen operasi dari beberapa
literatur, antara lain:
Menurut Heizer & Render (2011:36) :
Operations management is the set of activities that creates value in the form of goods and
services by transforming inputs into outputs.
dalam artian bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai
dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Menurut Krajewski et al (2010:24) :
Operations management is the systematic design, direction, and control of processes that
transform inputs into services and products for internal, as well as external, customers.
artinya manajemen operasi adalah desain, pengarahan, dan pengawasan sistematis dari
proses-proses yang mengubah beberapa input menjadi layanan dan produk untuk internal,
eksternal, atau konsumen dalam suatu organisasi atau perusahaan.
2.1.2
Teori Antrian
Teori antrian (queuing theory) adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang
merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat-alat yang sangat berharga bagi
manajer operasi (Heizer & Render, 2011:772).
A. Pengertian Antrian
Antrian (waiting line) adalah satu atau lebih customers atau klien yang menunggu dalam
suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan (Krajewski et al, 2010:263).
B. Karakteristik Sistem Antrian
Terdapat tiga karakteristik dalam sistem antrian menurut Heizer & Render (2011:773) :
1. Kedatangan atau masukan sistem
2. Disiplin antrian atau antrian itu sendiri
3. Fasilitas pelayanan
C. Karakteristik Kedatangan
Tiga karakteristik utama yang dihasilkan dari sumber input:
6
, untuk x = 0, 1, 2, 3, 4, ..
= 2,7183
D. Karakteristik Antrian
Aturan disiplin First-In, First-Out (FIFO) sebuah aturan antrian yang paling umum
dimana pelanggan yang pertama datang pada antrian berhak menerima pelayanan yang
pertama. Istilah FCFS (First-Come, First-Served) sering digunakan untuk menggantikan
istilah FIFO. Aturan lain, LIFS (Last-In, First-Served) juga disebut sebagai LIFO (Last-In,
First Out), biasa digunakan di saat material atau antrian yang paling atas digunkan terlebih
dahulu.
E. Karakteristik Pelayanan
Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan:
1. Desain sistem antrian
Terdiri atas:
a. Sistem antrian jalur tunggal: Sebuah sistem pelayanan yang memiliki satu jalur dan
satu titik pelayanan.
b. Sistem antrian jalur berganda: Sebuah sistem pelayanan yang memiliki satu jalur
dengan beberapa titik pelayanan.
c. Sistem satu tahap: Sebuah sistem dimana pelanggan menerima pelayanan hanya dari
satu stasiun dan kemudian pergi meninggalkan sistem.
d. Sistem tahapan berganda: Sebuah sistem dimana pelanggan menerima jasa dari
beberapa stasiun sebelum meninggalkan sistem.
7
Untuk memperjelas pengertian mengenai desain sistem antrian, maka dapat dilihat pada
gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1
Desain Sistem Antrian Dasar
Antrian
Kedatangan
Fasilitas
Pelayanan
Keberangkatan
setelah
pelayanan
Fasilitas
Pelayanan
Tahap 2
Keberangkatan
setelah
pelayanan
Antrian
Fasilitas
Pelayanan
Tahap 1
Kedatangan
Fasilitas
Pelayanan
Jalur 1
Antrian
Fasilitas
Pelayanan
Jalur 2
Kedatangan
Keberangkatan
setelah
pelayanan
Fasilitas
Pelayanan
Jalur 3
Sistem jalur berganda, satu tahap
Antrian
Fasilitas
Pelayanan
Tahap 1
Jalur 1
Fasilitas
Pelayanan
Tahap 1
Jalur 1
Fasilitas
Pelayanan
Tahap 1
Jalur 2
Fasilitas
Pelayanan
Tahap 1
Jalur 2
Kedatangan
Keberangkatan
setelah
pelayanan
dimana
e
Wq
Cs
Cw
= biaya menunggu
Ls
=
Ws
=
10
Lq
Wq
2
( )
= ( )
=
P
=1
Pn>k
= probabilitas terdapat lebih dari sejumlah k unit dalam sistem, dimana n adalah
jumlah unit dalam sistem
=
= jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu pada setiap jalur
Ls
untuk M >
Ws
1
M 1 1 n 1 M M
n 0 n! M ! M
( )
1 ! 2
= waktu rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan dalam antrian atau sedang
dilayani (dalam sistem)
=
Lq
( )
1 ! 2
=
Wq
= waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang pelanggan atau unit untuk
menunggu dalam antrian
1
= 2 ( )
Wq
=2 ( )
Ls
= +
Ws
= +
= faktor efisiensi
= faktor pelayanan
=
=
J
(+)
(1)
= jumlah populasi
= + +
2.1.3
Teori Efisiensi
Salah satu teori yang berkaitan dengan perencanaan kapasitas dalam organisasi atau
perusahaan.
A. Pengertian Efisiensi
Efisiensi adalah output aktual sebagai persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya
telah dicapai (Heizer & Render, 2011:315).
B. Faktor Penentu Efisiensi
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi atau produktivitas menurut Kosasih (2009:31)
adalah:
1. Tenaga Kerja
2. Modal (Mesin dan Peralatan)
3. Manajemen
4. Kewirausahaan
C. Mengukur Efisiensi
Kunci peningkatan efisiensi sering terdapat dalam perbaikan permasalahan kualitas dan
dalam penjadwalan, pelatihan, dan pemeliharaan yang efektif. Efisiensi dapat dihitung sebagai
berikut:
Efisiensi
Output
Input
x 100%
2.1.4
Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi penulisan skripsi:
13
Tabel 2.1
Skripsi Terdahulu
Kategori
Skripsi I
Skripsi II
Jenis Penelitian
Skripsi S1
Skripsi S1
Nama Peneliti
Bambang Ruswandi
Irma Kurniati
Universitas-Tahun
Jakarta-2006
Judul
CENTER
Analisis Data
X1 = Sistem Antrian
X1 = Sistem Antrian
X2 = Sistem Pelayanan
X2 = Sistem Pelayanan
data
kedatangan
software SPSS.
menggunakan waktu
pelayanan
operator,
dan
waktu
mengantri
Sistem pelayanan di loket pengambilan obat Agar dapat mengurangi jumlah pelanggan
14
sudah baik, namun masih sering terjadi yang mengantri serta waktu menunggu yang
penungguan resep. Dengan menerapkan model terlalu
lama
dalam
system
pelayanan
antrian (M/M/c) : (GD/~/~), maka dapat creambath maka perlu adanya penambahan
diketahui bahwa penyediaan jumlah pelayanan sebanyak 2 operator dalam kondisi biasa, dan
yang ada di loket pengambilan obat masih 8 operator dalam kondisi ramai. Penambahan
kurang tepat, karena dengan jumlah 3 orang operator berdasrakan penghitungan jumlah
petugas loket obat, rata-rata tingkat kedatangan server paling optimum dan analisis biaya.
resep () masih melebihi potensi maksimum
pelayanan loket pengambilan obat sehingga
system antrian tidak berada dalam kondisi
tetap (steady state)
Persamaan
Perbedaan
pelayanan
15
Tabel 2.2
Jurnal Nasional
Kategori
Jurnal Nasional I
Jurnal Nasional II
Jenis Penelitian
Jurnal S1
Jurnal S1
Nama Peneliti
Irmayanti Hasan
Universitas-Tahun
Judul
ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN
X1 = Sistem Antrian
X = Sistem Antrian
Y = Optimalisasi Pelayanan
Perpustakaan
Nasabah
Kesimpulan
16
efisiensi pelayanan perpustakaan yaitu rata- Mega Syariah Cabang Malang sudah baik
rata waktu pelayanan pada sistem yang baru sebab waktu pelayanan rata-rata teller yaitu 4
1,33 menit per orang sedangkan pada sistem menit 42 detik dan waktu standar teller 3
yang lama 2,88 menit per orang.
Persamaan
Menganalisis
sistem
antrian
untuk Menganalisis
sistem
antrian
untuk
17
18
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Manajemen
Operasi
M/M/1
Teori Antrian
Teori
Efisisensi
Ragam Model
Antrian
Faktor
Pengaruh
Efisiensi
M/D/1
Populasi
Terbatas
M/M/S
Tenaga
Kerja
Modal
Manajemen
Kewirausahaan
Analisis Kinerja
Sistem Antrian
Pengukuran
Tingkat
Efisiensi
Keterangan:
batasan kerangka pemikiran
7. Model antrian simulasi yang digunakan mengikuti model antrian yang telah diterapkan pada
Loket Pengambilan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung yaitu model (M/M/S) dengan
menambahkan jumlah server menjadi 3 (tiga) dan simulasi model antrian jalur tunggal (M/M/1)
dengan mengurangi server menjadi 1 (satu).
2.3.1
2.3.2
20
BAB III
METODE PENELITIAN
21
Tabel 3.1
Variabel Operasional
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Rasio
satuan waktu ()
Rasio
orang dilayani
Rasio
1
M 1 1 n 1 M M
n!
M ! M
n 0
Rasio
()
Probabilitas terdapat 0 orang
Sistem
Antrian
( )
+
1 ! 2
Rasio
( )
1
+
1 ! 2
Rasio
Rasio
Rasio
(Wq)
Efisiensi
x tenaga kerja
x 100%
x tenaga kerja
Rasio
Efisiensi Modal
x modal
x 100%
x modal
Rasio
selama proses pengerjaan penelitian. Gambar 3.1 di bawah ini memperjelas urutan tahapan dari
penelitian ini.
Gambar 3.1
Tahapan Penelitian
Isu-isu Teoritik
(Penelitian Literatur)
Isu-isu Pragmatis
(Penelitian Observasi)
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Studi Literatur
Penentuan Hipotesis
Penentuan Variabel
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Data
Interpretasi Data
Isu dan fenomena yang ada, kemudian dilanjutkan dengan merumuskan masalah terkait
fenomena tersebut.
3. Tujuan Penelitian
Perumusan masalah yang telah dilakukan berfungsi untuk menentukan tujuan dalam
penelitian ini.
4. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mencari referensi yang berkaitan dengan teori, informasi,
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian
5. Penentuan Variabel
Penentuan ragam model antrian yang telah dilakukan befungsi untuk menentukan variabel
yang diperlukan dalam penelitian
6. Pengumpulan Data
Tahap ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian, salah satunya dengan mengumpulkan data primer dari perusahaan terkait.
7. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh, kemudian diolah agar dapat digunakan dalam simulasi dan analisis
kinerja sistem antrian.
8. Analisis Data
Tahap ini dapat dilakukan dengan cara menganalisis kinerja sistem antrian dari hasil
pengolahan data yang telah digunakan.
9. Pengukuran Hasil Analisis
Tahap ini mengukur seluruh hasil yang dilakukan pada tahap simulasi dan analisis kinerja
sistem antrian
10. Interpretasi Data
Pada tahap ini akan disajikan hasil analisis antrian yang diobservasi pada perusahaan dan
mengkaitkan dengan tingkat efisiensi sumber daya.
11. Kesimpulan dan Rekomendasi
Penarikan kesimpulan atas hasil yang didapat, serta pemberian saran yang tepat untuk
perusahaan terkait.
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2011:120). Teknik sampling dibedakan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yang menurut Cooper &
Schlinder (2006:118) adalah pengambilan sampel yang berubah-ubah dan subyektif. Setiap anggota
populasi tidak mempunyai kesempatan untuk dimasukkan sebagai sampel. Metode yang digunakan
adalah quota sampling (sampel kuota) yang menurut Cooper & Schlinder (2006:141) adalah sampel
yang digunakan untuk meningkatkan keterwakilan. Logika di balik pengambilan sampel kuota adalah
bahwa karakteristik relevan tertentu menggambarkan dimensi populasi. Sampel yang diambil pada
penelitian ini yaitu pelanggan yang datang dan mengantri di Loket Pengambilan Paspor Kantor
Imigrasi Kelas I Bandung untuk mengambil paspor. Dari 21 hari kerja karyawan di bulan April 2014,
waktu yang digunakan yaitu lima hari pada tanggal 11, 14, 17, 21, 24 April dan untuk jamnya
menggunakan sesi pagi hari yaitu pukul 07.30-11.30. Sampel tersebut mewakili pelanggan yang
melakukan antrian pengambilan paspor pada Unit Pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I
Bandung.
1
M 1 1 n 1 M M
n 0 n! M ! M
untuk M >
( )
1 ! 2
Ws = waktu rata-rata yang dihabiskan seorang pelanggan dalam antrian atau sedang dilayani
(dalam sistem)
=
( )
1 ! 2
Wq = waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang pelanggan atau unit untuk menunggu
dalam antrian
1
Gambar 3.2
Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel
27
Gambar 3.3
Pemilihan Modul pada QM for Windows
2) Pilih new untuk membuat halaman baru, kemudian masukkan model antrian yang akan
digunakan. Pada penelitian ini, model antrian yang digunakan yaitu M/M/S
Gambar 3.4
Membuat Halaman Baru pada QM for Windows
3) Masukkan judul antrian yang akan dihitung. Contoh judul antrian yaitu Kantor Imigrasi.
28
Gambar 3.5
Memasukkan Judul Penghitungan pada QM for Windows
4) Pada jendela akan ditampilkan tabel data yang harus diinputkan berdasarkan observasi
yang telah dilakukan. Data yang harus diinputkan yaitu rata-rata tingkat kedatangan (),
rata-rata tingkat pelayanan (), dan jumlah server yang dibuka.
Gambar 3.6
Memasukkan Data ke Tabel pada QM for Windows
5) Setelah semua data terisi, klik solve pada menu toolbar, maka akan ditampilkan hasil
penghitungan kinerja antrian, antara lain P0, Lq, Wq, L, W dan .
29
Gambar 3.7
Hasil Hitung Kinerja Antrian pada QM for Windows
30
x tenaga kerja
x tenaga kerja
x modal
x modal
x 100%
x 100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2.4
31
4.2.5
Pengumpulan Data
Data kedatangan, pelayanan, dan efisiensi terhadap pelanggan antrian loket pengambilan
paspor diperoleh melalui data primer dan data sekunder pada Kantor Imigrasi Kelas I
Bandung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data kedatangan pelanggan pada loket pengambilan paspor bulan April 2014.
b. Data pelayanan pelanggan pada loket pengambilan paspor bulan April 2014.
c. Data penggunaan sumber daya manusia untuk operasional sistem antrian di loket
pengambilan paspor.
d. Data penggunaan sumber daya modal yang dikeluarkan untuk mengoperasikan loket
pengambilan paspor.
e. Data standar pelayanan yang ditetapkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.
4.2.6
Pengolahan Data
A. Pengolahan Data Kedatangan
Data kedatangan pelanggan diperoleh melalui data primer pada Kantor Imigrasi Kelas I
Bandung. Data tersebut merupakan data keluar masuk pelanggan per jam pada waktu tertentu.
Data pada tabel 4.1 didapat dari jumlah pelanggan yang datang pada loket pengambilan paspor
pada tanggal tersebut. Rata-rata kedatangan pelanggan diperoleh dari lima tanggal, dimana
kelima tangal tersebut merupakan tanggal yang digunakan untuk memperoleh rata-rata
kecepatan kedatangan di loket pengambilan paspor bulan April 2014.
Tabel 4.1
Tingkat Kedatangan Pelanggan pada Loket Pengambilan Paspor Bulan April 2014
Tanggal
11-Apr-14
Hari
Jumat
14-Apr-14
Senin
17-Apr-14
Kamis
21-Apr-14
Senin
9.30-10.30
10.30-11.30
7.30-8.30
35
47
60
32
24-Apr-14
8.30-9.30
9.30-10.30
10.30-11.30
7.30-8.30
8.30-9.30
9.30-10.30
10.30-11.30
Kamis
72
44
18
64
77
44
43
Hari
Jumat
14-Apr-14
Senin
Loket
I
II
II
17-Apr-14
Kamis
21-Apr-14
II
Senin
24-Apr-14
II
Kamis
II
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
07.30-08.30
08.30-09.30
09.30-10.30
10.30-11.30
31
24
29
22
24
27
22
35
31
26
29
30
20
19
30
31
26
26
19
26
23
16
13
30
24
27
26
27
22
19
22
10.30-11.30
Total
Sumber: Olah data primer
25
104
Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani pada tiap jalur:
= 104 pelanggan / 4 jam = 26 pelanggan / jam
C. Pengolahan Data Penggunaan Sumber Daya Manusia
Data penggunaan sumber daya manusia di Loket Pelayanan Pengambilan Paspor
diperoleh melalui data sekunder yaitu melalui pendataan langsung dari dokumen yang ada di
Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Data tersebut merupakan data pegawai yang dipekerjakan
pada loket pengambilan paspor setiap harinya di bulan April 2014. Data pada tabel 4.5
menunjukkan penggunaan sumber daya manusia di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung.
Tabel 4.5
Tingkat Penggunaan Sumber Daya Manusia pada Loket Pengambilan Paspor Bulan April 2014
Jenis Kepegawaian
Pegawai Tetap
Pegawai Kontrak
Total
Sumber: Olah data sekunder
Jumlah Pegawai
2
2
4
Berdasarkan tabel 4.5, rata-rata jumlah pegawai yang digunakan pada tiap jalur:
Jumlah pegawai = 4 pegawai / 2 server = 2 pegawai / 1 server
D. Pengolahan Data Penggunaan Modal
Data penggunaan sumber daya modal di Loket Pelayanan Pengambilan Paspor Kantor
Imigrasi Kelas I Bandung diperoleh melalui data sekunder yaitu melalui pendataan secara
langsung di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Data pada tabel 4.6 berikut merupakan data
penggunaan modal pada setiap server di loket pengambilan paspor bulan April 2014.
Sedangkan, pada tabel 4.7 merupakan tingkat penggunaan modal oleh setiap pelanggan yang
melakukan antrian.
Tabel 4.6
Tingkat Penggunaan Sumber Daya Modal pada Pelayanan Paspor Bulan April 2014
Sumber Daya
Gaji Pegawai Tetap
Gaji Pegawai Kontrak
Paket Komputer
Paket Mini Komputer
Mesin Barcode Scanner
Mesin Thermal
Televisi
Printer
Tinta Printer
Konsumsi
Seragam Pegawai
Maintenance dan Listrik
Total
Sumber: Olah data sekunder
Rp45,33
Rp510,20
Rp5.714,29
Rp128,21
Rp680,27
Rp45.360,80
Tabel 4.7
Tingkat Penggunaan Sumber Daya Modal pada Pelanggan Paspor Bulan April 2014
Sumber Daya
Bahan Bakar Minyak
Biaya Paspor
Total
Sumber: Olah data primer
Berdasarkan tabel 4.6 dan 4.7, total modal yang dibutuhkan dalam pelayanan pengambilan paspor adalah
Total modal = Rp 45.360,80 + Rp 6.528,57 = Rp 51.889,37 / jam
4.2.7
Analisis Sistem Antrian dengan Model Multiple Channel Queuing System (M/M/S) dan
Single Channel Queuing System (M/M/1)
Pada loket pengambilan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung terdapat dua server
yang tersedia untuk melayani pengambilan paspor. Karena server yang beroperasi berjumlah
dua, maka dapat diketahui bahwa model sistem antrian yang diterapkan adalah Model
Multiple Channel Queuing System atau M/M/S. Analisis sistem antrian dengan model jalur
berganda Multiple Channel Queuing System atau M/M/S adalah sebagai berikut:
M = jumlah jalur yang terbuka.
= jumlah kedatangan rata-rata persatuan waktu.
= jumlah orang dilayani persatuan waktu pada setiap jalur
A. Sistem Antrian Kondisi Real
Diketahui : M= 2; = 58; = 26
Hasil penghitungan dibawah menggunakan bantuan software QM for Windows
Tabel 4.8
Analisis Kinerja Antrian Real
Parameter
Value
Arrival Rate ()
58
Service Rate ()
26
2
36
60,36
62,36
1,16
1,2
Value
Arrival Rate ()
58
Service Rate ()
26
37
0,74
1,62
3,85
0,03
0,07
0,08
Value
Arrival Rate ()
58
38
Service Rate ()
26
69,19
70,19
2,66
2,7
4.2.8
Analisis Efisiensi Antrian dengan Model Multiple Channel Queuing System (M/M/S) dan
Single Channel Queuing System (M/M/1)
A. Tingkat Efisiensi Sistem Antrian Kondisi Real
Efisiensi Tenaga Kerja =
=
x tenaga kerja
x tenaga kerja
2 26 2
58 2
39
x 100%
x 100%
= 89,65%
Efisiensi Modal
=
=
x modal
x modal
x 100%
2 26 51.889,37
58 51.889,37
x 100%
= 89,65%
B. Tingkat Efisiensi Sistem Antrian dengan Penambahan Satu Server
Efisiensi Tenaga Kerja =
=
x tenaga kerja
x tenaga kerja
3 26 2
58 2
x 100%
x 100%
= 134,48%
Efisiensi Modal
=
=
x modal
x modal
x 100%
3 26 51.889,37
58 51.889,37
x 100%
= 134,48%
C. Tingkat Efisiensi Sistem Antrian dengan Pengurangan Satu Server
Efisiensi Tenaga Kerja =
=
x tenaga kerja
x tenaga kerja
1 26 2
58 2
x 100%
x 100%
= 44,82%
Efisiensi Modal
=
=
x modal
x modal
x 100%
1 26 51.889,37
58 51.889,37
x 100%
= 44,82%
Dari ketiga sistem antrian tersebut, tingkat efisiensi paling tinggi yaitu sistem antrian
dengan penambahan satu server sebesar 134,48%. Sedangkan, implementasi sistem antrian
real berada di bawahnya dengan persentase 89,65% dan tingkat efisiensi terendah diperoleh
dari sistem antrian dengan pengurangan satu server.
40
Perbandingan Kinerja Antrian dan Tingkat Efisiensi pada Sistem Antrian Real,
Penambahan 1 Server, dan Pengurangan 1 Server
Tabel 4.11
Perbandingan Tingkat Kinerja dan Tingkat Efisiensi Antrian
Kinerja
Model Antrian
Model Antrian
Model Antrian
Real
Penambahan 1
Pengurangan 1
Server
Server
Arrival Rate ()
58
58
58
Service Rate ()
26
26
26
0.74
60,36
1,62
69,19
62,36
3,85
70,19
1,16
0,03
2,66
1,2
0,07
2,7
0,08
89,65%
134,48%
44,82%
89,65%
134,48%
44,82%
(Lq)
Average number in the system
(L)
dan menjadi 70,19 orang jika hanya menggunakan satu server. Waktu rata-rata yang
dihabiskan oleh pelanggan untuk menunggu dalam antrian sampai dilayani adalah 1,16 jam
menjadi 0,03 jam jika menggunakan 3 server, dan menjadi 2,66 jam jika menggunakan 1
server. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh tiap orang dalam keseluruhan sistem antrian
dari menunggu dan dilayani adalah 1,2 jam menjadi 0,07 jam jika menggunakan 3 server,
dan 2,7 jam jika menggunakan 1 server. Probabilitas atau kemungkinan tidak ada orang yang
datang dan mengantri di dalam sistem adalah 0 menjadi 0,08 jika menggunakan 3 server, dan
tetap 0 jika menggunakan 1 server. Tingkat efisiensi tenaga kerja dan modal yang dihasilkan
dari ketiga model antrian tersebut adalah 89,65% pada implementasi saat ini. Dan akan
menjadi 134,48% bila ditambahkan 1 server. Sedangkan, tingkat efisiensi yang diperoleh bila
dikurangi 1 server adalah 44,82%.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Model antrian yang telah diterapkan pada loket pengambilan paspor adalah model antrian jalur
berganda (M/M/S) yaitu antrian dimana terdapat lebih dari satu jumlah pelayanan (server).
Sedangkan karakterisitik dari antrian yang digunakan yaitu FIFO (first in, firs out) yaitu
pelayanan dilakukan pada pelanggan yang telah datang dan mengambil nomor antrian terlebih
dahulu.
2. Model antrian yang digunakan pada sistem antrian dengan skenario penambahan satu server yaitu
model antrian jalur berganda (M/M/S), karena jumlah server lebih dari satu yaitu tiga. Sedangkan
untuk model antrian pada sistem antrian dengan skenario pengurangan satu server yaitu model
antrian jalur tunggal (M/M/1) dimana jumlah server yang beroperasi hanya satu.
3. Kinerja sistem antrian pelanggan di loket pengambilan paspor saat ini menerapkan dua loket,
dapat dijelaskan bahwa dengan rata-rata tingkat kedatangan sebesar 58 pelanggan / jam dan
tingkat pelayanan rata-rata sebesar 26 pelanggan/jam, kinerja sistem antrian pada loket
pengambilan paspor saat ini menunjukkan bahwa Faktor utilitas () = 1%, Rata-rata jumlah
pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 60,36 orang, Rata-rata jumlah pengambil paspor
dalam sistem (Ls) = 62,36 orang, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq)
= 1,16 jam, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 1,2 jam,
Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0, tingkat efisiensi tenaga kerja = 89,65%, dan
tingkat efisiensi modal = 89,65%
4. Kinerja sistem antrian dan tingkat efisiensi pada skenario penambahan satu server sehingga sever
yang beroperasi menjadi tiga, menunjukan bahwa Faktor utilitas () = 0,74 %, Rata-rata jumlah
pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 1,62 orang, Rata-rata jumlah pengambil paspor
dalam sistem (Ls) = 3,85 orang, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq) =
0,03 jam, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 0,07 jam,
Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0,08, tingkat efisiensi tenaga kerja = 134,48%,
dan tingkat efisiensi modal = 134,48%
5. Kinerja sistem antrian dan tingkat efisiensi pada skenario pengurangan satu server sehingga sever
yang beroperasi menjadi satu, menunjukan bahwa Faktor utilitas () = 1%, Rata-rata jumlah
pengambil paspor dalam baris antrian (Lq) = 69,19 orang, Rata-rata jumlah pengambil paspor
43
dalam sistem (Ls) = 70,19 orang, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam antrian (Wq)
= 2,66 jam, Rata-rata waktu yang dihabiskan satu orang dalam seluruh sistem (Ws) = 2,7 jam,
Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (P0) = 0, tingkat efisiensi tenaga kerja = 44,82%, dan
tingkat efisiensi modal = 44,82%
6. Dari hasil analisis ketiga sistem antrian tersebut, sistem antrian dengan tiga server memiliki
kinerja yang paling baik dan tingkat efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan sistem antrian
yang saat ini telah diterapkan dan sistem antrian dengan satu server. Karena itu, sistem antrian
dengan tiga server ini cocok untuk diterapkan pada sistem antrian pengambilan paspor di Kantor
Imigrasi Kelas I Bandung terutama pada jam sibuk yaitu saat pagi hingga siang.
5.2 Saran
Saran yang diberikan kepada Kantor Imigrasi Kelas I Bandung adalah:
Hasil analisis dan perbandingan kinerja sistem antrian dan tingkat efisiensi dari ketiga model
sistem antrian tersebut menunjukan bahwa untuk meningkatkan kinerja dan tingkat efisiensi dari
sistem antrian pengambilan paspor yang saat ini telah diterapkan oleh Kantor Imigrasi Bandung,
sebaiknya dilakukan penambahan satu server sehingga jumlah server menjadi tiga. Hal tersebut
dikarenakan adanya peningkatan kinerja dan tingkat efisiensi pada sistem antrian saat server yang
beroperasi berjumlah tiga. Dengan diterapkannya sistem antrian pengambilan paspor yang dilayani
oleh tiga server, maka rata-rata panjang antrian dan waktu tunggu dapat berkurang, efisiensi modal
dan tenaga kerja dapat meningkat dibandingkan baik dengan sistem anrian yang saat ini telah
diterapakan maupun sistem antrian dengan satu server. Selain itu, untuk mengoptimalkan sistem
antrian, diperlukan tingkat efisiensi yang paling besar, dalam hal ini, sistem antrian dengan
penambahan satu server menghasilkan tingkat efisiensi yang palin besar dibandingkan dengan sistem
antrian kondisi real dan sistem antrian dengan pengurangan satu server.
44
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler. (2006). Metode Riset Bisnis (Edisi Kesembilan). Jakarta:
Media Global Edukasi.
Direktorat
Jenderal Imigrasi.
(2014).
Profil
Kantor
Imigrasi
Kelas
I Bandung,
[Online].
Jenderal
Imigrasi.
(2014).
Sejarah
Kantor
Imigrasi,
[Online].
Misi,
[Online].
Jenderal
Imigrasi.
(2014).
Visi
dan
Tugas Akhir Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta: tidak diterbitkan.
Sekaran, Uma. (2011). Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi Keempat). Jakarta: Salemba
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
46
Empat.